47
4.3.1. Fluktuasi Harga BBM
Distribusi jawaban responden terhadap ke-10 item pernyataan tentang fluktuasi harga BBM dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang
Fluktuasi Harga BBM
Pernyataan Sangat
setuju Setuju Tidak
setuju Sangat
tidak setuju
Total
Fluktuasi Harga BBM n n n n n
Menurut saya, naik turunnya harga BBM
tergantung kepada harga minyak dunia
25 83.3 5 16.7
0 0.0 0 0.0 30 100.0
Menurut saya, Pemerintah harus bisa mengendalikan
naik turunnya harga BBM 19 63.3
7 23.3 4 13.3
0 0.0 30 100.0
Menurut saya, tidak ada keharusan bagi Pemerintah
untuk menaikkan harga BBM
22 73.3 3 10.0 5 15.7
0 0.0 30 100.0
Menurut saya, yang paling merasakan dampak buruk
kenaikan harga BBM adalah masyarakat miskin
18 60.0 7 23.3
5 16.7 0 0.0 30 100.0
Menurut saya, pemerintah kurang mempertimbangkan
dampak kenaikan harga BBM terhadap masyarakat
miskin dan pedagang 25 83.3
5 16.7 0 0.0 0 0.0 30 100.0
Menurut saya, sebelum menaikkan harga BBM,
pemerintah sebaiknya melakukan survey agar
kenaikan harga BBM tidak terlalu memberatkan
19 63.3 6 20.0
5 16.7 0 0.0 30 100.0
Jika kebijakan pemerintah tidak tepat, maka kenaikan
22 73.3 4 13.3
4 13.3 0 0.0 30 100.0
Universitas Sumatera Utara
48
harga BBM justru menimbulkan
kesengsaraan bagi masyarakat miskin
Masyarakat pedagang pada umumnya menilai bahwa
kenaikan harga BBM selalu menimbulkan
kesengsaraan 18 60.0
7 23.3 4 13.3
1 3.3 30 100.0
Masyarakat luas selalu sinis jika mendengar isu
bahwa pemerintah
menaikkan harga BBM 22 73.3
4 13.3 4 13.3
0 0.0 30 100.0
Kenaikan harga BBM membuat masyarakat
lemah panik dan bingung 20 66.7
6 20.0 4 13.3
0 0.0 30 100.0
Sumber : Hasil penelitian 2015 data diolah Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa ditinjau dari ketergantungan harga BBM
terhadap harga minyak dunia, mayoritas responden 83.3 menjawab sangat setuju bahwa naik turunnya harga BBM tergantung kepada harga minyak dunia.
Hal ini membuktikan bahwa responden pada umumnya menyadari hubungan antara harga BBM dalam negeri dengan harga minyak dunia.
Ditinjau dari pengaruh kontrol pemerintah atas naik turunnya harga BBM, mayoritas responden 63.3 menjawab sangat setuju bahwa Pemerintah harus
bisa mengendalikan naik turunnya harga BBM. Hal ini berarti bahwa responden menyadari betapa pentingnya peran pemerintah dalam mengendalikan fluktuasi
harga BBM. Ditinjau dari keharusan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM,
mayoritas responden 73.3 menjawab sangat setuju bahwa tidak ada keharusan
Universitas Sumatera Utara
49
bagi Pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Hal ini berarti bahwa pada umumnya responden meyakini bahwa naik turunnya harga BBM sangat
bergantung kepada itikad atau kebijakan pemerintah. Ditinjau dari pihak yang paling merasakan dampak kenaikan BBM,
mayoritas responden 60.0 menjawab sangat setuju bahwa yang paling merasakan dampak buruk kenaikan harga BBM adalah masyarakat miskin. Hal ini
menggambarkan bahwa pada umumnya responden menyadari bahwa masyarakat miskin adalah pihak yang paling merasakan dampak negatif dari kenaikan harga
BBM. Ditinjau dari pertimbangan pemerintah atas dampak kenaikan BBM,
mayoritas responden 83.3 menjawab sangat setuju bahwa pemerintah kurang mempertimbangkan dampak kenaikan harga BBM terhadap masyarakat miskin
dan pedagang. Hal ini menggambarkan bahwa pada umumnya responden meyakini bahwa kebijakan menaikkan harga BBM lebih berpihak kepada
kelompok menengah ke atas. Ditinjau dari harapan terhadap kebijakan pemerintah, mayoritas responden
63.3 menjawab sangat setuju bahwa sebelum menaikkan harga BBM, pemerintah sebaiknya melakukan survey agar kenaikan harga BBM tidak terlalu
memberatkan. Ditinjau dari dampak kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga BBM,
mayoritas responden 73.3 menjawab sangat setuju bahwa jika kebijakan pemerintah tidak tepat, maka kenaikan harga BBM justru menimbulkan
kesengsaraan bagi masyarakat miskin.
Universitas Sumatera Utara
50
Ditinjau dari dampak buruk kenaikan harga BBM, mayoritas responden 60.0 menjawab sangat setuju bahwa pada umumnya kenaikan harga BBM
selalu menimbulkan kesengsaraan. Hal ini membuktikan bahwa banyak anggota masyarakat yang benar tidak siap dengan kenaikan harga BBM karena takut
menimbulkan kesengsaraan. Ditinjau dari kesensitifan terhadap isu kenaikan harga BBM oleh
pemerintah, mayoritas responden 73.3 menjawab sangat setuju bahwa masyarakat luas selalu sinis jika mendengar isu bahwa pemerintah menaikkan
harga BBM. Hal ini menggambarkan tingkat kepekaan dan kekuatiran masyarakat terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kenaikan harga BBM.
Ditinjau dari kepanikan dan kebingungan akibat kenaikan harga BBM, mayoritas responden 66.7 menjawab sangat setuju bahwa knaikan harga BBM
membuat masyarakat lemah panik dan bingung. Hal ini berarti ada kepanikan dan kebingungan di kalangan masyarakat luas sehubungan dengan issu kenaikan
harga BBM. Selanjutnya, berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden tentang
penghasilan rumah tangga tersebut di atas, fluktuasi harga BBM dikelompokkan kedalam 3 kategori yakni tinggi, sedang dan rndah dengan distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Kategori Persepsi Responden Tentang Fluktuasi Harga BBM
Kategori Persepsi Tentang Fluktuasi Harga BBM
Jumlah Persentase
Tinggi nilai rata-rata 15
50.0 Sedang =rata-rata
4 13.3
Universitas Sumatera Utara
51
Rendah rata-rata 11
36.7
Jumlah 30 100,0
Sumber : Hasil penelitian 2015 data diolah
Tabel 5.5 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 15 orang 50.0 menganggap fluktuasi harga BBM tergolong tinggi, 4 orang 13.3
menganggap fluktuasi harga BBM tingkat sedang dan 11 orang 36.7 menganggap fluktuasi harga BBM tergolong rendah. Dengan demikian, mayoritas
responden menganggap fluktuasi harga BBM tergolong tinggi yakni sebanyak 15 orang 50.0. Grafik fluktuasi harga BBM dapat dilihat pada gambar berikut ;
5 10
15
Tinggi Sedang
Rendah
Gambar 45. Grafik Fluktuasi Harga BBM 4.3.2.
Penjualan Pedagang Tradisional
Distribusi jawaban responden terhadap ke-10 item pernyataan tentang penjualan pedagang tradisional dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang
Penjualan Pedagang Tradisional Pernyataan
Sangat setuju
Setuju Tidak setuju
Sangat tidak
Total
Universitas Sumatera Utara
52
setuju Penjualan Pedagang
Tradisional N n n n n
Kenaikan harga BBM umumnya berpengaruh
kepada daya beli masyarakat golongan
lemah 25 83.3
4 13.3 1 3.3 0 0.0 30 100.0
Menurut pengalaman saya, jika harga BBM naik
tingkat penjualan saya
menurun drastis 19 63.3
9 30.0 2 6.7 0 0.0 30 100.0
Kenaikan harga BBM membuat masyarakat
enggan berbelanja 23 76.7
5 16.7 1 3.3 1 3.3 30 100.0
Naiknya harga BBM menyebabkan modal
penjualan meningkat tetapi penjualan menurun
22 73.3 7 23.3
1 3.3 0 0.0 30 100.0
Naik turunnya harga BBM selalu meresahkan
pembeli sehingga
pendapatan menurun drastis
17 56.7 12 40.0 1 3.3 0 0.0 30 100.0
Kondisi pasar tradisional sangat dipengaruhi oleh
naik turunnya harga BBM 22 73.3
7 23.3 1 3.3 0 0.0 30 100.0
Naiknya harga BBM membuat perekonomian
pasar tradisional merosot tajam
13 43.3 11 36.7 6 20.0
0 0.0 30 100.0
Naiknya harga BBM membuat banyak
pedagang pasar tradisional berhenti berjualan
16 53.3 12 40.0 2 6.7 0 0.0 30 100.0
Naiknya harga BBM membuat pedagang mulai
mengalihkan usahanya 15 50.0 14 46.7
1 3.3 0 0.0 30 100.0
Naik harga BBM membuat masyarakat
16 53.3 11 36.7 3 10.0
0 0.0 30 100.0
Universitas Sumatera Utara
53
mulai menghemat pengeluaran sehingga
penjualan pedagang tradisional juga menurun
Sumber : Hasil penelitian 2015 data diolah Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa ditinjau dari pengaruh kenaikan harga
BBM terhadap daya beli masyarakat golongan lemah,mayoritas responden 83.3 sangat setuju bahwa kenaikan harga BBM umumnya berpengaruh
kepada daya beli masyarakat golongan lemah. Ditinjau dari dampak kenaikan harga BBM terhadap penurunan
penjualan, mayoritas responden 63.3 menjawab sangat setuju bahwa jika harga BBM naik tingkat penjualan saya menurun drastis. Hal ini menggambarkan
adanya hubungan linier antara kenaikan harga BBM dengan fluktuasi harga. Ditinjau dari keengganan berbelanja, mayoritas responden 76.7
menjawab sangat setuju bahwa kenaikan harga BBM membuat masyarakat enggan berbelanja. Hal ini menggambarkan bahwa kenaikan harga BBM memberi
dampak negatif seperti keengganan berbelanja sehingga pada akhirnya akan menimbulkan penurunan penjualan pedagang. Ditinjau dari dampak kenaikan
harga BBM terjhadap modal kerja dan penjualan, mayoritas responden 73.3 menjawab sangat setuju bahwa naiknya harga BBM menyebabkan modal
penjualan meningkat tetapi penjualan menurun. Ditinjau dari keresahan pembeli sehubungan dengan kenaikan harga BBM,
mayoritas responden 56.7 menjawab sangat setuju bahwa naik turunnya harga BBM selalu meresahkan pembeli sehingga pendapatan menurun drastis. Hal in
Universitas Sumatera Utara
54
menggambarkan bahwa naik turunnya harga BBM pada umumnya selalu meresahkan pembeli sehingga berdampak negatif terhadap penjualan pedagang.
Ditinjau dari kondisi pasar tradisional sehubungan dengan kenaikan harga BBM, mayoritas responden 73.3 sangat setuju bahwa kondisi pasar tradisional
sangat dipengaruhi oleh naik turunnya harga BBM. Ditinjau dari merosotnya kondisi perekonomian pasar tradisional, mayoritas responden 43.3 sangat
setuju bahwa naiknya harga BBM membuat perekonomian pasar tradisional merosot tajam. Ditinjau dari berhentinya aktifitas pedagang tradisional
sehubungan dengan kenaikan harga BBM, mayoritas responden 53.3 sangat setuju bahwa naiknya harga BBM membuat banyak pedagang pasar tradisional
berhenti berjualan. Ditinjau dari peralihan usaha pedagang tradisional sehubungan dengan
kenaikan harga BBM, mayoritas responden 50.0 sangat setuju bahwa naiknya harga BBM membuat pedagang mulai mengalihkan usahanya. Hal ini
menggambarkan bahwa dampak negatif yang ditimbulkan oleh kenaikan harga BBM sangat luas bahkan mendorong para pedagang untuk beralih usaha ke usaha
lainnya. Ditinjau dari penghematan pengeluaran masyarakat akibat kenaikan harga
BBM, mayoritas responden 53.3 menjawab sangat setuju bahwa naik harga BBM membuat masyarakat mulai menghemat pengeluaran sehingga penjualan
pedagang tradisional juga menurun. Hal ini berarti bahwa kenaikan harga BBM memberikan dampak buruk terutama bagi para pedagang tradisional.
Universitas Sumatera Utara
55
Selanjutnya, berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden tentang penjualan pedagang tradisional tersebut di atas, pendapatan pedagang tradisioinal
dikelompokkan kedalam 3 kategori yakni tinggi, sedang dan rendah dengan distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.8 Kategori Penjualan Pedagang Tradisional
Kategori Penjualan Pedagang Tradisional
Jumlah Persentase
Tinggi nilai rata-rata 11
36.7 Sedang = rata-rata
4 13.3
Rendah rata-rata 15
50.0
Jumlah 30 100,0
Sumber : Hasil penelitian 2015 data diolah
Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa dari 30 responden penelitian, 11 orang 36.7 menyatakan pendapatan tinggi, 4 orang 13.3 menyatakan penjualan
sedang dan 15 orang 50.0 menyatakan penjualan rendah. Dengan demikian, mayoritas responden menyatakan penjualan rendah yakni sebanyak 15 orang
50.0. Berikut ini adalah grafik penjualan pedagang tradisional di Pasar Tradisional Perumnas Simalingkar :
5 10
15
Tinggi Sedang
Rendah
Universitas Sumatera Utara
56
Gambar 4.5. Grafik Penjualan Pedagang Tradisional
4.4. Analisis Data 4.4.1. Uji Normalitas