9
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Total Hutang PT.Gudang Garam Tbk yang mengalami kenaikan dari tahun 2011 hingga 2013. Kenaikan hutang diikuti
oleh penurunan harga saham selama tahun tersebut. Hal Ini sesuai dengan pernyataan Acheampong 2014 dan Yunina 2013 yang menyatakan bahwa
Leverage berpengaruh negatif terhadap Return saham. Sementara hal yang berbeda ditunjukkan oleh Solechan 2009 yang menyatakan bahwa Leverage
berpengaruh positif terhadap Return saham. Pada Tabel 1.1 juga terlihat Total Aktiva sebagai gambaran dari ukuran
perusahaan. Kenaikan Total Aktiva PT.Bank BRI selama tahun 2011 hingga 2013 diikuti dengan kenaikan harga saham perusahaan. Ini sesuai dengan pernyataan
Acheampong 2014 dan Fransiska 2013 yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Return saham. Hal ini tidak sejalan
dengan pernyataan Ismanto 2011 yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap Return saham.
Berdasarkan uraian fenomena dan perbedaan hasil dari penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan
mengambil judul :
“Studi Empiris terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Return Saham Perusahaan Indeks LQ45 di Indonesia ”
periode 2011 sampai 2013.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apakah Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas
Universitas Sumatera Utara
10
Pendanaan, Leverage, dan Ukuran perusahaan Size berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan
”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas
Pendanaan, Leverage dan Ukuran Perusahaan Size terhadap Return Saham perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dalam pengambilan
keputusan investasi saham terutama informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return saham dan sebagai bahan masukan dalam menentukan
perusahaan mana yang dapat memberikan tingkat return yang diharapkan. 2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan
serta sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan perusahaan untuk meningkatkan return saham perusahaan.
3. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return saham seperti arus kas, leverage dan ukuran perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
11
4. Bagi Penelitian Berikutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan acuan dalam
melakukan penelitian mengenai arus kas, leverage dan ukuran perusahaan dimasa akan datang.
Universitas Sumatera Utara
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Pasar Modal
Brigham 2010:190 mengatakan bahwa Pasar Modal merupakan pasar keuangan untuk hutang jangka menengah dan jangka panjang serta saham
perseroan. Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa
diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta
Husnan, 1994:3. Sjahrial 2007:15 juga mengungkapkan bahwa pasar modal dalam arti sempit merupakan kegiatan yang mempertemukan penjual
dan pembeli dana jangka panjang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995
tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Menurut Tandelilin 2001:14 Pasar Modal di Indonesia terbagi atas dua jenis yaitu:
1 Pasar Perdana Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya
kepada investor umum untuk pertama kalinya atau biasa disebut Initial Public Offering IPO.
Universitas Sumatera Utara
13
2 Pasar Sekunder Setelah sekuritas emiten dijual dipasar perdana, selanjutnya sekuritas
bisa diperjualbelikan oleh dan antar investor dipasar sekunder. Pasar sekunder biasanya dimanfaatkan untuk perdagangan saham biasa,
saham preferen, obligasi, waran maupun sekuritas derivatif.
2.1.2 Investasi
Menurut Tandelilin 2001:3 investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Tingkat keuntungan investasi dalam saham di pasar modal sangat ditentukan oleh
harga saham yang bersangkutan. Oleh karena itu untuk memprediksi return yang akan diterima pemodal harus mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi harga saham. Pada dasarnya, tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi
oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan. Hal ini berkaitan dengan analisis sekuritas yang umumnya
dilakukan investor sebelum membeli atau menjual saham. Menurut Husnan 2001:315 untuk menganalisis dan menyeleksi harga saham terdapat dua
pendekatan dasar yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
1 Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan alat analisis yang disusun berdasarkan atas data-data histories perusahaan yaitu data-data yang telah lewat yaitu
berupa laporan keuangan. Analisis ini sering disebut dengan company
Universitas Sumatera Utara
14
analysis Ang, 1997 dalam Husnan, 2001:348. Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham mempunyai landasan yang kuat
yang disebut nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan
prospeknya dimasa yang akan datang.
2 Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham kondisi pasar dengan mengamati perubahan harga saham tesebut kondisi
pasar diwaktu yang lalu Husnan, 2001:349. Analisis teknikal menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti harga saham, indeks
harga saham baik individual maupun gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknik.
2.1.3 Laporan Keuangan
2.1.3.1 Pengertian laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka- angka yang tertulis diatasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-
aset nyata yang berada di balik angka tersebut Brigham, 2010:84. Menurut Munawir 2007:2 Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil
dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
15
Laporan Keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, dimana setiap transaksi diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian
rupa sehingga laporan akhirpun disajikan. Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Fahmi 2006:16 menjelaskan bahwa laporan keuangan adalah
neraca dan perhitungan laba laporan perubahan posisi keuangan misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan, dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggung jawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
2.1.3.2 Arus Kas
Laporan Arus kas menurut Brealey, et al 2007:64 adalah laporan keuangan yang memperlihatkan penerimaan kas dan pembayaran kas
perusahaan selama suatu periode waktu. Laporan arus kas menurut Brigham 2010:98 adalah laporan yang melaporkan dampak aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan suatu perusahaan pada arus kas sepanjang periode akuntansi. Laporan arus kas menyediakan informasi
yang berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi, mempertahankan dan memperluas kapasitas operasinya,
memenuhi kewajiban keuangannya dan membayar dividen.
Universitas Sumatera Utara
16
Sedangkan menurut Greuning 2005:43 laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan arus kas selama periode pelaporan, yang di
klasifikasikan menjadi aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Sementara Arus Kas merupakan arus masuk dan arus keluar
atas kas dan setara kas Greuning, 2005:44 Laporan Arus Kas terdiri dari tiga komponen yaitu:
a Arus Kas Operasi
Arus Kas Operasi menurut Brigham 2010:98 meliputi laba bersih, penyusutan, dan perubahan dalam modal kerja selain kas dan utang jangka
pendek. Aktivitas operasi merupakan aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain selain aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan Greuning, 2005:44. Terdapat dua metode alternatif pelaporan arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan arus kas. Kedua
metode tersebut adalah: 1. Metode langsung
Metode ini melaporkan sumber kas operasi dan penggunaan kas operasi. Sumber utama kas operasi adalah kas yang diterima dari para
pelanggan. Sedangkan penggunaan utama dari kas operasi meliputi kas yang dibayarkan kepada pemasok atas barang dan jasa serta kas
yang dibayarkan kepada pegawai sebagai upah. Perbedaan antara penerimaan kas dan pembayaran kas dalam suatu operasi merupakan
arus kas bersih dari aktivitas operasi.
Universitas Sumatera Utara
17
2. Metode tidak langsung Metode ini melaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan laba
bersih dan kemudian disesuaikan dengan pendapatan serta beban yang tidak melibatkan penerimaan atau pembayaran kas. Dengan kata lain,
laba bersih akrual disesuaikan dengan menentukan jumlah bersih arus kas dari aktivitas.
b Arus Kas Investasi
Arus Kas Investasi menurut Brigham 2010:98 meliputi pembelian atau penjualan aset tetap. Ginting 2012 Arus Kas Investasi merupakan
arus kas yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkkan pendapatan dan
arus kas masa depan dan melibatkan aset jangka panjang. Aktivitas investasi merupakan perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang dan
investasi selain investasi setara kas Greuning, 2005:44.
c Arus Kas Pendanaan
Arus Kas Pendanaan menurut Brigham 2010:98 meliputi penerimaan kas melalui penerbitan hutang jangka pendek, hutang jangka
panjang, saham, menggunakan kas untuk membayar deviden, membeli kembali saham atau obligasi yang beredar. Greuning 2005:44
menyatakan bahwa Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan ukuran dan komposisi modal ekuitas dan
pinjaman perusahaan. Naimah 2000 dalam Ginting 2012 mengatakan bahwa Arus Kas Pendanaan merupakan arus kas yang diperoleh karena
Universitas Sumatera Utara
18
adanya kegiatan peminjaman dan pembayaran hutang, perolehan sumber daya dari pemilik perusahaan, serta pemberian imbalan atas investasi bagi
pemilik perusahaan
2.1.4 Analisis Laporan Keuangan
2.1.4.1 Analisis Rasio Keuangan
Dengan mengadakan analisa terhadap pos-pos neraca akan diketahui atau diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan
analisa terhadap laporan laba rugi akan memperoleh gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan. Laporan
keuangan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan suatu
perusahaan beserta hasil-hasil yang telah dicapai. Laporan keuangan tersebut selanjutnya dapat dianalisis guna mendukung keputusan
manajemen. Salah satu alat untuk analisis laporan keuangan adalah dengan
analisis rasio yang digunakan untuk mengetahui keadaan dan kecenderungan serta mengukur kinerja manajemen. Melalui analisis rasio
dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk menilai kinerja manajemen apakah telah mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan mengetahui sejak
dini kecenderungan atau trend atas prestasi manajemen sehingga dapat dilakukan antisipasi lebih dini.
Universitas Sumatera Utara
19
Brigham 2010:134 membagi rasio keuangan menjadi 5 bagian yaitu:
1 Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas
dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya. Rasio Likuiditas yang sering di bahas terdiri dari 2 yaitu Rasio Lancar
Current Ratio dan Rasio Cepat Quick Ratio. 2 Rasio Manajemen Aset
Rasio Manajemen Aset yaitu rasio yang mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan mengukur asetnya. Rasio ini terbagi atas Rasio
perputaran persediaan, Jumlah hari penjualan belum tertagih, Rasio perputaran aset tetap, dan Rasio perputaran total aset.
3 Rasio Manajemen Hutang Rasio manajemen hutang Leverage adalah rasio yang mengukur
sampai sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan melalui hutang. Rasio ini terdiri dari Rasio Utang Debt Ratio, Rasio kelipatan
pembayaran bunga,dan Rasio Cakupan EBITDA. 4 Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada
hasil operasi. Rasio profitabilitas terdiri dari Margin laba atas penjualan, Pengembalian atas total aset, Rasio kemampuan dasar untuk
menghasilkan laba, dan Pengembalian ekuitas biasa.
Universitas Sumatera Utara
20
5 Rasio Nilai Pasar Rasio Nilai Pasar merupakan sekumpulan rasio yang menghubungkan
harga saham perusahaan dengan laba, arus kas, dan nilai buku persahamnya. Rasio ini terdiri dari Rasio hargalaba, Rasio hargaarus
kas, dan Rasio nilai pasarnilai buku.
2.1.4.2 Leverage
Bagi Investor ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan, yaitu
rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. Ketiga rasio ini secara umum selalu menjadi perhatian investor karena secara dasar dianggap
sudah merepresentatifkan analisis awal tentang kondisi suatu perusahaan. Rasio solvabilitas atau Leverage merupakan rasio yang
menunjukkan bagaimana perusahaan mampu untuk mengelola hutangnya dalam rangka memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi
kembali hutangnya. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban dalam jangka panjang.
Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibanding total asetnya. Namun bukan berarti
perusahaan yang tidak solvabel namun likuid tidak bisa menjalankan aktivitasnya. Karena dengan kemampuan likuiditas yang dimiliki sangat
memungkinkan perusahaan tersebut untuk bisa mengembalikan hutangnya dengan cepat dan tepat.
Universitas Sumatera Utara
21
Menurut Sugiarto 2009:102 Leverage memiliki koefisien negatif signifikan yang menyatakan hubungan negatif antara penggunaan leverage
dengan harga saham. Penggunaan leverage yang tinggi direspon pasar dengan penurunan harga saham. Penurunan harga saham akan
mengakibatkan menurunnya return saham perusahaan. Jenis leverage terbagi menjadi dua yaitu leverage operasi
operating leverage dan leverage keuangan financial leverage: 1. Leverage Operasi Operating Leverage merupakan ukuran bagi risiko
operasi yang dapat diketahui dari biaya tetap untuk kegiatan operasi dan dapat dilihat melalui laporan laba rugi. Operating Leverage timbul
karena adanya biaya operasi tetap yang digunakan dalam perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Biaya operasi tetap tidak berubah
dengan adanya perubahan penjualan, maka operating leverage dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan di dalam menggunakan
biaya operasi tetap untuk memperbesar pengaruh dari perubahan penjualan terhadap laba sebelum bunga dan pajak.
2. Leverage Keuangan Financial Leverage merupakan ukuran bagi risiko keuangan dan dapat diketahui dari biaya tetap dari dana utang
yang digunakan. Jika financial leverage tinggi maka akan menyebabkan risiko keuangan yang tinggi juga sehingga biaya modal juga tinggi.
Financial Leverage merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Jika perusahaan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
22
hutang semakin banyak, maka semakin besar beban tetap berupa bunga dan angsuran pokok pinjaman yang harus dibayar.
Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur leverage perusahaan yaitu dengan menggunakan Debt to Equity Ratio. Rasio utang
terhadap total ekuitas Debt to Equity Ratio diperoleh dari membagi total hutang perusahaan dengan total ekuitasnya. Rasio ini menggambarkan
mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari utang jangka panjang dan modal yang berasal dari ekuitas. Jika rasio ini
semakin besar, menunjukkan bahwa struktur modal yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada.
Menurut Indra 2006:90 Debt to Equity Ratio DER yang semakin besar akan mengakibatkan risiko financial perusahaan yang
semakin tinggi. Penggunaan hutang yang semakin besar akan mengakibatkan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar
hutang. Investor biasanya selalu menghindari risiko, maka semakin tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut semakin dihindari
investor, sehingga harga saham akan semakin rendah.
2.1.5 Ukuran Perusahaan Size
2.1.5.1 Pengertian Perusahaan
Perusahaan menurut Griffin dan Ebert 2006:110 adalah bisnis yang secara hukum dianggap sebagai satu entitas yang terpisah dari
pemilik-pemiliknya dan bertanggung jawab atas hutang-hutangnya sendiri. Tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
23
Penetapan tujuan yang benar akan sangat berpengaruh pada proses pencapaian tujuan dan pengukuran kinerja nantinya. Kesalahan
menentukan tujuan akan berakibat pada kesalahan strategi yang diambil. Perusahaan adalah suatu organisasi yang menggabungkan dan
mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang dan atau jasa untuk dijual Salvatore, 2005:8.
2.1.5.2 Ukuran Perusahaan Size
Ukuran perusahaan menurut Ibrahim 2008:19 merupakan suatu skala pengklasifikasian besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara
antara lain dengan total aktiva, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain- lain. Menurut Jaelani 2001 dalam Adiwiratama 2012:8 ukuran
perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari besar
kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperoleh.
Perusahaan yang besar memiliki aktiva yang besar pula dan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba
yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Selain itu, juga dapat memberikan kepastian untuk prospek masa depan perusahaan bagi
investor dalam memprediksi risiko yang akan terjadi jika berinvestasi. Ismail 2004 dalam Adiwiratama 2012:9 menyatakan bahwa
besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang
Universitas Sumatera Utara
24
dihadapi perusahaan berkaitan dengan operasinya. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar lebih menganekaragamkan risiko dalam
menjalankan usahanya untuk memperoleh keuntungan investasi yang maksimal.
2.1.6 Return Saham
Menurut Ang dalam Solechan 2009 konsep return kembalian adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang
dilakukannya. Return saham merupakan income yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya diperusahaan tertentu.
Tandelilin 2001:48 menyebutkan bahwa sumber return saham terdiri dari dua komponen utama yaitu yield dan capital gain loss. Yield
merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika kita membeli saham
maka yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang diperoleh. Sedangkan capital gain loss adalah kenaikan penurunan harga suatu surat berharga
yang bisa memberikan keuntungan kerugian bagi investor. Investor akan mempertimbangkan tingkat imbalan yang diharapkannya
expected return dimasa yang akan datang untuk suatu investasi yang dilakukannya saat ini. Imbal hasil yang direalisasikannya belum tentu sesuai
dengan yang diharapkannya, ketidakpastian ini disebut risiko. Return saham dapat dihitung menggunakan rumus :
Universitas Sumatera Utara
25
Return yang tinggi menunjukkan saham memiliki tingkat keuntungan yang tinggi pula, sehingga investor dapat menggunakannya sebagai patokan
kapan saat yang tepat untuk berinvestasi dengan melakukan pembelian saham atau menunda investasi agar tidak mengalami kerugian.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan return saham adalah sebagai berikut:
1. Acheampong, et al 2014 dalam penelitiannya yang berjudul The Effect of Financial Leverage and Merket Size on Stock Returns on the Ghana
stock Exchange: Evidence from Selected Stocks in the Manufacturing Sector. Periode waktu yang digunakan adalah 2006-2010 dengan
menghasilkan kesimpulan bahwa Financial Leverage berpengaruh negatif terhadap return saham dan Market Size berpengaruh positif
terhadap return saham. 2. Fransiska 2013 dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Laporan Arus
Kas, Laba Kotor, Ukuran Perusahaan, DER terhadap Return Saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Food and Beverages yang
terdaftar di BEI periode 2009-2011 dengan jumlah sampel berdasarkan kriteria sebanyak 17 perusahaan. Penelitian ini berkesimpulan bahwa
secara parsial hanya ukuran perusahaan dan laporan arus kas aktivitas pendanaan yang berpengaruh signifikan terhadap return saham, namun
secara simultan laporan arus kas aktivitas operasi, investasi, pendanaan,
Universitas Sumatera Utara
26
laba kotor, ukuran perusahaan, debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham.
3. Yunina, et al 2013 dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage, dan Laba terhadap Return Saham pada Perusahaan
Aneka Industri di Indonesia. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 42 perusahaan selama periode 2007-2011. Hasil penelitian ini
mengindentifikasikan bahwa risiko sitematik, leverage, dan laba secara simultan berpengaruh positif terhadap return saham. Sedangkan secara
parsial risiko sistematik berpengaruh positif terhadap return saham, leverage berpengaruh negatif terhadap return saham dan laba
berpengaruh positif terhadap return saham. 4. Adiwiratama 2012 dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Informasi
Laba, arus Kas dan Size Perusahaan terhadap Return Saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur periode 2008-2010 dengan
total perusahaan yang menjadi sample adalah 46 perusahaan. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa perubahan arus kas operasi,
perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan, perubahan laba akuntansi, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh
terhadap return saham. Sedangkan secara parsial laporan arus kas pendanaan berpengaruh terhadap return saham.
5. Ginting 2012 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh Pertumbuhan Arus Kas dan Profitabilitas terhadap Return Saham
Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
27
sebanyak 45 perusahaan yang berasal dari indeks LQ45, dan diperoleh sampel sebanyak 20 perusahaan. Periode waktu yang digunakan yaitu
Agustus 2005 – Agustus 2010. Analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi linier berganda. Penelitian yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa secara simultan seluruh variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan secara parsial variabel arus kas operasi dan Return on Asset berpengaruh signifikan
terhadap return saham. 6. Ismanto 2011 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Book to Market Value, dan Beta terhadap Return Saham di BEI. Saham yang menjadi sampel adalah saham yang masuk
dalam Indeks LQ45 periode 2008-2010. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara simultan ukuran perusahaan, book to market value, dan
beta berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Sementara secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap return saham
dan beta berpengaruh positif terhadap return saham. 7. Solechan 2009 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Earning,
Manajemen Laba, IOS, Beta, Size dan Rasio Hutang terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Go Public di BEI menunjukkan bahwa
secara bersama-sama ke enam variabel berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial earning per share berpengaruh positif terhadap
return saham dan rasio hutang berpengaruh negatif terhadap return saham. Jenis perusahaan yang digunakan adalah perusahaan manufaktur
Universitas Sumatera Utara
28
dengan jumlah sample sebanyak 152 perusahaan yang telah melewati beberapa kriteria yang ditentukan.
8. Daniati dan Suhairi 2006 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan
Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 34 perusahaan yang
tergabung dalan Industri Textile dan Automotive selama tahun 1999- 2004. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Arus Kas Investasi, Arus
Kas Pendanaan, Laba Kotor dan Size perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap Expected Return Saham. Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Metode
Penelitian Hasil Penelitian
1 Acheampong,
et al 2014, International
Journal of Financial
Research The
Effect of
Financial Leverage
and Merket Size on
Stock Returns on the Ghana stock
Exchange: Evidence
from Selected
Stocks in
the Manufacturing
Sector. Dependen:
Return Saham Independen:
Financial Leverage dan
Market Size Least
Square Regression
Model Financial
Leverage berpengaruh
negatif terhadap return saham dan
Market
Size berpengaruh
positif terhadap return saham.
2 Fransiska
2013, e-Jurnal Binar
Akuntansi Pengaruh
Laporan Arus
Kas, Laba Kotor, Ukuran
Perusahaan, DER terhadap Return
Saham. Dependen:
Return Saham Independen:
Arus kas
operasi, arus kas investasi,
arus kas
pendanaan, laba
kotor, ukuran
perusahaan, dan DER.
Model Regresi
Data Panel ukuran
perusahaan dan laporan arus kas
aktivitas pendanaan
berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
Universitas Sumatera Utara
29
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
3 Yunina, et al
2013, Jurnal
Akuntansi Pengaruh Risiko
Sistematik, Leverage,
dan Laba
terhadap Return
Saham pada Perusahaan
Aneka Industri di Indonesia.
Dependen: Return saham
Independen: Risiko
Sistematik, Leverage, dan
Laba Model
Regresi Linier
Berganda risiko sistematik
berpengaruh positif terhadap
return saham,
leverage berpengaruh
negatif terhadap return saham dan
laba berpengaruh positif terhadap
return saham.
4 Adiwiratama
2012, Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan
Humanika JINAH
Pengaruh Informasi Laba,
arus Kas dan Size Perusahaan
terhadap Return Saaham.
Dependen: Return Saham
Independen: Informasi
Laba,
Arus Kas Operasi,
Arus Kas
Investasi, Arus
Kas Pendanaan,
Size Perusahaan
Model Regresi
Linier Berganda
secara parsial
laporan arus kas pendanaan
berpengaruh terhadap return
saham.
Secara simultan semua
variabel berpengaruh
terhadap Return saham.
5 Ginting
2012, Jurnal Wira
Ekonomi Mokroskil
Analisis Pengaruh
Pertumbuhan Arus Kas dan
Profitabilitas terhadap Return
Saham Perusahaan
LQ45 di Bursa Efek Indonesia
Dependen: Return Saham
Independen: Arus
Kas Operasi, Arus
Kas Investasi, Erus
Kas Pendanaan,
Return on
Asset, Return on
Equity, dan Net Profit
Margin Model
Regresi Linier
Berganda aruskas
operasi dan Return on
Asset berpengaruh
signifikan terhadap return
saham.
6 Ismanto
2011, Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan
Analisis Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Book to Market
Value, dan Beta terhadap Return
Saham di BEI. Dependen:
Return Saham Independen:
Ukuran Perusahaan,
Book
to Market Value,
dan Beta Model
Regresi Linier
Berganda ukuran
perusahaan berpengaruh
negatif terhadap return saham dan
beta berpengaruh positif terhadap
return saham.
Universitas Sumatera Utara
30
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
7 Solechan
2009, STMIK
HIMSYA Pengaruh
Earning, Manajemen
Laba, IOS, Beta, Size, dan Rasio
Hutang terhadap Return
Sahan pada Perusahaan
yang Go Public di BEI.
Dependen: Return Saham
Independen: Earning,
manajemen laba,
IOS, Beta,
Size, dan
Rasio Hutang
Model Regresi
Linier Berganda
Earning berpengaruh
positif terhadap return,
sedangkan rasio hutang
berpengaruh negatif terhadap
return saham
8 Daniati
2006, Simposium
Nasional Akuntansi 9
Padang Pengaruh
Kandungan Informasi
Komponen Laporan
Arus Kas, Laba Kotor,
dan Size
Perusahaan terhadap
Expected Return Saham
Dependen: Expected
Return Independen:
Arus
Kas Operasi, Arus
Kas Investasi, Arus
Kas Pendanaan,
Laba Kotor, dan Size
Model Regresi
Linier Berganda
Arus Kas
Investasi, Arus
Kas Pendanaan, Laba Kotor dan
Size berpengaruh terhadap
Expected Return Saham.
2.3 Kerangka Konseptual