BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Agency Theory Agency theory
menjelaskan hubungan atau kontrak antara principal dengan agent Anthony dan Govindarajan, 2005:269. Jensen dan Meckling
1976 mendefinisikan agency relationship sebagai suatu kontrak di mana satu orang atau lebih principal menyuruh orang lain agent untuk
melakukan tindakan atas namanya dan mendelegasikan sebagian wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Prinsip utama teori ini
menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang investor dengan pihak yang menerima wewenang manajer. Jika kedua
belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimalkan nilai perusahaan, maka diyakini agent akan bertindak dengan cara yang sesuai
dengan kepentingan principal, namun menurut teori ini hubungan antara principal
dengan agent pada hakekatnya sukar tercipta karena adanya tujuan yang saling bertentangan.
Masalah keagenan dapat terjadi dalam dua bentuk hubungan, yaitu 1 pemegang saham dengan manajer pemegang saham sebagai principal,
manajer sebagai agent; dan 2 kreditor dengan pemegang saham kreditor sebagai principal, pemegang saham sebagai agent. Hubungan pemegang
saham dengan manajer disebabkan adanya pemisahan kepemilikan dan
Universitas Sumatera Utara
kontrol. Hubungan antara pemegang saham dengan kreditor disebabkan oleh adanya dana kreditor yang digunakan pemegang saham untuk mendanai
proyek perusahaan di bawah kendali manajer Sugihen, 2003. Masalah keagenan dalam hubungan pemegang saham dengan
manajer potensial terjadi apabila proporsi kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari 100 Masdupi, 2005, sehingga membuat manajer
cenderung bertindak untuk kepentingan pribadi, bukan untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang berarti memaksimalkan nilai pemegang saham.
Konflik kepentingan ini dapat dikurangi dengan beberapa cara Bathala, et al
., 1994, antara lain : a. Meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen insider ownership
b. Meningkatkan rasio dividen terhadap laba bersih c. Meningkatkan sumber pendanaan melalui hutang
d. Kepemilikan saham oleh institusi institutional holdings Meningkatkan sumber pendanaan melalui hutang di lain pihak akan
menimbulkan konflik kepentingan antara kreditor dengan pemegang saham. Konflik ini dapat terjadi karena hutang berisiko risky debt, di mana ada
kemungkinan kreditor tidak menerima jumlah pembayaran penuh sesuai dengan perjanjian sebelum atau pada tanggal jatuh tempo, misalnya bila
perusahaan mengalami kegagalan Sugihen, 2003. Konflik kepentingan antara kreditor, pemegang saham, dan manajer timbul sebagai akibat dari
keputusan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan salah satu pihak,
Universitas Sumatera Utara
yang akan mengurangi kesejahteraan pihak lainnya Jensen dan Meckling, 1976.
2.1.2 Asymmetric Information Asymmetric information
adalah situasi di mana manajer memiliki informasi yang berbeda yang lebih baik mengenai kondisi atau prospek
perusahaan daripada yang dimiliki investor Brigham dan Houston, 1999:35. Asymmetric information
terdiri dari dua tipe Scott, 2004:8, yaitu : a. Adverse Selection, timbul karena manajer perusahaan dan pihak dalam
insiders memiliki informasi yang lebih banyak mengenai kondisi terkini atau prospek mendatang perusahaan dibanding dengan investor sebagai
pihak luar. b. Moral Hazard, timbul karena adanya pemisahan kepemilikan dan
pengendalian yang merupakan ciri entitas bisnis besar. Sesuai konsep efficient market hypothesis, adanya asymmetric
information membuat pasar merespon lemah terhadap penawaran nilai
perusahaan. Perusahaan dengan pengungkapan informasi yang tidak lengkap dianggap memiliki informasi buruk, sehingga akan mengalami penurunan
nilai. Perusahaan perlu memberikan signal kepada investor tentang informasi keuangan yang dapat dipercaya sehingga akan meningkatkan nilai
perusahaan, karena mengurangi ketidakpastian prospek perusahaan di masa depan Wolk, et al., 2003:294.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Signalling Theory Signalling theory
didasarkan pada asumsi bahwa manajer memiliki informasi yang lebih baik mengenai peluang investasi perusahaan daripada
investor dan tindakan manajer didasarkan pada kepentingan terbaik untuk para pemegang saham Myers, 1984. Signal adalah suatu tindakan yang
diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan Bigham dan Houston,
2001:36. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi
Jogiyanto, 2000:392. Informasi akuntansi yang dipublikasikan merupakan bentuk signal
manajemen mengenai prospek perusahaan di masa depan, karena menggambarkan strategi keuangan perusahaan yang terdiri dari keputusan
investasi, keputusan pendanaan, dan manajemen aset. Tujuan akhir dari strategi keuangan tersebut adalah menciptakan nilai perusahaan, yang berarti
juga menciptakan nilai bagi pemegang saham. Harga saham dan nilai perusahaan mengikhtisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa
baikkah keadaan suatu perusahaan, baik kinerja saat ini maupun prospek masa depannya. Peningkatan harga saham mengirimkan signal positif dari
investor kepada manajemen Brealey, et al., 2008:46. 2.1.4 Nilai Perusahaan
Perseroan perusahaan adalah bisnis yang diatur sebagai badan hukum terpisah yang dimiliki oleh pemegang saham Brealey, et al., 2008:8.
Universitas Sumatera Utara
Usaha ini dipisah dan dibedakan dari pemilik pemegang saham dan manajernya Brigham dan Houston, 2010:6. Tujuan utama manajemen
adalah maksimalisasi kekayaan pemegang saham, dengan
mempertimbangkan risiko dan waktu yang terkait dengan perkiraan laba per saham untuk memaksimalkan harga saham biasa perusahaan Brigham dan
Houston, 2010:7. Maksimalisasi kekayaan pemegang saham merupakan cerminan dari usaha maksimalisasi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang
tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi
Hermuningsih, 2013. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya Sujoko dan Soebiantoro, 2007. Nilai perusahaan pada dasarnya diukur dari
beberapa aspek, salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor atas
keseluruhan ekuitas yang dimiliki Wahyudi dan Pawestri, 2006. Harga pasar saham yang digunakan umumnya mengacu pada harga penutupan
closing price, karena dapat menggambarkan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar. Haga pasar saham dapat diukur dengan
menggunakan rasio Price to Book Value PBV untuk menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan Sukirni,
2012. PBV diperoleh dengan membandingkan harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham. Idealnya, harga pasar saham jika dibagi
Universitas Sumatera Utara
dengan nilai bukunya akan mendekati 1, tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa rasio ini akan lebih besar dari 1 terutama jika suatu perusahaan
mengalami pertumbuhan yang meyakinkan Tandelilin, 2010:323. Menurut konsep dasar Efficient Market Hypothesis EMH, harga
saham mencerminkan nilai perusahaan bila pasar modal dalam keadaan efisien. Pasar yang efisien dapat menunjukkan harga saham yang
mencerminkan keseluruhan informasi yang tersedia, berupa laporan tahunan perusahaan, pembagian dividen, pemecahan saham, laporan para analis pasar
modal, dan sebagainya. Hal ini berarti informasi akuntansi dalam arti bentuk dan isinya, yang merupakan bentuk pertanggungjawaban dari strategi
keuangan perusahaan dalam keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan manajemen aset, dapat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap nilai
perusahaan. 2.1.5 Investment Opportunity Set IOS
Keputusan investasi merupakan keputusan yang menyangkut pengalokasian dana yang berasal dari dalam maupun dana yang berasal dari
luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi Purnamasari, et al., 2009. Keputusan investasi dimulai dengan identifikasi peluang investasi, yang
sering disebut dengan proyek investasi modal. Keputusan investasi juga disebut dengan keputusan penganggaran modal, karena sebagian besar
perusahaan mempersiapkan anggaran tahunan yang terdiri dari investasi modal yang disahkan Brealey, et al., 2008:4.
Universitas Sumatera Utara
Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang investasi Wahyudi dan Pawestri, 2006.
Nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh suatu keputusan investasi Fama, 1978, karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan
dihasilkan melalui kegiatan investasi Hasnawati, 2005. Investment Opportunity Set
IOS merupakan hasil dari pilihan- pilihan untuk membuat investasi di masa mendatang Smith dan Watts,
1992. IOS menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dari prospek pertumbuhan, yang merupakan keinginan pihak manajemen,
investor, dan kreditor Dadri, 2011. IOS merupakan hubungan antara pengeluaran saat ini maupun di masa yang akan datang dengan
nilaireturnprospek sebagai hasil dari keputusan investasi untuk menghasilkan nilai perusahaan Hasnawati, 2005. Tiga proksi IOS yang
banyak digunakan dalam penelitian Hasnawati, 2005 adalah : 1. Proksi IOS berbasis harga
2. price based proxies mendasarkan pada
perbedaan antara asset dan nilai pasar saham. Jadi proksi ini sangat tergantung pada harga saham. Proksi ini mendasarkan pada suatu ide yang
menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dengan harga-harga saham, selanjutnya perusahaan yang
memiliki pertumbuhan tinggi akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif dari aktiva-aktiva yang dimiliki assets in place.
Proksi IOS berbasis investasi
3. investment based proxies menunjukkan
tingkat aktivitas investasi yang tinggi secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan Kallapur dan Trombley, 1999. Perusahaan dengan IOS
tinggi akan memiliki investasi yang tinggi. Selanjutnya ditemukan bahwa aktivitas investasi modal yang diukur dengan ratio capital expenditures to
assets
sebagai proksi IOS mempunyai hubungan positif dengan realisasi pertumbuhan.
Proksi IOS berbasis varian variance measure mendasarkan pada ide
pilihan akan menjadi lebih bernilai sehingga variabilitas dari return dengan dasar pada peningkatan aset.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini menggunakan lima rasio yang berbasis harga dan investasi. Rasio berbasis harga yang digunakan adalah :
a. Market to Book Value of Asset MVBVA Rasio ini mencerminkan peluang investasi yang dimiliki perusahaan,
semakin tinggi rasio MVBVA semakin besar asset perusahaan yang digunakan oleh perusahaan, maka akan semakin tinggi nilai IOS
perusahaan. b. Market to Book Value of Equity MVBVE
Rasio ini menggambarkan permodalan suatu perusahaan, semakin tinggi rasio MVBVE maka perusahaan akan memiliki return saham yang tinggi.
c. Earning to SharePrice EP Rasio ini merupakan ukuran IOS untuk menggambarkan earning power
yang dimiliki perusahaan. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka semakin menarik investasi pada
perusahaan tersebut. Rasio berbasis investasi yang digunakan terdiri dari :
a. Capital Expenditure to Book Value of Asset CABVA Rasio ini menunjukkan jumlah aliran modal perusahaan yang digunakan
untuk memperoleh aktiva tetapnya. b. Capital Expenditure to Market Value of Assets CAMVA
Rasio ini menunjukkan adanya investasi produktif yang tercermin dari peningkatan nilai pasar aset perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Teori Struktur Modal Tanggung jawab utama ke dua manajer keuangan adalah
menggalang dana yang dibutuhkan perusahaan untuk investasi dan operasinya. Keputusan pendanaan adalah bentuk dan jumlah pendanaan
investasi suatu perusahaan Brealey, et al., 2008:6. Teori struktur modal menjelaskan bahwa keputusan pendanaan perusahaan terkait dengan
menentukan bauran antara hutang dan ekuitas yang bertujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan Safrida, 2008.
Keputusan pendanaan eksternal dengan melibatkan hutang dan modal saham mengandung risiko yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Semakin besar risiko bisnis, maka semakin tidak perlu pendanaan hutang jika secara relatif dibandingkan dengan pendanaan melalui saham biasa.
Pendanaan hutang akan menjadi lebih menarik seiring dengan meningkatnya likuiditas, kondisi keuangan, dan profitabilitas Horne dan Wachowicz,
2007:200. Penelitian Modigliani dan Miller pada tahun 1958 menyimpulkan
bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, karena adanya pasar modal yang sempurna, dengan berdasarkan serangkaian asumsi,
yaitu tidak adanya biaya pialang, tidak ada pajak, tidak ada biaya kebangkrutan, para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang
sama dengan perseroan, semua investor mempunyai informasi yang sama, dan EBIT tidak dipengaruhi oleh biaya hutang. Hasil penelitian ini kemudian
dikembangkan dan menghasilkan temuan baru. Tahun 1963, Modigliani dan
Universitas Sumatera Utara
Miller mempublikasikan bahwa peraturan perpajakan yang memperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran dividen
kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan, mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modal. Faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal Brigham dan Houston, 2001:39 terdiri dari : a. Stabilitas Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
b. Struktur Aktiva Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit
cenderung lebih banyak menggunakan utang. c. Leverage Operasi
Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan
karena mempunyai risiko bisnis yang lebih kecil.
d. Tingkat Pertumbuhan Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus
lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Namun, pada saat yang sama perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang pesat sering menghadapi
ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginannya untuk menggunakan hutang.
Selain faktor-faktor yang dikemukakan Brigham dan Houston, biaya kebangkrutan dan biaya agency turut menjadi hal yang diperhitungkan
dalam penentuan struktur modal. Perusahaan yang dominan menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan eksternalnya akan menghadapi
kemungkinan financial distress yang tinggi, sehingga dapat mengakibatkan penurunan penjualan, laba operasi, nilai saham, nilai hutang, dan
meningkatkan biaya kebangkrutan Sugihen, 2003. Biaya agency berkaitan dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan agar manajemen bekerja secara
Universitas Sumatera Utara
optimal bagi kepentingan pemegang saham, seperti insentif dan biaya monitoring
. Mengacu pada pendekatan Modigliani dan Miller dalam kondisi
ada pajak penghasilan perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan hutang yang semakin besar Safrida, 2008. Nilai
sekarang dari biaya kebangkrutan dan biaya agency di lain pihak dapat mengakibatkan turunnya nilai perusahaan yang memiliki leverage Sartono,
2001:246. Teori trade-off dari leverage menjelaskan bahwa struktur modal yang optimal ditemukan dengan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan
dengan hutang perlakuan pajak perseroan yang menguntungkan dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi Brigham dan Houston,
2001:34. Sudut pandang lain dikemukakan Myers 1984 dalam pecking
order theory . Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-
perusahaan yang profitable umumnya meninjam dalam jumlah sedikit. Perusahaan yang labanya lebih labil, bila semua hal lain sama, menghadapi
biaya kebangkrutan yang lebih besar, sehingga harus menggunakan lebih sedikit hutang daripada perusahaan yang stabil Brigham dan Houston,
2001:33. Asimetri informasi, biaya transaksi dan biaya emisi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pendanaan berdasarkan pecking order
theory , sehingga cenderung mendorong perilaku pecking order theory
Myers, 1984. Para manajer mengurangi berbagai biaya yang timbul dari pemilihan dana antara hutang atau ekuitas, dengan menerbitkan sekuritas
Universitas Sumatera Utara
yang berisiko paling kecil. Pecking order cenderung memilih pendanaan sesuai dengan urutan risiko, dan hutang dianggapmemiliki resiko lebih kecil
dibandingkan dengan modal saham. 2.1.7 Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi Brigham dan Houston,
2010:146. Profitabilitas mengukur efektifitas manajemen dalam menggunakan aset perusahaan untuk menghasilkan laba. Dana yang
diperoleh perusahaan, baik dari kreditor maupun investor, utamanya ditujukan bagi kegiatan investasi perusahaan. Investasi perusahaan tentunya
berdampak terhadap peningkatan jumlah aset perusahaan, untuk itu efisiensi dan efektifitas pengelolaan aset oleh manajemen sangat penting, agar
perusahaan dapat memaksimalkan kemampuan aset dalam menghasilkan laba.
Kemampuan dalam menghasilkan laba merupakan signal positif bagi investor, karena dapat mengindikasikan kelangsungan hidup going
concern perusahaan dalam jangka panjang, berarti perusahaan tersebut
memiliki prospek pertumbuhan yang baik di masa depan. Perusahaan yang berlaba juga mengindikasikan kesejahteraan para pemiliknya, karena dengan
memperoleh laba, perusahaan akan mampu memenuhi kewajibannya terhadap kreditor dalam bentuk bunga dan pelunasan hutang, dan pemegang saham
melalui dividen. Kedua signal tersebut akan direspon secara positif oleh investor sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Profitabilitas perusahaan diukur melalui rasio-rasio yang terdiri dari Brigham dan Houston, 2010:146 :
a. Margin laba atas penjualan Rasio ini mengukur laba bersih per penjualan, dihitung dengan membagi
laba bersih terhadap penjualan. b. Pengembalian atas total aset
Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset. c. Rentabilitas Basic Earning Power
Rasio ini menunjukkan kemampuan aset perusahaan dalam menghasilkan laba operasi, dihitung dengan membagi laba operasi terhadap total aset.
d. Pengembalian atas ekuitas biasa Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham
biasa, dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total ekuitas biasa.
2.2 Penelitian Terdahulu