BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian
Industri manufaktur di Indonesia tumbuh dan berkembang sangat pesat. Pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia mencapai angka 5,7 pada tahun
2014, dan ditargetkan tumbuh hingga 6,8 pada tahun 2015. Hingga akhir tahun 2014 terdapat total 140 perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia www.sahamok.com
, terbagi dalam tiga sektor utama industri, yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri
barang konsumsi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 137 perusahaan
publik sektor industri manufaktur di Indonesia tahun 2011 sampai 2013. Perusahaan yang terpilih sebagai sampel yang mewakili populasi berdasarkan
teknik pengambilan sampel secara purposive sampling adalah sebanyak 63 perusahaan. Hasil analisis data dan pembahasan yang dipaparkan dalam bab ini
berasal dari pengamatan variabel independen maupun intervensi yang digunakan dalam model regresi dengan analisis jalur path analysis untuk mengetahui
apakah profitabilitas dapat mengintervensi pengaruh Investment Opportunity Set IOS dan struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran umum atau deskripsi
suatu data yang dijadikan sampel penelitian, dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Statistik deskriptif dari variabel
yang diteliti ditunjukkan dalam Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation MVBVA
189 ,49291030
18,91567200 2,1579270788
2,49411611463 MVBVE
189 -,29859690
47,24788000 3,0066731993
5,21771598548 EP
189 ,008771930
2,895000000 ,11664990808
,218035651712 CABVA
189 -,1410256500
,6027713400 ,148004458452
,1189345451093 CAMVA
189 -,0454830800
,5412251400 ,037582737435
,0741566571142 DER
189 -2,76
8,99 1,0561
1,16800 ROA
189 ,14
49,23 10,0605
9,16963 PBV
189 -,30
167,56 3,6475
12,85382 Valid N
listwise 189
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.1 merupakan output statistik deskriptif variabel penelitian
dari tahun 2011 sampai 2013 dengan menggunakan software SPSS. Jumlah sampel keseluruhan adalah 189 sampel 63 perusahaan sektor industri
manufaktur selama 3 tahun. Dari tabel dapat dijelaskan statistik deskriptif masing-masing variabel sebagai berikut :
a. MVBVA sebagai proksi pertama variabel independen Investment Opportunity Set
IOS memiliki nilai minimum sebesar 0,49291030 dan nilai maksimum sebesar 18,91567200, dengan nilai rata-rata sebesar
Universitas Sumatera Utara
2,1579270788. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki peluang investasi sebesar 2,16 di atas nilai
buku asetnya. Nilai standar deviasi sebesar 2,49411611463 yang berarti variasi data sangat besar, yaitu 115 dari rata-rata.
b. MVBVE sebagai proksi kedua variabel independen Investment Opportunity Set
IOS memiliki nilai minimum sebesar -0,29859690 dan nilai maksimum sebesar 47,24788000, dengan nilai rata-rata sebesar
3,0066731993. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki tingkat return saham sebesar 3,01 di atas nilai
ekuitasnya. Nilai standar deviasi sebesar 5,21771598548 yang berarti variasi data sangat besar, yaitu 173 dari rata-rata.
c. EP sebagai proksi ketiga variabel independen Investment Opportunity Set IOS memiliki nilai minimum sebesar 0,008771930 dan nilai maksimum
sebesar 2,895000000, dengan nilai rata-rata sebesar 0,11664990808. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata
memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan sebesar 0,12 dari closing price
sahamnya. Nilai standar deviasi sebesar 0,218035651712 yang berarti variasi data sangat besar, yaitu 183 dari rata-rata.
d. CABVA sebagai proksi keempat variabel independen Investment Opportunity Set
IOS memiliki nilai minimum sebesar -0,1410256500 dan nilai maksimum sebesar 0,6027713400, dengan nilai rata-rata sebesar
0,148004458452. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki pertumbuhan investasi dalam aset sebesar
Universitas Sumatera Utara
0,15. Nilai standar deviasi sebesar 0,1189345451093 yang berarti variasi data sangat besar, yaitu 80 dari rata-rata.
e. CAMVA sebagai proksi kelima variabel independen Investment Opportunity Set
IOS memiliki nilai minimum sebesar -0,0454830800 dan nilai maksimum sebesar 0,5412251400, dengan nilai rata-rata sebesar
0,037582737435. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki nilai investasi produktif sebesar 0,04 dalam
aset tetapnya. Nilai standar deviasi sebesar 0,0741566571142 yang berarti variasi data sangat besar, yaitu 175 dari rata-rata.
f. DER sebagai proksi variabel independen struktur modal memiliki nilai minimum sebesar -2,76 dan nilai maksimum sebesar 8,99, dengan nilai
rata-rata 1,0561. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki sumber pendanaan yang berasal dari hutang
1,06 sebesar lebih besar dibandingkan dengan sumber pendanaan yang berasal dari modal sahamnya. Nilai standar deviasi sebesar 1,16800 yang
berarti variasi data sangat besar, yaitu 111 dari rata-rata. g. PBV sebagai proksi variabel dependen nilai perusahaan memiliki nilai
minimum sebesar -0,30 dan nilai maksimum sebesar 167,56, dengan nilai rata-rata 3,6475. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi
sampel rata-rata memiliki nilai pasar saham 3,65 di atas nilai bukunya. Nilai standar deviasi sebesar 12,85382 yang berarti variasi data sangat
besar, yaitu 352 dari rata-rata.
Universitas Sumatera Utara
h. ROA sebagai proksi variabel intervensi profitabilitas memiliki nilai minimum sebesar 0,14 dan nilai maksimum sebesar 49,23, dengan nilai
rata-rata 10,0605. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki nilai imbal hasil 10,06 di atas nilai asetnya.
Nilai standar deviasi sebesar 9,16963 yang berarti variasi data sangat besar, yaitu 91 dari rata-rata.
Secara keseluruhan, data yang digunakan dalam penelitian ini terlihat tidak baik, karena seluruh standar deviasi yang dimiliki kedelapan
rasio tersebut berada diatas 50 dari nilai rata-ratanya. Hal ini berarti data yang ada tersebar jauh dari angka rata-rata yang dimiliki, untuk itu dalam
pengujian berikutnya akan dibutuhkan transformasi masing-masing data, sehingga karakteristik data menjadi lebih baik untuk digunakan dalam
penelitian. 4.2.2 Analisis Faktor
Dalam penelitian ini common factor analysis digunakan untuk memperoleh factor score yang merupakan nilai indeks umum dari proksi
tunggal yang membentuk variabel Investment Opportunity Set IOS. Nilai masing-masing rasio yang digunakan sebagai proksi Investment Opportunity
Set IOS dihitung setiap tahun untuk setiap perusahaan sampel dan
selanjutnya digunakan sebagai data input dalam proses analisis faktor. Uji kelayakan analisis faktor dalam penelitian ini dilihat dari besarnya nilai
Measure of Sampling Adequacy MSA dengan menggunakan software SPSS,
seperti tersaji dalam Tabel 4.2 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Measure of Sampling Adequacy 1
KMO and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,489
Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square
471,371 Df
10 Sig.
,000
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.2 merupakan output Kaiser-Meyer-Olkin dan Bartlett’s test
yang menunjukkan besarnya nilai MSA adalah 0,489. Nilai MSA tersebut masih dibawah 0,50 yang berarti analisis faktor belum layak dilakukan, untuk
itu perlu dikeluarkan proksi yang memiliki nilai korelasi terkecil berdasarkan anti image matrices
di bawah ini.
Tabel 4.3 Nilai Korelasi Proksi Investment Opportunity Set IOS
Anti-image Matrices
MVBVA MVBVE
EP CABVA
CAMVA Anti-image Covariance
MVBVA ,107
-,102 -,007
-,055 ,053
MVBVE -,102
,109 ,020
,044 -,034
EP -,007
,020 ,969
-,098 ,029
CABVA -,055
,044 -,098
,736 -,361
CAMVA ,053
-,034 ,029
-,361 ,730
Anti-image Correlation MVBVA
,493
a
-,941 -,020
-,196 ,189
MVBVE -,941
,500
a
,062 ,156
-,119 EP
-,020 ,062
,687
a
-,116 ,035
CABVA -,196
,156 -,116
,423
a
-,492 CAMVA
,189 -,119
,035 -,492
,488
a
a. Measures of Sampling AdequacyMSA
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.3 menunjukkan nilai anti image correlation kelima proksi
variabel Investment Opportunity Set IOS. Proksi CABVA memiliki nilai korelasi sebesar 0,423 yang merupakan nilai korelasi terkecil dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
keempat proksi lainnya. Hal ini berarti dalam analisis berikutnya, untuk dapat memenuhi kelayakan analisis faktor, proksi CABVA harus dikeluarkan
dari analisis. Setelah menentukan proksi yang harus dikeluarkan, maka dilakukan kembali uji kelayakan analisis faktor dengan melihat nilai MSA
tanpa proksi CVBVA seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4
Measure of Sampling Adequacy 2
KMO and Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,518
Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square
415,367 Df
6 Sig.
,000
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.4 merupakan output pengujian kelayakan analisis faktor
yang kedua kalinya, tanpa mengikutsertakan proksi CABVA. Data yang tersaji dalam tabel menunjukkan nilai MSA sebesar 0,518, nilai ini berada di
atas 0,50, sehingga analisis faktor telah dianggap layak dilakukan terhadap empat proksi tunggal Investment Opportunity Set IOS, yaitu MVBVA,
MVBVE, EP, dan CAMVA. Begitu juga nilai Bartlett’s test dengan chi square
415,367 dan signifikan pada 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa uji analisis faktor dapat dilanjutkan. Hasil analisis faktor dari keempat proksi
tunggal Investment Opportunity Set IOS menghasilkan satu faktor yang dapat mewakili variabel Investment Opportunity Set IOS, dilihat dari nilai
eigen value yang di atas 1, seperti ditunjukkan pada Tabel 4.5 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Hasil Analisis Faktor
Total Variance Explained
Component Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared Loadings Total of Variance
Cumulative Total
of Variance Cumulative
1 2,027
50,672 50,672
2,027 50,672
50,672 2
,974 24,344
75,016 3
,942 23,545
98,561 4
,058 1,439
100,000 Extraction Method: Principal Component Analysis.
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Faktor yang terbentuk untuk mewakili variabel Investment
Opportunity Set IOS mampu menjelaskan 50,672 variasi. Faktor inilah
yang merupakan faktor umum Investment Opportunity Set IOS, di mana nilai factor score yang diperoleh tersebut akan digunakan lebih lanjut dalam
analisis regresi. Statistik deskriptif nilai factor score ditunjukkan pada Tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Factor Score
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation IOS
189 -1,73409
6,46310 ,0000000
1,00000000 Valid N listwise
189
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Nilai factor score diberi nama IOS agar dapat dikenali dengan
mudah sebagai nilai yang mewakili variabel Investment Opportunity Set IOS. IOS memiliki nilai minimum sebesar -1,73409 dan nilai maksimum
sebesar 6,46310, dengan nilai rata-rata sebesar 0,0000000. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata tidak
memiliki peluang investasi atau memiliki peluang investasi yang sangat kecil.
Universitas Sumatera Utara
Nilai standar deviasi sebesar 1,00000000 yang berarti variasi data sangat besar.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi
sebelum melakukan analisis regresi linear berganda. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan terhadap dua persamaan yang akan dianalisis, terdiri
dari: 4.2.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
Gozhali, 2013:160. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal, yaitu dengan melihat kurva histogram dan
normal probability plot , serta melihat hasil uji statistik non-parametric
Kolmogorov-Smirnov. Setelah dilakukan uji normalitas terhadap kedua persamaan, ternyata data dalam penelitian tidak berdistribusi secara
normal, sehingga setiap variabel ditansformasikan ke bentuk logaritma natural Ln dengan tujuan untuk lebih menormalkan data. Hasil
transformasi menyisakan 59 sampel data yang valid dan dapat digunakan dalam analisis statistik selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : hasil olah data SPSS, 2015
Gambar 4.1 Kurva Histogram Uji Normalitas Persamaan 2
Gambar 4.1 di atas menunjukkan kurva histogram memberikan pola distribusi normal, yaitu tidak menceng skewness
baik ke kiri maupun ke kanan, dan bentuknya seperti lonceng, yang menandakan bahwa data residual dalam persamaan 2 berdistribusi
normal. Pola kurva histogram yang berdistribusi normal belum dapat dijadikan acuan bahwa data residual memang berdistribusi normal.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
sumber : hasil olah data SPSS, 2015
Gambar 4.2 Normal Probability Plot Persamaan 2
Gambar 4.2 memperlihatkan penyebaran data residual persamaan 2 disepanjang normal plot dan mengikuti arah plot, yang
berarti data residual pada persamaan 2 terdistribusi secara normal. Meskipun hasil uji histogram dan normal probability plot telah
menunjukkan bahwa data residual persamaan 2 berdistribusi normal, akan tetapi normalitas data residual sesungguhnya belum dapat
dipastikan. Uji statistik non-parametric Kolmogorov-Smirnov seperti terlihat pada Tabel 4.7 di bawah ini, dipilih untuk melengkapi pengujian
normalitas data residual pada persamaan 2, sehingga kepastian model regresi telah memenuhi asumsi normalitas dapat ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Analisis Statistik Uji Normalitas Persamaan 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
59 Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .44210432
Most Extreme Differences
Absolute .074
Positive .074
Negative -.049
Kolmogorov-Smirnov Z .571
Asymp. Sig. 2-tailed .900
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Hasil uji statistik non-parametric Kolmogorov-Smirnov
seperti ditampilkan dalam Tabel 4.7, menunjukkan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,571 dan nilai Asymp.Sig. 2-tailed
0,900 dengan nilai signifikan yang ditetapkan 0,05 yang berarti data residual persamaan 2 terdistribusi secara normal. Hasil uji statistik
non-parametric Kolmogorov-Smirnov ini konsisten dengan hasil yang
ditunjukkan melalui kurva histogram dan normal probability plot, sehingga dapat disimpulkan model regresi persamaan 2 memenuhi
asumsi normalitas. Uji normalitas juga dilakukan terhadap model regresi
persamaan 4, dengan menggunakan 59 sampel data untuk setiap variabel. Kurva histogram uji normalitas data residual persamaan 4
terlihat dalam Gambar 4.3 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
sumber : hasil olah data SPSS, 2015
Gambar 4.3 Kurva Histogram Uji Normalitas Persamaan 4
Gambar 4.3 di atas menunjukkan kurva histogram memberikan pola distribusi normal, yaitu tidak menceng skewness
baik ke kiri maupun ke kanan, dan bentuknya seperti lonceng, yang menandakan bahwa data residual dalam persamaan 4 berdistribusi
normal. Analisis normal probability plot juga dilakukan untuk mendukung hasil yang ditunjukkan kurva histogram seperti terlihat
pada Gambar 4.4 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
sumber : hasil olah data SPSS, 2015
Gambar 4.4 Normal Probability Plot Persamaan 4
Gambar 4.4 memperlihatkan penyebaran data residual persamaan 4 disepanjang normal plot dan mengikuti arah plot, yang
berarti data residual pada persamaan 4 terdistribusi secara normal, meskipun pada gambar terlihat data tersebar sedikit jauh dari normal
plot . Kepastian bahwa data residual persamaan 4 berdistribusi
normal, dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametric Kolmogorov-Smirnov seperti ditunjukkan Tabel 4.8 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Analisis Statistik Uji Normalitas Persamaan 4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
59 Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,32935508
Most Extreme Differences Absolute
,087 Positive
,087 Negative
-,082 Kolmogorov-Smirnov Z
,670 Asymp. Sig. 2-tailed
,761 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Hasil uji statistik non-parametric Kolmogorov-Smirnov
seperti ditampilkan dalam Tabel 4.8, menunjukkan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,670 dan nilai Asymp.Sig. 2-tailed
0,761 dengan nilai signifikan yang ditetapkan 0,05 yang berarti data residual persamaan 4 terdistribusi secara normal. Hasil uji statistik
non-parametric Kolmogorov-Smirnov ini konsisten dengan hasil yang
ditunjukkan melalui kurva histogram dan normal probability plot, sehingga dapat disimpulkan model regresi persamaan 4 memenuhi
asumsi normalitas. 4.2.3.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel
independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolonieritas. Uji multikolonieritas dilakukan dengan terlebih
Universitas Sumatera Utara
dahulu mengamati matriks coefficient correlations seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.9 Matriks Coefficient Correlations Persamaan 2
Coefficient Correlations
a
Model LN_DER
LN_IOS 1
Correlations LN_DER
1,000 -,090
LN_IOS -,090
1,000 Covariances
LN_DER ,007
,000 LN_IOS
,000 ,002
a. Dependent Variable: LN_ROA
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.9 menunjukkan nilai korelasi antar variabel
independen dalam persamaan 2 sebesar -0,090 atau 9 yang berarti tidak terjadi multikolonieritas dalam korelasi variabel independen
persamaan 2. Multikolonieritas juga dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF seperti ditunjukkan Tabel 4.10 di
bawah ini.
Tabel 4.10 Nilai Tolerance dan VIF Persamaan 2
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
2,850 ,080
35,704 ,000
LN_IOS ,166
,042 ,467
3,961 ,000
,992 1,008
LN_DER -,107
,083 -,151
-1,284 ,204
,992 1,008
a. Dependent Variable: LN_ROA
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Hasil perhitungan nilai tolerance dan VIF pada Tabel 4.10 di
atas juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen persamaan 2. Hasil perhitungan nilai VIF juga
menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, sehingga dapat disimpulkan model
regresi persamaan 2 bebas dari masalah multikolonieritas. Uji multikolonieritas juga dilakukan pada model regresi
persamaan 4, dengan terlebih dahulu mengamati matriks coefficient correlations
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.11 di bawah ini.
Tabel 4.11 Matriks Coefficient Correlations Persamaan 4
Coefficient Correlations
a
Model LN_ROA
LN_DER LN_IOS
1 Correlations
LN_ROA 1,000
,169 -,468
LN_DER ,169
1,000 -,158
LN_IOS -,468
-,158 1,000
Covariances LN_ROA
,010 ,001
-,002 LN_DER
,001 ,004
,000 LN_IOS
-,002 ,000
,001 a. Dependent Variable: LN_PBV
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.11 menunjukkan hanya variabel IOS yang
mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel ROA dengan tingkat korelasi sebesar -0,468 atau sekitar 47. Oleh karena korelasi ini
masih jauh di bawah 95 maka dapat dikatakann tidak terjadi multikolonieritas dalam korelasi variabel independen persamaan 4.
Multikolonieritas juga dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor
VIF seperti ditunjukkan Tabel 4.12 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Nilai Tolerance dan VIF Persamaan 4
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant ,725
,293 2,478
,016 LN_IOS
,252 ,036
,490 7,078 ,000
,775 1,291
LN_DER ,512
,063 ,501 8,063
,000 ,964
1,038 LN_ROA
,536 ,100
,370 5,332 ,000
,772 1,296
a. Dependent Variable: LN_PBV
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Hasil perhitungan nilai tolerance dan VIF pada Tabel 4.12 di
atas juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen persamaan 4. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10, sehingga dapat disimpulkan model regresi persamaan 4 bebas dari masalah multikolonieritas.
4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dari
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dalam model regresi persamaan 2 terlihat melalui scatterplot
pada Gambar 4.5 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
sumber : hasil olah data SPSS, 2015
Gambar 4.5 Scatterplot Persamaan 2
Gambar 4.5 merupakan scatterplot model regresi persamaan 2 yang memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi persamaan 2. Uji heteroskedastisitas menggunakan scatterplot juga dilakukan pada model regresi persamaan 4 seperti ditunjukkan
Gambar 4.6 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : hasil olah data SPSS, 2015
Gambar 4.6 Scatterplot Persamaan 4
Gambar 4.6 merupakan scatterplot model regresi persamaan 4 yang memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi persamaan 4. 4.2.3.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Uji autokorelasi dilakukan menggunakan uji Durbin-Watson pada model
regresi persamaan 2 seperti ditunjukkan Tabel 4.13 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Uji Durbin-Watson Persamaan 2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-
Watson
dimension0
1 ,478
a
,228 ,201
,44993 1,734
a. Predictors: Constant, LN_DER, LN_IOS b. Dependent Variable: LN_ROA
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.13 menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,734,
nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson pada signifikansi 5, jumlah sampel data 60 n = 60, jumlah variabel
independen 2 k = 2, didapat nilai dl = 1,514 dan nilai du = 1,652. Oleh karena nilai Durbin-Watson 1,734 lebih besar dari batas atas du
1,652 dan terletak antara -2 sampai 2, maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi persamaan 2. Uji autokorelasi
dengan uji Durbin-Watson juga dilakukan pada model regresi persamaan 4 dan menghasilkan nilai Durbin-Watson seperti
ditunjukkan Tabel 4.14 di bawah ini.
Tabel 4.14 Uji Durbin-Watson Persamaan 4
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
dimension0
1 ,892
a
,796 ,785
,33822 1,731
a. Predictors: Constant, LN_ROA, LN_DER, LN_IOS b. Dependent Variable: LN_PBV
Sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.14 menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,731,
nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson pada
Universitas Sumatera Utara
signifikansi 5, jumlah sampel data 60 n = 60, jumlah variabel independen 3 k = 3, didapat nilai dl = 1,480 dan nilai du = 1,689.
Oleh karena nilai Durbin-Watson 1,731 lebih besar dari batas atas du 1,689 dan terletak antara -2 sampai 2, maka dapat disimpulkan tidak
terjadi autokorelasi pada model regresi persamaan 4. 4.2.4 Uji Hipotesis
4.2.4.1 Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis regresi linear sederhana bertujuan menguji pengaruh
parsial Investment Opportunity Set IOS dan struktur modal terhadap profitabilitas, serta pengaruh langsung dan parsial Investment
Opportunity Set IOS, struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai
perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia. Analisis regresi linear sederhana menggunakan uji-t dilakukan terhadap model
regresi persamaan 1 dan model regresi persamaan 2 ditunjukkan Tabel 4.15 di bawah ini
Tabel 4.15 Uji-t Persamaan 1
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
2,252 ,073
30,741 ,000
LN_IOS ,340
,038 ,663
8,873 ,000
LN_DER ,454
,076 ,445
5,953 ,000
a. Dependent Variable: LN_PBV
sumber : hasil olah data SPSS, 2015
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15 menunjukkan hasil uji-t model regresi persamaan 1 dengan menggunakan software SPSS, interpretasinya adalah sebagai
berikut : a. Variabel Investment Opportunity Set IOS
Nilai t-hitung IOS adalah 8,873 dan nilai t-tabel adalah 2,000 sehingga t-hitung t-tabel 8,873 2,000. Hal ini berarti variabel
Investment opportunity Set IOS berpengaruh secara langsung
positif dan signifikan 0,000 0,05 terhadap nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia.
b. Variabel Struktur Modal DER Nilai t-hitung DER adalah 5,953 dan nilai t-tabel adalah 2,000
sehingga t-hitung t-tabel 5,953 2,000. Hal ini berarti variabel struktur modal berpengaruh secara langsung positif dan signifikan
0,000 0,05 terhadap nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia.
Hasil output estimasi regresi persamaan 1 dalam Tabel 4.15 menghasilkan persamaan regresi linear sebagai berikut.
Y = 2,252 + 0,340X1 + 0,454X2 + ε
Di mana : Y = nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia
X1 = Investment opportunity Set IOS X2 = struktur modal
ε = error
Universitas Sumatera Utara
Interpretasi : a. Konstanta sebesar 2,252 menunjukkan bahwa apabila tidak ada
variabel bebas Investment Opportunity Set dan struktur modal maka nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di
Indonesia yang diproksikan dengan PBV adalah sebesar 2,252 kali. b. Koefisien regresi variabel Investment Opportunity Set IOS adalah
sebesar 0,340, yang berarti bahwa setiap kenaikan peluang investasi sebesar 1 kali akan meningkatkan nilai perusahaan publik sektor
industri manufaktur di Indonesia sebesar 0,340 kali. c. Koefisien regresi variabel struktur modal yang diproksikan dengan
DER adalah sebesar 0,454, yang berarti bahwa setiap kenaikan hutang sebesar 1 kali akan meningkatkan nilai perusahaan publik
sektor industri manufaktur di Indonesia sebesar 0,454 kali. Persamaan yang dihasilkan melalui analisis regresi di atas
bertujuan untuk mengatahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel intervensi. Besarnya presentase
kebenaran dari uji regresi dapat dilihat melalui koefisien determinasi multiple
R
2
koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Apabila nilai R
2
suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut dan
semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen. Adjusted R Square ini
digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh faktor- faktor yang
Universitas Sumatera Utara
ditimbulkan oleh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Uji koefisien determinasi model regresi persamaan 1
ditunjukkan Tabel 4.16 di bawah ini.
Tabel 4.16 Penolakan Variabel Persamaan 1
Variables EnteredRemoved
b
Model Variables Entered
Variables Removed Method
dimension0
1 LN_DER, LN_IOS
a
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: LN_PBV
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.16 menunjukkan bahwa kolom Variables Removed
kosong. Hal ini berarti variabel Investment Opportunity Set IOS dan struktur modal DER tidak ada yang dikeluarkan dari persamaan.
Setelah diketahui bahwa seluruh variabel dimasukkan dalam analisis persamaan, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis koefisien korelasi
dan koefisien determinasi seperti ditunjukkan Tabel 4.17 di bawah ini.
Tabel 4.17 Uji Koefisien Determinasi Persamaan 1
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
dimension0
1 ,831
a
,690 ,679
,41282 a. Predictors: Constant, LN_DER, LN_IOS
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.17 menunjukkan nilai R sebesar 0,831 atau 83,1.
Hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel dependen nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia dengan
variabel independennya Investment Opportunity Set IOS dan struktur
Universitas Sumatera Utara
modal adalah sangat erat. Tabel 4.17 menunjukkan bahwa nilai Adjusted
R Square dalam penelitian ini sebesar 0,679 yang berarti 67,9 nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia
dapat dijelaskan oleh kedua variabel independen, yakni Investment Opportunity Set
IOS dan struktur modal, sedangkan sisanya 32,1 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Standard Error of Estimated digunakan untuk mengukur variabel dari
nilai yang diprediksi. Standard Error of Estimated disebut juga standar deviasi. Standard Error of Estimated dalam penelitian ini adalah
0,41282. Standar deviasi yang semakin kecil mengindikasikan bahwa model semakin baik.
Hasil uji-t pada model regresi persamaan 2 ditunjukkan Tabel 4.18 di bawah ini.
Tabel 4.18 Uji-t Persamaan 2
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
2.850 .080
35.704 .000 LN_IOS
.166 .042
.467 3.961 .000
LN_DER -.107
.083 -.151
-1.284 .204 a. Dependent Variable: LN_ROA
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.18 menunjukkan hasil uji-t model regresi persamaan
2 dengan menggunakan software SPSS, interpretasinya adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Variabel Investment Opportunity Set IOS Nilai t-hitung IOS adalah 3,961 dan nilai t-tabel adalah 2,000
sehingga t-hitung t-tabel 3,961 2,000. Hal ini berarti variabel Investment opportunity Set
IOS berpengaruh positif dan signifikan 0,000 0,05 terhadap profitabilitas.
b. Variabel Struktur Modal DER Nilai t-hitung DER adalah -1,284 selanjutnya dimutlakkan dan
nilai t-tabel adalah 2,000 sehingga t-hitung t-tabel 1,284 2,000. Hal ini berarti variabel struktur modal tidak berpengaruh secara
parsial terhadap profitabilitas. Hasil output estimasi regresi persamaan 2 dalam Tabel 4.18
menghasilkan persamaan regresi linear sebagai berikut. Z = 2,850 + 0,166X1 – 0,107X2 +
ε Di mana :
Z = profitabilitas X1 = Investment opportunity Set IOS
X2 = struktur modal ε = error
Interpretasi : a. Konstanta sebesar 2,850 menunjukkan bahwa apabila tidak ada
variabel bebas Investment Opportunity Set dan struktur modal maka profitabilitas perusahaan publik sektor industri manufaktur di
Indonesia yang diproksikan dengan ROA adalah sebesar 2,850.
Universitas Sumatera Utara
b. Koefisien regresi variabel Investment Opportunity Set IOS adalah sebesar 0,166, yang berarti bahwa setiap kenaikan peluang investasi
sebesar 1 akan meningkatkan profitabilitas perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia sebesar 0,166.
c. Koefisien regresi variabel struktur modal yang diproksikan dengan DER adalah sebesar -0,107, yang berarti bahwa setiap kenaikan
hutang sebesar 1 akan menurunkan profitabilitas perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia sebesar 0,107.
Uji koefisien determinasi model regresi persamaan 2 ditunjukkan Tabel 4.19 di bawah ini.
Tabel 4.19 Penolakan Variabel Persamaan 2
Variables EnteredRemoved
b
Model Variables Entered
Variables Removed Method
dimension0
1 LN_DER, LN_IOS
a
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: LN_ROA
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.19 menunjukkan bahwa kolom Variables Removed
kosong. Hal ini berarti variabel Investment Opportunity Set IOS dan struktur modal DER tidak ada yang dikeluarkan dari persamaan.
Setelah diketahui bahwa seluruh variabel dimasukkan dalam analisis persamaan, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis koefisien korelasi
dan koefisien determinasi seperti ditunjukkan Tabel 4.20 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20 Uji Koefisien Determinasi Persamaan 2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
dimension0
1 .478
a
.228 .201
.44993 a. Predictors: Constant, LN_DER, LN_IOS
b. Dependent Variable: LN_ROA
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.20 menunjukkan nilai R sebesar 0,478 atau 47,8.
Hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel dependen profitabilitas dengan variabel independennya Investment Opportunity Set IOS dan
struktur modal adalah cukup erat. Tabel 4.20 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini sebesar 0,201 yang berarti
20,1 profitabilitas dapat dijelaskan oleh kedua variabel independen, yakni Investment Opportunity Set IOS dan struktur modal, sedangkan
sisanya 79,9 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Standard Error of Estimated digunakan untuk mengukur
variabel dari nilai yang diprediksi. Standard Error of Estimated disebut juga standar deviasi. Standard Error of Estimated dalam penelitian ini
adalah 0,44993. Standar deviasi yang semakin kecil mengindikasikan bahwa model semakin baik.
4.2.4.2 Analisis Regresi Linear Model Baron dan Kenny Analisis regresi linear model Baron dan Kenny bertujuan
menguji pengaruh Investment Opportunity Set IOS dan struktur modal terhadap nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di
Indonesia melalui intervensi profitabilitas. Analisis regresi linear
Universitas Sumatera Utara
model Baron dan Kenny dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengujian pertama dilakukan untuk melihat pengaruh parsial langsung Investment Opportunity Set IOS dan struktur modal
terhadap nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia. Pengujian pertama ini telah dilakukan dalam uji-t
persamaan 1 di atas. 2. Pengujian ke dua dilakukan untuk melihat pengaruh parsial
Investment Opportunity Set IOS dan struktur modal terhadap
profitabilitas. Pengujian ke dua ini telah dilakukan dalam uji-t persamaan 2 di atas.
3. Pengujian ke tiga dilakukan untuk melihat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di
Indonesia. Hasil pengujian ditunjukkan Tabel 4.21 di bawah ini.
Tabel 4.21 Nilai Hitung Signifikansi Pengujian Ke Tiga
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 117,876
1 117,876
212,558 ,000
a
Residual 103,148
186 ,555
Total 221,023
187 a. Predictors: Constant, LN_ROA
b. Dependent Variable: LN_PBV
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Berdasarkan Tabel 4.21 diperoleh nilai sig. sebesar 0,000.
Angka ini memiliki nilai jauh lebih kecil dibandingkan tingkat signifikannya, yakni 0,05, yang mengindikasikan profitabilitas ROA
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan PBV publik sektor industri manufaktur di Indonesia. Nilai F-hitung berdasarkan Tabel
4.20 adalah 212,558 dan F-tabel 1,186 adalah 3,84. F-hitung F- tabel = 212,558 3,84, hal ini berarti profitabilitas ROA berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan PBV publik sektor industri manufaktur di Indonesia. Hasil uji-t pada pengujian ke tiga
ditunjukkan Tabel 4.22 di bawah ini.
Tabel 4.22 Uji-t Pengujian Ke Tiga
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-,825 ,103
-8,023 ,000
LN_ROA ,699
,048 ,730
14,579 ,000
a. Dependent Variable: LN_PBV
sumber : hasil olah data SPSS, 2015. Hasil output pengujian ke tiga dalam Tabel 4.22
menghasilkan persamaan regresi linear sebagai berikut. Y = -0,825 + 0,699Z +
ε Di mana :
Y = nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia Z = profitabilitas
ε = error Interpretasi :
a. Konstanta sebesar -0,825 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel bebas profitabilitas maka nilai perusahaan publik sektor
Universitas Sumatera Utara
industri manufaktur di Indonesia yang diproksikan dengan PBV adalah sebesar 0,825 kali di bawah nilai bukunya.
b. Koefisien regresi variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA adalah sebesar 0,699, yang berarti bahwa setiap kenaikan
profitabilitas sebesar 1 kali akan meningkatkan nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia sebesar 0,699 kali.
Uji koefisien determinasi pengujian ke tiga ditunjukkan Tabel 4.23 di bawah ini.
Tabel 4.23 Uji Koefisien Determinasi Pengujian Ke Tiga
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
dimension0
1 ,730
a
,533 ,531
,74469 a. Predictors: Constant, LN_ROA
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.23 menunjukkan nilai R sebesar 0,730 atau 73. Hal
ini berarti bahwa hubungan antara variabel dependen nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia dengan variabel
independennya profitabilitas adalah sangat erat. Tabel 4.23 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini
sebesar 0,531 yang berarti 53,1 nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia dapat dijelaskan profitabilitas, sedangkan
sisanya 46,9 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Standard Error of Estimated digunakan untuk mengukur
variabel dari nilai yang diprediksi. Standard Error of Estimated disebut juga standar deviasi. Standard Error of Estimated dalam penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
adalah 0,74469. Standar deviasi yang semakin kecil mengindikasikan bahwa model semakin baik.
4. Pengujian ke empat dilakukan untuk melihat pengaruh Investment Opportunity Set
IOS dan struktur modal terhadap nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia melalui intervensi
profitabilitas. Hasil pengujian ditunjukkan Tabel 4.24 di bawah ini.
Tabel 4.24 Uji-t Pengujian Ke Empat
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.725 .293
2.478 .016 LN_IOS
.252 .036
.490 7.078 .000
LN_DER .512
.063 .501
8.063 .000 LN_ROA
.536 .100
.370 5.332 .000
a. Dependent Variable: LN_PBV
sumber : hasil olah data SPSS, 2015. Hasil output pengujian ke empat dalam Tabel 4.24
menghasilkan persamaan regresi linear sebagai berikut. Y = 0,725 + 0,252X1 + 0,512X2 + 0,536Z +
ε Di mana :
Y = nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia X1 = Investment Opportunity Set IOS
X2 = struktur modal Z = profitabilitas
ε = error
Universitas Sumatera Utara
Interpretasi : a. Konstanta sebesar 0.725 menunjukkan bahwa apabila tidak ada
variabel bebas Investment Opportunity Set IOS, struktur modal, dan profitabilitas maka nilai perusahaan publik sektor industri
manufaktur di Indonesia yang diproksikan dengan PBV adalah sebesar 0,725 kali di atas nilai bukunya.
b. Koefisien regresi variabel Investment Opportunity Set IOS adalah sebesar 0,252, yang berarti bahwa setiap kenaikan peluang investasi
sebesar 1 kali akan meningkatkan nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia sebesar 0,252 kali.
c. Koefisien regresi variabel struktur modal yang diproksikan dengan DER adalah sebesar 0,512, yang berarti bahwa setiap kenaikan
hutang sebesar 1 kali akan meningkatkan nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia sebesar 0,512 kali.
d. Koefisien regresi variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA adalah sebesar 0,536, yang berarti bahwa setiap kenaikan
profitabilitas sebesar 1 kali akan meningkatkan nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia sebesar 0,536 kali.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.25 Penolakan Variabel Pegujian Ke Empat
Variables EnteredRemoved
b
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 LN_ROA, LN_DER, LN_IOS
a
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: LN_PBV
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.25 menunjukkan bahwa kolom Variables Removed
kosong. Hal ini berarti variabel Investment Opportunity Set IOS, struktur modal DER, dan profitabilitas tidak ada yang dikeluarkan dari
persamaan. Setelah diketahui bahwa seluruh variabel dimasukkan dalam analisis persamaan, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis
koefisien korelasi dan koefisien determinasi seperti ditunjukkan Tabel 4.26 di bawah ini.
Tabel 4.26 Uji Koefisien Determinasi Pengujian Ke Empat
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
.892
a
.796 .785
.33822 a. Predictors: Constant, LN_ROA, LN_DER, LN_IOS
sumber : hasil olah data SPSS, 2015 Tabel 4.26 menunjukkan nilai R sebesar 0,892 atau 89,2.
Hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel dependen nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia dengan
variabel independennya Investment opportunity Set IOS, struktur modal, dan profitabilitas adalah sangat erat. Tabel 4.26 menunjukkan
bahwa nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini sebesar 0,796 yang berarti 79,6 nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di
Universitas Sumatera Utara
Indonesia dapat dijelaskan Investment opportunity Set IOS, struktur modal, dan profitabilitas, sedangkan sisanya 20,4 dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Standard Error of Estimated
digunakan untuk mengukur variabel dari nilai yang diprediksi. Standard Error of Estimated disebut juga standar deviasi.
Standard Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 0,33822.
Standar deviasi yang semakin kecil mengindikasikan bahwa model semakin baik. Ringkasan hasil uji hipotesis ditunjukkan Tabel 4.24 di
bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.27 Ringkasan Uji Hipotesis
Keterangan Model 1
Model 2 Model 3
Model 4 Variabel
Dependen : Nilai
Perusahaan Variabel
Dependen : Profitabilitas
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Variabel Dependen :
Nilai Perusahaan
Konstanta α0
2,252 Investment
Opportunity Set
IOS β0
0,340 Struktur
Modal β1
0,454 Konstanta
α1 2,850
Investment Opportunity
Set IOS
β2 0,166
Struktur Modal
β3 -0,107
Konstanta α2
-0,825 Profitabilitas
β4 0,699
Konstanta α3
0,725 Investment
Opportunity Set
IOS β5
0,252 Struktur
Modal β6
0,512 Profitabilitas
θ 0,536
R 0,831
0,478 0,730
0,892 R2
0,690 0,228
0,533 0,796
Adjusted R
square 0,679
0,201 0,531
0,785 F
62,357 8,279
212,558 71,411
Sig. F 0,000
0,001 0,000
0,000 sumber : lampiran 3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.28 Ringkasan Uji Kriteria
Koefisien Hasil
β0 0,340
β0 signifikan β1
0,454 β1 signifikan
β2 0,166
β2 signifikan β3
-0,107 β3 tidak signifikan
β4 0,699
β4 signifikan β5
0,252 β5 signifikan
β6 0,512
β6 signifikan θ
0,536 θ signifikan
Kesimpulan Intervensi Sebagian
sumber : lampiran 3
Dari hasil ringkasan kriteria uji di atas, terlihat bahwa koefisien regresi
β4 dan β5 sebesar 0,725 dan signifikan pada 0,016. Nilai tersebut lebih kecil dari koefisien regresi
β0 dan β1 sebesar 2,252, hal ini berarti bahwa profitabilitas merupakan variabel intervensi
sebagian artinya bahwa profitabilitas hanya sebagian memediasi pengaruh Investment Opportunity Set IOS dan struktur modal terhadap
nilai perusahaan publik sektor industri manufaktur di Indonesia. Untuk melihat besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung dapat
dijelaskan dengan melihat besarnya nilai koefisien path sebagai berikut: Pengaruh langsung X1 ke Y
= 0,663 Pengaruh tidak langsung X1 ke Z ke Y
= 0,476 x 0,370
Total Pengaruh = 0,83912
Pengaruh langsung X2 ke Y = 0,445
Pengaruh tidak langsung X2 ke Z ke Y = -0,151 x 0,370
Total Pengaruh = 0,38913
Total pengaruh Z ke Y = 0,370
Universitas Sumatera Utara
4.3 Pembahasan