11
b. Menetapkan limit, biasanya mencakup pemberian kredit, penempatan
non-kredit, asses liability management, trading dan kegiatan lain seperti derivatif dan lain-lain.
c. Menetapkan kecukupan prosedur pemeriksaan untuk memastikan
adanya integritasi pengukuran risiko, kontrol sistem pelaporan, dan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang berlaku.
Proses Manajemen Risiko
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia yang telah dijelaskan diatas, Proses Manajemen Risiko meliputi:
A. Identifikasi Risiko
Tujuan dilakukannya identifikasi risiko adalah untuk mengidentifikasi seluruh jenis risiko yang melekat pada setiap aktivitas fungsional yang
berpotensi merugikan Bank. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan identifikasi risiko antara lain:
1. Bank harus mengidentifikasi risiko kredit yang melekat pada
seluruh produk dan aktivitasnya. Identifikasi risiko kredit tersebut merupakan hasil kajian terhadap karakteristik risiko kredit yang
melekat pada aktivitas fungsional tertentu, seperti perkreditan penyediaan dana, treasury dan investasi, dan pembiayaan
perdagangan. 2.
Untuk kegiatan perkreditan dan jasa pembiayaan perdagangan, penilaian risiko kredit harus memperhatikan kondisi keuangan debitur,
Universitas Sumatera Utara
12
dan khususnya kemampuan membayar secara tepat waktu, serta jaminan atau agunan yang diberikan.
3. Untuk kegiatan treasury dan investasi, penilaian risiko kredit harus
memperhatikan kondisi keuangan counterparty, rating, karakteristik instrumen, jenis transaksi yang dilakukan dan likuiditas pasar serta
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi risiko kredit.
B. Pengukuran Risiko
1. Bank harus memiliki prosedur tertulis untuk melakukan pengukuran
risiko yang memungkinkan untuk: a.
Sentralisasi eksposur on balance sheet dan off balance sheetyang mengandung risiko kredit dari setiap debitur atau perkelompok
debitur dan atau counterparty tertentu mengacu pada konsep single obligor
b. Penilaian perbedaan kategori tingkar risiko kredit dengan
menggunakan kombinasi aspek kualitatif dan kuantitatif data dan pemilihan kriteria tertentu.
c. Distribusi informasi hasil pengukuran risiko secara lengkap untuk
tujuan pemantauan oleh satuan kerja terkait. 2.
Sistem pengukuran risiko kredit sekurang-kurangnya mempertimbangkan:
Universitas Sumatera Utara
13
a. Karakteristik setiap jenis transaksi risiko kredit, kondisi keuangan
debiturcounterpary serta persyaratan dalam perjanjian kredit seperti dalam jangka waktu dan tingkat bunga
b. Jangka waktu kredit maturity profile dikaitkan dengan
perubahan potensial yang terjadi di pasar c.
Aspek jaminan, agunan danatau garansi d.
Potensi terjadinya kegagalan membayar default, baik berdasarkan hasil penilaian pendekatan konvensional maupun
hasil penilaian pendekatan yang menggunakan proses pemeringkatan yang dilakukan secara intern internal risk rating
3. Bagi Bank yang menggunakan teknik pengukuran risiko dengan
pendekatan internal risk rating harus melakukan validasi data secara berkala.
4. Parameter yang digunakan dalam pengukuran risiko kredit antara lain
meliputi: a.
Non Performing Loans NPLs b.
Konsentrasi kredit berdasarkan peminjam dan sektor ekonomi c.
Kecukupan agunan d.
Pertumbuhan kredit e.
Non performing portofolio treasury dan investasi non kredit f.
Komposisi portofolio treasury dan investasi antar bank, surat berharga dan penyertaan
g. Kecukupan cadangan transaksi treasury dan investasi
Universitas Sumatera Utara
14
h. Transaksi pembiayaan perdagangan yang default
i. Konsentrasi pemberian fasilitas pembiayaan perdagangan.
5. Mark to Market pada Transaksi Risiko Kredit Tertentu
Untuk mengukur risiko kredit yang disebabkan transaksi over the counter atau pada suatu pasar tertentu, khususnya pasar transaksi
derivatif, maka bank harus menggunakan metode penilaian mark to market.
Eksposur risiko kredit harus diukur dan dikinikan sekurang- kurangnya setiap bulan atau lebih intensif khususnya apabila portofolio
debitur atau kelompok usaha debitur sangat signifikan dan atau volatilitas parameter pasar yang digunakan untuk menilai mark to
market mengalami perubahanfluktuasi. Limit kredit yang dialokasikan untuk satu debitur atau kelompok
debitur harus diuji berdasarkan penilaian mark to market sedangkan faktor risiko harus digunakan untuk memperhitungkan perubahan
kondisi pasar dan pengaruh replacement cost. 6.
Penggunaan Credit Scoring Tools a.
Bank dapat menggunakan sistem dan metodologi statistikprobabilistik untuk mengukur risiko yang berkaitan
dengan jenis tertentu dari transaksi risiko kredit, seperti credit scoring tools.
b. Dalam penggunaan sistem tersebut maka Bank harus:
Universitas Sumatera Utara
15
- Melakukan kaji ulang secara berkala terhadap akurasi model dan asumsi yang digunakan untuk memproyeksikan kegagalan
defaults - Menyesuaikan asumsi dengan perubahan yang terjadi pada
kondisi internal dan eksternal. c.
Apabila terdapat eksposur risiko yang besar atau transaksi yang relatif kompleks maka proses pengambilan keputusan transaksi
risiko kredit tidak hanya didasarkan pada sistem tersebut sehingga harus didukung sarana pengukuran risiko kredit lainnya.
d. Bank harus mendokumentasikan kredit seperti asumsi, data dan
informasi yang digunakan pada sistem tersebut, termasuk perubahannya, serta dokumentasi tersebut selanjutnya dikinikan
secara berkala. e.
Penerapan sistem ini harus: - Mendukung proses pengambilan keputusan dan memastikan
kepatuhan terhadap ketentuan pendelegasian wewenang - Independen terhadap kemungkinan rekayasa yang akan
mempengaruhi hasil score-ouputs melalui prosedur pengamanan yang layak dan efektif
- Dilakukan kaji ulang oleh satuan kerja atau pihak yang independen terhadap satuan kerja yang mengaplikasikan sistem
tersebut.
C. Pemantauan dan Limit Risiko