Keputusan Pemberian Kredit Pengendalian Risiko

26 b. Aktiva, Hutang serta modal dan hasil operasi perusahaan. 3. Evaluasi evaluation Kegiatan ini merupakan tanggung jawab internal auditor yang paling penting dan paling sulit diukur hasilnya. Evaluasi mencakup dua fungsi, yaitu penilaian terhadap pelaksanaan dari berbagai tingkat manajemen dan penilaian terhadap pengendalian internal yang berjalan dalam perusahaanya.

2.1.3 Keputusan Pemberian Kredit

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar dengan adanya istilah kredit, baik itu kredit rumah, kredit usaha, kredit modal kerja, kartu kredit dan sebagainya. Kredit tersebut dapat diartikan sebagai penundaan pembayaran oleh pihak yang penerimaan uang atau suatu barang kepada pihak yang memberikan uang atau barang tersebut dengan perjanjian telah disepakati sebelumnya.Kredit dalam neraca bank merupakan penggunaan dana, namun bagi perusahaan kredit merupakan suatu bantuan dari pihak bank sebagai sumber dana. Menurut Moh. Tjoekam 1991:1, kata “kredit” berasal dari bahasa Latin yaitu credere yang berarti percaya atau to believe atau to trust. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang- undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Pasal 1 angka 11, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank Universitas Sumatera Utara 27 dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit yang diberikan oleh bank ataupun lembaga penyalur kredit lainnya didasarkan oellh kepercayaan, sehingga pemberian kredit akan diberikan bila benar-benar diyakini bahwa calon peminjam dapat mengembalikan kepercayaan tersebut tepat waktu dan syarat-syarat lain yang disepakati antara peminjam dan kreditor. Dengan demikian, kredit memiliki beberapa unsur, yaitu: a. Kepercayaan, adalah keyakinan dari kreditur bahwa kepercayaan yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterima kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. Dalam hal ini, terdapat keterlibatan dua pihak, yaitu pemberi kredit kreditur dan penerima kredit debitur. b. Waktu, adalah suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima dimasa mendatang. Dalam hal unsur waktu ini, terdapat pengertian nilai uang, bahwa uang yang ada pada saat ini lebih tinggi dari yang akan diterima dimasa yang akan datang. c. Risiko, adalah suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima dikemudian hari. Semakin lama kredit diberikan, semakin besar tingkat risikonya. Hal ini karena adanya unsur ketidakpastian dimasa mendatang, yang akan menyebabkan munculnya unsur risiko. Universitas Sumatera Utara 28 d. Prestasi, adalah objek kredit yang dalam praktiknya tidak hanya berbentuk uang tetapi juga dapat berbentuk barang dan jasa. Namun dikarenakan kehidupan saat ini tidak terlepas dari adanya uang, maka transaksi- transaksi kredit yang menyangkut uang yang sering kita jumpai dalam perkreditan. e. Adanya unsur bunga atau margin sebagai kompensasi bagi pemberi kredit merupakan perhitungan atas beberapa komponen seperti biaya modal cost of fund, biaya umum overhead cost, biaya atau premi risiko dan lain- lain. Dalam pemberian kredit, unsur kepercayaan tidak terbatas pada penerima kredit, tetapi terjaganya kepercayaan akan kejujuran dan kemampuan dalam mengembalikan pinjaman itu tepat pada waktunya. Oleh karena itu, seseorang atau perusahaan yang akan menentukan kredit harus mempunyai kredibilitas atau kelayakan seseorang untuk memperoleh kredit. Kredibilitas tersebut harus memenuhi lima syarat yang biasa dikenal dengan istilah 5C’s principles yaitu: a. Character Bahwa calon nasabah debitur mempunyai watak, moral, dan sifat-sifat pribadi yang baik. Penilaian terhadap karakter ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kejujuran, integritas, dan kemauan dari calon nasabah debitur untuk memenuhi dan menjalankan usahanya. Informasi Universitas Sumatera Utara 29 ini dapat diperoleh bank melalui riwayat hidup, riwayat usaha, dan informasi dari usaha-usaha sejenis. b. Capacity Kemampuan calon nasabah debitur untuk mengelola jegiatan usahanya dan mampu melihat prospek masa depan, sehingga usahanya dapat memberikan keuntungan yang menjamin bahwa ia mampu melunasi utang kreditnya dalam jumlah dan jangka waktu yang telah ditentukan. Pengukuran kemampuan ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, misalnya pendekatan materiil, yaitu melakukan penilaian terhadap keadaan neraca, laporan laba rugi, dan arus kas cash flow usaha dari beberapa tahun terakhir. Melalui pendekatan ini, tentu dapat diketahui pula mengenai tingkat solvabilitas, likuiditas dan rentabilitas usaha serta tingkat risikonya. Pada dasarnya untuk menilai capacity seseorang didasarkan pada pengalamannya di dunia bisnis yang dihubungkan dengan pendidikan dari calon nasabah debitur, serta kemampuan dan keunggulan perusahaan dalam melakukan persaingan usaha dengan pesaing lainnya. c. Capital Analisis modal untuk dapat menggambarkan capital structure, analisis ini tidaklah hanya melihat besar atau kecilnya modal, akan tetapi difokuskan bagaimana distribusi modal ditempatkan oleh peminjam tersebut agar dana yang dipinjam tersebut dapat berjalan secara efektif. Universitas Sumatera Utara 30 Modal dapat terdiri dari modal saham, pinjaman bank, pinjaman pihak ketiga lainnya. d. Collateral Collateral adalah jaminan untuk persetujuan pemberian kredit yang merupakan saran pengaman back-up atas risiko yang mungkin terjadi atas debitur dikemudian hari, misalnya terjadi kredit macet. Jaminan ini diharapkan mampu melunasi sisa utang kredit, baik utang pokok maupun bunganya. e. Condition of Economy Bahwa dalam pemberian kredit oleh bank, kondisi ekonomi secara umum dan kondisi sektor usaha pemohan kredit perlu memperoleh perhatian dari bank untuk memperkecil risiko yang mungkin terjadi yang diakibatkan oleh kondisi ekonomi tersebut. Selain konsep atau prinsip 5C diatas, dalam prakteknya bank juga menerapkan dasar penilaian lain yang disebut dengan 5P’s principles yaitu: a. Personality Bank mencari data mengenai kepribadian calon debitur seperti riwayat hidup, hobi, pengalaman berbisnis, social standing, dan lain sebagainya. Hal ini ditentukan untuk persetujuan kredit yang diajukan oleh debitur. b. Purpose Universitas Sumatera Utara 31 Selain mengenal kepribadian personality dari calon debitur, bank juga harus mencari data mengenai tujuan atau penggunaan kredit tersebut sesuai line of business kredit bank yang bersangkutan. c. Prospect Dalam hal ini, bank harus melakukan analisis dengan cermat mengenai bentuk usaha yang akan dilakukan oleh pemohon kredit apakah mempunyai prospek dikemudian hari ditinjau dari aspek ekonomi dan kebutuhan masyarakat. d. Payment Bahwa dalam penyaluran kredit, bank harus mengetahui dengan jelas mengenai kemampuan dari pemohon kredit untuk melunasi utang kredit dalam jumlah dan jangka waktu yang telah disepakati. e. Party Bank perlu menggolongkan calon debiturnya menjadi beberapa golongan menurut character, capacity dan capital. Penggolongan ini akan memberikan arah analisis bagaimana harus bersikap. Selain konsep atau prinsip 5C dan 5P diatas, bank juga menerapkan dasar penilaian lain yang sering disebut 3R yaitu: a. Returns Penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh debitur setelah mendapatkan kredit, apakah hasil tersebut cukup memadai untuk Universitas Sumatera Utara 32 menutupi pinjaman serta sekaligus memungkinkan pula usahanya untuk berkembang. b. Repayment Suatu perhitungan terhadap kemampuan dan jadwal serta jangka waktu pengembalian kredit. c. Risk Bearing Activity Sampai sejauh mana ketahanan debitur untuk menanggung risiko kegagalan apalagi menanggung suatu hal yang tidak diinginkan. Dalam hal ini, termasuk kemampuan bank menanggung risiko sebagai kreditur, apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dengan cara meminta collelateral dari debitur. Kebijakan perkreditan loan policy menurut Hampel dan Simpson 1991 dalam Putri 2010:35 adalah: “The policy should in turn reflect the bank’s lending philosopy and culture, indicating prorities, specifying prosedures and means of monitoring lending activity. Loan policy should obtain three result: 1. Produce sound and collectible loan 2. Provide profitable investment of bank funds 3. Encourage extension of credit that meet the legitimate needs of the bank’s Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kebijakan kredit adalah kemampuan bank dalam menyalurkan kredit kepada debitur yang dapat menimbulkan keuntungan bagi bank itu sendiri. Pelaksanaan kredit mempunyai berbagai masalah yang cukup sulit sehingga diperlukan peraturan-peraturan baik secara tertulis maupun tidak tertulis dalam pelaksanaan kredit berlangsung, dalam penetapan kebijakan kredit perlu diperhatikan 3 azas pokok yaitu: Universitas Sumatera Utara 33 a. Azas Likuiditas Azas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga likuiditasnya, karena suatu bank yang rasio likuiditasnya rendah akan berdampak pada hilangnya kepercayaan nasbahanya sendiri. b. Azas Solvabilitas Usaha pokok perbankan yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit. c. Azas Rentabilitas Bank mengharapkan untuk memperoleh laba dari aktivitas usahanya. Laba diperoleh dari perkreditan selisih antara pendapatan dana dengan biaya dana. Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari penetapan kebijakan kredit menurut Muljono 2001:20 yaitu: a. Untuk penyediaan saran penjagaan atau pengamatan terhadap set bank dan dana yang disimpan oleh para deposan secara memadai, maksudnya agar dana yang telah ditanamkan ke dalam bank tersebut dapat dikembangkan hingga dapat memperoleh reurn yang optimal. b. Sebagai dasar pedoman kerja dalam menghadapi perkembanngan perekonomian khususnya yang menyangkut kegiatan perbankan, maksudnya sebagai unit perekonomian sudah tentu tidak dapat melepaskan diri dari setiap perkembangan yang terjadi pada kegiatan perekonomian yang mengelilinginya. Universitas Sumatera Utara 34 c. Sebagai pedoman bagi para pejabat kredit bank dalam menyelesaikan tugasnya. d. Sebagai dasar untuk melaksanakan pengawasan, karena policy merupakan decision made in advance yaitu sebagai tolak ukur dari apa-apa yang harus dilaksanakan oleh para petugas dilapangan. Menurut Kasmir 2014 Aspek-aspek yang perlu diperhatikan menyangkut calon debitur adalah: a. Aspek Hukum Yuridis Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan sehingga dapat diketahui siapa pemiliknya dan besarnya modal masing-masing pemilik. b. Aspek Pemasaran Dalam aspek ini yang dinilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan datang prospeknya bagaimana. c. Aspek TeknisOperasi Penilaian mengenai keteknisan meliputi segi teknik fisik dari perusahaan calon debitur dimana sasarannya adalah untuk mendapatkan hasil produk yang dikehendaki sesuai dengan rencana, Universitas Sumatera Utara 35 baik itu kualitas, jumlah kapasitas, ukuran maupun kepentingan kalkulasi biaya atau kebutuhan modal kerja perusahaan. d. Aspek Keuangan Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. e. Aspek Sosial Ekonomi Aspek ini menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum. Menurut Putri 2010:45 ketentuan-ketentuan batas maksimum fasilitas kredit yang akan diperkenankan diberikan kepada satu debitur atau kelompok debitur adalah sebagai berikut: a. Batas Maksimum Pemberian Kredit oleh Bank kepada nasabahnya adalah: 1. 20 dari modal sendiri bagi satu debitur 2. 50 dari modal sendiri bank bagi debitur grup dengan prinsipnya bahwa kredit yang diberikan kepada satu anggota grup tidak boleh lebih dari 20 dan untuk anggota grup tidak boleh 50. 3. Ketentuan ini berlaku pula bagi cabang bank yang bersangkutan yang beroperasi di luar negeri. b. Pemberian fasilitas kredit kepada perusahaan yang sebagian kepemilikannya dimiliki ileh bank berlaku ketentuan: Universitas Sumatera Utara 36 1. Perusahaan yang kepemilikannya 50 atau lebih dimiliki bank, batas maksimum kredit adalah 10 dari penyertaan bank pada perusahaan yang bersangkutan. 2. Perusahaan yang kepemilikannya kurang dari 50 dimiliki oleh bank batas maksimum kredit adalah 20 dari modal sendiri bank. 3. Batas maksimum kredit untuk seluruh perusahaan sebagaimana dimaksud diatas adalah 50 dari modal sendiri bank. c. Bank diperkenankan pula memberikan kredit kepada: 1. Anggota direksi dan pegawai dengan maksimum sebesar kemampuan pengembalian dari pendapatan yang berasal dari bank yang bersangkutan. 2. Anggota komisaris yang bukan pemegang saham dengan maksimal: a. 5 dari modal sendiri bank bagi individu atau perusahaan yang dimilikinya. b. 15 dari modal sendiri bank bagi komisaris yang bersangkutan beserta grup perusahaan yang dimilikinya. 3. Pemegang saham dengan maksimal: a. 10 dari jumlah penyertaannya bagi bank pemegang saham atau bagi perusahaan yang dimilikinya. b. 25 dari penyertaannya pada bank dalam hal kredit kepada pemegang saham beserta grup perusahaan yang dimilikinya. Menurut Dahlan Siamat 2001, kredit dapat digolongkan berdasarkan: Universitas Sumatera Utara 37 a. Jangka waktu maturity Penggolongan kredit menurut jangka waktu dapat dibedakan: 1. Kredit jangka pendek short-term loan Kredit jangka pendek adalah kredit yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun. Kredit ini biasanya untuk membiayai kelancaran operasi perusahaan seperti kredit modal kerja. 2. Kredit jangka menengah medium-term loan Kredit jangka menengah adalah kredit yang jangka waktu pengembaliannya 1 sd 3 tahun. Biasanya kredit ini untuk menambah modal kerja misalnya untuk membiayai pengadaan bahan baku. Kredit jangka menengah juga dapat pula dalam bentuk kredit investasi. 3. Kredit jangka panjang long-term loan Kredit jangka panjang adalah kredit yang jangka waktu pengembaliannya melebihi 3 tahun. Kredit ini biasanya untuk membiayai sutu proyek, perluasan usaha atau rehabilitasi. b. Bentuk Jaminan Collateral Dilihat dari barang jaminan, kredit dapat dibedakan: 1. Kredit dengan jaminan secured loan 2. Kredit dengan tanpa jaminan unsecured loan Universitas Sumatera Utara 38 c. Segmen Usaha Sektor industri yang dibiayai oleh bank biasanya dibagi lagi menjadi segmen-segmen usaha lainnya seperti: perdagangan, otomotif, farmasi, tekstil dan lain-lain. d. Tujuan Kredit Kredit dapat dibedakan menurut tujuannya yaitu: 1. Kredit Komersil commercial loan Kredit yagn diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan. Kredit komersil meliputi antara lain: kredit leveransir, kredit untuk usaha pertokoan, kredit ekspor dan lain sebagainya. 2. Kredit Konsumtif consumer loan Kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. Kredit ini biasanya meliputi kredit membeli barang atau kebutuhan lainnya seperti kredit properti, kredit motor, kredit mobil dan lain sebagainya. 3. Kredit Produktif Kredit yang diberikan oelh bank dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat memperlancar produksi misalnya pembelian bahan baku, pembayaran upah, biaya pengepakan, biaya pemasaran dan lain sebagainya. e. Penggunaan Kredit Penggolongan kredit menurut penggunaanya terdiri atas: Universitas Sumatera Utara 39 1. Kredit Modal Kerja Kredit Modal Kerja adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk menambah modal kerja debitur. 2. Kredit Investasi Kredit Investasi adalah kredit yang diberikan bank kepada debitur untuk digunakan melakukan investasi dengan membeli barang- barang modal. Universitas Sumatera Utara 40

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian dari Putri 2010. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada objek penelitiannya. Peneliti sebelumnya melakukan penelitian pada perusahaan perbankan yang berada di wilayah Tangerang dan DKI Jakarta sedangkan Penulis melakukan penelitian pada perusahaan perbankan yang berada di Kota Medan. Hasil penelitian Putri 2010 menemukan hasil yaitu penerapan manajemen risiko perbankan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan pemberian kredit dan Penerapan audit internal berpengaruh negatif terhadap kebijakan pemberian kredit kredit pada perusahaan perbankan yang berada di wilayah Tangeramg dan DKI Jakarta. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel yang Digunakan Kesimpulan Putri 2010 Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Perbankan dan Penerapan Audit Internal Terhadap Kebijakan Pemberian Kredit X 1 : Penerapan Manajemen Risiko Perbankan X 2 : Penerapan Audit Internal Y: Kebijakan Pemberian Kredit Penerapan manajemen risiko perbankan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan pemberian kredit dan Penerapan audit internal berpengaruh negatif terhadap kebijakan pemberian kredit kredit pada perusahaan perbankan yang berada di wilayah Tangeramg dan DKI Jakarta. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Universitas Sumatera Utara 41 2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual Untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman penelitian, maka perlu dijelaskan suatu kerangka konseptual sebagai landasan dalam pemahaman. Kerangka Konseptual adalah penjelasan tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Dalam ketentuan yang dikeluarkan Bank Indonesia telah ditetapkan Pedoman Penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank yang merupakan paduan bagi bank dalam menyusun kebijakan perkreditannya, yang sekurang- kurangnya mengatur hal-hal pokok mengenai prinsip kehati-hatian dalam perkreditan, organisasi dan manajemen perkreditan, kebijakan persetujuan Gambar 2.1 Variabel Independen Variabel Dependen Audit Internal Manajemen Risiko Keputusan Pemberian Kredit Universitas Sumatera Utara 42 kredit, dokumentasi atau administrasi kredit dan pengawasan terhadap kredit bermasalah. Oleh karena itu, bank diwajibkan memiliki standar yang jelas dan tegas dengan mengandung unsur pengawasan internal pada semua tahapan dalam pemberian kredit. Sehingga bank akan bertanggung jawab dalam melaksanakan perkreditan yang telah dibuatnya sendiri, yang merupakan ketentuan internal bagi bank sendiri self regulation. Penerapan Manajemen risiko dalam Tampubolon 2004 memiliki tujuan untuk memproteksi aset dan laba sebuah organisasi demgam menguragi potensi kerugian sebelum hal tersebut terjadi. Manajemen risiko dalam keputusan pemberian kredit dapat mengukur dan mengawasi risiko yang timbul dari risiko kredit, kontrol sistem laporan dan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang berlaku. Penerapan Audit internal menurut Eviyanti 2011 Audit internal tidak hanya berperan sebagai pengawas dengan melakukan pemeriksaan tetapi audit internal juga berperan sebagai konsultan dengan cara memberikan rekomendasi berdasarkan fakta temuan dan memastikan audit internal dapat melakukan tindak lanjut dari hasil temuan tersebut dalam hal ini menyangkut bidang kredit.

2.3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahamainya. Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang harus diuji. Hipotesis yang dapat Universitas Sumatera Utara 43 diambil berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan kerangka konseptual adalah: H 1 : Manajemen Risiko dan Audit Internal berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pemberian Kredit H 2 : Manajemen Risiko dan Audit Internal berpengaruh secara simuktan terhadap Keputusan Pemberian Kredit Universitas Sumatera Utara 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif-kausal. Menurut Sugiyono 2003:14 penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan deskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Hubungannya bisa simetris, kausal dan interaktif. Dalam penelitian ini hubungan yang digunakan adalah hubungan kausal, yaitu hubungan sebab akibat, salah variabel independen mempengaruhi variabel lain variabel dependen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah beberapa perusahaan perbankan yang berada di Kota Medan. Dan waktu penelitian adalah 2 Februari- 28 Maret 2015

3.3 Definisi Operasional Variabel

Menurut Brown 1998:7 dalam Sarwono 2006:37 variabel “is something that may vary or differ” atau variabel adalah merupakan simbol atau konsep yang diasumsikan seperangkat nilai sehingga diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya. Operasional variabel adalah sebuah konsep yang mempunyai penjabaran dari variabel yang ditetapkan dalam suatu penelitian Universitas Sumatera Utara 45 yang dimaksudkan untuk memastikan agar variabel yang diteliti secara jelas dapat ditetapkan indikatornya. a. Variabel independen X Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang akan diobservasi atau variabel dependen Y. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah sebagai berikut: 1. Manajemen Risiko X2 Manajemen Risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh usaha bank. Untuk mengukur penerapan manajemen risiko, kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang diadopsi dari Putri 2010 terdiri dari 11 pertanyaan. Metode pengukuran yang digunakan adalah metode skala likert yang menggunakan 5 poin penilaian, yaitu 1 sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 ragu-ragu, 4 setuju, 5 sangat setuju. 2. Audit Internal X3 Audit Internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan Universitas Sumatera Utara 46 manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketenruan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Untuk mengukur penerapan audit internal, kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang diadopsi dari Putri 2010 terdiri dari 10 pertanyaan. Metode pengukuran yang digunakan adalah metode skala likert yang menggunakan 5 poin penilaian, yaitu 1 sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 ragu- ragu, 4 setuju, 5 sangat setuju.

b. Variabel dependen Y

Variabel ini dapat memberikan reaksi atau respons jika dihubungkan dengan variabel independen. Variabel dependen merupakan variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel independen. Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah sebagai berikut: Keputusan Pemberian Kredit Kebijakan kredit adalah ketentuan yang harus dipedomani bank dalam menyalurkan kredit kepada debitur yang dapat menimbulkan keuntungan bagi bank itu sendiri. Untuk mengukur Keputusan Pemberian Kredit, kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang diadopsi dari Putri 2010 terdiri dari 8 pertanyaan. Metode pengukuran yang digunakan adalah metode skala likert yang menggunakan 5 poin penilaian, yaitu 1 sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 ragu-ragu, 4 setuju, 5 sangat setuju. Universitas Sumatera Utara 47

3.4 Skala Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam berbagai survei. Metode yang digunakan ini dikembangkan oleh Rennis Likert. Dalam skala likert ini, responden menentukan tingkat persetujuan terhadap pernyataan dengan lima pilihan. Dalam penelitian ini pengukurannya akan digolongkan ke dalam lima kategori, yaitu: Tabel 3.1 Metode Skala dan Pengukurannya Sangat Setuju SS Setuju S Tidak Pasti TP Tidak Setuju TS Sangat Tidak Setuju STS 5 4 3 2 1 Sumber: Indrianto dan Supomo, 2002

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Indrianto dan Soepomo 1997, populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyao karakteristik tertentu. Penelitian ini mengambil objek pada orang-orang yang berada bagian manajemen risiko, audit internal dan perkreditan di beberapa perusahaan perbankan di Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian adalah perusahaan perbankan yang berada di Kota Medan sebanyak 55 bank. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan Universitas Sumatera Utara 48 sampel berdasarkan suatu kriteria dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria sampel yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Bank yang menjadi objek penelitian merupakan bank umum konvensional. 2. Bank yang menjadi objek penelitian merupakan bank yang dimiliki oleh pemerintah pusat maupun daerah. Tabel 3.2 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian No Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 1 ABN Amro Bank  X - 2 American Express Bank  X - 3 Bank Agro Niaga  X - 4 Bank Artha Graha  X - 5 Bank BCA  X - 6 Bank BNI   Sampel 1 7 Bank BNI Syariah X  - 8 Bank BRI   Sampel 2 9 Bank BTN   Sampel 3 10 Bank Buana  X - 11 Bank Bukit Barisan  X - 12 Bank Bukopin  X - Universitas Sumatera Utara 49 13 Bank Bumi Artha  X - 14 Bank Bumiputera  X - 15 Bank CIC  X - 16 Bank Danamon  X - 17 Bank Dipo Internasional  X - 18 Bank Ekonomi  X - 19 Bank Ekonomi Rakerja  X - 20 Bank Eksekutif Indonesia  X - 21 Bank Ekspor Indonesia  X - 22 Bank Gunung Kencana  X - 23 Bank Kesawan  X - 24 Bank Kredit Lyonnais  X - 25 Bank Mandiri   Sampel 4 26 Bank Mandiri Syariah X  - 27 Bank Maspion  X - 28 Bank Mega  X - 29 Bank Mestika  X - 30 Bank Muammalat X X - 31 Bank Natir  X - 32 Bank Niaga  X - 33 Bank NISP  X - 34 Bank Nusantara  X - Universitas Sumatera Utara 50 35 Bank Panin  X - 36 Bank Pasar  X - 37 Bank Pengangkutan Indonesia  X - 38 Bank Permata  X - 39 Bank Prima Express  X - 40 Bank Prima Tata Patumbak  X - 41 Bank Sembada Avitanugroho  X - 42 Bank Standart Chartered  X - 43 Bank Sumut   Sampel 5 44 Bank Sumut Syariah x  - 45 Bank Tani Nasional  X - 46 Bank Tata Nasional  X - 47 BII  X - 48 BPR Bumi Asih X X - 49 BPR Kafatul Ummah X X - 50 BPR Karya Bakti Ugahari X X - 51 BPR Mega Citra Sarana X X - 52 BPR Nusantara Sunggal X X - 53 BPR Sejahtera Tembung X X - 54 BPR Solider X X - 55 BPR Syariah X X - Universitas Sumatera Utara 51

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang disajikan bukan dalam bentuk bilangan-bilangan non-numerik. Data nominal dan data ordinal merupakan contoh data kuantitatif. Pada penelitian ini data yang digunakan termasuk data cross-section. Data cross-section adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu: Data Primer Primary Data Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan. Data primer dapat berupa observasi, keusioner dan wawancara. Data primer dikumpulkan dengan metode survei dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh penulis. Kuesioner ini dibuat berdasarkan beberapa referensi dan kemudian dijadikan dalam bentuk pertanyaan oleh penulis. Tingkat persetujuan responden dalam kuesioner dinyatakan dalam skala likert likert scale.Kemudian kuesioner ini dikirimkan kepada responden di berbagai bank yang berada di Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 52

3.8 Teknik Analisis Data A. Uji Kualitas Data

Penelitian yang mengukur variabel dengan cara kuesioner maka harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan reliable. Hal itu karena kebenaran data yang diperoleh sangat menentukan kualitas hasil penelitian.

1. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing- masing butir pertanyaan dengan total skor. Adapun teknik korelasi yang biasa dipakai adalah teknik korelasi product moment dan untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu significant, maka dapat dilihat pada tabel nilai product moment atau menggunakan SPSS untuk mengujinya.Untuk butir pertanyaan yang tidak valid harus dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen Noor, 2011:132. Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3 Sekaran dalam Augustine dan Kristaung, 2013:70. Universitas Sumatera Utara 53

2. Uji Realibilitas

Uji realibilitas data adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang dalam kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jika nilai CronbachAlpha lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian bersifat reliabel Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165.

B. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemeriksaan Intern terhadap Efektivitas Pengendalian Pemberian Kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani Medan

13 96 122

Peranan Informasi Laporan Keuangan Dalam Kebijaksanaan Pemberian Kredit Kepada Calon Nasabah Pada PT. Panin Bank, Tbk Cabang Medan.

31 163 115

Pengaruh penerapan manajemen risiko perbankan dan penerapan audit Internal terhadap kebijakan pemberian kredit

12 49 127

ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA

0 1 20

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN AUDIT INTERNAL TERHADAP KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT (Studi pada Bank Umum Milik Negara di Kota Malang) | Yonatama | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

0 3 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Pengaruh Pedoman Penyusunan Kebijaksanaan Perkreditan Bank (PPKPB), Manajemen Risiko, Audit Internal dan Rencana Bisnis Bank terhadap Keputusan Pemberian Kredit Pada Perusahaan Perbankan di Kota Medan

0 0 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Pedoman Penyusunan Kebijaksanaan Perkreditan Bank (PPKPB), Manajemen Risiko, Audit Internal dan Rencana Bisnis Bank terhadap Keputusan Pemberian Kredit Pada Perusahaan Perbankan di Kota Medan

0 1 37

Kata Pengantar - Pengaruh Pedoman Penyusunan Kebijaksanaan Perkreditan Bank (PPKPB), Manajemen Risiko, Audit Internal dan Rencana Bisnis Bank terhadap Keputusan Pemberian Kredit Pada Perusahaan Perbankan di Kota Medan

0 1 14

PENGARUH PENILAIAN KELAYAKAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

0 0 15

ANALISIS PERBEDAAN RISIKO PEMBERIAN KREDIT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

0 0 116