Pengaruh Pemeriksaan Intern terhadap Efektivitas Pengendalian Pemberian Kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani Medan

(1)

PENGARUH PEMERIKSAAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK

PERKREDITAN RAKYAT MITRADANA MADANI MEDAN

TESIS

Oleh

FERRA ANDRIANI

087019077/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

S

E K O L

A

H

P A

S C

A S A R JA

N A


(2)

PENGARUH PEMERIKSAAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK

PERKREDITAN RAKYAT MITRADANA MADANI MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

FERRA ANDRIANI

087019077/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

Judul Tesis : PENGARUH PEMERIKSAAN INTERN TERHADAP

EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PEMBERIAN

KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN

RAKYAT MITRADANA MADANI MEDAN Nama Mahasiswa : Ferra Andriani

Nomor Pokok : 087019077

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Rismayani, SE., MS) Ketua

(Drs. Syahyunan, M.Si) Anggota

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Rismayani, SE., MS)

Direktur,

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 2 September 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Rismayani, SE., MS Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si

2. Drs. M. Lian Dalimunthe, MEc, AC 3. Dra. Nisrul Irawati, MBA


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:

Pengaruh Pemeriksaan Intern terhadap Efektivitas Pengendalian Pemberian

Kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani Medan”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun juga sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, September 2010 Yang membuat pernyataan

Ferra Andriani 087019077/IM


(6)

ABSTRAK

PT. BPR Mitradana Madani Medan merupakan sebuah Bank Perkreditan Rakyat yang beroperasi sejak tahun 1997 yang berlokasi di Jl. Kapten Muslim No. 36A Sei Sikambing dan kantor cabang yang beralamat di Jalan Williem Iskandar No. 120-121 Medan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis pemberian kredit dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemeriksaan intern terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit pada PT. BPR Mitradana Madani. Permasalahan dari penelitian ini yaitu (1) Bagaimana pengaruh pemeriksaan intern terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit pada PT. BPR Mitradana Madani Medan? (2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemeriksaan intern pada PT. BPR Mitradana Madani Medan?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang berkaitan dengan pemeriksaan intern pengendalian. Pemeriksaan intern ini terdiri dari teori administrasi dan dokumentasi, standard operasional prosedur dan daftar penilaian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pendekatan deskripsi kuantitatif. Jenis dari penelitian ini yaitu deskripsi dan eksplanatory yang diukur dalam rating scale. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 51 responden. Teknik pengumpulan data dengan daftar pertanyaan, wawancara dan studi dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana dan regresi linear berganda.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pada hipotesis pertama pemeriksaan intern memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit. Sedangkan pada hipotesis yang kedua administrasi dan dokumentasi dan standard operasional prosedur memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemeriksaan intern. Tetapi daftar penilaian tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemeriksaan intern.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Pemeriksaan intern berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit (2) Administrasi dan Dokumentasi, standard operasional prosedur dan daftar penilaian secara bersama-sama berpengaruh terhadap pemeriksaan intern.


(7)

ABSTRACT

PT. BPR Mitradana Madani Medan is one of community credit banks operated since 1997. It is located at Jl. Kapten Muslim No. 36A Sei Sikambing and the branch office is located at Jl. Williem Iskandar No.120-121 Medan. The objective of this research is to analyze the credit giving and the factors predisposing the intern checking to the effectiveness of credit giving control at PT. BPR Mitradana Madani. The problems of this research are 1) How is the influence of intern checking to the effectiveness of credit giving control at PT. BPR Mitradana Madani Medan ?2) What are the factors predisposing the intern checking at PT. BPR Mitradana Madani Medan ?

The theories used in this research are related to the theories about the intern checking to the effectiveness of credit giving control. The intern checking consists of administration theory and documentation, procedure operational standard and list of appraisal.

The method used is quantitative description method. This research is description and explanatory which is measured in rating scale. The sample used in this research is for 51 respondents. The data collection techniques are list of questions, interview and documentation study. The analysis method used is simple linear regression and multiple linear regression.

The results of the research show that as it is stated in the first hypothesis that there is significant influence to the effectiveness of credit giving control. Whereas for the second hypothesis, the administration and documentation and operational procedure have significant influence to the intern checking. But, list of appraisal does not have significant influence to the intern checking.

The conclusion of this research are (1) intern checking has the influence to the credit giving control, (2) Administration and documentation, standard operational procedure and list of appraisal simultaneously have the influence to the intern checking.

Keywords: Intern Checking and Credit Controlling.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkat rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut ilmu dan menyelesaikan hasil penelitian tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang

dilakukan penulis adalah: Pengaruh Pemeriksaan Intern terhadap Efektivitas

Pengendalian Pemberian Kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani Medan”.

Selama menyelesaikan tesis ini maupun selama mengikuti proses perkuliahan, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp A(k), selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, MS., selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberi pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.


(9)

4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Sekretaris Program Ilmu Manajemen dan juga selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.

5. Bapak Drs. M. Lian Dalimunthe, MEc, Ac., Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., dan

Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si., selaku Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.

6. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis. Dan seluruh staf pegawai administrasi Magister Ilmu Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Pegawai PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani Medan yang

sangat membantu dalam membantu proses penelitian ini.

8. Khususnya kepada kedua orang tua penulis yang terkasih H. Ferrizal, SE, MM.,

dan Hj. Hasnah, terima kasih yang tak terhingga atas seluruh limpahan kasih sayang, doa, dorongan semangat, dan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan jenjang pendidikan strata dua.

9. Yang teristimewa kepada suami penulis Rian Perdana Hasdi, ST., serta kepada

yang Adik tersayang Hastina Febriaty, SE, M.Si., Novita Sari, S.Psi dan Rahmad Syah Putra atas segala dukungan semangat dan doanya.

10.Seluruh rekan-rekan angkatan XIV Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Ilmu Manajemen yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu


(10)

atas bantuan, kerjasama, dan kebersamaannya selama ini selama penulis menempuh studi dan penulisan tesis ini.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada penulis ketika masa kuliah dan saat penulisan tesis. Penulis menyadari tesis ini belum sempurna, namun diharapkan akan dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi pengembangan serta penelitian dalam bidang Ilmu Manajemen Pemasaran.

Medan, September 2010

Penulis


(11)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ferra Andriani

Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 21 Februari 1985

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Menikah

Nama Orang Tua

Ayah : H. Ferrizal, SE, MM

Ibu : Hj. Hasnah

Alamat Rumah : Jln. Bromo Gg. Mamiyai No. 19 Medan 20216

Pendidikan

1. Tahun 1990-1996 : SD. Muhammadiyah 12 Medan

2. Tahun 1996-1999 : SMP Negeri 18 Medan

3. Tahun 1999-2002 : SMU Negeri 15 Medan

4. Tahun 2002-2007 : Universitas Islam Sumatera Utara

Jurusan Ekonomi Akuntansi

5. Tahun 2008-2010 : Sekolah Pascasarjana Program Magister Ilmu


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………

ABSTRACT ………..

KATA PENGANTAR ……….

RIWAYAT HIDUP ……….

DAFTAR ISI ………...

DAFTAR TABEL ………...

DAFTAR GAMBAR ………...

DAFTAR LAMPIRAN……….

BAB I PENDAHULUAN………

1.1 Latar Belakang ………..………...

1.2 Perumusan Masalah …..………...

1.3 Tujuan Penelitian..………....

1.4 Manfaat Penelitian………..…………..

1.5 Kerangka Berpikir………

1.6 Hipotesis..……….………

i ii iii vi vii

x xii xiii

1 1 4 5 5 6 8


(13)

BAB II URAIAN TEORITIS……….

2.1 Teori tentang Pemeriksaan Intern……….

2.1.1 Pengertian Pemeriksaan Intern………..……..

2.1.2 Tujuan Pokok Pemeriksaan Intern………..……...

2.1.3 Ruang Lingkup Pemeriksaan Intern…………...……….

2.2 Teori tentang Pengendalian Kredit………….………..

2.2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern ……..…………

2.2.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern……..………...

2.2.3 Fungsi Sistem Pengendalian Intern Bagi Perusahaan…..

2.2.4 Teori Efektivitas ………...

2.3 Teori tentang Perkreditan Bank………..………...

2.3.1 Pengertian Kredit………...………..………

2.3.2 Unsur-unsur Kredit.……..………..……….

2.3.3 Fungsi dan Tujuan Kredit………

2.3.4 Analisis Kredit………..………...

2.3.5 Jenis-jenis Kredit……….………...……….

2.3.6 Perjanjian Kredit... ………...………...

2.4 Teori tentang Bank Perkreditan Rakyat………

10 10 15 15 19 20 20 22 24 25 25 25 26 27 29 31 32


(14)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ……….……….

3.2 Metode Penelitian……….……

3.3 Populasi dan Sampel………..………...

3.4 Metode Pengumpulan Data………..……

3.5 Jenis dan Sumber Data………..………...

3.6 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional …………...…

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ………..………

3.7.1 Uji Validitas………..…………..

3.7.2 Uji Reliabilitas………..………..

3.8 Model Analisis Data………..……...

3.8.1 Model Analisis Data Hipotesis Pertama………..

3.8.2 Model Analisis Data Hipotesis Kedua……….

3.8.3 Uji Secara Serempak (Uji F)………

3.8.4 Uji Parsial (Uji t)………..

3.9 Pengujian Asumsi Klasik………..………

3.9.1 Uji Normalitas Data………..…………...

3.9.2 Uji Multikolinieritas………..…………..

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas…..……….……...

35 35 35 36 36 37 37 39 39 42 43 43 44 45 46 47 47 48 49


(15)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..

4.1 Sejarah Singkat PT. BPR Mitradana Madani Medan …….….

4.2 Visi dan Misi PT. BPR Mitradana Madani Medan….……….

4.2.1 Visi PT. BPR Mitradana Madani Medan……...….……

4.2.2 Misi PT. BPR Mitradana Madani Medan………

4.2.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ………

4.3 Karakteristik Responden………..

4.4 Analisis Deskripsi Variabel………..

4.5 Pengujian Asumsi Klasik………..

4.5.1 Uji Normalitas……….………

4.5.2 Uji Heteroskedastisitas………….………...

4.6 Pengujian Hipotesis Pertama……….………..

4.6.1 Uji Parsial……….………...

4.7 Pengujian Asumsi Klasik pada Hipotesis Kedua……….

4.7.1 Uji Normalitas……….………

4.7.2 Uji Multikolinearitas……….………..

4.7.3 Uji Heteroskedastisitas……….………...

4.8 Pengujian Hipotesis Kedua……….……….

4.8.1 Uji Serempak……….………..

50 50 52 52 52 53 68 70 76 76 77 78 79 80 80 81 82 83


(16)

4.8.2 Uji Parsial……….………...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..

5.1 Kesimpulan……….………..

5.2 Saran………….………

DAFTAR PUSTAKA ………

85 86 89 89 90


(17)

DAFTAR TABEL Nomor 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 Judul

Definisi Operasional Variabel pada Hipotesis Pertama...….

Definisi Operasional Variabel pada Hipotesis Kedua..……

Hasil Uji Validitas Variabel Pemeriksaan Intern…………..

Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian Pemberian

Kredit……….

Hasil Uji Validitas Variabel Administrasi dan Dokumentasi Hasil Uji Validitas Variabel Standard Operasional Prosedur

Hasil Uji Validitas Variabel Daftar Penilaian………

Uji Reliabilitas Instrumen Variabel………...

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian Penjelasan Responden Atas Variabel Pemeriksaan Intern... Penjelasan Responden Atas Variabel Efektivitas

Pengendalian Pemberian Kredit………

Penjelasan Responden Atas Variabel Administrasi dan

Dokumentasi………..

Penjelasan Responden Atas Variabel Standar Operasional

Prosedur……….

Penjelasan Responden Atas Daftar Penilaian………

Hasil Analisis Hipotesis Pertama………..

Hasil Uji Determinasi………

Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial ..………..

Hasil Uji Multikolinearitas………...….

Hasil Analisis Linear Berganda……….

Nilai Koefisien Determinasi (R2)………...……

Uji Serempak………...

Halaman 38 38 40 40 41 41 42 43 69 69 70 71 72 73 74 75 78 79 80 82 84 85 85


(18)

(19)

DAFTAR GAMBAR

Nomor 1.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5

Judul

Kerangka Berpikir/Landasan Teori………...

Struktur Organisasi PT. BPR Mitradana Mandiri………….

Uji Normalitas………...

Uji Heteroskedastisitas………..

Uji Normalitas………...

Uji Heteroskedastisitas………..

Halaman 8 54 76 77 81 83


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor 1. 2. 3. 4.

5.

Judul

Kuesioner Penelitian………..………...

Hipotesis Pertama……….………….

Hipotesis Kedua..………...

Hasil Regresi Linear Berganda dan Hasil Uji

Multikoliearitas………..

Tabulasi Jawaban Responden….………...

Halaman 93 101 103

104 105


(21)

ABSTRAK

PT. BPR Mitradana Madani Medan merupakan sebuah Bank Perkreditan Rakyat yang beroperasi sejak tahun 1997 yang berlokasi di Jl. Kapten Muslim No. 36A Sei Sikambing dan kantor cabang yang beralamat di Jalan Williem Iskandar No. 120-121 Medan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis pemberian kredit dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemeriksaan intern terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit pada PT. BPR Mitradana Madani. Permasalahan dari penelitian ini yaitu (1) Bagaimana pengaruh pemeriksaan intern terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit pada PT. BPR Mitradana Madani Medan? (2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemeriksaan intern pada PT. BPR Mitradana Madani Medan?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang berkaitan dengan pemeriksaan intern pengendalian. Pemeriksaan intern ini terdiri dari teori administrasi dan dokumentasi, standard operasional prosedur dan daftar penilaian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pendekatan deskripsi kuantitatif. Jenis dari penelitian ini yaitu deskripsi dan eksplanatory yang diukur dalam rating scale. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 51 responden. Teknik pengumpulan data dengan daftar pertanyaan, wawancara dan studi dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana dan regresi linear berganda.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pada hipotesis pertama pemeriksaan intern memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit. Sedangkan pada hipotesis yang kedua administrasi dan dokumentasi dan standard operasional prosedur memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemeriksaan intern. Tetapi daftar penilaian tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemeriksaan intern.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Pemeriksaan intern berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit (2) Administrasi dan Dokumentasi, standard operasional prosedur dan daftar penilaian secara bersama-sama berpengaruh terhadap pemeriksaan intern.


(22)

ABSTRACT

PT. BPR Mitradana Madani Medan is one of community credit banks operated since 1997. It is located at Jl. Kapten Muslim No. 36A Sei Sikambing and the branch office is located at Jl. Williem Iskandar No.120-121 Medan. The objective of this research is to analyze the credit giving and the factors predisposing the intern checking to the effectiveness of credit giving control at PT. BPR Mitradana Madani. The problems of this research are 1) How is the influence of intern checking to the effectiveness of credit giving control at PT. BPR Mitradana Madani Medan ?2) What are the factors predisposing the intern checking at PT. BPR Mitradana Madani Medan ?

The theories used in this research are related to the theories about the intern checking to the effectiveness of credit giving control. The intern checking consists of administration theory and documentation, procedure operational standard and list of appraisal.

The method used is quantitative description method. This research is description and explanatory which is measured in rating scale. The sample used in this research is for 51 respondents. The data collection techniques are list of questions, interview and documentation study. The analysis method used is simple linear regression and multiple linear regression.

The results of the research show that as it is stated in the first hypothesis that there is significant influence to the effectiveness of credit giving control. Whereas for the second hypothesis, the administration and documentation and operational procedure have significant influence to the intern checking. But, list of appraisal does not have significant influence to the intern checking.

The conclusion of this research are (1) intern checking has the influence to the credit giving control, (2) Administration and documentation, standard operational procedure and list of appraisal simultaneously have the influence to the intern checking.

Keywords: Intern Checking and Credit Controlling.


(23)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya melakukan

pembangunan di berbagai bidang, hal tersebut merupakan usaha pemerintah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur yang merupakan cita-cita bangsa Indonesia. Salah satu usaha pemerintah adalah dalam bidang perekonomian dengan ditunjang oleh perbankan yang sehat dan kuat. Dalam hal ini pemerintah mengelola sektor-sektor yang dianggap vital khususnya dalam bidang perbankan bagi majunya roda pembangunan ekonomi, yaitu dengan menyediakan jasa perkreditan bagi masyarakat.

Dalam praktiknya bank juga memiliki fungsi sebagai lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Masyarakat kelebihan dana maksudnya masyarakat yang memiliki dana yang berlebihan kemudian disimpan ke bank. Dana yang disimpan di bank aman

karena terhindar dari kehilangan atau kerusakan. Penyimpanan uang di bank di samping aman juga menghasilkan bunga dari uang yang disimpan oleh bank dana

simpanan masyarakat ini disalurkan kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (membutuhkan dana).

Bagi masyarakat yang kekurangan dana atau membutuhkan dana dalam rangka membiayai suatu usaha atau kebutuhan rumah tangga mereka dapat


(24)

menggunakan pinjaman ke bank. Kepada masyarakat yang akan diberikan pinjaman diberi berbagai macam persyaratan yang harus segera dipenuhi. Masyarakat peminjam juga dikenakan bunga dan biaya administrasi yang besarnya tergantung masing-masing bank.

Dana yang berhasil diperoleh disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dalam pemberian kredit, dana yang dipergunakan sebagian besar merupakan titipan masyarakat yang berbentuk deposito, tabungan dan giro yang berjangka pendek. Sedangkan kredit yang dipergunakan oleh bank sebagian besar merupakan pinjaman jangka panjang. Dengan adanya perbedaan waktu, maka timbul unsur ketidakpastian atau resiko atas kredit yang diberikan.

Fenomena yang terjadi di Indonesia bank memang banyak memberikan pinjaman kredit kepada nasabah dengan harapan bank akan memperoleh keuntungan yang besar dari bunga kredit tersebut, namun pada kenyataannya pemberian kredit dengan bunga yang cukup tinggi kepada para nasabah mengakibatkan kredit macet. Hal ini disebabkan oleh pihak nasabah yang memalsukan data pribadinya dengan tujuan agar aplikasi kreditnya disetujui oleh pihak bank (info PT. BPR Mitradana Madani Medan).

Namun kenyataannya keberhasilan bank dalam menghimpun dana masyarakat kurang diikuti oleh strategi penyaluran dana yang terarah, setelah menimbulkan kredit macet dan sebagian bank telah melanggar batas maksimum pemberian kredit, terbukti dengan banyaknya kredit macet yang mewarnai kehidupan perbankan di Indonesia. Akibatnya pihak bank tidak dapat memperoleh bunga dari keuntungan kreditnya dari


(25)

nasabah dikarenakan nasabah tidak sanggup membayar tagihan kredit bersangkutan dengan alasan-alasan tertentu dan mengakibatkan bank kekurangan dana, bila ada nasabah yang membutuhkan sejumlah dana dalam bentuk tunai maka pihak bank tidak dapat menyediakannya. Bank yang bersangkutan harus mempertanggung jawabkan hal tersebut ke Bank Indonesia karena harus ada laporan langsung ke Bank Indonesia.

Masalah-masalah inilah yang menjadi dilema dalam perusahaan perbankan di mana mereka harus mencari keuntungan dengan cara menyalurkan dana yang berlebih ke masyarakat dalam bentuk kredit dan nasabahpun tidak berpikir panjang untuk kredit yang mereka ambil dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Sehingga dalam proses pemberian kredit kepada nasabah perlu dibentuk suatu tim pemeriksaan intern kredit agar apa yang menjadi tujuan kredit tersebut dapat tercapai. Masalah perkreditan merupakan suatu dilema dalam kehidupan perbankan dan masyarakat yang terkena imbasnya. Seperti diketahui Non Performing Loan (NPL) PT. BPR Mitradana Madani sebesar 34% per Desember 2009 adalah merupakan sebuah tantangan bagi PT. BPR Mitradana Madani untuk tetap menjalankan fungsi perkreditan namun dengan tetap menjalankan prinsip kehati-hatian (info PT. BPR Mitradana Madani Medan).

Dalam kegiatannya PT. BPR Mitradana Madani juga melakukan berbagai kegiatan pemasaran apalagi dalam hal ini masalah perkreditan, di mana pemasaran ini sangat diperlukan utnuk mencari calon nasabah yang akan mengajukan permohonan kredit.


(26)

Manajemen PT. BPR Mitradana Madani harus yakin bahwa semua prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun pelaksanaan sistem pengendalian intern ini belumlah dapat dikatakan memadai apabila tidak ada suatu bagian yang sifatnya independen yang bertugas mengawasi pelaksanaan dari sistem pengendalian tersebut, bagian inilah yang disebut sebagai pemeriksaan intern yang merupakan unsur daripada sistem yang memadai.

Fungsi pemeriksaan intern ini sangat berguna, karena fungsi untuk menilai prosedur keuangan dan sistem pengendalian intern secara berkala, mengikhtisarkan hasil-hasil pemeriksaannya, membuat saran-saran perbaikan serta memberikan laporan kepada pimpinan yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa betapa pentingnya sebuah bagian pemeriksaan intern dalam membantu manajemen PT. BPR Mitradana Madani Medan untuk mencapai efektivitas sistem pengendalian intern terhadap pemberian kredit kepada nasabah.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Sejauhmana pengaruh pemeriksaan intern terhadap efektivitas pengendalian

pemberian kredit pada PT. BPR Mitradana Madani Medan?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemeriksaan intern pada PT. BPR


(27)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemeriksaan intern terhadap

efektivitas pengendalian pemberian kredit pada PT. BPR Mitradana Madani Medan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan intern pada

PT. BPR Mitradana Madani Medan terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi PT. BPR Mitradana Madani Medan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi PT. BPR Mitradana Madani Medan dalam menunjang efektivitas sistem pengendalian intern dan meningkatkan efektivitas bagian pemeriksaan intern dalam menjalankan kegiatan pemberian kredit kepada para nasabah.

2. Bagi Program Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Sebagai menambah khasanah penelitian studi kasus untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan di masa yang akan datang.

3. Bagi Peneliti sebagai menambah pengetahuan mangenai teori dan konsep

sistem pengendalian intern serta fungsi dan peranan dari pemeriksaan intern itu sendiri dan penerapannya dalam perusahaan.


(28)

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya tentang pemeriksaan intern terhadap efektivitas pemberian kredit di perbankan.

1.5. Kerangka Berpikir

Ibrahim (2004) menyatakan bahwa “Pemeriksaan intern adalah suatu aktivitas

penilaian secara bebas dan tidak memihak dalam suatu organisasi untuk menilai akuntansi, keuangan dan kegiatan operasional lainnya sebagai dasar untuk memberikan rekomendasi yang konstruktif kepada pimpinan perusahaan dalam

melaksanakan pengendalian”.

Ali (2004) menyatakan bahwa “pengendalian pemberian kredit adalah bank

melakukan pengawasan/pengendalian atas jalannya kredit yang diterima debitur

sesuai dengan peruntukan penggunaan kredit sebagaimana disepakati”.

Irmayanto (2002) menyatakan bahwa secara umum prosedur pemberian kredit dapat melalui tahap, yakni dimulai dari pengajuan permohonan kredit, analisis kredit, persetujuan kredit, perjanjian kredit, pencairan kredit, pengawasan kredit dan pelunasan kredit.

Kasmir (2004) menyatakan bahwa internal auditing atau pemeriksaan intern adalah suatu bagian yang sifatnya independen dan dalam arti tidak terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan yang dapat mengaburkan independensinya.

Tunggal (1994) menyatakan bahwa ruang lingkup pemeriksaan intern meliputi pemeriksaan dan penilaian kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian


(29)

intern perusahaan dan pekerjaan manajemen dalam mengemban tanggung jawab yang dibebankan. Apabila pemeriksa intern diminta untuk menginterprestasikan atau memilih standard operasional, maka harus ada persetujuan dari bagian yang diperiksa mengenai standard yang diperlukan untuk mengukur prestasi operasional.

Muljono (1999) menyatakan bahwa untuk mendukung hasil audit atau pemeriksaan, maka auditor harus mendokumentasikan dan mengadministrasikan bukti-bukti dokumen sah terhadap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, analisis, evaluasi dan pelaporan hasil pemeriksaan produk yang didokumentasikan dan diadministrasikan adalah semua berkas-berkas kerja pemeriksaan termasuk surat menyurat dan laporan hasil pemeriksaan.

Siagian (2001) menyatakan bahwa Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.

Rachman (2010) Standard Operasional Prosedur merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.

Hermansyah (2000) menyatakan daftar penilaian atau evaluasi merupakan salah suatu usaha untuk menemukan dan memperbaiki kekurangan yang terdapat


(30)

pada sistem pengendalian intern. Evaluasi adalah salah satu tugas penting dari pemeriksaan intern.

Hasibuan (2001) menyatakan bahwa prosedur penyaluran kredit yang harus dipenuhi antara lain mengisi aplikasi permohonan kredit yang telah disediakan pihak Bank, calon debitur mengajukan jenis kredit yang diinginkan, pihak bank menganalisa aplikasi kredit dengan ketentuan yang telah ditetapkan, pihak bank menentukan jumlah limit kredit atau batas maksimum pemberian kredit dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak apabila aplikasi kreditnya disetujui.

Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pemikiran penelitian ditujukan pada Gambar 1.1 berikut ini.

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir/Landasan Teori

Pemeriksaan intern

Administrasi dan dokumentasi

Pemeriksaan Intern Standard Operasional Prosedur

Daftar Penilaian

Efekivitas Pengendalian Pemberian Kredit


(31)

1.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir, maka dihipotesiskan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan intern berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian pemberian

kredit pada PT. BPR Mitradana Madani Medan.

2. Administrasi dan dokumentasi, standard operasional prosedur, dan daftar

penilaian berpengaruh terhadap pemeriksaan intern pada PT. BPR Mitradana Madani Medan.


(32)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Teori tentang Pemeriksaan Intern 2.1.1. Pengertian Pemeriksaan Intern

Ibrahim (2004) menyatakan bahwa pemeriksaan Intern adalah suatu aktivitas penilaian secara bebas dan tidak memihak dalam suatu organisasi untuk menilai akuntansi, keuangan dan kegiatan operasional lainnya sebagai dasar untuk memberikan rekomendasi yang konstruktif kepada pimpinan perusahaan dalam melaksanakan pengendalian.

Standar untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia. Kepada bank diseluruh Indonesia harus membuat laporan baik bersifat rutin ataupun berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu.

Tunggal (1994) menyatakan bahwa ruang lingkup pemeriksaan intern meliputi pemeriksaan dan penilaian kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian intern perusahaan dan pekerjaan manajemen dalam mengemban tanggung jawab yang dibebankan. Apabila pemeriksa intern diminta untuk menginterprestasikan atau memilih standar operasional, maka harus ada persetujuan dari bagian yang diperiksa mengenai standar yang diperlukan untuk mengukur prestasi operasional.

Muljono (1999) menyatakan bahwa untuk mendukung hasil audit atau pemeriksaan, maka auditor harus mendokumentasikan dan mengadministrasikan


(33)

bukti-bukti dokumen sah terhadap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, analisis, evaluasi dan pelaporan hasil pemeriksaan produk yang didokumentasikan dan diadministrasikan adalah semua berkas-berkas kerja pemeriksaan termasuk surat menyurat dan laporan hasil pemeriksaan. Agar dapat melaksanakan kegiatan perkreditan dengan baik maka bank wajib memiliki dokumentasi kredit yang baik, mengingat dokumentasi kredit merupakan salah satu aspek penting yang dapat menjamin pengembalian kredit. Di samping itu bank juga wajib melaksanakan administrasi perkreditan yang baik mengingat administrasi kredit sangat diperlukan dalam rangka penilaian perkembangan dan kualitas kredit, pengawasan kredit,

perlindungan kepentingan bank, bahkan memastikan untuk penyusunan

kebijaksanaan perkreditan bank dan laporan kepada Bank Indonesia.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan internal mencakup pemeriksaan dan penilaian terhadap seluruh aktivitas yang ada dalam perusahaan. Jadi, meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan manajemen, pemeriksaan operasional maupun pemeriksaan atas sistem pengendalian intern. Dari beberapa pemeriksaan ini penulis akan menguraikan berdasarkan dari objek yang diperiksa.

1. Pemeriksaan Keuangan menelaah dari suatu laporan keuangan tersebut menyajikan

posisi keuangan dan operasional secara tepat. Pemeriksaan ini menitikberatkan pada bukti pendukung yang terdiri dari catatan-catatan atau bukti pembukuan. 2. Pemeriksaan manajemen lebih menekankan pada kualitas, kemampuan ataupun


(34)

dapat diukur dengan berhasil tidaknya manajer tersebut dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Pemeriksaan operasional memeriksa apakah sistem tersubut berjalan dengan efektif dan efisien serta menilai apakah pengelolaan tersebut telah berjalan dengan baik, dengan kata lain menilai kegiatan yang dilatar belakangi oleh bukti-bukti yang ada. 4. Pemeriksaan atas sistem pengendalian intern ini menelaah dan mengevaluasi pengendalian intern yang ada. Khusus untuk pemeriksaan sistem dalam rangka pelaksanaan internal control secara keseluruhan. Misalnya pemeriksaan terhadap setoran tunai, apakah ada kelemahan dalam mutasi transaksi tersebut, mencari cara agar bisa ditanggulangi serta mencari alternatif usaha lain untuk meningkatkan kinerja dari semua transaksi yang ada.

Institute of Internal Auditors dalam Boynton and Kell (1996) telah menetapkan lima standar praktik pemeriksaan yang mengikat anggota-anggotanya yang meliputi masalah independensi, keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan, pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan, dan pengelolaan bagian pemeriksaan intern. Norma Pemeriksaan intern tersebut merupakan indikator yang menentukan kualitas jasa auditor internal dalam melaksanakan praktik pemeriksaan. Kalau dikaitkan dengan tugas auditor internal yang melakukan penilaian atas efektivitas pengendalian intern perusahaan, semakin lengkap indikator tersebut dipatuhi oleh auditor internal, semakin berkualitaslah hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal dan semakin meningkatlah pengendalian intern yang berlaku dalam perusahaan.


(35)

Pengertian Standar Operasional Prosedur

Menurut Rachman (2010) pengertian Standar Opersional Prosedur dapat

diartikan sebagai berikut:

1. Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan

menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Standar Operasional Prosedur merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan

dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. Tujuan Standar Operasional Prosedur

1. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas/pegawai

atau tim dalam organisasi atau unit kerja.

2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi.

3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai

terkait.

4. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau

kesalahan administrasi lainnya.

5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi.

Fungsi

1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.

4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.


(36)

Kapan Standar Operasional Prosedur Diperlukan

1. Standar Operasional Prosedur harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan

dilakukan.

2. Standar Operasional Prosedur digunakan untuk menilai apakah pekerjaan

tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak.

3. Uji Standar Operasional Prosedur sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada

perubahan langkah kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja. Keuntungan Adanya Standar Operasional Prosedur

1. Standar Operasional Prosedur yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana,

menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten.

2. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang

harus dicapai dalam setiap pekerjaan.

3. Standar Operasional Prosedur juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat

trainning dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.

Dalam menjalankan operasional perusahaan, peran pegawai memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat signifikan. Oleh karena itu diperlukan standar-standar operasi prosedur sebagai acuan kerja secara sungguh-sungguh untuk menjadi sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan.


(37)

2.1.2. Tujuan Pokok Pemeriksaan Intern

Aripurnomo (1996) menyatakan bahwa tujuan pokok audit bank untuk memberikan jasa kepada manajemen yang bersifat protektif dan konstrutif.

Manfaat yang bersifat protektif dapat dilihat dalam melaksanakan pemeriksaan, tekanan yang paling utama diarahkan pada usaha untuk menghindari kemungkinan terjadinya kekurangan atau kelemahan di masa mendatang dan mencegah agar masalah tersebut tidak meluas, dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan untuk menghindarkan penyimpangan-penyimpangan baik dilakukan pihak intern maupun pihak ekstern.

Manfaat yang bersifat konstruktif dapat dilihat dalam pemeriksaan, yang penekanannya diarahkan pada kegiatan yang diduga atau ditemukan memerlukan perbaikan, sehingga hasil pemeriksaan tersebut disertai dengan saran cara penyelesaiannya sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi yang efektif dan efisien, mendorong dicapainya target yang telah ditetapkan.

2.1.3. Ruang Lingkup Pemeriksaan Intern

Di dalam kedudukannya di organisasi unit pemeriksaan intern harus terlepas dari fungsi pelaksanaan, sehingga dapat menjadi alat pimpinan yang bebas utnuk menilai pelaksanaan tugas unit organisasi yang lain.

Setiawati (1996) menyatakan bahwa ruang lingkup pemeriksaan harus meliputi:

1. Management/kebijaksanaan audit yaitu suatu penilaian yang dilakukan secara sistematis dan independen yang berorientasi kemasa yang akan akan, melalui


(38)

keputusan dan kebijaksanaan manajemen yang bertujuan meningkatkan profitabilitas serta meningkatkan kemampuan melaui perbaikan pelaksanaan fungsi manajemen, pencapaian rencana yang telah ditetapkan serta pencapaian social objectivity dan employees development.

2. Performance/operational audit yaitu suatu penilaian yang sistematis dengan pelaksanaan secara objektif dan independen, berorientasi pada masa yang akan datang untuk semua kegiatan yang ada dalam suatu bank yang menyangkut kegiatan top, middle, dan lower management, yang bertujuan untk perbaikan rencana kerja perusahaan, pencapaian tujuan serta meningkatkan manfaat sumber daya bank maupun pengembangan para personilnya.

3. Financial audit yaitu suatu penilaian yang dilakukan secara objektif dan independen terhadap tingkat kewajaran dan kecermatan data keuangan/ administrasi untuk memberikan perlindungan keamanan harta perusahaan melalui evaluasi kelayakan control internal yang diterapkannya.

Dengan demikian ruang lingkup yang dicakup oleh departemen pemeriksaan intern harus meliputi pemeriksaan dan evaluasi mengenai kecakupan dan efektivitas sistem pengendalian intern dan kualitas dari pelaksanaan tanggung jawab yang dibebankan.

Penyusunan laporan hasil pemeriksaan merupakan satu tahap yang sangat penting dari proses pemeriksaan intern secara keseluruhan. Laporan adalah suatu alat yang dapat digunakan baik oleh orang yang ada dalam maupun di luar perusahaan


(39)

untuk menilai kerja internal auditor dan mengevaluasi kontribusinya kepada manajemen.

Jadi dengan adanya laporan tersebut merupakan suatu kesempatan bagi internal auditor untuk memperlihatkan kepada manajemen apa yang telah dicapai dan apa yang dapat dicapainya, serta tindakan apa yang perlu diambil manajemen sehingga untuk mencapai hasil yang diharapkan maka laporan hasil pemeriksaan harus disusun sedemikian rupa sehingga dari laporan tersebut manajemen dapat mengetahui persoalan-persoalan yang timbul dan dapat mengambil tindakan yang korektif.

Untuk mencapai tujuan intern manajemen diperlukan laporan yang efektif yang harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Cermat

Laporan secara keseluruhan haruslah berdasarkan fakta. Setiap pernyataan

harus didasarkan atas bukti-bukti yang kuat. Pemeriksaan harus berusaha agar laporannya dapat dipercaya atau diandalkan yang merupan ciri-ciri laporan pemeriksaan intern juga laporan tersebut harus didokumentasikan agar dapat dipercaya serta meyakinkan laporan harus disusun dengan wibawa.

2. Jelas

Laporan harus efektif dan agar efektif laporan harus jelas. Adapun hal-hal

yang dapat menimbulkan ketidakjelasan suatu laporan, karena:

a. Pemeriksaan kurang memahami pokok masalah yang laporkan.


(40)

c. Struktur laporan yang jelek.

d. Banyak menggunakan istilah-istilah tekhnis yang lazim.

e. Temuan dilaporkan tanpa menguraikan latar belakangnya.

f. Uraian terlalu panjang lebar menganalisa hal yang bersifat teknis.

3. Ringkas

Ringkas berarti membuang hal-hal yang tidak berguna dan yang berlebih-

lebihan. Ringkasan bukan berarti pendek, sebab mungkin suatu persoalan memerlukan uraian yang luas, akan tetapi ringkas berarti menghilangkan apa yang tidak relevan dan tidak material yang tidak menunjang tema pokok laporan.

4. Tepat Waktu

Laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi yang mutakhir. Tujuan tersebut tidak akan tercapai apabila laporan tidak tepat waktunya. Di lain pihak, penyusunan laporan memerlukan waktu serta pemikiran yang mendalam dan seksama.

Jenis laporan bergantung pada maksud dan tujuan dibuatnya laporan tersebut, isi laporan dan preferensi yang akan menggunakan laporan tersebut. Jenis laporan dapat berupa:

1. Laporan Lisan

Laporan lisan sering digunakan dengan pertimbangan:

a. Laporan lisan sering menjamin adanya interprestasi mengenai data kuantitatif

penggunaan alat visual seperti grafik dan tabel dapat membantu dalam komunikasi lisan.


(41)

b. Laporan lisan lebih cepat, sehingga kepada manajemen dapat diberikan informasi yang mutakhir dengan segera.

c. Laporan lisan memungkinkan permeriksaan memberikan alasan dan informasi

tambahan yang mungkin dibutuhkan oleh penerima laporan.

d. Laporan lisan menimbulkan tanggapan-tanggapan secara tatap muka sehingga

pemeriksaan dapat menjelaskan sikap dan pendiriannya. 2. Laporan Tertulis

Jenis laporan ini biasanya digunakan untuk melaporkan perkembangan- perkembangan yang penting selama pemeriksaan berlangsung. Biasanya behubungan dengan masalah-masalah yang membutuhkan penyelesaian dengan segera.

3. Laporan yang Berbentuk Kuisioner

Laporan ini biasanya hanya digunakan dalam lingkungan departemen internal audit sendiri, untuk menghimpun data yang diperoleh dari hasil penelaah atas prosedur-prosedur yang dilakukan pada tingkat operasional.

4. Laporan Akhir

Bentuk dan isi laporan akhir harus dengan penugasan yang diterima, dan dengan kebiasaan yang berlaku di perusahaan yang bersangkutan.

2.2. Teori tentang Pengendalian Kredit

Hasibuan (2001) menyatakan bahwa Pengendalian kredit adalah usaha-usaha untuk menjaga kredit yang diberikan tetap lancar, produktif, dan tidak macet.


(42)

Tujuan pengendalian kredit, antara lain adalah untuk:

1. Menjaga agar kredit yang disalurkan tetap aman.

2. Mengetahui apakah kredit yang disalurkan itu lancar atau tidak.

3. Melakukan tindakan pencegahan dan penyelesaian kredit macet atau kredit

bermasalah.

4. Mengevaluasi apakah prosedur penyaluran kredit yang dilakukan telah baik

atau masih perlu disempurnakan.

5. Memperbaiki kesalahan-kesalahan karyawan analisis kredit dan mengusahakan

agar kesalahan itu tidak terulang kembali.

6. Mengetahui posisi persentase collectability credit yang disalurkan bank.

7. Meningkatkan moral dan tanggung jawab karyawan analisis kredit bank.

2.2.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern adalah merupakan metode yang berguna bagi manajemen untuk menjaga kekayaan organisasi, meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja, di samping itu, sistem pengendalian intern dapat mengendalikan ketelitian dan akurasi pencatatan data akuntansi.

Sistem pengendalian intern menurut Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan 2003 adalah merupakan suatu mekanisme pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara berkesinambungan (on going basis), guna:

1) menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank.


(43)

3) mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan, dan pelanggaran aspek kehati-hatian.

4) meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.

5) meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.

2.2.2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Dari pengertian sistem pengendalian intern menyimpulkan bahwa tujuan dari sistem pengendalian intern adalah:

1) Kepatuhan terhadap peraturan-peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

(tujuan kepatuhan).

Tujuan kepatuhan adalah untuk menjamin bahwa semua kegiatan usaha bank telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan prosedur yang ditetapkan oleh bank.

2) Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar, lengkap dan tepat

waktu (tujuan informasi).

Tujuan Informasi adalah untuk menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu dan relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.

3) Efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha bank (tujuan operasional).

Tujuan operasional dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menggunakan aset dan sumberdaya lainnya dalam rangka melindungi bank dari resiko kerugian.


(44)

4) Meningkatkan efektivitas budaya resiko pada organisasi secara menyeluruh (tujuan budaya resiko).

Tujuan budaya resiko dimaksudkan untuk mengidentifikasi kelemahan dan menilai penyimpangan secara dini dan menilai kembali kewajaran kebijakan dan prosedur yang ada di bank secara berkesinambungan.

2.2.3. Fungsi Sistem Pengendalian Intern Bagi Peusahaan

Perusahaan membentuk sistem pengendalian intern adalah untuk membantu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam merancang sistem pengendalian intern yang baik maka menurut Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tahun 2006 fungsi sistem pengendalian intern bagi perusahaan adalah bahwa pengendalian intern melaksanakan tiga fungsi penting. Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa ketiga fungsi tersebut saling mendukung agar sistem yang ada memperoleh hasil yang maksimal bagi perusahaan. Adapun fungsi pengendalian intern adalah sebagai berikut:

1) Preventive Control (pengendalian untuk pencegahan)

Pengendalian untuk pencegahan fungsinya adalah mencegah timbulnya suatu masalah sebelum permasalahan tersebut muncul. Mempekerjakan personil akuntansi yang berkualifikasi tinggi, pemisahan tugas pegawai yang memadai, dan secara efektif mengendalikan askes fisik atas aset, fasilitas dan informasi, merupakan pengendalian pencegahan yang efektif. Oleh karena tidak semua masalah mengenai pengendalian dapat dicegah.


(45)

2) Detective Control (pengendalian untuk pemeriksaan)

Dibutuhkan untuk mengungkap masalah bagitu masalah tersebut muncul. Contoh dari detective control adalah pemeriksaan salinan atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap bulan.

3) Corrective Control (pengendalian korektif)

Berfungsi untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam preventive dan detective control. Pengendalian ini mencakup prosedur yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi penyebab masalah, memperbaiki kesalahan atau kesulitan yang ditimbulkan, dan mengubah sistem agar masalah di masa mendatang dapat diminimalisasikan atau dihilangkan. Contoh dari corrective control adalah pemeliharaan salinan cadangan atas transaksi dan file utama, dan mengikuti prosedur untuk memperbaiki kesalahn memasukkan data, seperti juga kesalahan dalam menyerahkan kembali transaksi untuk proses lebih lanjut.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa pengendalian intern merupakan tanggung jawab manajemen, yaitu pembentukan dan pembinaan suatu sistem pengendalian intern merupakan tanggung jawab manajemen yang penting.

Sistem pengendalian intern harus diawasi terus-menerus oleh manajemen untuk mengetahui apakah sistem tersebut berjalan dengan semestinya dan dimodifikasi seperlunya sesuai dengan perubahan keadaan.

Agoes (2004) menyatakan bahwa hubungan pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan yaitu jika penngendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan dalam


(46)

perusahaan sangat besar. Hal ini menimbukan resiko yang besar, dalam arti resiko untuk memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat yang diberikannya.

2.2.4. Teori Efektivitas

Pengertian efektivitas merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai prestasi kerja dari suatu pusat pertanggungjawaban tertentu. Efektivitas yaitu suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Adapun pengertian efektivitas menurut para ahli diantaranya sebagai berikut:

Siagian (2001) memberikan definisi sebagai berikut: “Efektivitas adalah

pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah direncanakan.


(47)

2.3. Teori tentang Perkreditan Bank 2.3.1. Pengertian Kredit

Menurut Irmayanto (2009) menyatakan bahwa kata Kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan. Dasar dari pemberian suatu kredit adalah kepercayaan dari pemilik dana terhadap penerima kredit.

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan (UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1).

Menurut Hasibuan (2008) “Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus

dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati”.

2.3.2. Unsur-unsur Kredit

Menurut Simorangkir (2004) unsur-unsur kredit adalah:

1. Kepercayaan

Adanya keyakinan dari pihak bank terhadap prestasi yang diberikan kepada nasabah debitur yang akan dilunasinya sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan.

2. Waktu

Masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dan kontraprestasi yang diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini terkandung


(48)

pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilai uangnya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang.

3. Degree of Risk

Yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dan kontra prestasi yang akan diterima dikemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat resikonya. Dengan adanya unsur resiko ini maka timbul jaminan dalam pemberian kredit.

2.3.3. Fungsi dan Tujuan Kredit

Menurut Hasibuan (2004) bahwa fungsi kredit bagi masyarakat, yaitu:

1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan

perekonomian.

2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.

3. Memperlancar arus barang dan arus uang.

4. Meningkatkan hubungan internasional.

5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada.

6. Meningkatkan daya guna barang.

7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat.

8. Memperbesar modal kerja perusahaan.

9. Meningkatkan income percapita masyarakat.


(49)

Tujuan penyaluran kredit antara lain adalah untuk:

1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.

2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada.

3. Melaksanakan kegiatan operasional bank.

4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat.

5. Memperlancar lalu lintas pembayaran.

6. Menambah modal kerja perusahaan.

7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

2.3.4. Analisis Kredit

Prinsip-prinsip pemberian kredit, didasarkan pada Pasal 8 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tetang Perbankan, bunyinya: "Dalam memberikan kredit, Bank Umum wajib memiliki keyakinan atas kemampuan atau kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya, sesuai dengan yang diperjanjikan".

Dalam penjelasannya, dijelaskan bahwa kredit yang diberikan oleh bank umum mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank wajib memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat, dengan memberikan jaminan dalam arti bank wajib memiliki keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya/kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum kredit diberikan bank harus melakukan penilaian terhadap watak, modal, jaminan/agunan, prospek usaha dari nasabah debitur.


(50)

Sedangkan bunyi Pasal 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (UU yang diubah): ayat (1): "dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syari'ah, Bank umum wajib memiliki keyakinan terhadap analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan atau kesanggupan nasabah debitur, untuk melunasi utangnya, sesuai dengan yang diperjanjikan". Ayat (2): "Bank umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syari'ah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia".

Menurut Irmayanto (2009) menyatakan secara umum, Bank wajib memberikan kredit dengan menggunakan prinsip pemberian kredit didasarkan pada 6C atau "the 6C's analisys of credit", yaitu:

1. Character (watak) merupakan penilaian watak/karakter dan integritas calon debitur. Integritas sangat menentukan kemauan membayar kembali kewajibannya. 2. Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengembalikan pokok

pinjaman dan bunga dilihat dari kegiatan usaha dan manajemennya. Yang dianalisis biasanya adalah jadwal pembangunan proyek yang penjualan, proyeksi arus kas, proyeksi laba/rugi, kemampuan manajerial pimpinan perusahaan.

3. Capital merupakan sejumlah dana (modal) yang dimiliki calon nasabah untuk membiayai rencana proyeknya.

4. Collateral merupakan agunan kredit yang menjadi syarat terlebih dahulu sebelum permohonan kredit disetujui atau dicairkan. Agunan dapat berupa tanah, bangunan, deposito atau barang-barang lain yang bernilai utnuk mengantisipasi resiko kegagalan usaha calon nasabah.


(51)

5. Condition of economy adalah situasi dunia usaha yang perlu menjadi pertimbangan untuk proyeksi pemberian kredit suatu proyek. Faktor-faktor ekonomi yang sering dianalisis adalah struktur pasar industri, ketergantungan impor bahan baku, peraturan yang berlaku, tingkat bunga, inflasi prospek ekonomi regional-nasional-internasional.

6. Constraints merupakan faktor penghambat jalannya suatu proyek, seperti faktor sosial, budaya, agama, politik.

2.3.5. Jenis-jenis Kredit

Menurut Kasmir (2008) menyatakan jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:

1. Dari segi Kegunaan:

a. Kredit Investasi adalah kredit yang dipergunakan untuk investasi produktif,

tetapi baru akan menghasilkan dalam jangka waktu yang relatif lama.

b. Kredit Modal Kerja (kredit perdagangan adalah) adalah kredit yang

dipergunakan untuk menambah modal usaha debitur.

c. Kredit Konsumtif adalah kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan kredit

sendiri bersama keluarganya, seperti kredit rumah atau mobil yang akan digunakan sendiri bersama keluarga.

2. Dari segi Jangka Waktu:

a. Kredit Jangka Pendek adalah kredit yang jangka waktunya paling lama satu


(52)

b. Kredit Jangka Menengah adalah kredit yang jangka waktunya antara satu sampai tiga tahun.

c. Kredit Jangka Panjang adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga

tahun.

3. Dari segi Agunan:

a. Kredit dengan agunan adalah kredit yang diberikan dengan jaminan seseorang

terhadap debitur bersangkutan.

b. Kredit tanpa agunan adalah kredit yang diberikan tanpa agunan atau jaminan.

Biasanya diberikan kepada pedangang mikro yang tidak mempunyai agunan. 4. Dari segi Sektor Usaha:

a. Kredit Peternakan adalah kredit yang diberikan kepada peternakan.

b. Kredit Pertanian adalah kredit yang diberikan kepada perkebunan.

c. Kredit Industri adalah kredit yang disalurkan kepada beraneka macam industri

kecil, menengah dan besar.

d. Kredit Pertambangan adalah kredit yang disalurkan kepada beraneka macam

pertambangan.

e. Kredit Profesi adalah kredit yang diberikan kepada beraneka macam profesi

seperti dokter dan guru.

f. Kredit Perumahan, dan


(53)

2.3.6. Perjanjian Kredit

Dalam prakteknya, Perjanjian Kredit memiliki 2 (dua) bentuk, yaitu:

1. Dalam Bentuk Akta Bawah Tangan (Pasal 1874 BW) merupakan akta

perjanjian yang baru memiliki kekuatan hukum pembuktian apabila diakui oleh pihak-pihak yang menanda-tangani dalam akta perjanjian tersebut. Agar akta ini tidak mudah dibantah, maka diperlukan pelegalisasian oleh Notaris, agar memiliki kekuatan hukum pembuktian yang kuat seperti akta otentik.

2. Dalam bentuk Akta Otentik, merupakan akta perjanjian yang memiliki

kekuatan hukum pembuktian yang sempurna, karena ditandatangani langsung oleh pejabat pembuat akta, yaitu Notaris, dan akta ini dianggap sah dan benar tanpa perlu membuktikan keabsahannya dari tanda tangan pihak lain.

Sifat-sifat Umum Perjanjian Kredit:

1. Merupakan perjanjian pendahuluan. Sebelum uang/objek dari perjanjian

diserahkan, terlebih dahulu harus ada persesuaian kehendak antara pemberi dan penerima kredit yang disepakati dalam suatu perjanjian kredit. Jadi perjanjian kredit merupakan perjanjian pendahuluan sebelum diberikannya objek/uang.

2. Merupakan perjanjian bernama. Hal ini sebagaimana yang diatur dalam

peraturan perundang-undangan, kalau dia diatur dalam perundang-undangan disebut dengan perjanjian bernama, maka sebaliknya.

3. Merupakan perjanjian standar, di mana bentuk dan isi dari perjanjian tersebut


(54)

diminta untuk menyetujui apa-apa saja yang tercantum dalam perjanjian kredit tersebut.

Fungsi Perjanjian Kredit:

1. Sebagai perjanjian pokok.

2. Sebagai alat bukti mengenai batasan hak antara kreditur dan debitur.

3. Sebagai alat monitoring kredit.

Hal-hal yang Diperjanjikan dalam Perjanjian Kredit:

1. Jangka waktu.

2. Suku bunga.

3. Cara pembayaran.

4. Agunan/jaminan kredit.

5. Biaya administrasi.

6. Asuransi jiwa dan tagihan.

Dalam prakteknya, perjanjian kredit dapat hapus/berakhir karena:

1. Ditentukan oleh pihak-pihak terlebih dahulu dalam perjanjian kredit tersebut.

2. Adanya pembatalan oleh salah satu pihak terhadap perjanjian tersebut.

2.4. Teori tentang Bank Perkreditan Rakyat

Hasibuan (2007) menyatakan bahwa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dapat secara konvensional atau berdasarkan prinsip


(55)

syariah. Bank Perkreditan Rakyat menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Untuk mewujudkan tugas pokoknya tersebut, BPR dapat melakukan usaha berikut:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito

berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2. Memberikan kredit.

3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.

4. Menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito

berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. Sedangkan usaha-usaha yang dilarang bagi BPR meliputi:

a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran

(LLP).

b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali melakuakan transaksi/jual

beli uang kertas asing (money changer).

c. Melakukan penyertaan modal.

d. Melakukan usaha perasuransian.


(56)

Pendirian Bank Perkreditan Rakyat dapat dilakukan oleh:

1. Warga Negara Indonesia.

2. Badan Hukum Indonesia yang seluruh kepemilikannya oleh WNI.

3. Pemerintah Daerah, atau


(57)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani Jalan Kapten Muslim No. 36 A Sei Sikambing Medan, dan kantor cabang yang beralamat di Jalan Williem Iskandar No. 120-121 Medan.

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan mulai dari bulan Maret 2010 sampai Agustus 2010.

3.2. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian ini digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Hasan (2002) menyatakan bahwa Studi Kasus adalah penelitian mengenai status subyek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan penelitiannya adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif. Kountur (2007) menyatakan bahwa data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian deskriptif pada umumnya dapat dihitung frekuensinya sehingga cara yang terbaik untuk menampilkan data menjadi bentuk mudah dibaca adalah dengan menampilkan data tersebut dalam bentuk frekuensi (frequency distribution).


(58)

Sifat penelitian adalah deskriptif eksplanatory. Sugiono (2004) menyatakan bahwa penelitian eksplanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan yang lain.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada di kantor pusat dan kantor cabang dapat dilihat sebagai berikut:

1. Kantor Pusat : 30 orang

2. Kantor Cabang : 21 orang

Jumlah 51 orang

Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh (Sensus) yaitu seluruh pegawai pusat dan cabang PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani Medan yang berjumlah 51 orang. Apabila semua anggota populasi dipilih menjadi anggota sampel, maka proses ini disebut Sensus (sampel jenuh).

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dipergunakan dalam pengumpulan data meliputi:

1. Wawancara (interview) kepada pegawai di bagian pemeriksaan intern

mengenai pemeriksaan yang dilakukan terhadap sistem pengendalian pemberian kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani Medan.


(59)

2. Daftar pertanyaan (questionare) yang diajukan kepada pegawai di kantor pusat dan kantor cabang PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani Medan.

2. Dokumentasi dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen

yang diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa peraturan-peraturan, pedoman-pedoman, brosur dan formulir-formulir mengenai pemeriksaan intern pemberian kredit yang diperoleh di PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani Medan.

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data Primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner yang telah diisi oleh responden yaitu pegawai di kantor pusat dan kantor cabang PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani Medan.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari studi dokumentasi.

3.6. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

3.6.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama

Untuk variabel bebas (independen) pada hipotesis pertama adalah pemeriksaan intern (X) dan efektivitas pengendalian pemberian kredit (Y).


(60)

Definisi operasional dari masing-masing variabel pada hipotesis pertama dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel pada Hipotesis Pertama

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

Pemeriksaan

Intern (X)

Suatu aktivitas penilaian secara bebas dan tidak memihak dalam suatu organisasi perusahaan.

1. Keahlian profesional 2. Lingkup kerja pemeriksaan 3. Pelaksanaan pekerjaan

pemeriksaan

4. pengelolaan bagian pemeriksaan

Skala Likert

Efektivitas Pengendalian Pemberian Kredit (Y)

Kegiatan bank dalam melakukan pengawasan jalannya kredit.

1. Proses kegiatan pemberian kredit 2. Bentuk-bentuk hukum

3. Jenis-jenis transaksi kredit 4. Kelengkapan dan keabsahan

dokumen 5. Kelancaran kredit

Skala Likert

3.6.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua

Untuk variabel terikat (dependen) pada hipotesis kedua adalah administrasi

dan dokumentasi (X1), standard operasional prosedur (X2), daftar penilaian (X3) dan

efektivitas pengendalian pemberian kredit (Y).

Definisi operasional dari masing-masing variabel pada hipotesis kedua dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel pada Hipotesis Kedua Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

Administrasi dan

Dokumentasi (X1)

Administrasi dan dokumentasi merupakan instrumen pengawasan kredit dan mampu menjelaskan pertanggungjawaban pelaksanaan peraturan serta kebijaksanaan yang ditentukan di bidang perkreditan.

1. Informasi permohonan kredit 2. Kelengkapan

berkas 3. Jenis kredit

Skala Likert

Standard Operasional Prosedur (X2)

Standard operasional prosedur merupakan pedoman atau acuan kerja bagi setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. 1. Prosedur 2. Alokasi 3. Persyaratan 4. Plafond Skala Likert


(61)

Lanjutan Tabel 3.2

Daftar Penilaian (X3)

Daftar penilaian merupakan penilaian permohonan kredit dari calon debitur yang mengajukan kredit

1. Watak /karakter 2. Kemampuan Financial 3. Kemampuan modal 4. Kelancaran Penilaian Skala Likert Pemeriksaan Intern (Y)

Suatu aktivitas penilaian secara bebas dan tidak memihak dalam suatu organisasi perusahaan

1. Keahlian profesional 2. Lingkup kerja

pemeriksaan 3. Pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan 4. Pengelolaan bagian pemeriksaan Skala Likert

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini akan dilakukan kepada 30 (tiga puluh) orang karyawan PT. BPR Prima Tata Patumbak Medan di luar dari pada responden yang dijadikan sampel penelitian.

3.7.1. Uji Validitas

Pengukuran validitas internal menggunakan uji validitas setiap butir pertanyaan dengan cara mengkorelasikan skor item masing-masing variabel dengan skor total masing-masing variabel.

Menurut Umar (2000) menyatakan bahwa validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur itu pengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut


(62)

tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid.

3.7.1.1. Uji validitas variabel pemeriksaan intern

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Pemeriksaan Intern

No Butir Pertanyaan Corrected

Item-Total Correlation Keterangan

1

2

3

4

Pentingnya keahlian profesional di dalam suatu pemeriksaan internal

Lingkup kerja pemeriksaan intern yang telah dibentuk

Pengelolaan bagian pemeriksaan intern yang telah dilakukan

Hasil kerja yang telah dilaksanakan oleh pemeriksaan intern

0,427

0,764

0,664

0,482

Valid

Valid

Valid

Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.3 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian variabel pemeriksaan intern memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel pemeriksaan intern adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.


(63)

3.7.1.2. Uji validitas variabel pengendalian pemberian kredit

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian Pemberian Kredit

No Butir Pertanyaan Corrected Item-Total

Correlation Keterangan

1

2

3

4

5

Proses kegiatan pemberian kredit

Kelancaran kredit yang diberikan ke debitur

Kejelasan tim pengawas dalam memberikan informasi mengenai bentuk hukum ke debitur

Penilaian debitur atas jenis-jenis transaksi kredit

Penilaian atas kelengkapan dan keabsahan dokumen debitur yang mengajukan pemohonan kredit

0,498

0,413

0,521

0,520

0,498

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.4 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel pengendalian pemberian kredit memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361 sebanyak 5 butir pertanyaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lima butir pertanyaan dari variabel pengendalian pemberian kredit yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.


(64)

3.7.1.3. Uji validitas variabel administrasi dan dokumentasi

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Administrasi dan Dokumentasi

No Butir Pertanyaan

Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

1

2 3

Informasi yang diterima setiap calon debitur yang akan mengajukan permohonan kredit

Kelengkapan pengajuan permohonan kredit Informasi tentang jenis-jenis kredit yang dimohon oleh debitur

0,810

0,723 0,683

Valid

Valid Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.5 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian variabel administrasi dan dokumentasi memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel administrasi dan dokumentasi adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.


(65)

3.7.1.4. Uji validitas variabel standard operasional prosedur

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Standard Operasional Prosedur

No Butir Pertanyaan

Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

1

2 3 4

Pemenuhan persyaratan yang diisi dalam formulir setiap debitur

Informasi alokasi kredit debitur

Kepentingan informasi atas besarnya

plafond kepada debitur

Informasi mengendai prosedur untuk

pengajuan kredit ke debitur

0,426

0,469 0,368

0,392

Valid

Valid Valid

Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.6 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian variabel standard operasional prosedur memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel standard operasional prosedur adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.


(1)

Dari hasil uji signifikansi secara parsial tersebut maka H0 ditolak dan sebaliknya H1 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh Administrasi dan Dokumentasi terhadap Pemeriksaan Intern dapat diterima.

b. Pengaruh Standard Operasional Prosedur terhadap Pemeriksaan Intern Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa pengaruh secara parsial Standard Operasional Prosedur (X2) terhadap Pemeriksaan Intern (Y) memiliki signifikansi 0,016. Hal ini berarti lebih kecil dari 0,025. Dengan membandingkan ttabel pada á = 0,025 yaitu sebesar 1,67 dan thitung pada á = 0,025 yaitu sebesar 2,494 yang berarti bahwa thitung lebih besar dari ttabel, maka hal ini berarti terdapat pengaruh Standard Operasional Prosedur terhadap Pemeriksaan Intern.

Dari hasil uji signifikansi secara parsial tersebut maka H0 ditolak dan sebaliknya H1 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh Standard Operasional Prosedur terhadap Pemeriksaan Intern dapat diterima.

c. Pengaruh Daftar Penilaian terhadap Pemeriksaan Intern

Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa pengaruh secara parsial Daftar Penilaian (X3) terhadap Pemeriksaan Intern (Y) memiliki signifikansi 0,000. Hal ini berarti lebih kecil dari 0,05. Dengan membandingkan ttabel pada á = 0,025 yaitu sebesar 1,67 dan thitung pada á = 0,025 yaitu sebesar -1,178 yang berarti bahwa thitung lebih kecil dari ttabel, maka hal ini berarti tidak ada pengaruh Daftar Penilaian terhadap Pemeriksaan Intern.


(2)

Dari hasil uji signifikansi secara parsial tersebut maka H0 diterima dan sebaliknya H1 ditolak yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh Daftar Penilaian terhadap pemeriksaan intern dan tidak dapat diterima.

Dari uji parsial dan serempak di atas, kembali dapat diketahui bahwasanya variabel bebas jika secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel terikatnya. Secara parsial, masing-masing variabel bebas seperti Administrasi dan Dokumentasi, Operasional Prosedur dan Daftar Penilaian berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu Efektivitas Pengendalian Pemberian Kredit. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan, yang dilihat dari Unstandardized Coeficients, dimiliki oleh variabel Operasional Prosedur (X2).


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Pada Hipotesis Pertama hasil analisis regresi sederhana karena hanya memiliki satu variabel bebas yaitu pemeriksaan intern maka dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan intern berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit.

2. Pada Hipotesis Kedua hasil regresi berganda dari variabel bebas terhadap variabel terikat maka dapat disimpulkan bahwa secara serempak administrasi dan dokumentasi, standar operasional prosedur dan daftar penilaian berpengaruh secara signifikan terhadap pemeriksaan intern. Dan secara parsial bahwa administrasi dan dokumentasi, standard operasional prosedur berpengaruh signifikan terhadap pemeriksaan intern. Sedangkan daftar penilaian tidak berpengaruh terhadap pemeriksaan intern dikarenakan penilaian terhadap debitur dalam mengajukan permohonan kredit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemeriksaan intern. Faktor yang paling dominan, dimiliki oleh variabel Standard Operasional Prosedur (X2) dibandingkan dengan faktor Administrasi dan Dokumentasi (X1), dan Daftar Penilaian (X3).


(4)

5.2. Saran

Dari hasil yang diperoleh dari kesimpulan penelitian ini, maka penulis ingin memberikan saran sebagai berikut:

4. Sebaiknya PT. BPR Mitra Madani meningkatkan mutu pelaksanaan pemeriksaan intern melalui peningkatan jumlah staf pemeriksa yang berkualitas atau kompeten dalam meningkatkan efektivitas pengendalian pemberian kredit kepada debitur. 5. Sebaiknya pihak manajemen PT. BPR Mitra Madani lebih meningkatkan faktor

Standard Operasional Prosedur dalam pelaksanaan pemeriksaan intern karena terbukti faktor tersebut memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit. PT. BPR Mitradana Madani sebaiknya lebih meningkatkan berkas administrasi dan dokumentasi dalam pemberian kredit terhadap calon debitur karena tanpa ada kelengkapan berkas tersebut mengakibatkan pihak kreditur akan sulit memberikan kredit tanpa ada kelengkapan berkas.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Achmadi, Abu, 2004. Metodologi Penelitian, Cetakan Keenam, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Aripurnomo, Yoso, 1996. Strategi dan Operasional Bank, Cetakan Pertama, PT. Eresco, Bandung.

Boynton William C. dan Walter G. Kell, 1996. Modern Auditing, Sixth Edition, John Wiley & Sons Inc, Singapore.

Hadi, Sutrisno, 2000. Metodologi Research, Andi, Yogyakarta.

Hasan, Iqbal, 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Hasibuan, Malayu, 2008. Dasar-dasar Perbankan, Cetakan Ketujuh, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Hasibuan, Malayu, 2001. Dasar-dasar Perbankan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Hermansyah, 2000, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Ibrahim, Johanes, 2004. Bank Sebagai Lembaga Intermediasi Dalam Hukum, CV. Utomo, Bandung.

Irmayanto, Juli, 2009. Bank dan Lembaga Keuangan, Edisi Revisi, Cetakan Ketujuh, Universitas Trisakti, Jakarta.

Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kountur, Ronny, 2007. Metode Penelitian, Cetakan Pertama, Edisi Kedua, Penerbit PPM, Jakarta.

Muljono, Teguh, 1999. Bank Auditing, Cetakan Kelima, Penerbit Djambatan, Jakarta.


(6)

Pandia, Frianto, 2004. Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Setiawati, Rosti, 1996. Strategi dan Operasional Bank, Cetakan Pertama, PT. Eresco, Bandung.

Simorangkir, O.P, 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank, Ghalia Indonesia, Bogor.

Situmorang, Syafrizal Helmi, 2008. Analisis Data Penelitian, USU Press, Medan. Sugiarto, 2006. Metode Statistika, Cetakan Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Umum,

Jakarta.

Tjoekam, Moh, 1999. Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial, Cetakan Kedua, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Tunggal, Amin Widjaja, 1994. Auditing Suatu Pengantar, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Umar, Husein, 2000, Research Methods in Finance and Banking, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Umar, Husein, 2000, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Usman, Hardius, 2006. Ekonometrika, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Internet

Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, 2003. Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum.

Michell Suharli, Audit Finansial, Audit Manajemen, dan Sistem Pengendalian Intern, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.