19
menerapkan pengendalian intern untuk memastikan bahwa penyimpangan terhadap kebijakan, prosedur, dan limit telah dilaporkan
tepat waktu kepada Direksi atau pejabat terkait untuk keperluan tindakan perbaikan. Dan bank harus memiliki prosedur pengelolaan penanganan
kredit bermasalah termasuk sistem deteksi kredit bermasalah secara tertulis dan menerapkannya secara efektif.
2.1.2. Penerapan Audit Internal Pengertian Audit Internal
Menurut Sukrisno Agoes 2004:221, internal audit pemeriksaan intern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan,
baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan
ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketenruan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.
Menurut A Statement of Basic Auditing Concept ASOBAC dalam Halim 2001:1 audit internal adalah:
“Suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi
untuk menentukan tingkat asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang
berkepentingan”.
Universitas Sumatera Utara
20
Laporan keuangan terdiri dari asersi manajemen yang merupakan hal penting sebagai pedoman auditor lainnya dalam pengumpulan bukti audit.
Auditing Standard Boards ASB mengakui 5 kategori asersi laporan keuangan sebagai berikut:
a. Keberadaan atau Keterjadian Existence or Occurence
Berkaitan dengan apakah aktiva atau kewajiban entitas benar-benar ada pada tanggal tertentu dan transaksi yang dicatat benar-benar telah terjadi selama
periode tertentu. b.
Kelengkapan Completeness Berkaitan dengan apakah semua transaksi dan akun yang harus diajukan
dalam laporan keuangan benar-benar telah dicantumkan. c.
Hak dan Kewajiban Right and Obligation Berkaitan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan
kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. d.
Penilaian atau Alokasi Valuation or Allocation Berkaitan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban
telah dicantumkan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang semestinya. e.
Penyajian dan Pengungkapan Presantation and Discloure Berkaitan dengan apakah komponen tertentu laporan keuangan telah
digolongkan, diuraikan dan diungkapkan dengan sebagaimana mestinya.
Universitas Sumatera Utara
21
Menurut Boynton 2003:6 bahwa audit dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dilaksanakannya audit. Dalam hal ini tipe audit terbagi dalam tiga
kategori, yaitu: a.
Financial Statement Audit Audit laporan keuangan merupakan penilaian atas suatu perusahaan atau
badan hukum lainnya sehingga dapat dihasilkan pendapat yang independen tentang laporan keuangan yang relevan, akurat, lengkap dan disajikan secara
wajar. b.
Compliance Audit Audit kepatuhan mencangkup menghimpun dan mengevaluasi bukti dengan
tujuan untuk menentukan apakah kegiatan financial maupun operasi tertentu dari suatu entitas sesuai dengan kondisi, aturan, dan regulasi yang telah
ditentukan. c.
Operational Audit Audit operasional meliputi penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai
kegiatan operasional organisasi dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian efisiensi, efektivitas, maupun keekonomisan operasional.
Dalam melaksanakan suatu audit, pada umumnya jenis auditor dibedakan atas: a.
Auditor Independen adalah auditor yang melakukan fungsi pengauditan
atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Biasanya terdapat pada Kantor Akuntan Publik KAP yang pada umumnya
mengambil peran sebagai auditor eksternal atas perusahaannya.
Universitas Sumatera Utara
22
b.
Auditor Internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan
oleh karenanya berstatus pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat
dimana ia bekerja. c.
Auditor Pemerintah biasanya terdapat dibeberapa lembaga ataupun
badan yang bertanggung jawab secara fungsional atas pengawasan terhadap kekayaan keuangan negara. Diantaranya, Badan Pengawas
Keuangan dan Pengembangan BPKP dan Inspektorat Jendral Itjen pada Departemen Pemerintah.
Tujuan dan Fungsi Audit Internal
Menurut Sukrisno Agoes 2004:222, tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah membantu semua pimpinan perusahaan manajemen
dalam melaksanakan tanggungjawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Untuk
mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut:
a. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari
sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif
dengan biaya yang tidak terlalu mahal. b.
Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Universitas Sumatera Utara
23
c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan
dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.
d. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam
organisasi dapat dipercaya. e.
Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen.
f. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Ikatan Akuntan Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan standar
auditing sebagai berikut: a.
Standar Umum Internal Auditor 1.
Internal auditor harus memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor sehingga hasil kerjanya handal dan dapat
dipercaya. 2.
Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, audit wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b.
Standar Pelaksanaan Tugas 4.
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi yang semestinya.
Universitas Sumatera Utara
24
5. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
6. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
c. Standar Pelaporan
7. Laporan audit harus menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 8.
Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
9. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai. 10.
Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan.
Fungsi dan Ruang Lingkup Audit Internal
Fungsi audit internal adalah sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisien dan keefektifan pelaksanaan struktur pengendalian intern
perusahaan, kemudian memberikan hasil berupa saran atau rekomendasi dan
Universitas Sumatera Utara
25
memberi nilai tambah bagi manajemen yang akan dijadikan landasan mengambil keputusan atau tindak selanjutnya.
Ruang Lingkup audit internal menurut The Institute of Internal Auditors IIA yang dikutip oleh Boynton 2001:983 Ruang lingkup audit internal
harus mencakup kecukupan dan efektivitas sistem kinerja organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab yang ditugaskan: 1. keandalan dan menyokong
informasi; 2. sesuai dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, peraturan dan kontak; 3. pengamanan aktiva; 4. penggunaan sumber daya yang
ekonomis dan efisien; 5. tercapainya target yang ditetapkan dan tujuan program operasi.
Untuk melaksanakan tugasnya, auditor internal mempunyai batasan ruang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan, oleh sebab itu menurut
Cashin 1997 dalam Firdaus 2006 mengemukakan ruang lingkup audit internal sebagai berikut:
1. Kepatuhan compliance
Merupakan salah satu unsur audit internal yang bertujuan untuk menentukan dan mengawasi apakah pelaksanaan aktivitas perusahaan telah dilaksanakan
sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. 2.
Verifikasi verification Verifikasi merupakan aktivitas pemeriksaan terhadap dokumen, catatan dan
laporan apakah hal-hal tersebut telah mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Umumnya verifikasi dilakukan atas:
a. Catatan dan Laporan Akuntansi, dan
Universitas Sumatera Utara
26
b. Aktiva, Hutang serta modal dan hasil operasi perusahaan.
3. Evaluasi evaluation
Kegiatan ini merupakan tanggung jawab internal auditor yang paling penting dan paling sulit diukur hasilnya. Evaluasi mencakup dua fungsi, yaitu
penilaian terhadap pelaksanaan dari berbagai tingkat manajemen dan penilaian terhadap pengendalian internal yang berjalan dalam perusahaanya.
2.1.3 Keputusan Pemberian Kredit