Bab kedua, biografi politik Ali Syari’ati yang meliputi latar belakang sosial dan pendidikan, karir dan aktifitas politik, dan karya –karyanya.
Bab ketiga, merupakan pembahasan tentang etika politik, yang meliputi pengertian etika dan politik, gambaran umum etika politik, sejarah etika politik,
etika politik dalam teologi Islam; politik Islam sunni dan politik Islam Syiah. Bab keempat, pembahasan tentang etika politik dalam perspektif Ali
Syari’ati, yaitu masyarakat ideal pandangan Ali Syariati, konsep kepemimpinan politik , dan Islam sebagai dasar etika politik Ali Syari’ati
Bab kelima, adalah bab terakhir yang berisikan kesimpulan dan saran, yang berkaitan dengan masalah yang diajukan dari keseluruhan penulisan skripsi
8
BAB II BIOGRAFI ALI SYARI’ATI
A. Latar Belakang Sosial dan Pendidikan
Ali Syari’ati, anak pertama dari Muhammad Taqi dan Zahra
13
, dilahirkan pada tanggal 24 November 1933 di sebuah desa kecil di Kahak, sekitar 70 kilometer
dari Sabzevar, propinsi Khorasan Iran. Dia merupakan anak pertama dengan nama kecil Muhammad Ali Mazinani, dengan tiga orang saudara perempuannya, Tehereh,
Tayebeh, Batul Afsaneh. Ali hidup dalam lindungan keluarga penyayang dari masyarakat urban kelas menengah bawah.
Ibunya bernama Zahra, yang merupakan sosok perempuan relegius yang memiliki dedikasi dan pekerja keras. Ia mengatur rumah tangga dan membesarkan
anak-anak dengan memberi contoh tingkah laku yang baik. Stamina dan kesabarannya dalam menghadapi kondisi ekonomi keluarga yang serba kurang
menjadikan ia sosok ibu yang dikagumi Ali. Sedangkan Ayahnya, Muhammad Taqi Syari’ati adalah seorang ulama yang mempunyai silsilah panjang keluarga ulama
dari Masyhad. Ia bekerja di lebih dari satu institusi pendidikan di kota Masyhad untuk kehidupan keluarga.
Dari sebuah keluarga sederhana itulah Ali tumbuh dan besar dengan dibekali pengertian bahwa moralitas dan etika adalah nilai-nilai yang mengangkat status dan
kehormatan sosialnya, bukan uang. Ia tidak malu karena kondisi mereka yang cukup miskin, justru keluarga Syariati bangga akan hal itu. Dalam hal pendapatan keluarga
yang minim, Zahra adalah orang yang bersedia melakukan semua bentuk
13
Ali Syariati, Islam Agama ”Protes”, terj. Satria Pinandito, Bandung: Pustaka Hidayah, 1993, h. 7
9
pengorbanan pribadi. Dia menerima kehidupan yang menyedihkan dengan makan yang paling sederhana, sementara menyiapkan makanan yang cukup bagi anggota
keluarganya. Tanpa memperdulikan kualitas dan model pakaiannya, dia memastikan bahwa semua anggota keluarganya yang lain akan kelihatan bisa terhormat. Dari
sinilah Ali mewarisi karakter dan sifat ibunya, sensitivitas mistik, kerja keras, tegas, toleran, dan halus. Sedangkan dari ayahnya telah memberi kepercayaan diri melalui
ilmu pengetahuan dan status sosial serta spirit politik dan etika.
14
Taqi Syari’ati adalah merupakan model dan pengaruh formative bagi sang anak dalam pandangan
keagamaan dan sosial-politik: Bapakku itu membentuk dimensi-dimensi yang pertama bagi semangatku. Dialah yang mengajarkanku seni berfikir dan seni
makhluk manusiawi... Saya berangsur besar dan matang dalam perpustakaannya yang baginya merupakan keseluruhan hidupnya dan keluarga.
15
Ali memasuki sekolah dasar Ibnu Yamin sebulan setelah sekutu menginvansi Iran tahun 1941. Walaupun Ali hanya seorang anak laki-laki kecil, ia menyaksikan
keberadaan dan gerakan tentara-tentara Uni Soviet di Masyhad. Ini merupakan kondisi yang memprihatinkan karena makanan sulit didapat.
Di sekolah dasar Ali pendiam dan pemalu, ia lebih suka memisahkan dirinya dari aktivitas kawan-kawannya. Bahkan ketika kumpul dalam keluarganya ia juga
sering melamun, berbicara dan hidup dalam pikirannya sendiri dengan tidak memperdulikan dunia di sekitarnya. Di sekolah Syari’ati tidak tertarik pada
pelajaran dan tidak termotivasi untuk belajar keras, bahkan ia sering bolos. Sering kali pergi ke sekolah tetapi bersembunyi di suatu tempat dalam gedung sekolah
untuk menghindari masuk kelas. Guru-gurunya banyak mengeluh kepada ayahnya
14
Ali Rahnema, Ali Syariati: Biografi Politik Intelektual Revolusioner, terj. Dien Wahid dkk., Jakarta: Erlangga, 2000 h. 53
15
Ali Syariati, On the Sociology of Islam, Bandung: Mizan Pers, 1979 h. 17
10