Latar Belakang Masalah Konsep etika politik dalam perspektif Ali Syari'ati

Aristoteles. 3 Namun dalam kajiannya para filosof belum mendefinisikan etika secara spesifik seperti yang ada dalam sekarang. Secara umum, etika adalah masalah yang fleksibel dan tidak dapat dipisahkan dari perilaku manusia. Ia adalah sebagai bahan acuan dan norma yang mengatur perilaku, namun dalam menentukan penilaian terhadap perilaku orang lain sangat dipengaruhi oleh kekuatan intuisi sehingga hasil dari penilaian tersebut akan sangat beragam. Karena tidak adanya barometer yang mampu mendeteksi nilai positif dan negatif setiap perilaku, untuk itu perlunya adanya barometer atau alat yang tepat dalam mengukur hasil penilaian terhadap setiap perilaku. Etika bukan hanya suatu keharusan dalam perilaku politik, namun dalam segala bentuk aktivitas manusia tidak terlepas dari nilai-nilai etika sehingga inti dari permasalahannya terletak pada cara pandang yang berbeda dalam memaknai etika. Dilain pihak kadang nilai etika tersebut diukur dengan intuisi dan dilain pihak pula etika tersebut sering diukur dengan agama. 4 Sebagaimana pemikir Yunani, Socrates mengatakan bahwa untuk mencapai kebijakan virtue manusia harus memiliki pengetahuan dan tolak ukur mengenai apa yang baik dan buruk. Untuk itu manusia perlu memahami etika serta menggunakan akal atau rasionya secara maksimal. 5 Plato dan Aristoteles juga menganut prinsip mementingkan kebijakan vertue dalam mengatur negara yang ideal. Kebajikan menurut mereka adalah pengetahuan. Apapun yang dilakukan atas nama agama haruslah dimaksudkan untuk mencapai kebajikan itu. 6 Thomas Aquinas juga berujar bahwa tugas penguasa 3 Harun Hadiwijoyo, Sari Sejarah Filsafat, cet. Ke-11, Yogyakarta: Kanisius, 1995 h. 51- 52 4 Vikar, Islam dan Politik, artikel di akses tanggal 26 Januari 2008 dari http:www.pikiran- rakyat.comcetak20050305150805.ht 5 Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat, Jakarta: Gramedia, 2001 h. 35 6 Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat, h. 37 2 negara yang utama adalah mengusahakan kesejahtraan dan kebajikan hidup bersama. Untuk itu penguasa negara dituntut untuk memenuhi kebutuhan materil, diantaranya sandang dan pangan. 7 Bagi para pemikir politik Islam, politik terkait erat dengan etika. Bedanya, jika pemikir Yunani membicarakan keterkaitan itu dalam wilayah filsafat moral, pemikir politik Islam mendiskusikannya dalam naungan teologi. Ini indikasi, bahwa bagi Islam persoalan politik tidak terpisah dengan persoalan agama. 8 Pemikiran politik telah menjadi persoalan yang paling banyak digeluti oleh kaum intelektual Muslim selama dua abad terakhir ini. Hal ini dapat dijelaskan, terutama oleh perjuangan yang tengah berlangsung di kalangan rakyat muslim di berbagai negara untuk memperoleh kemerdekaan politik dan kebebasan dari ketergantungan kepada kekuatan-kekuatan Barat. Salah satu tokoh intelektual dan aktivis politik yang berorientasi pada kebijakan atau etika adalah Ali Syari’ati. Tahun 1970-an, ia telah membawa perubahan-perubahan besar dalam dunia Muslim. Dari Sudan sampai Sumatra, agama timbul kembali sebagai faktor penting dalam politik muslim. 9 Ali Syari’ati sebagai pemikir terkemuka di Iran sangatlah luas gagasannya. Ia tidak memandang agama sebagai spesialisasi ilmiah atau satu kebudayaan, tapi ia menjadikannya sebagai sebuah ideologi dan mazhab pemikiran sebagai satu sistem keyakinan. Ini berarti memahami agama sebagai suatu gerakan kemanusiaan, historis, dan intelektual. 10 Etika sebagai basis pemikiran dan gerakan menjadikan 7 Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat, h. 100 8 Nurcholish Madjid, Agama dan Negara dalam Islam: Telaah atas Fiqh Siyasy Sunni, dalam Budy Munawar-Rachman editor, Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah Jakarta: Paramadina, 1994, h.588. 9 Ali Syari’ati, pengantar Membangun Masa Depan Islam, Bandung: Mizan, 1988 h. 11 10 Ali Syari’ati, Islam Mazhab Pemikiran dan Aksi, Bandung: Mizan, 1992 h. 18 3 manusia sebagai rusyanfikrn, yaitu kaum intelektual dalam arti yang sebenarnya. Kelompok orang yang merasa terpanggil untuk memperbaiki masyarakat, menangkap aspirasi mereka, merumuskan dalam bahasa yang dapat dipahami setiap orang, menawarkan strategi, dan alternatif pemecahan masalah 11 . Salah satu pernyataan Syari’ati adalah ”Manusia menjadi ideal dengan mencari serta memperjuangkan umat manusia, dan dengan demikian, ia menemukan Tuhan”. Sedangkan ciri pemikiran Syari’ati adalah ” agama harus ditransformasikan dari ajaran etika pribadi ke program revolusioner untuk mengubah dunia”. 12 Berdasarkan latar belakang di atas, kemudian menarik perhatian penulis untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam satu pembahasan dengan judul: Konsep Etika Politik Dalam Perspektif Ali Syari’ati

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Menguraikan tentang Pemikiran Ali Syari’ati merupakan hal yang sangat luas sekali pembahasannya, karena beliau dengan segala fenomena telah banyak sekali kiprah dan sumbangsihnya dalam segala aspek kehidupan di seluruh dunia, terutama di negara Islam. Untuk itu, dalam hal ini penulis akan memfokuskan penulisan skripsi ini pada konsep-konsep etika atau moralitas politik dan Kajian Biografi Ali Syari’ati Pertama, studi etika politik yang di dalamnya menyoroti tentang; pengertian dasar, gambaran umum, sejarah etika politik, dan etika politik dalam teologi Islam, yang meliputi politik Islam Sunni dan Syiah; konsep etika politik Ali Syari’ati yang 11 Ali Syariati, Ideologi Kaum Intelektual, Bandung: Mizan, 1985 h. 14 12 Ekky Malaky, Ali Syari’ati, Filosof Etika dan Arsitek Iran Modern, Mizan: Juli 2004 h. 119 4 meliputi konsep masyarakat ideal, konsep kepemimpinan politik, yang meliputi hak, kewajiban, dan tanggung jawab penguasa; dan konsep Islam sebagai dasar etika politik, berkenaan dengan landasan ideologi Islam sebagai ruh perjuangan dan tolak ukur etika. Ini diharapkan mampu menjadi pisau analisis dalam memahami konsep pemikiran Ali Syari’ati tentang etika politik. Kedua, kajian biografi digunakan sebagai penelusuran mengenahi, siapa Ali Syari’ati dan peran politik Ali Syari’ati di negara Iran. Berdasarkan pada pembatasan masalah diatas, maka penulis melakukan perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yaitu: bagaimana konsep etika politik dalam perspektif Ali Syari’ati?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan pengertian etika politik 2. Untuk menjelaskan konsep politik Ali Syari’ati 3. Sebagai upaya untuk memahami konsep etika politik perspektif Ali Syari’ati.

D. Kajian Pustaka

Dalam skripsi ini penulis ingin mengetahui bagaimana konsep pemikiran etika politik Ali Syari’ati. Dari hasil pengetahuan penulis ada beberapa tulisan terkait dengan Ali Syari’ati, Sebut saja misalnya Ibrahim Jamil Tanjung, Islam Mazhab Pemikiran dan Aksi: konsep Ummah dan Imamah dalam Perspektif politik Ali Syari’ati 1933-1977 skripsi. Dalam tulisan ini dibahas pemikiran Syari’ati 5