LATAR BELAKANG Hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami.
akan mengalami detak jantung yang lebih kencang, peningkatan hormon stres, rasa lemas, kurang tidur, perasaan cemas, nafsu makan terganggu atau terlalu
banyak makan, sakit kepala dan punggung. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pada janin. Janin yang dikandungnya
cenderung mempunyai berat badan yang rendah saat lahir, dapat beresiko pada kelahiran bayi premature bahkan keguguran. Selain itu kecemasan yang tinggi
juga berakibat pada pasca kelahiran, antara lain anak akan menjadi agresif. Anak yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami kecemasan tinggi selama
kehamilan akan memiliki kadar hormon stres tinggi, aktivitas otak yang peka terhadap kecemasan. Keadaan akan lebih berbahaya bila gejala depresi pada
bayi baru lahir tidak segera ditangani, anak berkembang menjadi anak yang tidak bahagia. Mereka sulit belajar berjalan, serta berat badan kurang, dan
tidak responsif terhadap orang lain. Bila keadaan ini tetap tidak tertanggulangi, anak akan tumbuh menjadi balita yang depresi. Saat mulai
sekolah mereka mengalami masalah tingkah laku, seperti agresif dan mudah stres
www.Nakita.com .
Ibu hamil diharapkan bisa menjaga kondisi psikologisnya supaya tidak mengalami kecemasan yang tinggi. Kecemasan merupakan reaksi terhadap
adanya ancaman, hambatan terhadap keinginan pribadi atau adanya perasaan tertekan. Kecemasan merupakan perasaan yang dialami seseorang, ketika
berpikir sesuatu yang tidak menyenangkan dan ditandai oleh rasa khawatir, kegelisahan, perasaan tidak aman, ketidakmampuan dalam menghadapi
tantangan dalam menentukan penyelesaian masalah Gibson , 1985. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Orang yang cemas akan mempunyai perasaan yang tidak menentu, panik dan takut tanpa mengerti faktor yang menyebabkan ketakutannya serta
tidak dapat menghilangkan perasaan gelisahnya Daradjat, 1996. Kecemasan pada masa kehamilan mungkin timbul karena cerita-cerita dari teman atau
saudara yang sudah pernah melahirkan. Cerita yang menakutkan tentang rasa sakit ketika melahirkan dan akibat-akibat yang didapat setelah melahirkan,
misalnya menjadi tidak cantik lagi. Kecemasan yang dialami wanita selama masa kehamilan akan semakin intensif pada minggu-minggu terakhir
menjelang persalinan Kartono, 1986.
Pada ibu hamil, diharapkan ada dukungan keluarga terutama suami. Dukungan tersebut dapat memperkecil tingkat kecemasan pada ibu. Selain itu
ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia serta siap menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas. Menurut Gladieux dalam Dagun 1990
dukungan emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri. Hal tersebut akan mendorong istri
lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi kehamilan tersebut. Suami adalah orang pertama dan utama dalam memberi dorongan kepada istri
sebelum pihak lain memberi perhatian. Cinta kasih dan perasaan dilindungi secara jasmani dan rohani yang dirasakan calon ibu dari suaminya akan
mengurangi atau melenyapkan kerisauan, kecemasan, ketakutan dan kepanikan, baik yang nyata maupun yang bersifat fantasi. Dukungan tersebut
juga akan memotivasi wanita hamil untuk lebih hati-hati dan menjaga kandungannya. Penjelasan tersebut dikuatkan oleh Cassel Gottlieb,1993
yang menyatakan bahwa dukungan sosial sangat mempengaruhi tingkah laku, cara berfikir dan tingkat emosi seseorang.
Kreitner dan Kenicki 1992 mendefinisikan dukungan sosial sebagai keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang yang dapat
dipercaya. Individu menjadi tahu bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintai dirinya. Pada ibu hamil itu sendiri, dukungan
sosial yang bermanfaat adalah dari keluarganya terutama suaminya. Ibu hamil yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarga ataupun suami akan
mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi, berkurangnya rasa percaya diri, kurang bahagia serta kurang siap menjalani kehamilan dan persalinan.
Hal tersebut dapat mengakibatkan resiko yang tinggi seperti yang telah diungkapkan pada resiko kecemasan tinggi diatas.
Perkembangan kehamilan dengan bertambahnya bulan akan mempengaruhi perubahan fisik dan psikologi dari ibu hamil. Menurut Kartono
1986, dengan semakin bertambahnya berat beban kandungan dan semakin dekatnya kelahiran anak maka akan bertambah pula rasa tidak aman dan tidak
nyaman. Kehamilan dibagi menjadi tiga tahap trimester periode tiga bulanan, yaitu trimester pertama, trimester kedua dan trimester ketiga. Pada trimester
ketiga ibu yang hamil mengalami gejolak baru dalam menghadapi persalinan dan perasaan tanggung jawab sebagai ibu setelah kelahiran anaknya nanti.
Maka dari itu dukungan dari suami sangatlah berarti bagi istrinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Gladieux dalam Dagun,1990, pada fase trimester ketiga ini ibu hamil merasa tertekan dan gelisah. Berat badan ibu hamil mulai bertambah
drastis antara 10,5 kg sampai 15 kg. Selain itu calon ibu akan sering merasa lelah, tidak enak, sukar tidur, kaki dan tangan bengkak dan nafas menjadi
pendek. Semua gejala tersebut dapat membuat calon ibu merasa cemas, mudah tersinggung dan lekas marah. Ibu hamil sering memikirkan kesehatan dan
keamanan janin dan lebih cemas lagi menghadapi saat-saat persalinan yang sudah dekat.
Berdasarkan penjelasan di atas, pada tahap trimester ke tiga ibu hamil akan mengalami puncak kecemasan yang tinggi. Maka dari itu peneliti merasa
tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari
suami. Penelitian ini dapat mengetahui tentang kecemasan pada ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga yang dipengaruhi oleh adanya dukungan
sosial dari suami.