Hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami.
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL ANAK PERTAMA PADA TRIMESTER KETIGA DAN PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DARI SUAMI
Priscilla Prima Devinta Universitas Sanata Dharma
2007
Penelitian ini bertujuan untuk menguji signifikansi hubungan yang negatif antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang signifikan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami.
Subjek penelitian adalah wanita hamil dengan rentang usia antara 20 sampai 35 tahun yang sedang hamil pertama pada trimester ketiga ( 7-9 bulan ). Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Koefisien reabilitas dari skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga sebesar 0,938 dan koefisien reliabilitas skala persepsi terhadap dukugan sosial dari suami sebesar 0,974.
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami digunakan teknik koefisien korelasi product moment Pearson. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebesar -0.333 dengan taraf signifikansi (p) 0,01. Hal ini berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dengan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Maka semakin tinggi dukungan sosial dari suami semakin rendah tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga.
(2)
ABSTRACT
THE CORRELATIO BETWEEN ANXIETY LEVEL OF WOMEN AT THE THIRD TREEMESTER FIRST PREGNANCY AND PERCEPTION OF
HUSBAND’S SOCIAL SUPPORT
Priscilla Prima Devinta Sanata Dharma University
2007
The research aimed to examine the significance correlation which is negative between an anxiety level of women at the third threemester first pregnancy and perception of husband’s social support. The hypotheses proposed in this research was there is negative significant correlation between the anxiety level of women at the third threemester fisrt pregnancy and perception of husband’s social support.
The subjects in this research were women with the average age between 20 until 35 years old, which at pregnancy for 7 month until third threemester. Collecting data conducted by spreading the scale to the anxiety level of women at the third threemester first pregnancy. The result was shown that reliability coefficient the anxiety level of women at third threemester first pregnancy was 0.938 and the coefficient reliability for perception of husband’s social support was 0.974.
To analyzed the correlation between anxiety level women at the third threemester first pregnancy and perception of husband’s social support, we used product moment pearson correlation cost. Correlation coefficient for this examination was 0,3333 and the level of significancy (P 0,0 1). It means that there was a negative relationship that very significance between anxiety level of women at the third threemester first pregnancy and perception of husband’s social support. Then, we could that say much higher the social support from the huasband therefore much lower the anxiety level of women at the third threemester first pregnancy.
(3)
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL ANAK PERTAMA PADA TRIMESTER KETIGA DAN PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DARI SUAMI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Priscilla Prima Devinta NIM : 029114013
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007 SKRIPSI
(4)
(5)
(6)
Orang yang bahagia
tidak perlu memiliki yang terbaik dari segala hal
Mereka hanya membuat segala hal yang datang dalam hidup mereka jadi lebih baik...
Masa depan yang cerah
berdasarkan masa lalu yang telah dilupakan
Kamu tidak dapat melangkah lebih baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalanmu dan rasa sakit hatimu...
Ketika kamu lahir,
kamu menangis dan orang di sekelilingmu tersenyum... Hiduplah dengan hidupmu
Jadi....ketika kamu meninggal, kamulah satu-satunya yang tersenyum Dan...semua orang di sekeliling kamu menangis
Datanglah pada orang yang dapat membuatmu tersenyum Karena dengan senyuman...
dapat membuat hari yang gelap menjadi cerah Berharaplah kamu bisa menemukan
seseorang yang dapat membuatmu tersenyum.... Karena ia akan membuat hidupmu terasa lebih indah
(7)
Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karyaku ini kepada....
The One and The Only
My Jesus Chirts
Mama dan Papaku
Y. Wiwing Mardewi, S.sos, M.sos & V. Sri Sumanto, SE, MM
Terima kasih atas segala pelajaran dan pengalaman hidup yang telah anda
berikan..sehingga aku bisa mengerti warna-warni hidup ini...
doa dan dukunganmu yang tulus mengalir tiada henti-hentinya
Maafkan jika aku telah banyak mengecewakan..
Adikku tersayang
H Dimas Febrianto
...Penyemangat hidupku...
terima kasih atas bantuan dan doamu di kala aku terjatuh
Nenekku
Mbah Lurah
==Terima kasih atas doa yang tulus dan tak henti-hentinya==
””saya akan selalu berdoa untuk anda...
(8)
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Agustus 2007
Penulis
Priscilla Prima Devinta
(9)
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL ANAK PERTAMA PADA TRIMESTER KETIGA DAN PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DARI SUAMI
Priscilla Prima Devinta Universitas Sanata Dharma
2007
Penelitian ini bertujuan untuk menguji signifikansi hubungan yang negatif antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang signifikan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami.
Subjek penelitian adalah wanita hamil dengan rentang usia antara 20 sampai 35 tahun yang sedang hamil pertama pada trimester ketiga ( 7-9 bulan ). Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Koefisien reabilitas dari skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga sebesar 0,938 dan koefisien reliabilitas skala persepsi terhadap dukugan sosial dari suami sebesar 0,974.
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami digunakan teknik koefisien korelasi product moment Pearson. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebesar -0.333 dengan taraf signifikansi (p) 0,01. Hal ini berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dengan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Maka semakin tinggi dukungan sosial dari suami semakin rendah tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga.
(10)
ABSTRACT
THE CORRELATIO BETWEEN ANXIETY LEVEL OF WOMEN AT THE THIRD TREEMESTER FIRST PREGNANCY AND PERCEPTION OF
HUSBAND’S SOCIAL SUPPORT
Priscilla Prima Devinta Sanata Dharma University
2007
The research aimed to examine the significance correlation which is negative between an anxiety level of women at the third threemester first pregnancy and perception of husband’s social support. The hypotheses proposed in this research was there is negative significant correlation between the anxiety level of women at the third threemester fisrt pregnancy and perception of husband’s social support.
The subjects in this research were women with the average age between 20 until 35 years old, which at pregnancy for 7 month until third threemester. Collecting data conducted by spreading the scale to the anxiety level of women at the third threemester first pregnancy. The result was shown that reliability coefficient the anxiety level of women at third threemester first pregnancy was 0.938 and the coefficient reliability for perception of husband’s social support was 0.974.
To analyzed the correlation between anxiety level women at the third threemester first pregnancy and perception of husband’s social support, we used product moment pearson correlation cost. Correlation coefficient for this examination was 0,3333 and the level of significancy (P 0,0 1). It means that there was a negative relationship that very significance between anxiety level of women at the third threemester first pregnancy and perception of husband’s social support. Then, we could that say much higher the social support from the huasband therefore much lower the anxiety level of women at the third threemester first pregnancy.
(11)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Bapa di Surga dan Tuhan Yesus Kristus putra tunggalNya, karena kasih karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul ” Hubungan antara Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga dan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami ”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Maka pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi, atas segala bantuan dan dukungan selama penulis menjalani kuliah.
2. Ibu Agnes Endar Etikawati., S.Psi., Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, mendukung dan memberikan dorongan bagi penulis dalam menyusun dan akhirnya menyelesaikan skipsi ini.
3. Ibu Dra. L. Pratidarmanastiti, M.Si., selaku dosen penguji skripsi yang telah banyak memberikan masukan bagi penulis untuk memyempurnakan penyusunan skripsi.
4. Ibu ML. Anantasari, S.Psi., M.Si., selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran–saran yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
(12)
5. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, S.Psi selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis, atas nasehat, dukungan, dan bantuannya selama penulis menjalani kuliah.
6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang selama ini telah membimbing dan memberikan banyak pengetahuan bagi penulis. Terimakasih atas semuanya, berkat anda maka saya bisa berhasil.
7. Karyawan Fakultas Psikologi Ibu Nani, Mas Gandung dan Pak Gie di sekertariat Psikologi serta mas Muji dan mas Dony di lab. Fakultas Psikologi. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.
8. Seluruh subjek penelitian yang telah meluangkan waktu untuk mengisi angket, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
9. Mama dan papaku, terimakasih atas segala dukungan dan doa yang tulus dan tak henti-hentinya terucap. Maafkan saya jika banyak mengecewakan anda, semoga untuk kedepannya saya bisa menjadi anak yang lebih berbakti dan bertanggung jawab.
10. Adikku Dimas, yang selalu menyemangatiku, memberikan banyak saran untukku dan menolongku di kala aku jatuh....Makasih banyak yach. Tetep semangat kuliah, rajin belajar dan cari lah masa depanmu, kita bersama-sama bahagiakan mama dan papa.
11. Seluruh keluargaku...Terutama nenekku ”mbah lurah”, terimakasih atas doanya yang begitu tulus, akhirnya aku bisa menyelesaikan kuliahku. Bulik Yull dan Om Bagus, mbah Ti, Bulik Watik, Om Agus, Om Sis....Terimakasih atas dukungan dan doanya.
(13)
12. Bayu Eka Saputra L, terimakasih atas kebersamaannya selama 1 tahun yang begitu indah dan tak akan pernah terlupakan...Yang mengubah diriku menjadi lebih baik dan mengajarkan banyak arti cinta yang tulus padaku. Terimakasih atas segala dukungan, doa dan semangat hidupmu yang selalu hadir dalam setiap tangis dan tawaku. Semuanya akan terkenang indah di hatiku....Aku akan tersenyum gembira jika melihatmu bahagia dan hidupmu jadi lebih baik...”U’r my sincere love”
13. dr. Ignatius Oestentiarto.... Terimakasih atas doa, dukungan dan kesabaranmu untuk mengerti diriku. Tetep semangat kuliah S2 dan specialis paru-paru-nya.”Semuanya akan indah pada waktunya”
14. Sahabatku terkasih.…Asih.…terimakasih atas dukungan dan doanya.…Berkatmu aku menjadi seorang yang bisa lebih memahami arti kehidupan dengan segala suka dan duka yang pernah ku lalui….U’r My best friend...
15. Teman-teman kampusku yang selalu mengukir kenangan yang tak terlupakan selama perkuliahan…..Astria, Wiwin, Hera, Aning, Pita, Dewi, Sari. Terimakasih atas hari-hari yang penuh kenangan dan kebersamaan, maafkan jika aku pernah melukai perasaan kalian. Terimakasih atas doa dan bantuanmu selama ini.
16. Temen-temenku satu angkatan 2002…..Desta, Dicka, mas adi, Obeth, Ronald, Dony, Eyang, Si Y, Arba, Ajeng, Mitha, Lia, Wiwik, Iant, Mirna, dan semuanya dech….makasih udah mau kenal ma aku =)
(14)
17. Teman-teman Kostku Ine, mba Lina, Lili, Dany, Maria, Ciciria. Terimakasih atas kebersamaan kita baik dalam suka dan duka selama di kost. Terimakasih sudah menolongku dikala aku jatuh dan menangis. Berkat kalian hari-hariku menjadi semakin berwarna. Aku tak akan pernah melupakan kalian ….
18. Temanku yang sudah banyak mendukungku di saat aku sedih…..Mas Yayan, Barjo, Wawan, Mas Aris, Rony, Kopet, Zigot, Windra, Mas Kowox, pokoknya semua anak kontrakan sebelah kostku, terimakasih atas dukungan dan semangatnya.
19. Temen-temen yang hilir mudik tak tentu dalam hari-hariku…Mas nopek, Ary, Nenek, Butut, Adi, Rudy, Mas Manda, Sampurna, Bram….Thank aja dech =) 20. Mr X, yang mendukungku dari kejauhan….terimakasih atas segala sesuatu
yang pernah kamu lakukan untukku…maafkan aku jika telah melukaimu….”Hadapi Dengan Senyuman”
21. Buat “110301”… Mungkin keadaan yang telah menjadikan semuanya jadi seperti ini…Terimakasih atas pengorbanan, doa dan dukunganmu sewaktu itu….Carilah yang terbaik untuk hidupmu….
22. Buat Siska, makasih dah banyak bantuin skripsiku….
23. Buat teman-teman yang udah mengurangi kejenuhanku….Mas Iponk (dah jadi bapak nech, dedeknya lucu banget loch), Mas Gustan (thanks yah), Marlon, Agus, Bagus, Pangky, Guruh, makasih ya….sedikit banyak kalian dah menghiburku dikala aku jenuh. Ku tunggu kabar kalian.
24. “SMH”; “WS” dan “DI”. Terimakasih atas tempat yang indah dan mengukir banyak kenangan di hatiku.
(15)
25. “Si Black & White”.…berkat kamu aku bisa menulis skripasiku, thanks ya….selama ini kamu nggak pernah rewel.
26. Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman – teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati, penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dri sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca sekalian.
Yogyakarta, Agustus 2007 Penulis
(16)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii
HALAMAN PENGESAHAN...iii
HALAMAN MOTTO...iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi
ABSTRAK...vii
ABSTRACT...viii
KATA PENGANTAR...ix
DAFTAR ISI...xiv
DAFTAR TABEL...xvii
DAFTAR LAMPIRAN...xviii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH...1
B. RUMUSAN MASALAH...6
C. TUJUAN PENELITIAN...7
D. MANFAAT PENELITIAN...7
BAB II DASAR TEORI A. TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL ANAK PERTAMA PADA TRIMESTER KETIGA ...8
(17)
1. Kecemasan...8
2. Kehamilan pada Trimester Ketiga...13
3. Kecemasan pada Ibu Hamil Trimester Ketiga...15
B. PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DAN SUAMI 1. Pengertian Dukungan Sosial...18
2. Aspek-aspek Dukungan Sosial...20
3. Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami...21
C. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL ANAK PERTAMA PADA TRIMESTER KETIGA DAN PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DARI SUAMI...22
D. HIPOTESIS...26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN...27
B. VARIABEL PENELITIAN...27
C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga...28
2. Persepsi terhadap Dukungan Sosial dari Suami... ...29
D. SUBJEK PENELITIAN...30
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA...31
1. Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga...32
2. Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial dari Suami...33
(18)
F. PROSEDUR PENELITIAN...35
G. PERTANGGUNGJAWABAN ALAT UKUR 1. Validitas...36
2. Seleksi Item...36
3. Reliabilitas...39
H. METODE ANALISIS DATA...41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PELAKSANAAN PENELITIAN...42
B. DESKRIPSI SUBJEK DAN DATA PENELITIAN………..……...42
C. ANALISIS DATA PENELITIAN 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas...46
b. Uji Linieritas...47
2. Uji Hipotesis...47
D. PEMBAHASAN...49
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN...55
B. SARAN...55
DAFTAR PUSTAKA...57
LAMPIRAN...59
(19)
DAFTAR TABEL
Halaman Bagan 2.1 Skema Hubungan antara Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Anak Pertama pada Trimester Ketiga dan Persepsi Terhadap
Dukungan Sosial dari Suami...25
Tabel 3.1. Tabel Rancangan Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga...33
Tabel 3.2. Tabel Rancangan Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial dari Suami...34
Tabel 3.3. Tabel Jumlah Item Lolos Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga...38
Tabel 3.4. Tabel Jumlah Item Lolos Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial dari Suami...39
Tabel 4.1. Tabel Deskripsi Statistik Data Penelitian...43
Tabel 4.2. Tabel Kategori Skor Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga...44
Tabel 4.3. Tabel Kategori Skor Persepsi terhadap Dukungan Sosial dari Suami...45
Tabel 4.4. Tabel Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov-mirnov...46
Tabel 4.5. Tabel Hasil Uji Linearitas...47
Tabel 4.6 Tabel Analisis Korelasional...48
Tabel 4.7 Tabel Deskripsi Analisis R Square...48
(20)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A. Alat Ukur...60
Lampiran B. Data Uji Coba...61
Lampiran C. Reliabilitas Skala...70
Lampiran D. Data Penelitian...76
Lampiran E. Analisis Data Penelitian...90
Lampiran F. Pernyataan Kesanggupan Subjek...95
(21)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada wanita yang sehat secara psikologis, kehamilan merupakan salah satu ekspresi dari rasa perwujudan diri dan identitasnya sebagai wanita. Sebagian besar wanita mengatakan saat hamil merupakan suatu pengalaman yang tak akan pernah terlupakan. Kehamilan bisa untuk membuktikan kesuburan dirinya dan bisa juga untuk menghilangkan keraguan diri mereka tentang feminimitasnya serta cara untuk menentramkan diri mereka sendiri bahwa mereka mampu hamil dan melahirkan anak untuk suaminya. Pasangan suami istri akan merasakan kebahagiaan yang sepenuhnya bila ada seorang anak di tengah-tengah biduk rumah tangganya.
Selama masa kehamilan ibu sering mengalami suatu keadaan yang tidak nyaman secara fisik. Prawirohardjo (1999) menerangkan bahwa, biasanya ibu hamil akan mual-mual yang kadang-kadang disertai dengan emesis (muntah-muntah) dan sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu dialami. Keadaan ini lazim dikenal sebagai morning sickness.
Kehamilan anak pertama sangat diharapkan oleh pasangan suami istri yang baru saja menikah. Anak pertama sangat diharapkan karena merupakan pengalaman untuk pertama kali mempunyai anak. Kejadian tersebut sangatlah ditunggu-tunggu oleh pasangan suami istri, sehingga mereka sangat berhati-hati dalam memperlakukan kandungan istri. Pasangan suami istri akan merasa
(22)
2
buta dalam memperlakukan kandungan istri karena ini merupakan pengalaman yang pertama kali dalam hidup mereka(www.republika.com).
Perubahan fisik dan psikologis pada ibu hamil menyebabkan badan semakin capai, lesu, letih baik lahir maupun batinnya. Selain itu kehamilan bisa meningkatkan ketegangan, ketakutan dan kecemasan serta memperberat konflik batin. Penyebab timbulnya kegelisahan dan ketakutan pada masa kehamilan antara lain adalah takut mati dan takut bila bayi yang dilahirkannya cacat (Kartono, 1986).
Ibu hamil diharapkan memelihara kesehatannya secara maksimal supaya kondisi janin juga dalam keadaan baik serta ibu bisa mengetahui perkembangan janinnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memeriksakan kandungan secara rutin di tempat layanan kesehatan yang terpercaya. Selain itu ibu harus memenuhi gizinya dengan baik karena janin yang ada di dalam kandungannya sangat membutuhkan asupan nutrisi yang banyak untuk menunjang perkembangannya selama di dalam kandungan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat. Hal tersebut dapat menyebabkan janin mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. (www.e-psikologi.com).
Kondisi kehamilan ibu juga dipengaruhi oleh faktor psikologis, antara lain kecemasan. Kecemasan yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Pada ibu hamil yang mempunyai kecemasan tinggi
(23)
akan mengalami detak jantung yang lebih kencang, peningkatan hormon stres, rasa lemas, kurang tidur, perasaan cemas, nafsu makan terganggu atau terlalu banyak makan, sakit kepala dan punggung. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pada janin. Janin yang dikandungnya cenderung mempunyai berat badan yang rendah saat lahir, dapat beresiko pada kelahiran bayi premature bahkan keguguran. Selain itu kecemasan yang tinggi juga berakibat pada pasca kelahiran, antara lain anak akan menjadi agresif. Anak yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami kecemasan tinggi selama kehamilan akan memiliki kadar hormon stres tinggi, aktivitas otak yang peka terhadap kecemasan. Keadaan akan lebih berbahaya bila gejala depresi pada bayi baru lahir tidak segera ditangani, anak berkembang menjadi anak yang tidak bahagia. Mereka sulit belajar berjalan, serta berat badan kurang, dan tidak responsif terhadap orang lain. Bila keadaan ini tetap tidak tertanggulangi, anak akan tumbuh menjadi balita yang depresi. Saat mulai sekolah mereka mengalami masalah tingkah laku, seperti agresif dan mudah stres (www.Nakita.com).
Ibu hamil diharapkan bisa menjaga kondisi psikologisnya supaya tidak mengalami kecemasan yang tinggi. Kecemasan merupakan reaksi terhadap adanya ancaman, hambatan terhadap keinginan pribadi atau adanya perasaan tertekan. Kecemasan merupakan perasaan yang dialami seseorang, ketika berpikir sesuatu yang tidak menyenangkan dan ditandai oleh rasa khawatir, kegelisahan, perasaan tidak aman, ketidakmampuan dalam menghadapi tantangan dalam menentukan penyelesaian masalah (Gibson , 1985).
(24)
4
Orang yang cemas akan mempunyai perasaan yang tidak menentu, panik dan takut tanpa mengerti faktor yang menyebabkan ketakutannya serta tidak dapat menghilangkan perasaan gelisahnya (Daradjat, 1996). Kecemasan pada masa kehamilan mungkin timbul karena cerita-cerita dari teman atau saudara yang sudah pernah melahirkan. Cerita yang menakutkan tentang rasa sakit ketika melahirkan dan akibat-akibat yang didapat setelah melahirkan, misalnya menjadi tidak cantik lagi. Kecemasan yang dialami wanita selama masa kehamilan akan semakin intensif pada minggu-minggu terakhir menjelang persalinan (Kartono, 1986).
Pada ibu hamil, diharapkan ada dukungan keluarga terutama suami. Dukungan tersebut dapat memperkecil tingkat kecemasan pada ibu. Selain itu ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia serta siap menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas. Menurut Gladieux (dalam Dagun 1990) dukungan emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri. Hal tersebut akan mendorong istri lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi kehamilan tersebut. Suami adalah orang pertama dan utama dalam memberi dorongan kepada istri sebelum pihak lain memberi perhatian. Cinta kasih dan perasaan dilindungi secara jasmani dan rohani yang dirasakan calon ibu dari suaminya akan mengurangi atau melenyapkan kerisauan, kecemasan, ketakutan dan kepanikan, baik yang nyata maupun yang bersifat fantasi. Dukungan tersebut juga akan memotivasi wanita hamil untuk lebih hati-hati dan menjaga kandungannya. Penjelasan tersebut dikuatkan oleh Cassel (Gottlieb,1993)
(25)
yang menyatakan bahwa dukungan sosial sangat mempengaruhi tingkah laku, cara berfikir dan tingkat emosi seseorang.
Kreitner dan Kenicki (1992) mendefinisikan dukungan sosial sebagai keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang yang dapat dipercaya. Individu menjadi tahu bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintai dirinya. Pada ibu hamil itu sendiri, dukungan sosial yang bermanfaat adalah dari keluarganya terutama suaminya. Ibu hamil yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarga ataupun suami akan mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi, berkurangnya rasa percaya diri, kurang bahagia serta kurang siap menjalani kehamilan dan persalinan. Hal tersebut dapat mengakibatkan resiko yang tinggi seperti yang telah diungkapkan pada resiko kecemasan tinggi diatas.
Perkembangan kehamilan dengan bertambahnya bulan akan mempengaruhi perubahan fisik dan psikologi dari ibu hamil. Menurut Kartono (1986), dengan semakin bertambahnya berat beban kandungan dan semakin dekatnya kelahiran anak maka akan bertambah pula rasa tidak aman dan tidak nyaman. Kehamilan dibagi menjadi tiga tahap trimester (periode tiga bulanan), yaitu trimester pertama, trimester kedua dan trimester ketiga. Pada trimester ketiga ibu yang hamil mengalami gejolak baru dalam menghadapi persalinan dan perasaan tanggung jawab sebagai ibu setelah kelahiran anaknya nanti. Maka dari itu dukungan dari suami sangatlah berarti bagi istrinya.
(26)
6
Menurut Gladieux (dalam Dagun,1990), pada fase / trimester ketiga ini ibu hamil merasa tertekan dan gelisah. Berat badan ibu hamil mulai bertambah drastis antara 10,5 kg sampai 15 kg. Selain itu calon ibu akan sering merasa lelah, tidak enak, sukar tidur, kaki dan tangan bengkak dan nafas menjadi pendek. Semua gejala tersebut dapat membuat calon ibu merasa cemas, mudah tersinggung dan lekas marah. Ibu hamil sering memikirkan kesehatan dan keamanan janin dan lebih cemas lagi menghadapi saat-saat persalinan yang sudah dekat.
Berdasarkan penjelasan di atas, pada tahap trimester ke tiga ibu hamil akan mengalami puncak kecemasan yang tinggi. Maka dari itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Penelitian ini dapat mengetahui tentang kecemasan pada ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga yang dipengaruhi oleh adanya dukungan sosial dari suami.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah ada hubungan negatif antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami?”
(27)
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang negatif tentang tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan suatu referensi di bidang klinis terutama terkait dengan kecemasan ibu hamil.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pasangan yang menanti kelahiran anak pertama, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu informasi mengenai pentingnya dukungan dari suami.
b. Bagi pelayanan medis atau klinik bersalin, hasil penelitian ini bisa menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan sebagai saran bahwa tidak hanya segi fisik saja yang diperhatikan, tetapi juga sisi psikologis tetap dipertimbangkan, terutama terkait dengan faktor dukungan dari suami.
(28)
BAB II
DASAR TEORI
A.
Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga 1. Kecemasana. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah salah satu pengalaman perasaan menyakitkan yang ditimbulkan oleh ketegangan-ketegangan dalam alat-alat intern dalam tubuh. Ketegangan ini adalah akibat dari adanya dorongan-dorongan dari dalam atau luar, dan dikuasai oleh susunan urat saraf yang otonom (Freud, 1995).
Hurlock (1990) berpendapat bahwa individu yang mengalami kecemasan akan memiliki rasa khawatir, gelisah, kurang percaya diri, merasa tidak mampu, rendah diri, tidak sanggup menyelesaikan masalah serta perasaan-perasaan lain yang tidak menyenangkan. Kecemasan muncul ketika sebagian tujuan tidak jelas, sulit dan mengancam yang meliputi perasaan tertekan dan khawatir ketika berpikir mengenai munculnya stimulus yang menyakitkan atau membahayakan.
Menurut pendapat Darajat (1996), gejala kecemasan ada yang bersifat fisik yaitu ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur, detak jantung cepat, keringat dingin bercucuran, nafsu makan hilang, kepala pusing, sesak nafas. Yang kedua adalah bersifat mental atau psikologis yaitu ketakutan yang sangat, merasa selalu ada bahaya,
(29)
tidak bisa memusatkan perhatian, merasa tidak berdaya, rendah diri, tidak tenteram dan ingin lari dari kenyataan hidup.
Kehamilan merupakan suatu anugerah dan kebahagiaan bagi seorang wanita. Tetapi di sisi lain kehamilan itu sendiri sering kali menimbulkan perasaan cemas. Selama kehamilan banyak terjadi perubahan fisik dalam segi fisik maupun segi emosi (Gilarso, 2005). Pada segi fisik tampak begitu jelas perubahannya, misalnya bentuk tubuh semakin membengkak, sedangkan pada segi emosi akan lebih mudah mengalami stress. Wanita hamil akan mudah murung, banyak tingkah dan mengalami kecemasan.
Dari uraian pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah perasaan yang dialami seseorang, ketika berpikir sesuatu yang tidak menyenangkan atau pun dari pengalaman dengan diwarnai oleh rasa khawatir, gelisah, kurang percaya diri, merasa tidak mampu, rendah diri, tidak sanggup menyelesaikan masalah serta perasaan-perasaan lain yang tidak menyenangkan.
b. Gejala-gejala Kecemasan
Gunarsa (1996) mengemukakan bahwa ada beberapa gejala yang muncul akibat adanya kecemasan, yaitu :
1) Cenderung terus-menerus merasa khawatir akan sesuatu yang akan dihadapinya.
2) Cenderung lebih mudah tersinggung, tidak sabar, sering mengeluh, sulit berkonsentrasi dan sering sulit tidur.
(30)
10
3) Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat tidak menentu.
4) Secara fisiologis, individu nampak berkeringat yang berlebihan walau udara tidak panas, jantung berdebar terlalu kencang, tangan atau kaki dingin, mengalami gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan kering, muka terlihat pucat, sering buang air kecil, otot dan persendian kaku, mengalami gangguan pernafasan dan tekanan darah yang tinggi.
5) individu cepat lelah, tidak dapat rileks, mudah terkejut dan terkadang menggerakkan anggota tubuh secara berlebihan, seperti menggoyangkan tangan atau kaki.
Berdasarkan pendapat Gunarsa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gejala kecemasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Gejala fisiologis yaitu kecemasan yang sudah mempengaruhi fisik antara lain mudah berkeringat yang berlebihan walau udara tidak panas, jantung berdebar terlalu kencang, tangan atau kaki dingin, mengalami gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan kering, muka terlihat pucat, otot dan persendian kaku, mengalami gangguan pernafasan, tekanan darah yang tinggi, cepat lelah dan sulit tidur, tidak dapat rileks, mudah terkejut dan terkadang menggerakkan anggota tubuh secara berlebihan .
2) Gejala psikologis yaitu kecemasan yang berwujud gejala kejiwaan seperti mudah merasa khawatir, mudah tersinggung, tidak sabar,
(31)
sering mengeluh, sulit berkonsentrasi, ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat tidak menentu.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
Menurut Kretch & Qrutch ( dalam Hartanti & Dwijanti, 1997), timbulnya kecemasan karena kurangnya pengalaman dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap menghadapi situasi baru. Selain itu sumber-sumber kecemasan juga terdiri dari dua faktor yaitu :
1) Faktor Internal
Kecemasan yang berasal dari dalam diri individu. Misalnya, perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah dan rendah diri. Faktor internal ini umumnya sangat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak rasional. Hal ini disebut sebagai bias kognitif yaitu suatu proses kognitif yang dapat mengarahkan seseorang yang berpikir logis menjadi merasa cemas terhadap suatu hal yang kabur.
2) Faktor Eksternal
Kecemasan yang berasal dari luar diri individu, dapat berupa penolakan sosial, kritikan dari orang lain, beban tugas atau kerja yang berlebihan, maupun hal-hal lain yang dianggap mengancam.
(32)
12
Menurut Darajat (1996), faktor yang mempengaruhi kecemasan antara lain:
1) Usia
Usia sangat mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang karena kecemasan yang berlebihan pada masa kanak-kanak dan masa remaja dianggap mempunyai resiko berkembangnya gangguan kecemasan umum pada saat dewasa. Gangguan kecemasan banyak dialami oleh individu yang memasuki masa dewasa dini yaitu rata-rata timbul pada usia 21 tahun.
2) Lingkungan sosial-budaya
Seorang individu bila dihadapkan pada situasi dan kondisi lingkungan sosial dan budaya yang mengancam akan sangat mempengaruhi kecamasannya. Lingkungan sosial yaitu tempat tinggal, kampus/sekolah, keluarga, pergaulan dengan teman-teman/orang dekat, sedangkan lingkungan budaya yaitu daerah/tempat asal, adat-istiadat/budaya setempat. Pendapat tersebut dikuatkan oleh Koswara (1986), ia menambahkan bahwa pengaruh lingkungan dapat memberi kepuasan bagi individu, namun dapat juga membuat individu menjadi frustrasi. Dengan kata lain faktor lingkungan dapat juga merupakan suatu situasi atau keadaan yang mengancam dan terus menerus menghantui individu, sehingga individu akhirnya mengalami kecemasan.
(33)
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi kecemasan ada 2 macam yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah, rendah diri, pikiran-pikiran negarif dan tidak rasional. Faktor eksternal yaitu penolakan sosial, kritikan dari orang lain, beban tugas atau kerja yang berlebihan, usia, dan lingkungan sosial-budaya.
2. Kehamilan pada Trimester Ketiga a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan terjadi bila adanya pembuahan pada sel telur oleh sperma, yang nantinya dapat berkembang menjadi janin. Bila wanita melakukan hubungan seks atau kontak intim antara alat kelamin wanita dengan alat kelamin pria dalam masa-masa suburnya, sangat mungkin sel telur dalam perjalanannya bertemu dengan sel sperma sehingga menyebabkan terjadinya pembuahan. Tanda-tanda terjadinya kehamilan menurut Gilarso (2005), diantaranya:
1) Pada permulaannya hanya ada tanda-tanda yang belum pasti, yaitu: tidak haid, buah dada menjadi bertambah besar dan terasa kencang, ibu sering mual pada pagi hari sampai akan muntah, harus lebih sering kencing, sembelit, lebih sulit tidur, sering sakit kepala. Banyak ibu mulai suka makan yang kecut-kecut dan ada yang
(34)
14
mulai “Ngidam”. Hamil kira-kira 1-2 bulan bisa diadakan tes di laboratotium dengan membawa air kencing terpagi.
2) Pada umur kehamilan selanjutnya (3 bulan ke atas), rahim mulai membesar dan mulai ada hiperpigmentasi pada wajah disebut “Topeng kehamilan”, pada perut mulai tampak garis-garis tian, dan gelanggang disekitar punting susu tampak lebih hitam.
3) Pada kehamilan lima bulan denyut jantung anak bisa di dengar oleh pemeriksa, ibu mulai merasa adanya gerakan anak di dalam kandungannya, malahan gerakan itu bisa dilihat dari luar.
Selama masa kehamilan, ibu hamil akan merasakan terjadinya perubahan tidak hanya dalam tubuhnya tetapi juga pada perasaannya (Gilarso, 2005). Kehamilan anak pertama merupakan suatu peristiwa yang pertama kali dialami oleh pasangan suami istri. Pengalaman pertama ini akan menimbulkan kecemasan serta ketakutan yang mendalam. Terlebih pada trimester ketiga, dimana seorang wanita harus beradaptasi terhadap perubahan habitus tubuhnya karena pada trimester ketiga ini timbul perasaan tidak nyaman karena gangguan fisik. Rahim yang membesar menekan kandung kemih dan rektum, sehingga dapat menyebabkan konstipasi dan urinasi yang sering, penambahan berat badan, sesak nafas pada aktivitas, dan rasa panas dalam perut (Kaplan, 1997).
(35)
b. Kehamilan Trimester Ketiga
Menurut Gilarso ( 2005), kehamilan pada trimester ketiga berlangsung pada bulan ke tujuh hingga bulan ke sembilan. Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh pendapat Gladieux (dalam Dagun,1990). Kehamilan trimester ketiga merupakan fase terakir dalam kehamilan yang berlangsung pada bulan ke 7 hingga ke 9 atau hingga saat-saat kelahiran.
Menurut Gladieux (dalam Dagun,1990), pada fase / trimester ketiga ini ibu hamil merasa tertekan dan gelisah. Berat badan ibu hamil mulai bertambah drastis antara 10,5 kg sampai 15 kg. Selain itu calon ibu akan sering merasa lelah, tidak enak, sukar tidur, kaki dan tangan bengkak dan nafas menjadi pendek. Semua gejala tersebut dapat membuat calon ibu merasa cemas, mudah tersinggung dan lekas marah. Ibu hamil sering memikirkan kesehatan dan keamanan janin dan lebih cemas lagi menghadapi saat-saat persalinan yang sudah dekat.
3. Kecemasan pada Ibu Hamil Trimester Ketiga
a. Sumber-sumber kecemasan pada ibu hamil pada timester ketiga
Kartono (1986) mengemukakan bahwa kecemasan yang dialami wanita selama kehamilan akan semakin intensif pada minggu-minggu terakhir menjelang persalinan. Sumber kecemasan dan ketakutan menjelang persalinan tersebut antara lain :
(36)
16
1. Kecemasan terhadap diri sendiri yang meliputi ; takut mati, takut berpisah dengan bayi (trauma kelahiran), cemas terhadap kesehatan, cemas terhadap rasa nyeri saat persalinan, kemungkinan komplikasi saat hamil atau bersalin, cemas disebabkan rasa bersalah pada ibu, khawatir tidak segera mendapat pertolongan dan perawatan saat melahirkan.
2. Kecemasan tidak langsung berhubungan dengan kehamilan dan persalinan, seperti : masalah rumah tangga, pekerjaan suami, masalah hubungan seksual, bentuk tubuh setelah melahirkan, takut suami tidak hadir pada saat persalinan, takut beban hidup semakin berat, takut akan tanggung jawab sebagai ibu, dan sebagainya. 3. Kecemasan terhadap anaknya, yang meliputi : bayi cacat, takut
bayi bernasib buruk karena dosa, takut keguguran, kematian di dalam kandungan, kemungkinan beranak kembar, takut jenis kelamin dan keadaan bayi tidak sesuai dengan harapan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil pada trimester ketiga.
Ada beberapa faktor-faktor dari dalam maupun luar ibu hamil yang dapat mempengaruhi kecemasannya. Faktor tersebut adalah :
(37)
1. Faktor Intern (dari dalam diri ibu hamil) a) Kepribadian
Kepribadian seseorang berpengaruh terhadap kecemasan, karena kepribadian akan mempengaruhi bagimana ia harus melakukan reaksi terhadap kecemasan itu. Ada yang memiliki pribadi yang lemah dan rentan sekali terhadap perasaan cemas dan sebaliknya (Hurlock, 1997)
b) Usia Ibu
Seorang wanita yang hamil pada setiap usia-usia tertentu akan mengalami resiko kehamilan tertentu. Usia sehat medis untuk wanita hamil adalah antara 20-35 tahun. Pada wanita yang hamil di usia 20 tahun ke bawah ataupun 35 tahun ke atas akan mempunyai resiko yang lebih tinggi di banding yang berusia 20-35 tahun (Hurlock, 1997)
2. Faktor Ekstern a) Pendidikan
Kehamilan dikhawatirkan akan menganggu karier ibu hamil ataupun dalam menjalani studinya, apalagi bila dalam menjalani suatu kehamilan baik suami atau istri tidak memiliki pekerjaan yang mapan. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang seringkali melatar belakangi munculnya kecemasan (Hurlock, 1997)
(38)
18
b) Pengalaman, informasi kesehatan dan keamanan bayi
Terdapat perbedaan pengalaman dan informasi yang dimiliki oleh ibu hamil. Ibu hamil akan menggunakan pengalamannya sebagai dasar untuk mengevaluasi kehamilan. Ibu hamil yang memiliki lebih banyak pengalaman dan informasi akan lebih tahu keadaan dan keamanan bayi dalam kendungannya (Effendi dan Tjahjono, 1999).
c) Dukungan dari orang terdekat
Kehamilan yang mendapat dukungan dari orang-orang terdekat terlebih dari suami akan dapat menimbulkan sikap yang menyenangkan dalam menjalani kehamilan. Tetapi suatu kehamilan tanpa dukungan dari orang-orang terdekat akan menimbulkan kecemasan (Hurlock,1997). Menurut Gladieux (dalam Dagun,1990), dukungan emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri, dan istri akhirnya akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi kehamilan.
B. Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami 1. Pengertian Dukungan Sosial
Manusia sebagai makluk sosial, selalu membutuhkan orang lain. Interaksi timbal-balik ini pada akhirnya akan menciptakan hubungan ketergantungan satu sama lain. Kehadiran orang lain di dalam kehidupan
(39)
pribadi seseorang begitu diperlukan. Hal ini terjadi karena seseorang tidak mungkin memenuhi kebutuhan fisik maupun psikologisnya secara sendirian. Individu membutuhkan dukungan sosial, terutama dari orang-orang terdekat. Gottlieb(1983) mengatakan bahwa dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal atau non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau kehadiran individu yang bersangkutan dan bermanfaat mempengaruhi perilaku maupun emosi individu.
Dukungan sosial adalah pertukaran interpersonal antara penerima pertolongan dan pemberi pertolongan (Taylor, 1994). Menurut Sheridan dan Radmacher (1992) mendefinisikan dukungan sosial sebagai sumber-sumber yang kita dapatkan melalui interaksi dengan orang lain
Kreitner dan Kenicki (1992) mendefinisikan dukungan sosial sebagai keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang yang dapat dipercaya. Dari interaksi ini individu menjadi tahu bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintai dirinya.
Dari uraian pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah informasi, nasehat, saran, pertolongan ataupun bantuan yang di dapat dari interaksi dengan orang sekitarnya, terlebih orang yang dipercaya dan berbentuk nyata sehingga dapat memberikan manfaat mempengaruhi perilaku maupun emosi dari individu sehingga individu tersebut tahu bahwa orang lain memperhatikan, menghargai dan mencintai dirinya.
(40)
20
2. Aspek-aspek Dukungan Sosial
Aspek dukungan sosial menurut Winnubst dan Sarafino (dalam Smet, 1994) ada empat yaitu dukungan emosional, dukungan perhargaan, dukungan informatif, dukungan instrumental. Sheridan dan Radmacher (1992) mengemukakan tiga aspek dukungan sosial yaitu, dukungan instrumental, dukungan informatif, dukungan penghargaan.
Pembedaan yang dilakukan oleh beberapa peneliti tersebut sangat berguna, karena dalam beberapa situasi yang berbeda memerlukan aspek bantuan atau dukungan yang berbeda pula. House (Smet dalam 1994) membedakan empat aspek dukungan sosial :
a. Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap individu yang bersangkutan, serta memberikan rasa aman, rasa saling memiliki dan rasa dicintai.
b. Dukungan penghargaan meliputi ungkapan hormat, dorongan untuk maju, serta membantu seseorang untuk melihat segi-segi positif yang ada dalam dirinya untuk dibandingkan dengan keadaan orang lain yang berfungsi untuk menambah penghargaan diri, dan persetujuan atas gagasan atau perasaan individu.
c. Dukungan instrumental, mencakup bantuan langsung sesuai yang dibutuhkan individu, dukungan ini dapat berupa penyediaan kebutuhan atau memberi pelayanan selama ibu mengalami kecemasan.
(41)
d. Dukungan informatif, meliputi pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran, atau umpan balik. Dukungan informatif akan bermanfaat kalau terdapat kekurangan pengetahuan dan ketrampilan pada individu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disebutkan bahwa aspek dukungan sosial ada empat macam, yaitu dukungan emosional, dukungan perhargaan, dukungan informatif, dukungan instrumental.
3. Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami
Persepsi merupakan suatu proses yang di dahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya (Bimo,1994). Proses itu tidak hanya saja sampai di situ, melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan. Alat indera sangat berfungsi karena sebagai penghubung antara individu dangan dunia luar. Stimulus yang diterima oleh individu akan diorganisasikan oleh otak, kemudian diinterpretasikan dan selanjutnya individu tersebut dapat menyadari dan mengerti tentang apa yang diterima oleh inderanya.
Dari penjelasan tentang pengertian dukungan sosial dan pengertian persepsi maka dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap dukungan sosial suami adalah penerimaan stimulus oleh istri dari perilaku suami tentang pertolongan yang di dapat dari interaksi interpersonal yang berupa kenyamanan, bantuan dan atau informasi sehingga istri dapat
(42)
22
menginterpretasikan perilaku suami apakah memuaskan perasaan dan mempengaruhi tingkah lakunya atau tidak.
C. Hubungan antara Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga dan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami
Kehamilan anak pertama sangat diharapkan oleh pasangan suami istri yang baru saja menikah. Anak pertama sangat diharapkan karena merupakan pengalaman untuk pertama kali mempunyai anak. Kejadian tersebut sangatlah ditunggu-tunggu oleh pasangan suami istri, sehingga mereka sangat berhati-hati dalam memperlakukan kandungan istri. Pasangan suami istri akan merasa buta dalam memperlakukan kandungan istri karena ini merupakan pengalaman yang pertama kali dalam hidup mereka (www.republika.com).
Menurut Gladieux (dalam Dagun, 1990), seorang ibu hamil yang sudah memasuki tahap kehamilan pada trimester ketiga akan mengalami kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Untuk mengurangi kecemasan yang terjadi, maka ibu hamil membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya, terlebih suaminya.
Suami yang memberikan dukungan secara penuh pada istrinya dalam perhatian, cinta kasih, perasaan melindungi secara jasmani, dan rohani akan mengurangi atau melenyapkan kerisauan, kecemasan, ketakutan, kepanikan, baik yang riel maupun yang fantasi. Dukungan tersebut juga akan memotivasi wanita hamil untuk lebih hati-hati dalam menjaga kandungannya.
(43)
Menurut Gladieux (dalam Dagun, 1989), dukungan emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri, dan istri akhirnya akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi kehamilan. Cassel (dalam Gottlieb,1993) mengemukakan bahwa dukungan sosial sangat mempengaruhi tingkah laku, cara berfikir dan tingkat emosi seseorang.
Penelitian yang dilakukan oleh Effendi (1999) menunjukkan bahwa dukungan sosial berperan penting dalam memelihara keadaan psikologis individu yang mengalami tekanan. Dukungan tersebut melibatkan hubungan sosial yang berarti, sehingga dapat menimbulkan pengaruh positif yang dapat mengurangi gangguan psikologis sebagai pengaruh positif dari tekanan psikologis. Dukungan sosial bekerja sebagai pelindung untuk melawan perubahan peristiwa kehidupan yang berpotensi penuh untuk mengalami stres. Melalui dukungan sosial, kesejahteraan psikologis akan meningkat karena adanya perhatian dan pengertian akan menimbulkan perasaan memiliki, meningkatkan harga diri, dan kejelasan identitas diri serta memiliki perasaan positif mengenai diri sendiri.
Dukungan yang diberikan oleh suami dapat berupa pemberian informasi, pemberian bantuan tingkah laku atau pun materi yang di dapat dari hubungan sosial yang akrab dan membuat individu merasa diperhatikan, dicintai, bernilai (Sarason, 1983). Dukungan sosial dari suami sebagai orang yang berarti bagi calon ibu dapat berupa dukungan emosional atau dukungan instrumental. Misalnya suami menunjukkan rasa senang atas kehamilan
(44)
24
istrinya serta memberi dorongan yang dapat menimbulkan hubungan suami istri menjadi lebih intim dan dapat memberikan ketenangan bagi istri, sedangkan dukungan instrumental bisa dengan memberikan kebutuhan-kebutuhan ibu pada saat kehamilan atau kebutuhan-kebutuhan untuk bayi seperti memberikan pakaian bayi dan perlengkapan bayi.
Berdasarkan uraian diatas maka peran dan dukungan sosial dari orang-orang terdekat sangat berpengaruh bagi ibu hamil. Dukungan dari suami akan memberikan ketenangan dan berpengaruh positif serta mengurangi gangguan psikologisnya sehingga ibu hamil akan terbantu dalam menghadapi kecemasan yang dialaminya terlebih pada ibu hamil anak pertama yang baru pertama kali merasakan kehamilan, merupakan pengalaman pertama dan belum mengetahui tentang kehamilan. Ibu hamil yang tidak mendapat dukungan sosial dari suaminya, calon ibu tersebut kurang dapat mengatasi tekanan dan tuntutan yang ada. Hal ini akan menimbulkan gejolak dalam batin sehingga kecemasan yang dialami tetap besar.
(45)
BAGAN 2.1
Skema Hubungan antara Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga dan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial
dari Suami
Ibu Hamil Trimester ketiga
Kondisi fisik dan sumber kecemasan - Fisik : rahim yang membesar
- Psikologis : bayangan resiko kehamilan dan proses melahirkan
Kecemasan Berkurang Efek positif
- Memberikan motivasi
- ketenangan batin dan perasaan senang
- menimbulkan perasaan memiliki dan meningkatkan harga diri
- istri mempunyai perasaan atau nilai positif tentang dirinya
Terdapat dukungan sosial dari suami berupa dukungan
- Emosional - Penghargaan - Instrumental - Informatif
(46)
26
D. Hipotesis
Berdasarkan asumsi-asumsi teoritik diatas, diajukan hipotesis penelitian yang akan diuji kebenarannya pada penelitian ini. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan.persepsi terhadap dukungan sosial dari suami.
(47)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif korelasional.
Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal
(angka) yang diolah dengan metoda statistika. Penelitian kuantitatif dilakukan
pada penelitian inferensial (dalam rangka menguji hipotetis) dan
menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan
penolakan hipotesis nihil. Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki
variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih
variabel lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2006 ). Dengan metode
kuantitatif korelasional akan diperoleh signifikansi hubungan antar variabel
yang diteliti. Lebih lanjut, dari hasilnya dapat dilihat apakah ada hubungan
positif atau negatif dari kedua variabel (Singarimbun, 1989).
B. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, variabel penelitian diidentifikasi sebagai berikut :
Variabel bebas : Persepsi terhadap dukungan sosial dari suami
Variabel tergantung : Tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada
trimester ketiga.
(48)
28
C. Definisi Operasional
1. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga
Kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga adalah
kekhawatiran dan kegelisahan yang tidak menentu dan tampak dari gejala
fisik maupun psikologis yang dialami oleh ibu hamil anak pertama pada
usia kehamilan memasuki trimester ketiga. Data mengenai kecemasan ibu
hamil anak pertama pada trimester ketiga dapat diperoleh dari skala
tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga yang
disusun berdasarkan gejala-gejala kecemasan yaitu gejala fisiologis dan
gejala psikologis.
a. Gejala fisiologis yaitu kecemasan yang sudah mempengaruhi fisik
antara lain mudah berkeringat yang berlebihan walau udara tidak
panas, jantung berdebar terlalu kencang, tangan atau kaki dingin,
mengalami gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan kering,
muka terlihat pucat, otot dan persendian kaku, mengalami gangguan
pernafasan, tekanan darah yang tinggi, cepat lelah dan sulit tidur, tidak
dapat rileks, mudah terkejut.
b. Gejala psikologis yaitu kecemasan yang berwujud gejala kejiwaan
seperti mudah merasa khawatir, mudah tersinggung, tidak sabar, sering
mengeluh, sulit berkonsentrasi, ketegangan, rasa was-was dan
(49)
Kecemasan subjek diukur dengan skala tingkat kecemasan ibu
hamil anak pertama pada trimester ketiga. Semakin tinggi skor yang
diperoleh dari angket kecemasan maka semakin tinggi pula kecemasan
yang dimiliki oleh wanita hamil, namun sebaliknya bila semakin rendah
skor yang diperoleh dari angket maka semakin rendah pula kecemasan
yang dirasakan.
2. Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami
Persepsi terhadap dukungan sosial dari suami adalah penerimaan
stimulus oleh istri dari perilaku suami tentang pertolongan yang di dapat
dari interaksi interpersonal yang berupa kenyamanan, bantuan dan atau
informasi sehingga istri dapat menginterpretasikan perilaku suami apakah
memuaskan perasaan dan mempengaruhi tingkah lakunya atau tidak.
Data mengenai persepsi terhadap dukungan sosial suami dapat
diketahui dari angket persepsi terhadap dukungan sosial dari suami yang
disusun berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial. Menurut House ( Smet
dalam 1994), persepsi terhadap dukungan sosial suami dibedakan menjadi
4, yaitu : dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan
instrumental, dan dukungan informatif. Semakin tinggi skor yang
diperoleh dari skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami ini maka
kecemasan yang dialami ibu hamil akan rendah, sebaliknya semakin
rendah skor yang diperoleh maka kecemasan akan tetap ada atau bahkan
(50)
30
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah suatu populasi yang akan diukur dalam
penelitian. Menurut Singarimbun (1989), populasi adalah jumlah keseluruhan
dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Menurut Hadi (1989) populasi
adalah sejumlah individu atau orang yang paling sedikit mempunyai sifat
sama, sedangkan sampel yaitu bagian dari populasi yang mempunyai sifat
yang sama baik sifat kodrat maupun sifat pengkhususan.
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita hamil yang mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1. Wanita hamil dengan usia antara 20 sampai 35 tahun. Pengambilan
rentang angka tersebut dengan asumsi bahwa pada usia 20-35 tahun
merupakan usia produktif dan matang untuk kehamilan. Selain itu usia
20-35 tahun mempunyai resiko kehamilan yang relatif aman dibandingkan
usia di bawah atau diatasnya.
2. Kehamilan yang pertama kali dialami oleh subjek dengan usia kehamilan 7
bulan hingga masa persalinan (Trimester ketiga). Tujuan dipilihnya subjek
dengan kriteria ini karena dalam penelitian ini variabel yang akan diukur
adalah tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga.
3. Saat kehamilan masih bersuami. Subjek dengan kriteria ini dipilih karena
sesuai dengan tujuan dari penelitian pada salah satu variabelnya yaitu
(51)
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur tingkat kecemasan
ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan
sosial dari suami adalah metode skala. Skala adalah rangkaian pengukuran
mengikuti aturan tertentu yang mengukur satu sifat. Nilai skala adalah
bilangan yang dikenakan pada objek atau subjek untuk menunjukkan hasil
pengukuran atas suatu sifat. Penskalaan menyajikan dasar-dasar dan
tehnik-tehnik untuk memilih jenis-jenis skala tertentu dan juga mendeskripsikan
sifat-sifat aneka skala menurut taraf pengukuran masing-masing ( Supratiknya,
1998).
Sistem penskoran skala didasarkan pada skala Likert dengan
menggunakan empat kategori jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S),
tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Penulis menggunakan empat
kategori jawaban karena hal ini didasarkan pengalaman banyak peneliti di
Indonesia yang menganggap bahwa orang Indonesia tidak mau memberikan
jawaban yang sangat ekstrim. Bila kategori ragu-ragu disediakan maka
dikhawatirkan peneliti akan kehilangan banyak informasi mengenai
kecenderungan suatu pendapat yang ingin diketahui (Hadi, 1989).
Skala kecemasan ibu hamil anak pertama trimester ketiga dan skala
persepsi terhadap dukungan sosial dari suami disajikan dalam pernyataan
favorabel dan unfavorabel. Pernyataan favorabel menunjukkan indikasi
mendukung teori yang diungkap, sedangkan pernyataan unfavorabel
(52)
32
Dalam menilai jawaban atau memberi skor untuk pernyataan favorabel
bergerak dari 4 sampai 1. Pilihan sangat sesuai (SS) diberi nilai 4, pilihan
sesuai (S) diberi nilai 3, pilihan tidak sesuai (TS) diberi nilai 2, dan pilihan
sangat tidak sesuai (STS) diberi nilai 1. Pernyataan unfavorabel bergerak dari
1 sampai 4. Pilihan sangat sesuai (SS) diberi nilai 1, pilihan sesuai (S) diberi
nilai 2, pilihan tidak sesuai (TS) diberi nilai 3, dan pilihan sangat tidak sesuai
(STS) diberi nilai 4.
Agar penulis memiliki gambaran mengenai isi skala yang akan dibuat
dan menjadikan acuan untuk tetap berada dalam lingkup pengukur yang benar,
maka dibuat suatu pedoman untuk penyusunan item sehingga pembuatan item
dapat terarah dengan baik.
1. Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester
Ketiga.
Skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester
ketiga ini diungkap berdasarkan gejala-gejala kecemasan yaitu gejala
fisiologis dan psikologis.
a. Gejala fisiologis yaitu kecemasan yang sudah mempengaruhi fisik
antara lain mudah berkeringat yang berlebihan walau udara tidak
panas, jantung berdebar terlalu kencang, tangan atau kaki dingin,
mengalami gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan kering,
(53)
pernafasan, tekanan darah yang tinggi, cepat lelah dan sulit tidur, tidak
dapat rileks, mudah terkejut.
b. Gejala psikologis yaitu kecemasan yang berwujud gejala kejiwaan
seperti mudah merasa khawatir, mudah tersinggung, tidak sabar, sering
mengeluh, sulit berkonsentrasi, ketegangan, rasa was-was dan
keresahan yang bersifat tidak menentu.
Rancangan skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada
trimester ketiga dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1
Rancangan Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga Favorabel Unfavorabel
Skala Kecemasan
jml No Item jml No Item
Juml ah
Fisiologis
14 1,2,3,14,16,17,26,28, 29, 32,34,36,44,47 14
4,5,6,11,18,19,20,30,31 ,33,37,49,50,51 28 Psikologis
12 7,8,9 ,15,21,23,
24,35,38,39, 41,45 12
10,12,22, 13,25,27,40,42,43,46,
48,52
24
Jumlah 26 26 52
2. Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial dari Suami
Skala dukungan sosial dari suami dibuat berdasarkan aspek-aspek
dukungan sosial yaitu :
a) Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian dan
perhatian terhadap individu yang bersangkutan, serta memberikan rasa
(54)
34
b) Dukungan penghargaan, meliputi ungkapan hormat, dorongan untuk
maju, serta membantu seseorang untuk melihat segi-segi positif yang
ada dalam dirinya untuk dibandingkan dengan orang lain yang
berfungsi menambah penghargaan diri, dan persetujuan atas gagasan
atau perasaan individu.
c) Dukungan instrumental, mencakup bantuan langsung sesuai yang
dibutuhkan individu, dukungan ini dapat berupa penyediaan kebutuhan
fisik atau memberi pelayanan selama ibu mengalami kecemasan.
d) Dukungan informatif, meliputi pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk,
saran, atau umpan balik.
Rancangan skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami dapat
dilihat dalam tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Rancangan Skala Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dariSuami
Favorabel Unfavorabel
Aspek Dukungan Sosial
jml No Item jml No Item
Jumlah
Emosional 7 1,2, 14,20,30,31,34 7 9,18,21,39,40,45,56 14
Penghargaan 7 3,7,26,29,44,46,48 7 11,13,17,24,35,36,41 14 Instrumental 7 4,5,6,27,28,47,49 7 8,10,12,32,33,50,51 14 Informatif 7 15,16,19,37,38,52,53 7 22,23,25,42,43,54,55 14
(55)
F. Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah penelitian ditempuh dangan tahap-tahap berikut ini :
1. Uji coba item
a. Membuat item dan diajukan pada professional judgement untuk diteliti
keakuratanya.
b. Mempersiapkan alat ukur. Alat ukur yang digunakan adalah skala
kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan skala
persepsi terhadap dukungan sosial dari suami.
c. Melakukan uji coba skala pada subjek. Subjek harus sesuai dengan
kriteria subjek penelitian yaitu wanita hamil dengan usia antara 20-35
tahun pada saat ini adalah kehamilan yang pertama kali dialaminya
dengan usia kandungan tujuh bulan hingga masa persalinan (trimester
ketiga) dan saat kehamilan ini masih bersuami.
d. Menganalisis item skala.
e. Mengolah data hasil uji coba.
f. Menganalisis data dan menentukan item yang gugur.
g. Menyusun kembali item yang sahih.
2. Pelaksanaan penelitian
a. Mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan untuk penelitian.
b. Melakukan pengumpulan data.
c. Menganalisis data penelitian.
d. Membuat kesimpulan penelitian.
(56)
36
G. Pertanggungjawaban Alat Ukur 1. Validitas
Peneliti menggunakan metode validitas isi (content validity).
Suryabrata (2002) mengatakan bahwa validitas isi adalah suatu proses
pemeriksaan yang menunjukkan sampai di mana isi suatu alat pengukur
mencerminkan hal-hal yang akan diukur. Validitas isi merupakan validitas
yang diestimasi lewat pengujian alat ukur yang ditentukan melalui
pendapat professional (professional judgement), dalam hal ini yaitu dosen
pembimbing. Melalui professional judgement tersebut, dilakukan analisis
logis terhadap butir-butir alat ukur untuk menetapkan apakah butir-butir
alat ukur yang telah dibuat dan dikembangkan mampu mengukur apa yang
dimaksudkan untuk diukur. Validitas isi kedua skala dalam penelitian ini,
sebelum diuji coba, item-item ini telah dikoreksi oleh seseorang yang
sudah dianggap ahli, dalam hal ini adalah Dosen Pembimbing skripsi.
2. Seleksi Item
Item yang disusun dalam suatu skala atau tes yang tidak
memperlihatkan kualitas yang baik harus disingkirkan atau direvisi
terlebih dahulu sebelum menjadi bagian dari skala. Hanya item yang baik
saja yang boleh digunakan dalam skala. Salah satu kualitas yang dimaksud
adalah keselarasan atau konsistensi antara item dengan tes secara
(57)
Prosedur pengujian konsistensi item dilakukan dengan komputasi
koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap item dengan distribusi
skor total sebagai kriteria. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien
korelasi item total (rix)yang umumnya dikenal dengan indeks daya beda
item (Azwar, 2006).
Besarnya koefisien korelasi item total bergerak dari 0 sampai 1,00
dengan tanda positif atau negatif. Semakin mendekati angka 1 yang
bertanda positif maka daya diskriminasi itemnya semakin baik. Sebagai
kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total, biasanya
digunakan batasan ( rix ) ≥ 0,30, jadi item yang memiliki korelasi item total
minimal 0,30 dianggap layak menjadi sebuah item. Jika jumlah item yang
lolos masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka batas kriteria
0,30 dapat diturunkan menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan
dapat tercapai (Azwar, 2006).
Berdasarkan hasil analisis kesahihan item tryout pada tanggal 10
Maret 2007 sampai tanggal 30 Maret 2007, prosedur analisis item
dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for Windows
versi 12.00. Berikut ini adalah distribusi item skala setelah try out :
a. Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester
Ketiga
Skala kecemasan yang terdiri dari 52 butir item terdapat 10 item
(58)
38
no 36, no 38, no 47, no 51, dan no 52. Item tersebut gugur karena
memiliki nilai rix dibawah 0,30.
Hasil uji coba skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada
trimester ketiga dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
Jumlah Item lolos Skala Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester Ketiga
Sebelum Try out Sesudah Try out Aspek
Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel
Fisiologis 14 14 11 13
Psikologis -Khawatir -mudah tersinggung -tidak sabar -sering mengeluh -sulit berkonsentrasi -ketegangan
-rasa was-was dan keresahan tak menentu
2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 3 3 1 1 1 2 2 0 1 2 2 1 1 0 2 3 0 1
Jumlah 26 26 21 21
b. Skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami
Dalam alat ukur yang kedua yaitu skala persepsi terhadap
dukungan sosial dari suami, dari 56 butir item terdapat 2 butir item
yang gugur yaitu nomor 14 dan nomor 39. Item tersebut gugur karena
(59)
Hasil uji coba skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini :
Tabel 3.4
Jumlah Item Lolos Skala Persepsi terhadap Dukungan Sosial dari Suami
Sebelum Try out Sesudah Try out Aspek
Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel
Emosional 7 7 6 6
Penghargaan 7 7 7 7
Instrumental 7 7 7 7
Informatif 7 7 7 7
Jumlah 28 28 27 27
3. Reliabilitas
Skala atau alat ukur yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah
skala yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya dan reliabel.
Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh
hasil yang relatif sama selama aspek yang diukur dalam diri subjek
memang belum berubah (Azwar, 2006).
Dalam penelitian ini, estimasi reliabilitas akan diuji dengan
pendekatan konsistensi internal melaluli prosedur Alpha Cronbach.
Pendekatan ini dipilih dengan alasan mempunyai nilai praktis dan efisiensi
yang tinggi karena hanya didasarkan pada pengukuran satu kali dari
(60)
40
tunggal adalah pengujian konsistensi di antara komponen-komponen yang
membentuk tes secara keseluruhan (Azwar, 2006).
Azwar (2006) mengatakan bahwa reliabilitas dinyatakan oleh
koefisien yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00.
Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin
tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah
mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya.
Hasil perhitungan koefisien reliabilitas Alpha (α) dari skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga adalah 0,938. Hal
ini berarti skala tersebut mampu mencerminkan 93,8 % variasi yang terjadi
pada skor murni subjek yang bersangkutan sehingga dapat digunakan
untuk mengukur atribut yang dimaksudkan yaitu kecemasan. Berdasarkan
hasil koefisien korelasi tersebut maka skala tingkat kecemasan ibu hamil
anak pertama pada trimester ketiga memiliki daya keterandalan yang
cukup tinggi.
Dalam skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami, hasil
perhitungan reliabilias Alpha (α) menunjukkan angka sebesar 0,974. Angka tersebut menunjukkan bahwa skala persepsi dukungan sosial
mampu mencerminkan 97,4 % variasi yang terjadi pada skor murni subjek.
Lebih jauh lagi angka tersebut juga menunjukkan adanya daya
keterandalan yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
(61)
sosial dari suami mampu untuk mengukur variabel persepsi terhadap
dukungan sosial dari suami.
H. Metode Analisis Data
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara
kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi
dukungan sosial dari suami. Oleh karena itu teknik analisis data yang
digunakan adalah menggunakan uji korelasi Product Moment dari Pearson.
Uji hipotesis ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS for
(62)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara kecemasan
ibu hamil anak pertama trimester ketiga dan persepsi dukungan sosial dari
suami ini dilaksanakan pada tanggal 26 April 2007 sampai dengan 17 Mei
2007. Penyebaran angket dilakukan secara purposive sampling, yaitu dengan
pemilihan subjek yang didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu.
Peneliti mendapatkan subjek penelitian dengan cara menyebar angket
secara person to person (peneliti terjun langsung ke lapangan) di beberapa
klinik dan mendatangi rumah penduduk yang berada di wilayah kecamatan
Karangnongko, Klaten. Penyebaran angket di beberapa tempat dibantu oleh
beberapa relawan (teman peneliti). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian
ini ada dua buah, yaitu skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada
trimester ketiga dan skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami. Agar
lebih mudah dan praktis dalam penyajiannya, maka kedua skala ini digabung
menjadi satu buku dengan nama Skala Penelitian.
B. Deskripsi Subjek dan Data Penelitian
Subjek penelitian adalah wanita hamil dengan rentang usia antara 20
sampai 35 tahun yang merupakan kehamilan pertama kali dengan usia
kehamilan 7 bulan hingga masa persalinan (Trimester ketiga) dan saat
(63)
kehamilan masih bersuami. Subjek mempunyai karakteristik yang hampir
sama yaitu ibu rumah tangga, wiraswasta dan pegawai kantor. Hasil
pengamatan dan wawancara singkat, suami subjek mempunyai mata
pencaharian sebagai petani, buruh, swasta, dan PNS.
Keseluruhan data hasil penelitian dapat dideskripsikan dalam tabel 4.1
di bawah ini:
Tabel 4.1
Deskripsi Statistik Data Penelitian
Tingkat Kecemasan Persepsi Dukungan Statistik
Teoritik Empirik Teoritik Empirik
N ( subjek ) 60 60 60 60 Skor maks 168 134 216 193 Skor min 42 73 54 100
Mean 105 106,10 134 158,55
Mean empiris merupakan nilai rata-rata yang dimiliki sekelompok
subjek dalam penelitian, sedangkan mean teoretis merupakan nilai rata-rata
yang menjadi titik tengah pada skala penelitian.
Tabel di atas menunjukkan jumlah mean empirik dari skala tingkat
kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga sebesar 106,10. Nilai
tertinggi yang diperoleh pada skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama
pada trimester ketiga sebesar 134 sedangkan untuk nilai terendah didapat
sebesar 73. Pada skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami diperoleh
mean emperik sebesar 158,55, untuk nilai tertinggi sebesar 193 sedangkan
(64)
44
Skala tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga
mean teoritiknya 105 lebih besar dari mean empiriknya yaitu sebesar 106,10.
Maka dari data di atas disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki rata-rata
kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga yang cenderung
tinggi. Mean teoritik skala persepsi terhadap dukungan sosial dari suami
sebesar 134 sedangkan mean empiriknya sebesar 158,55. hal tersebut
menunjukkan mean empirik subjek penelitian lebih besar dari pada mean
teoritiknya. Berdasarkan data di atas maka dapat dilihat bahwa subjek
penelitian memiliki rata-rata dukungan sosial dari suami yang cenderung
tinggi.
Skala tingkat kecemasan ibu hamil dan persepsi dukungan sosial dari
suami dalam penelitian ini dikategorisasikan ke dalam 5 golongan. Tujuan dari
penggolongan ini adalah untuk menempatkan subjek ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut kontinum berdasarkan
atribut yang diukur (Azwar,2006).
Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan norma kategorisasi skor,
maka masing-masing jenjang kategori skala tingkat kecemasan ibu hamil anak
pertama pada trimester ketiga dan skala persepsi terhadap dukungan sosial
dari suami dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 dan 4.3 :
Tabel 4.2
Kategori Skor Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada Trimester ketiga
Kategorisasi Range Jumlah subjek persen
Sangat rendah X ≤ 73,5 1 1,66 % Rendah 73,5 ≤ 94,5 14 23,33 %
(65)
Sedang 94,5< X≤115,5 20 33,33 % Tinggi 115,5<X≤136,5 25 41,66 % Sangat tinggi 136,5≤X 0 0 %
Jumlah 60 100%
Mengacu pada norma tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada
trimester ketiga, ditemukan bahwa terdapat 25 subjek memiliki kecemasan
dari kategori tinggi, 20 subjek kategori kecemasan sedang, 14 subjek kategori
rendah, dan 1 subjek kecemasan kategori sangat rendah. Sedangkan tidak ada
subjek yang memiliki kecemasan sangat tinggi.
Tabel 4.3 Kategori Skor
Persepsi Dukungan Sosial dari suami
Kategorisasi Range Jumlah subjek persen
Sangat rendah X≤94,5 0 0%
Rendah 94,5<X≤121,5 8 13,33 % Sedang 121,5<X≤148,5 8 13,33 % Tinggi 148,5<X≤175,5 27 45 % Sangat tinggi 175,5≤X 17 28,33 %
Jumlah 60 100%
Dari norma kategorisasi untuk skala persepsi terhadap dukungan sosial
dari suami pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat 17 subjek memiliki
kategori dukungan sangat tinggi, 27 subjek memiliki kategori dukungan
tinggi, 8 subjek memiliki kategori dukungan sedang, dan 8 subjek memiliki
kategori dukungan rendah. Sedangkan tidak ada subjek yang memiliki
(66)
46
C. Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian
mengikuti sebaran data dengan distribusi normal. Uji normalitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan One Sampel Kolmogorov-Smirnov dari
program SPSS for Windows versi 12.00. pengambilan keputusan
didasarkan pada besaran probabilitas ( p ). Jika p > 0,05 maka sebaran
dinyatakan normal. Sebaliknya jika p < 0,05 maka sebaran dinyatakan
tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.4 :
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Kecemasan Dukungan
N 60 60
Normal Parameters(a,b) Mean 106.10 158.55
Std. Deviation 15.337 26.298
Most Extreme Differences Absolute .167 .149
Positive .163 .095
Negative -.167 -.149
Kolmogorov-Smirnov Z 1.290 1.152
Asymp. Sig. (2-tailed) .072 .140
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Hasil Uji normalitas menghasilkan probabilitas (p) data tingkat
kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga sebesar 0,072
(p> 0,05) dan probabilitas (p) untuk data persepsi terhadap dukungan
sosial dari suami sebesar 0,140 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
(67)
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan
antara skor variabel tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada
trimester ketiga dan variabel persepsi terhadap terhadap dukungan
sosial dari suami merupakan garis lurus atau tidak.
Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
Windows versi 12.00. Hasil dari uji linearitas yang dilakukan
menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel yaitu tingkat
kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan persepsi
terhadap dukungan sosial dari suami adalah linear. Hal ini ditunjukkan
dengan taraf signifikansi untuk linearitas lebih kecil daripada 0,005 (p
< 0,05) yaitu F = 12,396 ;p = 0,002 atau p < 0,05. hasil dari pengujian
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5 Hasil Uji Linearitas
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
Kecemasan * Dukungan
Between Groups
(Combined)
11643.733 41 283.993 2.289 .030
Linearity 1538.197 1 1538.197 12.396 .002
Deviation from
Linearity 10105.536 40 252.638 2.036 .053
Within Groups 2233.667 18 124.093
Total 13877.400 59
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis hubungan variabel dalam penelitian dilakukan dengan
(68)
48
penelitian dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment.
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Analisis Korelasional
Kecemasan Dukungan
Pearson
Correlation 1 -.333(**)
Sig. (1-tailed) . .005
Kecemasan
N 60 60
Pearson
Correlation -.333(**) 1
Sig. (1-tailed) .005 .
Dukungan
N 60 60
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Data diatas menunjukkan bahwa skor korelasi untuk variabel tingkat
kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan variabel
persepsi terhadap dukungan sosial dari suami adalah -0,333 dengan p
<0,01. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi : “
Ada hubungan negatif antara tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama
pada trimester ketiga dan persepsi terhadap dukungan sosial dari suami “
diterima.
Sumbangan pengaruh variabel persepsi terhadap dukungan sosial
dari suami terhadap tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada
trimester ketiga dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7
Deskripsi Analisis R Square
R R Squared Eta Eta Squared
(69)
Koefisien determinasi yang diperoleh dari mengkuadratkan nilai
koefisien korelasi adalah 0,111. Hasil analisis demikian ini menunjukkan
bahwa variabel bebas penelitian yaitu persepsi terhadap dukungan sosial
dari suami memberikan sumbangan efektif sebesar 11,1% terhadap
variabel tergantung tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada
trimester ketiga.
D. Pembahasan
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan negatif yang sangat
signifikan antara kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester ketiga dan
persepsi dukungan sosial suami. Hal ini berarti semakin tinggi dukungan sosial
dari suami, maka tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama pada trimester
ketiga akan semakin rendah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukanan oleh
Gladieux (dalam Dagun,1989) bahwa dukungan emosional suami terhadap
istri dapat menyebabkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri
istri. Hal tersebut akan mendorong istri lebih mudah menyesuaikan diri dalam
situasi kehamilan tersebut. Suami adalah orang pertama dan utama dalam
memberi dorongan kepada istri sebelum pihak lain memberi perhatian. Cinta
kasih dan perasaan dilindungi secara jasmani dan rohani yang dirasakan calon
ibu dari suaminya akan mengurangi atau melenyapkan kerisauan, kecemasan,
(1)
3 3 3 3 3 1 1 3 1
1 2 2 2 2 2 3 3 3
2 3 1 4 3 3 3 4 3
2 3 1 4 3 3 3 4 3
1 2 2 2 2 2 3 2 2
3 1 4 3 2 3 4 1 3
1 3 3 3 3 2 3 1 2
3 3 3 3 3 4 3 3 4
(2)
158 190 169 188 156 128 178 173 160 176 180 113 143 186 180 191 187 182 193 116 168 190 170 164 109 100 106 137 157 172 159 171 175 175 126 153 176 107 104 150 151 150 165 145 125 171 116 166 167 188 172
(3)
150 126 175 175 100 165 145 191 187
(4)
SKOR TOTAL KECEMASAN DAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI
SUBJEK KECEMASAN DUKUNGAN
subjek 1 119 158
subjek 2 121 190
subjek 3 116 169
subjek 4 101 188
subjek 5 103 156
subjek 6 125 128
subjek 7 96 178
subjek 8 120 173
subjek 9 97 160
subjek 10 97 176
subjek 11 88 180
subjek 12 125 113
subjek 13 134 143
subjek 14 93 186
subjek 15 96 180
subjek 16 93 191
subjek 17 102 187
subjek 18 91 182
subjek 19 73 193
subjek 20 121 116
subjek 21 89 188
subjek 22 119 190
subjek 23 90 170
subjek 24 125 164
subjek 25 134 109
subjek 26 121 100
subjek 27 125 106
subjek 28 134 137
subjek 29 93 157
subjek 30 96 172
subjek 31 99 159
subjek 32 96 171
subjek 33 120 175
subjek 34 97 175
subjek 35 100 126
subjek 36 96 153
subjek 37 93 176
subjek 38 102 107
subjek 39 91 104
subjek 40 73 140
subjek 41 119 151
subjek 42 121 150
subjek 43 116 165
subjek 44 101 145
subjek 45 103 125
(5)
subjek 47 96 116
subjek 48 120 166
subjek 49 97 167
subjek 50 89 188
subjek 51 89 172
subjek 52 119 150
subjek 53 121 126
subjek 54 116 175
subjek 55 90 167
subjek 56 102 165
subjek 57 123 165
subjek 58 97 145
subjek 59 125 191
subjek 60 93 187
KORELASI
Correlations Correlations
Kecemasan Dukungan Pearson
Correlation 1 -.333(**) Sig. (1-tailed) . .005 Kecemasan
N 60 60
Pearson
Correlation -.333(**) 1 Sig. (1-tailed) .005 . Dukungan
N 60 60
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kecemasan Dukungan
N 60 60
Mean 106.10 158.55 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation
15.337 26.298 Absolute .167 .149 Positive .163 .095 Most Extreme
Differences
Negative -.167 -.149 Kolmogorov-Smirnov Z 1.290 1.152 Asymp. Sig. (2-tailed) .072 .140 a Test distribution is Normal.
(6)
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kecemasan 60 73 134 106.10 15.337 Dukungan 60 100 193 158.55 26.298 Valid N (listwise) 60
UJI LINEARITAS
Means
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total N Percent N Percent N Percent Kecemasan * Dukungan 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Kecemasan *
Dukungan
Between Groups
(Combined)
11643.733 41 283.993 2.289 .030 Linearity
1538.197 1 1538.197 12.39
6 .002 Deviation from
Linearity 10105.536 40 252.638 2.036 .053 Within Groups 2233.667 18 124.093
Total 13877.400 59
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared Kecemasan * Dukungan -.333 .111 .916 .839