TUJUAN PENELITIAN Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami

tidak bisa memusatkan perhatian, merasa tidak berdaya, rendah diri, tidak tenteram dan ingin lari dari kenyataan hidup. Kehamilan merupakan suatu anugerah dan kebahagiaan bagi seorang wanita. Tetapi di sisi lain kehamilan itu sendiri sering kali menimbulkan perasaan cemas. Selama kehamilan banyak terjadi perubahan fisik dalam segi fisik maupun segi emosi Gilarso, 2005. Pada segi fisik tampak begitu jelas perubahannya, misalnya bentuk tubuh semakin membengkak, sedangkan pada segi emosi akan lebih mudah mengalami stress. Wanita hamil akan mudah murung, banyak tingkah dan mengalami kecemasan. Dari uraian pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah perasaan yang dialami seseorang, ketika berpikir sesuatu yang tidak menyenangkan atau pun dari pengalaman dengan diwarnai oleh rasa khawatir, gelisah, kurang percaya diri, merasa tidak mampu, rendah diri, tidak sanggup menyelesaikan masalah serta perasaan-perasaan lain yang tidak menyenangkan.

b. Gejala-gejala Kecemasan

Gunarsa 1996 mengemukakan bahwa ada beberapa gejala yang muncul akibat adanya kecemasan, yaitu : 1 Cenderung terus-menerus merasa khawatir akan sesuatu yang akan dihadapinya. 2 Cenderung lebih mudah tersinggung, tidak sabar, sering mengeluh, sulit berkonsentrasi dan sering sulit tidur. 3 Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat tidak menentu. 4 Secara fisiologis, individu nampak berkeringat yang berlebihan walau udara tidak panas, jantung berdebar terlalu kencang, tangan atau kaki dingin, mengalami gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan kering, muka terlihat pucat, sering buang air kecil, otot dan persendian kaku, mengalami gangguan pernafasan dan tekanan darah yang tinggi. 5 individu cepat lelah, tidak dapat rileks, mudah terkejut dan terkadang menggerakkan anggota tubuh secara berlebihan, seperti menggoyangkan tangan atau kaki. Berdasarkan pendapat Gunarsa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gejala kecemasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1 Gejala fisiologis yaitu kecemasan yang sudah mempengaruhi fisik antara lain mudah berkeringat yang berlebihan walau udara tidak panas, jantung berdebar terlalu kencang, tangan atau kaki dingin, mengalami gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan kering, muka terlihat pucat, otot dan persendian kaku, mengalami gangguan pernafasan, tekanan darah yang tinggi, cepat lelah dan sulit tidur, tidak dapat rileks, mudah terkejut dan terkadang menggerakkan anggota tubuh secara berlebihan . 2 Gejala psikologis yaitu kecemasan yang berwujud gejala kejiwaan seperti mudah merasa khawatir, mudah tersinggung, tidak sabar, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sering mengeluh, sulit berkonsentrasi, ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat tidak menentu.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Menurut Kretch Qrutch dalam Hartanti Dwijanti, 1997, timbulnya kecemasan karena kurangnya pengalaman dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap menghadapi situasi baru. Selain itu sumber-sumber kecemasan juga terdiri dari dua faktor yaitu : 1 Faktor Internal Kecemasan yang berasal dari dalam diri individu. Misalnya, perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah dan rendah diri. Faktor internal ini umumnya sangat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak rasional. Hal ini disebut sebagai bias kognitif yaitu suatu proses kognitif yang dapat mengarahkan seseorang yang berpikir logis menjadi merasa cemas terhadap suatu hal yang kabur. 2 Faktor Eksternal Kecemasan yang berasal dari luar diri individu, dapat berupa penolakan sosial, kritikan dari orang lain, beban tugas atau kerja yang berlebihan, maupun hal-hal lain yang dianggap mengancam. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Darajat 1996, faktor yang mempengaruhi kecemasan antara lain: 1 Usia Usia sangat mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang karena kecemasan yang berlebihan pada masa kanak-kanak dan masa remaja dianggap mempunyai resiko berkembangnya gangguan kecemasan umum pada saat dewasa. Gangguan kecemasan banyak dialami oleh individu yang memasuki masa dewasa dini yaitu rata- rata timbul pada usia 21 tahun. 2 Lingkungan sosial-budaya Seorang individu bila dihadapkan pada situasi dan kondisi lingkungan sosial dan budaya yang mengancam akan sangat mempengaruhi kecamasannya. Lingkungan sosial yaitu tempat tinggal, kampussekolah, keluarga, pergaulan dengan teman- temanorang dekat, sedangkan lingkungan budaya yaitu daerahtempat asal, adat-istiadatbudaya setempat. Pendapat tersebut dikuatkan oleh Koswara 1986, ia menambahkan bahwa pengaruh lingkungan dapat memberi kepuasan bagi individu, namun dapat juga membuat individu menjadi frustrasi. Dengan kata lain faktor lingkungan dapat juga merupakan suatu situasi atau keadaan yang mengancam dan terus menerus menghantui individu, sehingga individu akhirnya mengalami kecemasan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi kecemasan ada 2 macam yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah, rendah diri, pikiran-pikiran negarif dan tidak rasional. Faktor eksternal yaitu penolakan sosial, kritikan dari orang lain, beban tugas atau kerja yang berlebihan, usia, dan lingkungan sosial-budaya.

2. Kehamilan pada Trimester Ketiga

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan terjadi bila adanya pembuahan pada sel telur oleh sperma, yang nantinya dapat berkembang menjadi janin. Bila wanita melakukan hubungan seks atau kontak intim antara alat kelamin wanita dengan alat kelamin pria dalam masa-masa suburnya, sangat mungkin sel telur dalam perjalanannya bertemu dengan sel sperma sehingga menyebabkan terjadinya pembuahan. Tanda-tanda terjadinya kehamilan menurut Gilarso 2005, diantaranya: 1 Pada permulaannya hanya ada tanda-tanda yang belum pasti, yaitu: tidak haid, buah dada menjadi bertambah besar dan terasa kencang, ibu sering mual pada pagi hari sampai akan muntah, harus lebih sering kencing, sembelit, lebih sulit tidur, sering sakit kepala. Banyak ibu mulai suka makan yang kecut-kecut dan ada yang mulai “Ngidam”. Hamil kira-kira 1-2 bulan bisa diadakan tes di laboratotium dengan membawa air kencing terpagi. 2 Pada umur kehamilan selanjutnya 3 bulan ke atas, rahim mulai membesar dan mulai ada hiperpigmentasi pada wajah disebut “Topeng kehamilan”, pada perut mulai tampak garis-garis tian, dan gelanggang disekitar punting susu tampak lebih hitam. 3 Pada kehamilan lima bulan denyut jantung anak bisa di dengar oleh pemeriksa, ibu mulai merasa adanya gerakan anak di dalam kandungannya, malahan gerakan itu bisa dilihat dari luar. Selama masa kehamilan, ibu hamil akan merasakan terjadinya perubahan tidak hanya dalam tubuhnya tetapi juga pada perasaannya Gilarso, 2005. Kehamilan anak pertama merupakan suatu peristiwa yang pertama kali dialami oleh pasangan suami istri. Pengalaman pertama ini akan menimbulkan kecemasan serta ketakutan yang mendalam. Terlebih pada trimester ketiga, dimana seorang wanita harus beradaptasi terhadap perubahan habitus tubuhnya karena pada trimester ketiga ini timbul perasaan tidak nyaman karena gangguan fisik. Rahim yang membesar menekan kandung kemih dan rektum, sehingga dapat menyebabkan konstipasi dan urinasi yang sering, penambahan berat badan, sesak nafas pada aktivitas, dan rasa panas dalam perut Kaplan, 1997. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Kehamilan Trimester Ketiga

Menurut Gilarso 2005, kehamilan pada trimester ketiga berlangsung pada bulan ke tujuh hingga bulan ke sembilan. Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh pendapat Gladieux dalam Dagun,1990. Kehamilan trimester ketiga merupakan fase terakir dalam kehamilan yang berlangsung pada bulan ke 7 hingga ke 9 atau hingga saat-saat kelahiran. Menurut Gladieux dalam Dagun,1990, pada fase trimester ketiga ini ibu hamil merasa tertekan dan gelisah. Berat badan ibu hamil mulai bertambah drastis antara 10,5 kg sampai 15 kg. Selain itu calon ibu akan sering merasa lelah, tidak enak, sukar tidur, kaki dan tangan bengkak dan nafas menjadi pendek. Semua gejala tersebut dapat membuat calon ibu merasa cemas, mudah tersinggung dan lekas marah. Ibu hamil sering memikirkan kesehatan dan keamanan janin dan lebih cemas lagi menghadapi saat-saat persalinan yang sudah dekat.

3. Kecemasan pada Ibu Hamil Trimester Ketiga

a. Sumber-sumber kecemasan pada ibu hamil pada timester ketiga Kartono 1986 mengemukakan bahwa kecemasan yang dialami wanita selama kehamilan akan semakin intensif pada minggu-minggu terakhir menjelang persalinan. Sumber kecemasan dan ketakutan menjelang persalinan tersebut antara lain : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Kecemasan terhadap diri sendiri yang meliputi ; takut mati, takut berpisah dengan bayi trauma kelahiran, cemas terhadap kesehatan, cemas terhadap rasa nyeri saat persalinan, kemungkinan komplikasi saat hamil atau bersalin, cemas disebabkan rasa bersalah pada ibu, khawatir tidak segera mendapat pertolongan dan perawatan saat melahirkan. 2. Kecemasan tidak langsung berhubungan dengan kehamilan dan persalinan, seperti : masalah rumah tangga, pekerjaan suami, masalah hubungan seksual, bentuk tubuh setelah melahirkan, takut suami tidak hadir pada saat persalinan, takut beban hidup semakin berat, takut akan tanggung jawab sebagai ibu, dan sebagainya. 3. Kecemasan terhadap anaknya, yang meliputi : bayi cacat, takut bayi bernasib buruk karena dosa, takut keguguran, kematian di dalam kandungan, kemungkinan beranak kembar, takut jenis kelamin dan keadaan bayi tidak sesuai dengan harapan. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil pada trimester ketiga. Ada beberapa faktor-faktor dari dalam maupun luar ibu hamil yang dapat mempengaruhi kecemasannya. Faktor tersebut adalah : 1. Faktor Intern dari dalam diri ibu hamil a Kepribadian Kepribadian seseorang berpengaruh terhadap kecemasan, karena kepribadian akan mempengaruhi bagimana ia harus melakukan reaksi terhadap kecemasan itu. Ada yang memiliki pribadi yang lemah dan rentan sekali terhadap perasaan cemas dan sebaliknya Hurlock, 1997 b Usia Ibu Seorang wanita yang hamil pada setiap usia-usia tertentu akan mengalami resiko kehamilan tertentu. Usia sehat medis untuk wanita hamil adalah antara 20-35 tahun. Pada wanita yang hamil di usia 20 tahun ke bawah ataupun 35 tahun ke atas akan mempunyai resiko yang lebih tinggi di banding yang berusia 20- 35 tahun Hurlock, 1997 2. Faktor Ekstern a Pendidikan Kehamilan dikhawatirkan akan menganggu karier ibu hamil ataupun dalam menjalani studinya, apalagi bila dalam menjalani suatu kehamilan baik suami atau istri tidak memiliki pekerjaan yang mapan. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang seringkali melatar belakangi munculnya kecemasan Hurlock, 1997 b Pengalaman, informasi kesehatan dan keamanan bayi Terdapat perbedaan pengalaman dan informasi yang dimiliki oleh ibu hamil. Ibu hamil akan menggunakan pengalamannya sebagai dasar untuk mengevaluasi kehamilan. Ibu hamil yang memiliki lebih banyak pengalaman dan informasi akan lebih tahu keadaan dan keamanan bayi dalam kendungannya Effendi dan Tjahjono, 1999. c Dukungan dari orang terdekat Kehamilan yang mendapat dukungan dari orang-orang terdekat terlebih dari suami akan dapat menimbulkan sikap yang menyenangkan dalam menjalani kehamilan. Tetapi suatu kehamilan tanpa dukungan dari orang-orang terdekat akan menimbulkan kecemasan Hurlock,1997. Menurut Gladieux dalam Dagun,1990, dukungan emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri, dan istri akhirnya akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi kehamilan.

B. Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami

1. Pengertian Dukungan Sosial

Manusia sebagai makluk sosial, selalu membutuhkan orang lain. Interaksi timbal-balik ini pada akhirnya akan menciptakan hubungan ketergantungan satu sama lain. Kehadiran orang lain di dalam kehidupan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pribadi seseorang begitu diperlukan. Hal ini terjadi karena seseorang tidak mungkin memenuhi kebutuhan fisik maupun psikologisnya secara sendirian. Individu membutuhkan dukungan sosial, terutama dari orang- orang terdekat. Gottlieb1983 mengatakan bahwa dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal atau non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau kehadiran individu yang bersangkutan dan bermanfaat mempengaruhi perilaku maupun emosi individu. Dukungan sosial adalah pertukaran interpersonal antara penerima pertolongan dan pemberi pertolongan Taylor, 1994. Menurut Sheridan dan Radmacher 1992 mendefinisikan dukungan sosial sebagai sumber- sumber yang kita dapatkan melalui interaksi dengan orang lain Kreitner dan Kenicki 1992 mendefinisikan dukungan sosial sebagai keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang yang dapat dipercaya. Dari interaksi ini individu menjadi tahu bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintai dirinya. Dari uraian pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah informasi, nasehat, saran, pertolongan ataupun bantuan yang di dapat dari interaksi dengan orang sekitarnya, terlebih orang yang dipercaya dan berbentuk nyata sehingga dapat memberikan manfaat mempengaruhi perilaku maupun emosi dari individu sehingga individu tersebut tahu bahwa orang lain memperhatikan, menghargai dan mencintai dirinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Aspek-aspek Dukungan Sosial

Aspek dukungan sosial menurut Winnubst dan Sarafino dalam Smet, 1994 ada empat yaitu dukungan emosional, dukungan perhargaan, dukungan informatif, dukungan instrumental. Sheridan dan Radmacher 1992 mengemukakan tiga aspek dukungan sosial yaitu, dukungan instrumental, dukungan informatif, dukungan penghargaan. Pembedaan yang dilakukan oleh beberapa peneliti tersebut sangat berguna, karena dalam beberapa situasi yang berbeda memerlukan aspek bantuan atau dukungan yang berbeda pula. House Smet dalam 1994 membedakan empat aspek dukungan sosial : a. Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap individu yang bersangkutan, serta memberikan rasa aman, rasa saling memiliki dan rasa dicintai. b. Dukungan penghargaan meliputi ungkapan hormat, dorongan untuk maju, serta membantu seseorang untuk melihat segi-segi positif yang ada dalam dirinya untuk dibandingkan dengan keadaan orang lain yang berfungsi untuk menambah penghargaan diri, dan persetujuan atas gagasan atau perasaan individu. c. Dukungan instrumental, mencakup bantuan langsung sesuai yang dibutuhkan individu, dukungan ini dapat berupa penyediaan kebutuhan atau memberi pelayanan selama ibu mengalami kecemasan. d. Dukungan informatif, meliputi pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran, atau umpan balik. Dukungan informatif akan bermanfaat kalau terdapat kekurangan pengetahuan dan ketrampilan pada individu. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disebutkan bahwa aspek dukungan sosial ada empat macam, yaitu dukungan emosional, dukungan perhargaan, dukungan informatif, dukungan instrumental.

3. Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami

Persepsi merupakan suatu proses yang di dahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya Bimo,1994. Proses itu tidak hanya saja sampai di situ, melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan. Alat indera sangat berfungsi karena sebagai penghubung antara individu dangan dunia luar. Stimulus yang diterima oleh individu akan diorganisasikan oleh otak, kemudian diinterpretasikan dan selanjutnya individu tersebut dapat menyadari dan mengerti tentang apa yang diterima oleh inderanya. Dari penjelasan tentang pengertian dukungan sosial dan pengertian persepsi maka dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap dukungan sosial suami adalah penerimaan stimulus oleh istri dari perilaku suami tentang pertolongan yang di dapat dari interaksi interpersonal yang berupa kenyamanan, bantuan dan atau informasi sehingga istri dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menginterpretasikan perilaku suami apakah memuaskan perasaan dan mempengaruhi tingkah lakunya atau tidak.

C. Hubungan antara Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama pada

Trimester Ketiga dan Persepsi Terhadap Dukungan Sosial dari Suami Kehamilan anak pertama sangat diharapkan oleh pasangan suami istri yang baru saja menikah. Anak pertama sangat diharapkan karena merupakan pengalaman untuk pertama kali mempunyai anak. Kejadian tersebut sangatlah ditunggu-tunggu oleh pasangan suami istri, sehingga mereka sangat berhati- hati dalam memperlakukan kandungan istri. Pasangan suami istri akan merasa buta dalam memperlakukan kandungan istri karena ini merupakan pengalaman yang pertama kali dalam hidup mereka www.republika.com. Menurut Gladieux dalam Dagun, 1990, seorang ibu hamil yang sudah memasuki tahap kehamilan pada trimester ketiga akan mengalami kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Untuk mengurangi kecemasan yang terjadi, maka ibu hamil membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya, terlebih suaminya. Suami yang memberikan dukungan secara penuh pada istrinya dalam perhatian, cinta kasih, perasaan melindungi secara jasmani, dan rohani akan mengurangi atau melenyapkan kerisauan, kecemasan, ketakutan, kepanikan, baik yang riel maupun yang fantasi. Dukungan tersebut juga akan memotivasi wanita hamil untuk lebih hati-hati dalam menjaga kandungannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Gladieux dalam Dagun, 1989, dukungan emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri, dan istri akhirnya akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi kehamilan. Cassel dalam Gottlieb,1993 mengemukakan bahwa dukungan sosial sangat mempengaruhi tingkah laku, cara berfikir dan tingkat emosi seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Effendi 1999 menunjukkan bahwa dukungan sosial berperan penting dalam memelihara keadaan psikologis individu yang mengalami tekanan. Dukungan tersebut melibatkan hubungan sosial yang berarti, sehingga dapat menimbulkan pengaruh positif yang dapat mengurangi gangguan psikologis sebagai pengaruh positif dari tekanan psikologis. Dukungan sosial bekerja sebagai pelindung untuk melawan perubahan peristiwa kehidupan yang berpotensi penuh untuk mengalami stres. Melalui dukungan sosial, kesejahteraan psikologis akan meningkat karena adanya perhatian dan pengertian akan menimbulkan perasaan memiliki, meningkatkan harga diri, dan kejelasan identitas diri serta memiliki perasaan positif mengenai diri sendiri. Dukungan yang diberikan oleh suami dapat berupa pemberian informasi, pemberian bantuan tingkah laku atau pun materi yang di dapat dari hubungan sosial yang akrab dan membuat individu merasa diperhatikan, dicintai, bernilai Sarason, 1983. Dukungan sosial dari suami sebagai orang yang berarti bagi calon ibu dapat berupa dukungan emosional atau dukungan instrumental. Misalnya suami menunjukkan rasa senang atas kehamilan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI istrinya serta memberi dorongan yang dapat menimbulkan hubungan suami istri menjadi lebih intim dan dapat memberikan ketenangan bagi istri, sedangkan dukungan instrumental bisa dengan memberikan kebutuhan- kebutuhan ibu pada saat kehamilan atau kebutuhan untuk bayi seperti memberikan pakaian bayi dan perlengkapan bayi. Berdasarkan uraian diatas maka peran dan dukungan sosial dari orang- orang terdekat sangat berpengaruh bagi ibu hamil. Dukungan dari suami akan memberikan ketenangan dan berpengaruh positif serta mengurangi gangguan psikologisnya sehingga ibu hamil akan terbantu dalam menghadapi kecemasan yang dialaminya terlebih pada ibu hamil anak pertama yang baru pertama kali merasakan kehamilan, merupakan pengalaman pertama dan belum mengetahui tentang kehamilan. Ibu hamil yang tidak mendapat dukungan sosial dari suaminya, calon ibu tersebut kurang dapat mengatasi tekanan dan tuntutan yang ada. Hal ini akan menimbulkan gejolak dalam batin sehingga kecemasan yang dialami tetap besar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan frekuensi Antenatal Care dengan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang persiapan persalinan dan kegawatdaruratan Obstetri di wilayah kerja Puskesmas Madala Kota Medan 2014

2 86 84

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

31 93 90

Hubungan Dukungan Suami dengn Tingkat Kecemasan Ibu Nifas dalam Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2015

2 49 86

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA TRIMESTER PERTAMA DAN TRIMESTER KETIGA PADA PRIMIGAVIDA DI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA TRIMESTER PERTAMA DAN TRIMESTER KETIGA PADA PRIMIGAVIDA DI PUSKESMAS KECAMATAN PANEKAN.

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN PADA IBU YANG HAMIL PERTAMA Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Pada ibu yang Hamil Pertama.

0 3 15

Hubungan Antara Coping Behaviour dan Dukungan Sosial dengan Kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama - Ubaya Repository

0 0 1

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA PADA MASA TRIWULAN KETIGA

0 0 22

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KECAMATAN MAKASAR

0 2 6

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER 3 DI RSUD TEMANGGUNG NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester 3 Di Rsud Temanggung - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL ANAK PERTAMA PADA TRIMESTER KETIGA DAN PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DARI SUAMI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

0 0 140