Uji sifat fisik dan stabilitas lipstik dilakukan untuk memastikan lipstik yang dibuat sudah memenuhi persyaratan lipstik yang baik sehingga dapat
diterima penggunaannya oleh masyarakat luas. Selain harus memenuhi sifat fisik yang baik, kestabilan sediaan dalam penyimpanan juga merupakan salah satu
faktor utama yang menjadikan suatu sediaan layak dipasarkan. Stabilitas fisik lipstik dapat dilihat dari nilai pergeseran kekerasan selama penyimpanan 30 hari.
1. Uji Sifat Fisik
Uji sifat fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kekerasan lipstik. Kekerasan lipstik diukur dengan menggunakan alat uji kekerasan. Menurut Voight
1994, pengujian kekerasan lipstik pada penelitian ini mengacu pada cara pengujian kekersan untuk sediaan suppositoria-Erweka. Pengujian kekerasan
lipstik mengacu pada kekerasan suppositoria-Erweka jenis SBT karena secara fisik lipstik memiliki kemiripan bentuk sediaan suppositoria, yaitu berbentuk
bulat lonjong dengan salah satu ujung tumpul, pada lipstik sedikit lebih tajam dibandingkan suppositoria. Selain itu bahan dasar pembentuk lipstik dan
suppositoria adalah lilin. Atas dasar ini lah penulis menggunakan alat uji suppositoria-Erweka untuk pengujian kekerasan lipstik.
Lipstik yang akan diuji ditimbang terlebih dahulu dan dipotong untuk mendapatkan bobot yang sama. Tujuan membuat bobot lipstik seragam adalah
untuk mengurangi adanya pengaruh perbedaan bobot lipstik terhadap hasil pengujian kekerasan.
Lipstik diletakkan pada alat dan diberi beban 200 g yang ditambah pada setiap menit hingga lipstik hancur atau patah. Penambahan beban ini diasumsikan
sebagai adanya tekanan dari luar terhadap sediaan. Pada pengujian ini dapat dilihat seberapa lama lipstik dapat mempertahankan konsistensinya sebagai
bentuk batangan yang utuh terhadap adanya beban yang diberikan. Menurut Mardianti 2011, pengujian dilakukan dengan memberi perlakuan yang sama
pada hari ke-2, ke-7, ke-14, ke-21, dan ke-30 setelah pembuatan. Sebagai pembanding nilai kekerasan yang baik dari lipstik yang dibuat
pada penelitian, maka dilakukan uji kekerasan terhadap lipstik yang telah beredar di pasaran dan memiliki merk dagang yang banyak digunakan oleh masyarakat.
Diasumsikan bahwa lipstik yang telah beredar di pasaran dan memiliki merk dagang yang banyak digunakan oleh masyarakat telah memenuhi persyaratan
kekerasan yang dapat diterima oleh masyarakat sebagai konsumen. Pemilihan lipstik yang digunakan sebagai pembanding berdasarkan lilin yang digunakan dan
komposisi lain yang mirip dengan yang digunakan dalam penelitian, yaitu beeswax dan lanolin. Dari hasil pengujian kekerasan dari lipstik yang beredar di
pasaran diperoleh rentang kekerasan lipstik yang dapat diterima oleh masyarakat yaitu 120
– 240 detik Mardianti, 2011.
Tabel IV. Hasil pengukuran sifat fisik Formula Kekerasan detik
1 131,963 ± 9,989
a 152,013 ± 10.505
b 171,843 ± 9,810
ab 185,173 ± 6,730
Berdasarkan tabel IV hasil uji kekersan lipstik menunjukan bahwa semua formula memenuhi kriteria kekerasan lipstik yang diinginkan yaitu 120-240 detik
Mardianti, 2011. Berdasarkan tabel IV dapat dilihat kekerasan lipstik yang nilainya paling kecil ada pada formula 1, dengan beeswax dan lanolin pada level
rendah. Sedangkan yang nilainya paling besar ada pada formula ab, dengan beeswax dan lanolin pada level tinggi.
Data sifat fisik lipstik yang diolah menggunakan program Design expert 9.0.6, akan menghasilkan efek beeswax dan lanolin, dan interaksinya dalam
menentukan sifat fisik dan stabilitas sediaan lipstik serta persamaan desain faktorial untuk tiap-tiap respon. Signifikansi faktor dianalisis menggunakan uji
statistik ANOVA, dengan tingkat signifikansi p0,05. Dari hasil statistik uji ANOVA untuk respon kekerasan lipstik berdasarkan Design Expert Tabel V
memperlihatkan bahwa nilai probabilitas model 0,05, yaitu 0,0006 sehingga model yang digunakan signifikan dalam menentukan respon kekerasan lipstik
yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan yang diperoleh dapat digunakan untuk memprediksi respon kekerasan lipstik.
Tabel V. Hasil perhitungan ANOVA untuk respon kekerasan lipstik berdasarkan Design Expert
Persamaan desain faktorial pada respon kekerasan lipstik adalah Y = ˗ 1153,05167 + 134,21667X1 + 195,26667X2
˗ 18,66667X1X2 X1 = beeswax, X2 = lanolin, dan XIX2 = interaksi lanolin dengan beeswax. Persamaan desain
faktorial dapat digunakan untuk memprediksikan respon dengan memasukkan faktor ke dalam persamaan apabila persamaan tersebut signifikan. Oleh karena itu,
diperlukan uji statistik untuk mengetahui signifikansinya. Setelah mengetahui persamaan dari desain faktorial pada respon kekerasan
lipstik, maka dilihat efek dari kedua faktor tersebut, dimana efek ini akan menunjukkan manakah lanolin, beeswax, atau interaksinya yang berperan dalam
menentukan respon viskositas. Efek yang didapat dapat dilihat pada tabel VI. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel VI. Nilai efek beeswax, lanolin, dan interaksinya terhadap respon kekerasan lipstik
Faktor Efek
Kontribusi
Lanolin 16,69
14,99 Beeswax
36,52 71,78
interaksi -3,36
0,61 Kelebihan metode desain faktorial adalah dapat digunakan untuk
mengamati efek masing-masing faktor maupun efek interaksinya. Dalam metode ini dapat dilihat pengaruh beeswax dan lanolin yang tiap level jumlahnya berbeda
terhadap sifat fisik dan stabilitas lipstik yang diteliti. Nilai efek yang paling besar menunjukkan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap respon, demikian
pula sebaliknya. Besarnya nilai efek dilihat sebagai harga mutlak, dimana tanda positif negatif menunjukkan pengaruh faktor terhadap respon. Apabila efek faktor
terhadap respon bernilai positif berarti bahwa faktor dapat meningkatkan respon, sedangkan apabila efek faktor terhadap respon bernilai negatif berarti bahawa
faktor dapat menurunkan respon. Interaksi antara beeswax dan lanolin perlu diamati untuk mengetahui
interaksi mana yang menjadi faktor, baik peningkat maupun penurun kekerasan. Dari tabel VI, nilai efek yang tampak memberikan hasil positif terdapat pada
beeswax dan lanolin. Hal ini menunjukkan bahwa beeswax dan lanolin mempunyai efek dalam meningkatkan kekerasan lipstik dengan pewarna dari
ekstrak kulit manggis. Namun sebaliknya, pada interaksi antara beeswax dan lanolin menunjukkan hasil negatif, yang menandakan efek dalam menurunkan
kekerasan lipstik, namun pengaruhnya terhadap respon kekerasan lipstik tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
signifikan, dimana seperti yang terlihat pada tabel V menunjukkan p0,05 yang berarti tidak signifikan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan titik lebur yang
jauh antara lanolin dan beeswax. Dimana dengan adanya interkasi antara lanolin dan beeswax maka titik leburnya akan berubah, sehingga mempengaruhi
kekerasan lipstik. Faktor yang mempunyai pengaruh paling besar berdasarkan tabel VI adalah beeswax. Hal ini membenarkan secara teori bahwa beeswax
merupakan lilin yang menjadi bahan pembentuk badan lipstik. Kekerasan pada lipstik sangat tergantung pada karakteristik dan jumlah lilin yang digunakan.
Berdasarkan data analisis statistik yang signifikan selanjutnya dibuat plot grafik hubungan antara faktor dengan respon yang diteliti menggunakan software
Design Expert 9.0.6.
Gambar 1. Grafik hubungan beeswax terhadap kekerasan lisptik
Gambar 2. Grafik hubungan lanolin terhadap kekerasan lipstik
Keterangan : menunjukkan level rendah
menunjukkan level tinggi Berdasarkan gambar 1, menunjukan bahwa peningkatan beeswax mampu
meningkatkan kekerasan pada lanolin level rendah dan level tinggi. Pada gambar 2, interaksi yang diperlihatkan menghasilkan interaksi yang sebaliknya, dimana
dengan adanya penambahan lanolin makan akan mempengaruhi beeswax baik
baik level rendah maupun level tinggi.
Gambar 3. Contour plot kekerasan lipstik
Selanjutnya dari persamaan desain faktorial tersebut dapat digunakan untuk membuat contour plot kekerasan lipstik dapat dilihat pada gambar 3. Dari
contour plot kekerasan lipstik dapat ditentukan area komposisi lanolin dan beeswax yang dapat memberikan respon kekerasan yang optimal, berdasarkan
level yang diteliti. Lipstik yang baik memiliki kekerasan yang optimal, tidak terlalu keras ataupun terlalu lunak agar lipstik tetap dapat bertahan terhadap
gesekan mekanik pada saat pengepakan, pengiriman dan harus berada dalam kondisi yang tetap utuh sampai digunakan oleh konsumen, juga tetap mudah
dioleskan pada bibir. Daerah contour plot berwarna biru menunjukan kekerasan lipstik dengan
nilai yang rendah sedangkan daerah yang berwarna merah menunjukan kekerasan lipstik dengan nilai yang tinggi. Contour plot dibuat berdasarkan perhitungan
persamaan desain faktorial. Dari contour plot masing-masing uji tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan bahwa area yang diperoleh adalah area dimana komposisi beeswax dan lanolin yang dapat memberikan respon yang optimal berdasarkan level yang
diteliti. Berdasarkan contour-plot dari gambar 3 menunjukkan bahwa makin tinggi penggunaan beeswax yang digunakan dalam pembuatan lipstik maka kekerasan
yang didapat juga akan semakin tinggi. Hal ini juga berlaku pada lanolin, dimana makin tinggi penggunaan lanolin yang digunakan dalam pembuatan lipstik maka
kekerasan yang didapat juga akan semakin tinggi. Setelah dilakukannya uji kekerasan lipstik dengan pewarna dari ekstrak
kulit manggis, pengoptimasian formula diperlukan untuk mendapatkan formula lipstik dengan karakteristik sifat fisik yang baik. Pengoptimasian ini dilakukan
menggunakan hasil grafik contour plot kekerasan lipstik dengan mengambil satu titik spesifik.
Tabel VII. Hasil validasi Perhitungan Teoritis
Hasil Validasi
Rata - Rata p-value
Kekerasan detik
163,18 150,89
154,87 0,7292
153,17 160,55
Tahap selanjutnya yaitu tahap validasi, yaitu untuk memastikan bahwa daerah titik yang diambil dari hasil counter plot dapat memberikan nilai kekerasan
lisptik yang telah ditentukan. Validasi dilakukan dengan mengambil satu titik. Diambil titik dengan komposisi lanolin yaitu 7,10952 gram dan beeswax yaitu
5,7871 gram. Diharapkan dari titik yang diambil akan memberikan nilai kekerasan lipstik 163,18 detik.
Hasil yang ditunjukkan dari tabel VII, didapat hasil validasi nilai kekerasan lipstik rata-rata sebesar 154,87detik, dimana hasil yang didapat masuk
ke dalam ketentuan yang diinginkan. Validitas dari lipstik dengan pewarna dari ekstrak kulit manggis ini dilihat dari p-value yang didapat. Berdasarkan hasil yang
didapat Lampiran 8, nilai kekerasan lipstik memasuki rentang yang diberikan berdasarkan hasil teoritis sehingga kesimpulan dari hasil yang didapat model
persamaan yang ada dapat dikatakan valid.
2. Uji pH