Beeswax Ekstraksi Manfaat penelitian

dan Maibach, 2001 . Lanolin biasa digunakan dalam berbagai bahan untuk kosmetik. Lanolin membantu dapat menjaga massa lipstik agar tetap pada bentuknya Panda, 2000. Lanolin dan turunannya telah digunakan sebagai emulfiiers dan sebagai emollient untuk melindungi kulit dan membantu mengurangi kekeringan pada kulit. Lanolin bekerja sebagai penghantar secara topikal pada kulit, bibir, kuku dan rambut. Prinsip emollient pada kulit dan kuku adalah air, dimana terkandung pada stratum corneum. Hidrasi pada stratum corneum tergantung pada tingkat dimana air mencapai lapisan tanduk dan lapisan dermis serta terjadinya evaporasi dari lapisan permukaan. Hal ini dkarenakan kapasitas untuk mengikat air dari stratum corneum tergantung pada keberadaan zat higroskopis yang larut air. Emollient disini berperan dalam mengurangi laju penguapan dengan membentuk penghalang atau bahan oklusif pada permukaan kulit. Kelenjar sebaseus memberikan efek emollient, yang jumlahnya tergantung dari kandungan lipid masing-masing individu. Komposisi lipid pada permukaan kulit bervariasi Schlossman, 2000.

F. Beeswax

Beeswax berbentuk padatan berwarna putih dan tidak berbau Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009.Titik leleh beeswax sangat tinggi yaitu 80 – 88 o C, jauh lebih tinggi daripada lilin alam lainnya Panda, 2000. Beeswax merupakan lilin yang penting dalam pembuatan basis lipstik. Kekerasan dari lipstik erat kaitannya dengan lilin yang digunakan, karena lilin merupakan bahan pembentuk badan lipstik. Kekerasan dan kilauan pada lipstik sangat tergantung pada karakteristik dan jumlah lilin yang digunakan Jellinek, 1970. Penggunaan beeswax pada basis lipstik berkisar antara 5-20 Mercado, dkk., 1991. Selain itu beeswax mempunyai sifat sebagai pengikat yang baik, dimana membantu untuk menghasilkan massa yang homogen. Beeswax mempunyai sifat retensi minyak yang baik dimana berperan sebagai pengikat untuk bergabung bersama komponen yang berbeda dalam formulasi dan dapat memperbaiki struktur lipstik. perat sebagai pengikat yang baik dapat membantu untuk menghasilkan massa yang homogen Behrer, 1999.

G. Ekstraksi

Ekstraksi adalah penarikan zat utama yang diinginkan dari bahan awal obat dengan menggunakan pelarut yang sesuai dimana zat yang diinginkan larut. Bahan awal obat yang berasal dari tumbuh-tumubuhan atau hewan tidak perlu di proses lebih lanjut kecuali dikumpulkan dan dikeringkan. Karena tiap bahan awal obat berisi sejumlah unsur yang dapat larut dalam pelarut tertentu, hasil dari ekstraksi disebut “ekstrak”, tidak hanya mengandung satu unsur saja tetapi berbagai macam unsur, tergantung pada obat yang digunakan dan kondisi dari ekstraksi Ansel, 1989. Ekstrak ialah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Depkes RI, 2014. Terdapat beberapa macam teknik ekstraksi, salah satunya adalah perkolasi. Dengan metode ini, material tanaman akan terbasahi dengan pelarut dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dibiarkan membengkak sebelum ditempatkan pada salah satu rangkaian perkolasi. Material ini akan terbilas berulang kali dengan pelarut sampai semua bahan aktif telah terangkat. Pelarut akan digunakan terus menerus sampai jenuh. Pelarut baru akan digunakan pada material tanaman yang hampir exhausted. Metode ini lebih efektif dalam memperoleh bahan aktif dibandingkan metode ekstraksi lain seperti maserasi. Keuntungan metode perkolasi adalah adanya aliran cairan penyari yang menyebabkan pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi yang memungkinkan proses penyarian lebih sempurna Raaman, 2008.

H. Metode Desain Faktorial

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59

Pengaruh komposisi minyak jarak dan lanolin sebagai basis terhadap sifat fisik dan stabilitas lipstik dengan pewarna ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.).

3 12 71

Pengaruh komposisi Beeswax dan Paraffin Wax sebagai basis terhadap kekerasan lipstik dengan zat pewarna ekstrak kulit manggis (Garcinia Mangostana L.).

3 24 75

PENGARUH KONSENTRASI BEESWAX SEBAGAI BASIS TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS LIPSTIK DENGAN PEWARNA DARI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.)

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - PENGARUH KONSENTRASI BEESWAX SEBAGAI BASIS TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS LIPSTIK DENGAN PEWARNA DARI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) - repository perpustakaan

0 0 16