b.Pengenalan Puncak Ion Molekul
Ada dua hal yang menyulitkan pengidentifikasian puncak ion molekul yaitu : 1.
Ion molekul tidak nampak atau amat lemah. Cara penanggulanganya adalah mengambil spektrum pada kepekaan maksimum, jika belum diketahui dengan jelas
dapat juga dilihat berdasarkan pola pecahnya. 2.
Ion molekul nampak tetapi cukup membingungkan karena terdapatnya beberapa puncak yang sama atau lebih menonjol. Dalam keadaan demikian, pertama-tama
soal kemurnian harus dipertanyakan. Jika senyawa memang sudah murni, masalah yang lajim ialah membedakan puncak ion molekul dari puncak M-1 yang lebih
menonjol. Satu cara yang bagus ialah dengan mengurang energi berkas elektron penembak mendekati puncak penampilan.
Kuat puncak ion molekul tergantung pada kemantapan ion molekul.Ion-ion molekul paling mantap adalah dari sisten aromatik murni. Secara umum golongan
senyawa-senyawa berikut ini akan memberikan puncak –puncak ion menonjol : senyawa aromatik, alkane terkonjugasi, senyawa lingkar sulfida organik alkane
normal, pendek, merkaptan. Ion molekul biasanya tidak nampak pada alkohol alifatik, nitrit, nitrat, senyawa nitro, nitril dan pada senyawa-senyawa
bercabang.Puncak-puncak dalam arah M-3 sampai M-14 menunjukkan kemungkinan adanya kontaminasi Silverstein, dkk, 1981.
a. Kaidah Umum untuk Mengenali Puncak-Puncak dalam Spektra
Sejumlah kaidah umum untuk mengenali puncak-puncak menonjol dalam spektra dampak elektron dapat ditulis dan dipahami dengan konsep-konsep buku kimia
organikfisik : 1.
Tinggi nisbi puncak ion molekul terbesar bagi senyawa rantai lurus dan akan menurun jika derajat percabangan bertambah.
2. Tinggi nisbi puncak ion molekul biasanya makin kecil dengan bertambahnya
bobot molekul deret homolog, kecuali untuk ester lemak. 3.
Pemecahan pemutusan cenderung terjadi pada karbon terganti gugus alkil : makin terganti gugus, makin mudah terputus. Hal ini merupakan akibat lebih
Universitas Sumatera Utara
mantapnya karboksasi tersier dari pada sekunder yang lebih mantap dari pada yang primer.
4. Adanya ikatan rangkap, stuktur lingkar dan terlebih-lebih cincin aromatik
heteroatom memantapkan ion molekul hingga meningkatkan pembentukannya. 5.
Ikatan rangkap mendukung pemecahan alil dan menghasilkan ion karbonion alil. 6.
Cincin jenuh cenderung melepas rantai samping pada ikatan-α. Hal ini tidak lain dari pada kejadian khusus percabangan. Muatan positif cenderung menyertai
sibir cincin. Cincin tak jenuh dapat mengalami reaksi Retro-Diels-Alder. 7.
Dalam senyawa aromatik terganti gugus alkil, pemecahan paling mungkin terjadi pada ikatan beta terhadap cincin menghasilkan ion benzyl taluunan termantapkan
atau iontropilium. 8.
Ikatan C-C yang bersebelahan dengan heteroatom cenderung terpecah, meninggalkan muatan pada sibiran yang mengandung heteroatom yang elektron
tak-ikatannya menciptakan kemantapan talunan. 9.
Pemecahan sering berkaitan dengan penyingkiran molekul netral mantap yang kecil, misalnya karbon monoksida, olefin, ammonia, hydrogen sulfida, hydrogen
sianida, merkaptan, ketene, atau alkohol. Silverstein,dkk, 1981. Kaidah-kaidah penyibiran diatas berlaku untuk spektrometri Dampak Elektron
DE.
2.4.3.Spektra Massa Beberapa Golongan Senyawa Kimia a.Hidrokarbon.
Hidrokarbon Jenuh. Puncak ion molekul M hidrokarbon jenuh berantai lurus
selalu ada kendati puncaknya rendah untuk senyawa-senyawa rantai panjang. Pola penyibiran fragmentasi ditandai oleh kumpulan atau kluster puncak dan puncak
yang bersangkutan pada tiap kluster terpisah oleh 14 CH
2
satuan massa. Puncak terbesar pada tiap kluster ini mewakili sibiran C
n
H
2n+1
; disertai juga sibiran C
n
H
2n
dan C
n
H
2n-1.
Sibiran terbanyak terdapat pada daerah C
3
dan C
4
dan kelimpahan sibiran itu menurun teratur sampai M-C
2
H
5
; puncak M-CH
3
biasanya lenyap sama sekali. Suatu cincin jenuh dalam suatu hidrokarbon mempertinggi kekuatan nisbi puncak ion
Universitas Sumatera Utara
molekul dan mendukung pemecahan ikatan yang menghubungkan cincin dengan bagian molekul lainnya. Penyibiran atas cincin biasanya oleh lepasnya dua atom
sebagai C
2
H
4
dan C
2
H
5
.
b.Eter Eter Alifatik.