Cara Penyampaian Pesan Menurut Kinchaid dan Schramm 1995 dalam batasan yang sempit, Informatif, dimana keterangan tentang konsep ketahanan pangan yang

16 Ketiga, keterangan tentang tata-nilai value yang lebih memberikan gambaran yang mendalam tentang motivasi yang menyertai suatu penerimaan atau pembudayaan penerimaan norma tersebut. Keterangan ini lebih banyak memberikan landasan falsafah dan nilai-nilai ideal penerimaan norma ketahanan pangan tersebut. Ketiga jenis keterangan tersebut di atas diperlukan secara keseluruhan, dan lebih-lebih akan berhasil bila disampaikan berbarengan dalam proses komunikasi timbal-balik yang didukung oleh norma dan atau sistem sosial- budaya yang berlaku dalam masyarakat kita. Dukungan lain yang diperlukan adalah sistem bantuan pangan dan modal atau saran lainnya yang diperlukan, baik dalam tingkat keampuhannya, alternatif pilihannya, kemudahannya, keamanannya, serta keluwesannya dalam arti luas. Apabila faktor-faktor tersebut, yaitu system komunikasi yang baik, sistem pelayanan ketahanan pangan yang luwes dan kondisi sosial-budaya masyarakat secara keseluruhan mendukung diterimanya norma ketahanan pangan , niscaya proses pembudayaan ide ketahanan pangan dalam masyarakat kita tidak akan mengalami banyak kesulitan Barelson, 1997. Sebaliknya apabila ketiga jenis keterangan tersebut tidak cukup diberikan, maka komponen pendukungnya akan berkurang dan setiap usaha perluasan, jangkauan akan mempunyai kemungkinan untuk mengahadapi hambatan sosial psikologis berupa rumor dan ketidakmatangan yang merepotkan.

2.6. Cara Penyampaian Pesan Menurut Kinchaid dan Schramm 1995 dalam batasan yang sempit,

pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis informasi untuk pembentukkan konsep ketahanan pangan dapat kita lakukan melalui berbagai kombinasi cara penyampaian pesan sebagai berikut:

a. Informatif, dimana keterangan tentang konsep ketahanan pangan yang

dimiliki oleh suatu sumber diberikan sebanyak-banyaknya dan setepat- tepatnya untuk kemudian dimiliki bersama oleh penerima atau sasaran program ketahanan pangan. Untuk sistem pendekatan ini, perhatian perlu dipertajam akan adanya kemungkinan pengurangan atau penambahan 17 informasi yang dapat menyesatkan dan bahkan mungkin membentuk konsep yang lain sama sekali. b. Edukatif, dimana sesuatu perubahan tingkah laku diharapkan dapat terjadi apabila si penerima dapat diajak untuk berfikir, merasa dan bertindak menurut tingkah laku mandiri pangan dan pada tingkah laku tersebut diberikan penghargaan dan sekaligus kita tanggalkan penghargaan dari mereka yang tidak berupaya untuk tahan pangan setelah suatu batas toleransi diberikan. c. Persuasif, dimana secara persuasif, motivatif ditanamkan kepercayaan dan nilai-nilai mandiri pangan serta ditunjukkan cara-cara bagaimana kepercayaan dan nilai-nilai tersebut dapat diwujudkan dalam tata nilai masyarakat Indonesia. d. Tatap Muka, yang sekaligus dapat menerangkan ketiga pendekatan tersebut diatas asalkan pemeran sumber dapat mengerti posisinya, mengetahui situasi dan kondisi lingkungan, mengetahui tata nilai yang dianut oleh penerima, serta mendapatkan dukungan kredibilitas pada dirinya dan validitas dari masyarakat pada seorang “individu”. Usaha untuk meningkatkan peranan masyarakat dalam pelaksanaan Program Ketahanan Pangan mengharuskan segala cara pendekatan yang ada dipergunakan secara bersama dan terpadu agar kelompok-kelompok atau perorangan dalam masyarakat dapat berfungsi melakukan tugas penyampaian informasi yang lengkap, tepat dan terpercaya untuk pelembagaan dan pembudayaan norma keluarga mandiri pangan.

2.7. Unsur-unsur Strategi KIE