46
L. Penghargaan Ketahanan Pangan
Tujuannya  sebagai  bentuk  apresiasi  pemerintah  sekaligus  memberikan motivasi untuk:
1. Meningkatkan  prestasi,  kinerja  dan  dinamika  kelompok  masyarakat  yang
menghasilkan  dan  atau  memanfaatkan  rekayasa  teknologi  tepat  guna  yang mendukung  pengembangan  agribisnis  dan  agroindustri  dalam  mewujudkan
ketahanan pangan. 2.
Meningkatkan  prestasi  dan  kinerja  Aparatur  Pemerintahan  Pejabat FungsionalPetugas  Teknis  Pertanian  dalam  melaksanakan  pelayanan,
pengaturan,  pembinaan  dan  pemberdayaan  secara  langsung  kepada masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan.
3. Meningkatkan prestasi dan kinerja aparat pemerinta Gubernur dan Bupati.
Persyaratan: 1.
Kelompok Mayarakat Calon  peserta  perorangan  yang  berprestasi  dalam  mengembangkan  usaha
agribisnis  pangan,  mengembangkan  infrastruktur  pedesaan,  mengembangkan ekonomi  pedesaan  untuk  mewujudkan  ketahanan  pangan  di  wilayahnya  dan
sudah berpengalaman minimal selama 3 tahun. 2.
Kelembagaan Masyarakat Calon peserta kelembagaan masyarakat yang berprestasi dalam pengembangan
infrastruktur  pedesaan  dan  ekonomi  pedesaan  dalam  mewujudkan  ketahanan pangan di wilayahnya minimal selama 3 tahun.
3. Aparatur Pemerintah
Calon  peserta  PNS  Pejabat  FungsionalPetugas  Teknis  Pertanian  yang berprestasi  dan  mempunyai  komitmen  dalam  melaksanakan  kegiatan  sehari-
hari sesuai tupoksi dan sudah berpengalaman minimal 3 tahun.
M. Permalasahan
Permasalahan  utama  yang  dihadapi  dalam  melaksanakan  kegiatan  ketahanan pangan:
1. Tingginya laju pertumbuhan penduduk sekitar 2,90 per tahun
47
2. Terus berlangsung alih fungsi lahan khususnya lahan sawah
3. Semakin hilangnya budaya lumbung desa dan cadangan keluarga
4. Terbatasnya  pengetahuan  dan  kesadaran  masyarakat  terhadap  diversifikasi
pangan dan gizi 5.
Masih  dominannya  konsumsi  sumber  energi  karbohidrat  yang  berasal  dari beras
6. Belum optimalnya penerapan sistem sanitasi dan higienis rumah tangga
7. Masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan
8. Masih terdapat bahan pangan yang mengandung bahan-bahan berbahaya bagi
kesehatan terutama pada pangan jajanan pasar 9.
Adanya  kekhawatiran  kemungkinan  bertambahnya  jumlah  keluarga  miskin khususnya  dari  keluarga  buruh  pabrikindustri  dan  perkebunan  pada  tahun
2009 sebagai dampak langsung dari krisis finansial global yang saat ini tengah berlangsung
10. Program  dan  kegiatan  dari  SKPD  terkait  masih  belum  sinergis  khususnya
dalam fokus penangan daerah-daerah rawan pangan 11.
Masih adanya keluhan dalam pelaksanaan distribusi raskin 12.
Masih sering dijumpai kasus-kasus kelangkaan atau keterlambatan penyediaan pupuk, khususnya menjelang musim tanam
13. Mulai muncul kasus-kasus kejadian keracunan makanan
14. Meskipun hanya 1 satu kasus  yang diketahui,  pada tahun 2008 di  wilayah
Kabupaten Bandung tercatat kematian anakbalita akibat gizi buruk
N. Upaya Pemecahan Masalah
Upaya pemecahan masalah sebagai berikut: 1.
Lebih  aktif  memberikan  berbagai  masukan  bagi  Pemerintah  Kabupaten Bandung  dalam  pelaksanaan  manajemen  pangan  daerah  yang  sesuai  dengan
tujuan ketahanan pangan. 2.
Melaksanakan  berbagai  pertemuan,  baik  formal  maupun  informal,  dengan melibatkan seluruh stakeholders legislatif, swasta, LSM, perguruan tinggi dan
kelompok masyarakat
lainnya guna
menyamakan persepsi
dan
48
mengintegrasikan  upaya-upaya  perwujudan  ketahanan  pangan  di  Kabupaten Bandung dalam bentuk Rakor dan Seminar Ketahanan Pangan.
3. Meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya spekulasi harga bahan
pangan pokok terutama beras pada saat pemilu 2009 berlangsung. 4.
Ikut  mempromosikan  produksi  dan  konsumsi  aneka-ragam  pangan  berbasis sumberdaya  lokal  diantaranya  dengan  mengikuti  Pameran  Katahanan  Pangan
dalam memperingati Hari Pangan se-Dunia tingkatan Nasional. 5.
Menyiapkan keikutsertaan dalam Sidang Regional Tahunan Dewan Ketahanan Pangan
Tingkat Nasional
Wilayah Barat
Tahun 2009
dan mengimplementasikan hasil siding regional tersebut.
6. Menyusun kajian analisis NBM dan PPH sebagai dasar penentuan kebijakan
ketahanan pangan pada tingkat lokal. 7.
Mensinergiskan  berbagai  program  SKPD  pada  satu  titik  peningkatan ketahanan pangan daerah dan pengurangan jumlah masyarakat miskin.
8. Meningkatkan kualitas SDM, baik aparat tingkat kabupaten, petugas penyuluh
maupun  petani  dalam  pengelolaan  Ketahanan  Pangan  melalui  ujicoba lapangan dan pelatihan-pelatihan.
9. Monitoring dan evaluasi kebijakan perberasan di Kabupaten Bandung dalam
kaitannya dengan pendistribusian RASKIN serta pemberian biaya transportasi distribusi RASKIN dari desa ke penerima manfaat sebesar Rp 25 Kg.
5.4 Analisis  Tingkat  Ketahanan  Pangan  Tingkat  Rumahtangga  Secara