Pengaruh Consumer Ethnocentrisme Terhadap Purchase Intention Pengaruh Animosity Terhadap Purchase Intention

30

2.2.12. Pengaruh Consumer Ethnocentrisme Terhadap Purchase Intention

Literatur tentang etnocentrisme dan animosity mengusulkan kedua konsep sebagai pendahulunya dari phurchase intention dari produk-produk buatan luar negeri dan produk dalam negeri Marín, 2005. Klein et al. 1998 menunjukkan, konsep ethnocentrisme harus disertakan ketika melibatkan unit analisis memahami proses perilaku pembelian konsumen, karena studi-studi tentang consumer ethnocentrisme umumnya menemukan bahwa consumer ethnocentrisme cenderung menghindari membeli produk dari negara asing Suh, 2002; Shimp dan Sharma, 1987; Granzin dan Painter, 2001; Ang et al., 2004; Sharma et al., 1995. Preferensi, evaluasi dan niat membeli konsumen tersebut dipengaruhi oleh ethnocentrisme. Sebagai contoh, Shimp dan Sharma 1987 menemukan bahwa consumer ethnocentrisme Amerika berbanding terbalik dengan niat mereka untuk membeli mobil buatan luar negeri. Penelitian selanjutnya dengan konsumen Korea Portugis dan menguatkan fakta bahwa ethnocentrisme meningkatkan penolakan terhadap produk-produk asing dan meningkatkan niat pembelian terhadap produk domestik Granzin dan Painter, 2001; Suh, 2002. Riset terbaru mengenai etnocentrisme di Spanyol menunjukkan bahwa konsumen lebih memilih untuk membeli produk-produk dalam negeri daripada impor asing sebagai konsekuensi dari ethnosentrisme mereka Marín, 2005; 31

2.2.13. Pengaruh Animosity Terhadap Purchase Intention

Mengenai efek dari, literatur menunjukkan bahwa animosity terhdap salah satu negara asing tertentu permusuhan dapat berdampak negatif pada konsumsi produk-produk dari negara Klein et al., 1998; Klein, 2002, terlepas dari baik konsumen penilaian pada kualitas produk atau apakah produk memiliki atribut berharga seperti harga dan kualitas. Jika konsumen memiliki perasaan animosity yang berkaitan dengan peperangan, sengketa politik dan ekonomi, dll, niat mereka untuk membeli produk yang berasal dari negara itu mungkin akan tidak ada. Pada gilirannya, animosity bisa menjadi yang di atas untuk konsumen menolak produk asing yang dibuat di negara-negara dengan animosity, antipati, kemarahan mereka arahkan Nijssen dan Douglas, 2004. Klein et al. 1998 mencatat bahwa konsumen Cina yang melaporkan persaingan terhadap Jepang yang rendah menunjukkan kesediaan untuk membeli produk-produk Jepang sebagai konsekuensi dari ekonomi masa lalu dan konflik bersenjata antara dua negara yang mereka menolak untuk lupa. Demikian pula, Ettenson dan Klein 2005 menjelaskan penolakan terhadap produk Perancis oleh konsumen Australia dalam hal emosi negatif terhadap negara itu. Temuan mereka menunjukkan hubungan langsung yang signifikan antara animosity dan purchase intention. 2.2.14. Pengaruh Trust Terhadap Purchase Intention Secara keseluruhan, trust telah dilihat sebagai syarat penting untuk membangun hubungan yang sukses antara perusahaan dan pelanggan 32 Singh dan Sirdeshmukh, 2000, Morgan dan Hunt, 1994; Doney dan Cannon, 1997; Ganesan, 1994 seperti yang memperkuat keyakinan positif pada perilaku masa depan perusahaan. Konsumen mungkin lebih suka untuk saling berhubungan dengan perusahaan-perusahaan yang perilaku diatur oleh trust, norma-norma sosial dan aturan-aturan budaya pada permainan yang adil Singh dan Sirdeshmukh, 2000. Trust mempengaruhi perilaku konsumen dan mungkin merupakan elemen yang diperlukan untuk memulai pertukaran relasional dengan perusahaan asing. Hal ini terkait dengan sukses pertukaran relasional sebagai variabel yang mempengaruhi secara positif perilaku pembelian Garbarino dan Johnson, 1999. Ini juga memainkan peran penting ketika hubungan dibuat antara konsumen dan perusahaan dengan sosial dan budaya yang berbeda asal-usul Pavlou dan Gefen, 2004. Ketika konsumen tidak punya pengalaman untuk menghadapi keputusan pembelian yang berkaitan dengan produk asing, kepercayaan bisa menjadi mekanisme yang efektif untuk memotivasi purchase intention. Gagasan ini diperkuat oleh Pavlou dan Gefen 2004 dalam suatu sampel dari konsumen yang melibatkan 22 kebangsaan yang berbeda, studi yang menunjukkan hubungan positif antara trust dan niat untuk membuat pembelian on-line. Dalam konteks yang berbeda, Chaudhuri dan Holbrook 2001 menemukan hasil yang sama yang menunjukkan hubungan yang signifikan antara trust dan purchase intention untuk membeli merek yang berbeda 107. Secara ringkas, berdasarkan penelitian sebelumnya yang menekankan pengaruh positif kepercayaan pada niat pembelian Garbarino dan Johnson, 1999; Bart et al. 2005; Gefen dan Straub 2003; Yoon, 2002. 33

2.3. Kerangka Konseptual