1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemunculan komunisme di Indonesia tidak akan pernah terlepas dari sosok seorang Belanda totok yang memiliki keyakinan untuk dapat
membebaskan Indonesia dari penjajahan. Ia adalah Henk Sneevliet yang telah membawa perubahan gerakan bagi massa di Hindia Indonesia, terutama
dalam menanamkan ajaran-ajaran gerakan komunisme untuk melawan pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Henk Joseph Sneevliet adalah orang pertama yang menyebarkan paham komunis di Indonesia. Peranannya di dalam menyebarkan pengaruh
komunis bagi masyarakat pribumi dan golongan intelektual di dalam organisasi pergerakan nasional sangatlah besar. Ia prihatin dengan kondisi penjajahan
yang dialami oleh masyarakat Hindia Belanda. Kondisi yang dialaminya di Hindia Belanda hampir sama dengan apa dirasakannya di negerinya sendiri,
yaitu Belanda. Sehingga Sneevliet melihat bahwa yang ia lakukan selama di Belanda dengan menghimpun gerakan buruh dapat dilakukan juga di Hindia.
Semenjak saat itu timbulah gerakan-gerakan anti penindasan yang dipeloporinya bersama rekan-rekan organisasi pergerakan nasional, seperti
Sarekat Islam, Insulinde, Muhammadiyah maupun Indhisce Partj.
Kedatangan awal Sneevliet ke Hindia Belanda mula-mula hanya ingin mencari pekerjaan, tetapi panggilan revolusioner membuatnya tak dapat
menghindari kegiatan politik selama berada di Hindia Belanda. Sneevliet tiba di Hindia Belanda pada pertengahan bulan Februari 1913. Ia kemudian
ditempatkan sebagai editor di Soerabajaasch Handelsblad, koran utama di Jawa Timur dan corong jaringan perusahaan gula. Pada 1 Juni 1913, ia
menggantikan posisi rekan sosialisnya, DMG Koch yang berhenti sebagai sekertaris Kamar Dagang Semarang Semarang Handelsvereniging.
1
Di kota Semarang ini Sneevliet mulai memberikan pengaruh komunis kepada masyarakat pribumi dan organisasi-organisasi pergerakan nasional di
Hindia Belanda. Sarekat Islam yang baru saja berdiri menjadi salah satu organisasi incaran Sneevliet untuk menyemaikan paham komunisme yang
dianutnya. Selain itu peranan serta pengaruhnya sangat besar bagi organisasi perburuhan kereta api VSTP di Semarang. Selain itu hubungannya dengan
orang-orang pribumi dan tokoh-tokoh pergerakan nasional di Semarang dapat ditandai dengan kedekatannya pada E.F.E Douwes Dekker, Semaoen, Tan
Malaka maupun Marco Kartodikromo. Setelah berhasil membesarkan VSTP melalui surat kabar De
Volharding dan Si Tetap yang dikelola oleh Semaun, Sneevliet kemudian
mendirikan Indhische Sociaal-Democratische Vereniging ISDV yang merupakan perkumpulan bagi orang-orang Belanda yang berhaluan sosialis di
Surabaya pada 9 Mei 1914 dan Sneevliet menjadi ketuanya yang pertama.
1
Bonnie Triyana, Hendri F Isnaeni dan Allan Akbar, “Kerja Revolusioner di Tanah Jajahan”,
Majalah Historia Liputan Khusus Henk Sneevliet, Edisi 13, 2013, hlm.43.
Dengan kemampuan inilah kemudian Sneevliet bersama teman-temannya sesama orang Belanda di dalam ISDV merasa yakin bahwa paham komunis
dapat berkembang di Hindia-Belanda. Berbagai macam gerakan-gerakan kemudian dilakukan oleh ISDV dari
membentuk aliansi hingga membuka cabang-cabang baru di kota-kota besar di Hindia Belanda. Perhatian ISDV kemudian mengarah pada organisasi Sarekat
Islam yang jumlah anggotanya mencapai ratusan ribu orang. Pada saat itu, terbuka keanggotaan ganda dalam organisasi, sehingga memungkinkan anggota
ISDV untuk menjadi anggota organisasi lain. Namun, kaum revolusioner Belanda tidak mungkin bergabung dalam organisasi Muslim seperti SI.
Sebaliknya, kelompok muda radikal SI dapat masuk ISDV. Hal tersebut mendatangkan kesuksesan besar bagi Sneevliet yang sedang menghimpun
kekuatan.
2
Kemudian terhimpun kekuatan bagi Sneevliet untuk mengarahkan para pemimpin-pemimpin muda SI Semarang kepada sebuah jalan radikalisme.
Seperti Semaoen, Darsono, dan Marco Kartodikromo menjadi golongan- golongan muda yang kelak menjadi pemimpin bagi kaum marxis di Indonesia.
Perlawanan yang dilakukan pun tidak semata-mata kepada pemerintah kolonial Belanda, melainkan kepada setiap organisasi-organisasi pergerakan nasional
yang telah menyimpang dari asas-asas perjuangan kelas dan perlawanan terhadap kolonialisme.
2
Ruth Mc Vey, Kemunculan Komunisme di Indonesia, Jakarta, Komunitas Bambu, 2010, hlm. 32.
Kondisi yang terjadi baik dalam hal pengaruh Sneevliet terhadap organisasi Sarekat Islam Semarang maupun tokoh-tokoh di dalamnya tidak
akan terlepas dengan kondisi kota Semarang. Sebuah kota pelabuhan, kota industri yang berada pada masa penjajahan Belanda. Banyak bermunculan
kelas pekerja ditambah lagi lingkungan kota yang sangat jauh dikatakan sebagai kota berkembang memisahkan kelas antara golongan buruh dan kelas
priyayi maupun kaum feodal asing. Hal ini kemudian membuat Semarang sangat mudah dipengaruhi oleh paham komunis seperti Uni Soviet. Kemudian
ketika ia melirik Sarekat Islam Semarang, organisasi ini sangat potensial bagi kendaraan politiknya untuk membebaskan rakyat Hindia Belanda dari
penjajahan. Henk Sneevliet merupakan salah satu tokoh yang telah berjasa terhadap
perjuangan kemerdekaan masyarakat Hindia Belanda. Ia merupakan tokoh yang berani dan rela dipenjara untuk membela kepentingan rakyat Hindia
Belanda. Namun dari jasa-jasanya tersebut pemerintah kolonial tetap menganggapnya sebagai musuh yang berbahaya dan harus disingkirkan karena
menghasut dan mempengaruhi rakyat. Melalui peranan serta pengaruh yang diberikannya selama berada di
Semarang, Sneevliet menjadi salah satu tokoh yang tidak akan pernah terlupakan di dalam sejarah. Banyak kini buku-buku sejarah yang menuliskan
gagasan-gagasannya tentang arti penting dari perlawanan terhadap penjajahan dan meniadakan kelas bagi golongan-golongan yang tertindas.
B. Rumusan Masalah