Perkembangan Sarekat Islam Semarang 1912-1920

Tionghoa” dalam gerakan tersebut, sehubungan adanya persaingan antara saudagar-saudagar Surakarta dan Tionghoa. Pada waktu berdirinya di Bogor pada tahun 1911 tidak mengherankan kalau organisasi ini dinamakan Sarekat Dagang Islam. Sesuai dengan arti yang kecil daripada perdagangan dan perindustrian rakyat, maka gerakan yang pada hakikatnya bercorak borjuis liberal ini mustahil mempunyai tujuan untuk membebaskan Hindia dan menggempur kaum borjuis kolonial Belanda. Hal ini dikarenakan Sarekat Dagang Islam semata-mata dibentuk hanya demi kepentingan golongan saudagar dan pengusaha industri kecil untuk menghindari monopoli perdagangan dari para pedagang Tionghoa. 43 Program organisasi Sarekat Dagang Islam ini ditunjukkan pada ikut sertanya kaum Muslimin dalam gerakan-gerakan kemajuan, saling membantu, mempertahankan kepentingan penduduk Islam di Hindia Belanda.

2. Perkembangan Sarekat Islam Semarang 1912-1920

Perkembangan organisasi Sarekat Islam tidak hanya terjadi di kota Surakarta dan Surabaya, namun juga di kota Semarang. Hal ini terlihat dengan kondisi kota Semarang yang menjadikota besar di dekat vorstenlanden. Perkembangan industri serta perburuhan cukup besar di kota ini. Jalur kereta api pertama kali di wilayah Hindia Belanda dibuka melalui kota ini dengan rute Semarang-vorstenlanden melalui jalur timur-barat. Kereta Api menjadi alat 43 Pengamat-pengamat Eropa menetapkan SI didirikan pada awal 1912. Rinkes menyebut bahwa tanggal didirikannya tidak lama sesudah Februari 1912, lihatVan der Wal, De Opkomst van de Nationalistische Beweging , hlm.86-87. Residen Surakarta dalam laporan pertamanya tentang Sarekat Islam pada 11 Agustus 1912, menulis bahwa gerakan ini didirikan beberapa bulan sebelumnya. Penulis-penulis yang meneliti tentang Sarekat Islam menyebut tahun 1911. transportasi pertama kali yang dipergunakan bagi masyarakat pribumi dan orang Belanda yang menetap di Semarang. Selain itu kota Semarang didominasi oleh kegiatan perdagangan bangsa Eropa. Orang-orang Eropa yang tinggal di Semarang berharap dapat mengembangkan jaringan ekonomi di kota ini. Oleh karena perkembangan industri serta perdagangan yang begitu besar di Semarang, maka dibentuk sarekat-sarekat sekerja seperti VSTP dan SDAP yang beranggotakan para buruh yang bekerja di pelabuhan maupun pabrik- pabrik. Dengan kondisi yang terjadi di Semarang organisasi pergerakan nasional seperti Boedi Oetomo dan Indische Partj belum dapat memiliki sifat keterbukaan bagi kelompok rendahan. Masih terdapat batasan bagi mereka untuk bisa bergabung dengan organisasi-organisasi pergerakan ini. Hanya organisasi Sarekat Islam yang memiliki sikap keterbukaan pada kelompok rendahan ini. Di Semarang sendiri afdeling SI berdirisejak tahun 1912 dengan presiden pertama bernama Moestahal. 44 Banyak peran yang sudah dilakukan oleh afdeling ini dimasa awal pembentukannya. Pengaruh dari CSI Central Sarekat Islam di Surabaya yang dipimpin oleh Tjokroaminoto masih cukup kuat terhadap SI Semarang. Organisasi ini sudah mulai memperhatikan kondisi yang terjadi di kota Semarang, terlebih permasalahan kolonialisme dan perburuhan. Selain SI Semarang selalu melakukan pertemuan-pertemuan untuk membahas kondisi politik di kota Semarang, organisasi ini juga menjalin komunikasi dengan 44 Terkait susunan kepengurusan SI Semarang yang mengadakan pemilihan pengurus baru pada 13 April 1913, lihat Dewi Yuliati, op.cit, hlm.29. organisasi lain diluar kota Semarang. Terlihat sejak SI Semarang dipimpin oleh R. Mohammad Joesoef organisasi ini bergabung dengan SI Yogyakarta untuk masuk ke hoofdbestuur SI. 45 Akan tetapi, tidak berarti SI afdeling Semarang dan Yogyakarta muncul sebagai pusat-pusat SI pada masa awalnya. 46 SI Semarang di masa pemerintahan Moehammad Joesoef memang belummelakukan pergerakan. Selain itu terjadi berbagai macam insiden yang ikut melibatkan anggota SI Semarang, seperti insiden dimana anggota SI Semarang membunuh orang Tionghoa. Patih Semarang kemudian turun tangan. Sebuah pertemuan umum kemudian dilakukan. Patih memilih susunan afdeling bestuur yang baru karena peristiwa ini. Pemilihan kemudian diarahkan kepada para anggota Mangoenharjo sebuah perkumpulan bumiputera untuk mengisiafdeling bestuur SI Semarang yang baru. Terlihat sekali kekuasaan pemerintah dibawah seorang patih mendominasi kepengurusan SI Semarang sehingga memiliki wewenang penuh terhadap organisasi ini. Tentunya ini membuat radikalisme muncul berlahan pada SI dan masyarakat Semarang. Kebosanan masyarakat terhadap praktek-praktek kolonial membuat masyarakat bersama SI Semarang berani melawan pemerintah kolonial Belanda tanpa kompromi. 45 SI Semarang di masa kepemimpinan Moehammad Joesoef adalah organisasi pergerakan moderat dan loyal terhadap pemerintah kolonial Belanda. Pendapat ini dikuatkan dengan pandangan Rinkes terhadap M.Joesoef yang mengatakan bahwa, Joesoef adalah seorang yang bijaksana dan pembicara yang baik, tetapi pengaruhnya terhadap Sarekat Islam tidak besar, karena ia tidak bebas bergerak sehubungan keterikatan dengan pekerjaannya sebagai pegawai pemerintahan. Lihat, Van der Wal, De Opkomst van de Nationalistische Beweging, hlm.176. 46 Takashi Shiraisi,op.cit, hlm.76.

B. Henk Sneevliet danProses Radikalisme Sarekat Islam Semarang