Validitas Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan video sebagai alat bantu untuk mengambil data pembelajaran, terutama data keaktifan siswa di kelas.

E. Validitas

Validitas dapat menentukan apakah suatu tes dapat mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, berguna kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Kesimpulanya valid bila sesuai dengan tujuan penelitian Suparno, 2000. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi, yaitu derajat dimana sebuah tes evaluasi mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Untuk mendapatkan validitas isi memerlukan dua aspek penting, yaitu validitas isi dan validitas teknik sampling.Validitas isi mencakup khususnya, hal-hal yang berkaitan dengan apakah item-item evaluasi menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang ingin diukur. Sedangkan validitas teknik sampling pada umumnya berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suatu sampel tes mempresentasikan total cakupan isi Sukardi, 2008. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keaktifan siswa pre tes dan pos tes dibuat berdasarkan kisi-kisi soal. Soal pre tes dan pos tes untuk mengukur prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Induksi Elektromagnetik. Soal pre tes dan pos tes terdiri dari 10 soal uraian yang sama, tetapi pada soal perhitungan angka diubah. Soal pre tes, pos tes, dan lembar observasi dikatakan telah valid, karena telah dikonsultasikan dan disetujui oleh dosen pembimbing. Uji normalitas dilakukan kepada data keaktifan dan data prestasi belajar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data tersebut sudah terdistribusi dengan normal ataukah belum, karena untuk melakukan uji korelasi data keaktifan dan prestasi belajar, kedua datanya harus terdistribusi secara normal.

F. Metode Analisis Data

Langkah-langkah dalam menganalisis data dapat dilakukan sebagai berikut. 1. Analisis Lembar Observasi Data keaktifan siswa didapat dengan menganalisis lembar pengamatan siswa. Aktifitas yang diamati terdiri dari 7 tujuh kegiatan, dimana masing-masing kegiatan mempunyai tingkat gradasi yang berbeda. Data keaktifan siswa adalah berupa skor ordinal. Agar data keaktifan tersebut dapat dikorelasikan dengan prestasi belajar, maka data tersebut diubah menjadi data skor. Penskoran keaktifan siswa dapat dilakukan dengan: Tabel 2. Tabel untuk skor keaktifan siswa No siswa Aktifitas siswa selama KBM Jumlah A B C D E F G 0 1 0 1 0 1 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 Untuk aktifitas A,B, dan C, gradasi nya adalah 0 dan 1, dimana 0 adalah YA dan 1 adalah TIDAK. Sedangkan untuk aktifitas D, E, F, dan G, gradasinya adalah 0, 1, 2. Untuk aktifitas D: 0 = Tidak melakukan tugas. 1 = Mengerjakan tugas, tetapi tidak semua tugas dikerjakan. 2 = Mengerjakan semua tugas yang diberikan. Untuk aktifitas E: 0 = Tidak mengajukan pertanyaan. 1 = Mengajukan pertanyaan hanya satu kali. 2 = Mengajukan pertanyaan lebih dari satu kali. Untuk aktifitas F: 0 = Tidak menanggapi pertanyaan. 1 = menanggapi pertanyaan hanya satu kali. 2 = menanggapi pertanyaan lebih dari satu kali. Untuk aktifitas G: 0 = Tidak berdiskusi dengan teman. 1 = Hanya sekali berdiskusi dengan teman. 2 = Lebih dari sekali berdiskusi dengan teman. Skor akhir keaktifan setiap siswa didapat dengan menjumlahkan skor tiap-tiap aktifitas. Jumlah = skorA+skorB+skorC+skorD+skorE+skorF+skorG 2. Analisis pemahaman awal sebelum pembelajaran dan pemahaman akhir setelah pembelajaran. Data hasil pre tes dan pos tes menggunakan teknik weight system , yaitu pemberian angka untuk setiap nomor soal tidaklah sama, bergantung pada tingkat kesukaran yang dimiliki oleh setiap soal Sudjana, 1987: 119. Berdasarkan bobot soal yang digunakan, maka data hasil penelitiannya dianalisis dengan cara sebagai berikut. a. Memberi skor berdasarkan kebenaran jawaban yang diberikan siswa untuk setiap soal. Tabel 3. Pemberian Skor untuk masing – masing Kriteria Kriteria Jumlah Soal Rentang Skor Setiap Soal Skor Maksimum Pengertian induksi elektromagnetik 2 – 10 20 Hubungan ggl dengan induksi 2 – 10 20 elektromagnetik Penerapan induksi elektromagnetik 3 – 10 30 Perhitungan besaran induksi elektromagnetik 3 – 20 60 Jumlah Skor 130 Pemberian rentang skor pada soal perhitungan besaran induksi elektromagnetik lebih besar dibandingkan dengan soal lain, karena soal ini mempunyai tingkat kesukaran yang lebih tinggi. Sedangkan soal lainnya mempunyai tingkat kesukaran yang sepadan, yakni dengan rentang skor 0 – 10. b. Menjumlahkan skor dari jawaban yang diperoleh siswa dalam setiap soal. c. Mengkonversikan jumlah skor pre tes dan pos tes dalam bentuk persentase. Skor yang diperoleh setiap siswa : Keterangan: S = Skor setiap siswa Ss = Jumlah skor yang diperoleh siswa Sm = Skor maksimum = 130 Prestasi belajar adalah selisih dari skor pos tes dengan pre tes dengan rumus sebagai berikut: Prestasi belajar = nilai pos tes –nilai pre tes 3. Koefisien korelasi Pearson Untuk mencari apakah ada hubungan atau kaitan antara variabel X keaktifan siswa dan variabel Y prestasi belajar, kita menggunakan alat dalam statistik yang disebut korelasi Suparno, 2006: 45. Korelasi diukur dengan koefisien korelasi, yang nilai terbesarnya adalah 1. Koefisien korelasi Pearson dicari dengan rumusan matematis berikut: Dimana, r xy = koefisien korelasi pearson x i = variabel X Keaktifan Siswa = rata-rata variabel X y i = variabel Y Prestasi Belajar = rata-rata variabel Y Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi ρ tidak sama dengan nol dan apakah memang ada korelasi antara keaktifan belajar dengan prestasi belajar, maka dilakukan tes sebagai berikut Suparno, 2006. 1 Ho: ρ xy = 0 hipotesa nol, ada korelasi antara keaktifan siswa dengan prestasi belajar siswa. 2 Hi: ρ xy ≠ 0 hipotesa alternatif, tidak ada korelasi antara keaktifan siswa dengan prestasi belajar siswa. 3 Significant level α = 0.05 4 Df = derajat kebebasan N – 2 N = jumlah pasangan 5 r crit koefisien critical dicari dari tabel korelasi dan daerah rejeksi. 6 Menghitung koefisien korelasi r obs dengan rumus perhitungan di atas. 7 Kesimpulan: jika r obs koefisien korelasi perhitugan jatuh dalam daerah rejeksi, maka hipotesa nol di tolak. Bila tidak, maka diterima. Bila |r obs | |r crit | maka signifikan. 39

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler rohis terhadap prestasi belajar PAI di SMP Muhammadiyah Parakan Tahun ajaran 2013-2014

5 27 109

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN INTENSITAS Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau Dari Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Dan Intensitas Belajar Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 6 Suraka

0 0 18

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD NEGERI POPONGAN 02 KARANGAN

1 2 15

Pengaruh Aspek-aspek Dukungan Orang Tua Terhadp Kemampuan Self-Regulation Dalam Bidang Akademik Pada Siswa/i SMP Bunda Maria di Pamanukan, Subang.

0 0 49

Hubungan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar siswa di SMP Maria Immaculata Yogyakarta.

1 2 103

Efektifitas pembelajaran cooperative learning dengan metode Round Robin Brainstorming pada materi akuntansi kelas 8 SMP Bunda Maria, Pamanukan.

0 0 100

Pembelajaran fisika tentang persamaan kalor dengan pendekatan proses melalui metode Inquiry dalam meningkatkan prestasi belajar, keaktifan dan minat siswa.

0 1 163

Efektifitas pembelajaran cooperative learning dengan metode Round Robin Brainstorming pada materi akuntansi kelas 8 SMP Bunda Maria, Pamanukan

0 0 98

MEDIA PERMAINAN TREASURE HUNT UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA TOPIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

0 1 17

Hubungan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar fisika mengenai induksi elektromagnetik di SMP Bunda Maria Pamanukan - USD Repository

0 0 103