2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan sebaik-baiknya. 3. Bahan yang dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. 5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling
berbicara dan diskusi dengan teman-teman. Belajar, menurut teori belajar konstruktivisme bukanlah sekedar
menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pen
galaman. Pengetahuan bukanlah hasil ”pemberian” dari orang lain seperti guru, akan tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan
setiap individu. Pengetahuan hasil dari ”pemberian” tidak akan bermakna. Adapun pengetahuan yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi
pengetahuan itu oleh setiap individu akan memberikan makna mendalam atau lebih dikuasai dan lebih lama tersimpandiingat dalam setiap individu
dalam http: desyrahmawati48.blogspot.com.
B. Keaktifan Siswa
Pembelajaran yang baik menurut tuntutan kurikulum adalah guru harus mampu melibatkan siswa, agar keadaan cara belajar siswa aktif dapat
berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk itu guru harus berupaya menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik. Namun dalam
pelaksaannya, seringkali dijumpai siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar kurang kondusif. Apabila hal tersebut
dibiarkan, maka hal ini akan berdampak pada kualitas hasil pembelajaran yang dicapai siswa menjadi rendah.
Menurut Sardiman 2001: 98, aktifitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan Rohani 2004: 6-7 berpendapat bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam
aktivitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah siswa giat- aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain, ataupun bekerja, ia
tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat, atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktifitas psikis kejiwaan adalah jika daya jiwanya bekerja
sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Saat siswa aktif jasmaninya, dengan sendirinya juga aktif jiwanya, begitu juga
sebaliknya. Guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang mengembangkan
inisiatif dan tanggung jawab belajar si pembelajar ke arah belajar seumur hidup melalui komponen Belajar Aktif. Proses pembelajaran tidak akan terjadi
dengan baik jika salah satu dari 3 hal ini tidak ada yaitu: Guru pemberi pesan, pesan atau informasi, dan peserta didik penerima pesan. Winarno
Surahmad 1994 menjelaskan bahwa di dalam proses pembelajaran selalu ditekankan pengertian interaksi yaitu hubungan aktif multi arah antara
pendidik dan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik yang lainnya, pendidik dan peserta didik dengan sumber belajar.
Keaktifan belajar siswa adalah keikutsertaan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, baik pada saat guru menerangkan
maupun pada saat siswa berdiskusi. Keaktifan siswa dapat dilihat dari: 1.
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru. 2.
Kerjasama dalam kelompok. 3.
Kemampuan siswa mengemukakan pendapat. 4.
Saling membantu dalam memecahkan masalah.
C. Perubahan Konsep