Hubungan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar siswa di SMP Maria Immaculata Yogyakarta.
HUBUNGAN KEDISIPLINAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA
oleh
M. ROSALINA FAJARYANTI (109114086)
Prestasi Belajar (Studi Korelasional antara Prestasi Belajar denga kedisiplinan di SMP Immacutta Jogjakarta), Skripsi. Jogjakarta: Fakultas psikologi.Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kedisiplinan dengan prestasi belajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan teknik korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP immacutta Jogjakarta . Jumlah sampel dalam penelitian ini 50 siswa, teknik pemilihannya secara acak (random sampling Technique).dan untuk data variabel Y (prestasi belajar) digunakan tes hasil belajar. Kuesioner kedisiplinan maupun tes hasil belajar sebelum digunakan untuk penelitian diuji cobakan terlebih dahulu. Berdasakan hasil uji coba Validitas maupun realibitas kedua instrumen tersebut, maka instumen yang valid saja yang nantinya digunakan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungn positip antara prestasi belajar dengan kedisiplinan yang ditunjukkan oleh koefien korelasi sebesar 0, 05 dan persamaan regresi sederhana Y = 60,4%
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa hubungan prestasi belajar dengan kedisiplinan memberikan pengaruh yang positip. Hal ini berarti semakin tinggi kedisiplinan siswa, semakin tingi prestasi belajar siswa.
(2)
RELATIONS WITH DISCIPLINE STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA
by
MARIA ROSALINA FAJARYANTI (109114086)
Learning Achievement (Correlational Study between the Achievement premises discipline in junior Immacutta Jogjakarta), Thesis. Jogjakarta: Faculty of Sanata Dharma psikologi.Universitas
This study aims to determine how much the relationship between discipline and academic achievement. The method used in this research is survey method with correlation techniques. The population in this study were junior high school students immacutta Jogjakarta. The number of samples in this study 50 students, randomly election technique (Random Sampling Technique) .and for variable data Y (learning achievement) achievement test used. Questionnaires discipline and achievement test before being used for research be tested beforehand. Based on the test results and realibitas validity of these instruments, the only valid instrument that will be used. The results showed a positive hubungn between learning achievement with the discipline shown by koefien correlation of 0,05 and simple regression equation Y=60,4%
The results of this study conclude that the relationship with the discipline of learning achievement gives a positive effect. This means that the higher the student discipline, student achievement is getting steeper.
(3)
HUBUNGAN KEDISIPLINAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Slah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Maria Rosalina Fajaryanti 109114086
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
(4)
(5)
(6)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan untuk orangtuaku, saudaraku dan sahabat-sahabatku yang telah memberikan dukungan melalui
(7)
MOTTO
The Father call us
to follow His Son in faithfulness to stand at the foot of the cross with Mary and the holy women there, as Faithful Companions of Jesus
to be one with Him in His thirst for the coming of the kingdom
(8)
(9)
(10)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Psikologi Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto M.Si. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan, dorongan, serta sumba ngan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi.
2. Basilius Edy Wiyanto. Pr., M.Hum , Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
3. Semua dosen serta karyawan Fakultas Psikologi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
4. Petugas perpustakaan USD yang membantu menyediakan sumber referensi bagi penulisan karya ilmiah saya ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi saya ini, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi peningkatan dan perbaikan karya ilmiah ini. Akhirnya, penulis berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Yogyakarta, 10 Juni 2016
(11)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... xi
ABSTRACT ... xii
KATA PENGANTAR ... ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Pengertian Kedisiplinan ... 8
(12)
C. Prestasi Siswa ... 15
D. Hubungan Kedisiplinan Belajar dengan Prestasi Belajar ... 21
E. Kerangka Pikir ... 23
F. Hipotesis ... 26
BAB III. METODE PENELITIAN ... 28
A. Desain Penelitian ... 28
B. Lokasi Penelitian ... 29
C. Subyek Penelitian……….. ... 29
D. Obyek Penelitian ... 29
E. Tehnik Pengumpulan Data ... 29
F. Variabel dan Definisi Operasional ... 31
G. Populasi dan Sampel ... 33
H. Alat dan Metode Penelitian ... 33
I. Hubungan antara Variabel Kedisplinan dan Prestasi Belajar ... 45
J. Metode dan Pengolahan dan Analisis data... ... 48
BAB IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Persiapan Penelitian... 50
B.Pelaksanaan Penelitian………... 52
C.Hasil Penelitian... 53
D. Pembahasan ... 60
E. Keterbatasan Penelitian... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
A. Kesimpulan ………... .. 65
(13)
(14)
HUBUNGAN KEDISIPLINAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA
oleh
M. ROSALINA FAJARYANTI (109114086)
Prestasi Belajar (Studi Korelasional antara Prestasi Belajar denga kedisiplinan di SMP Immacutta Jogjakarta), Skripsi. Jogjakarta: Fakultas psikologi.Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kedisiplinan dengan prestasi belajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan teknik korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP immacutta Jogjakarta . Jumlah sampel dalam penelitian ini 50 siswa, teknik pemilihannya secara acak (random sampling Technique).dan untuk data variabel Y (prestasi belajar) digunakan tes hasil belajar. Kuesioner kedisiplinan maupun tes hasil belajar sebelum digunakan untuk penelitian diuji cobakan terlebih dahulu. Berdasakan hasil uji coba Validitas maupun realibitas kedua instrumen tersebut, maka instumen yang valid saja yang nantinya digunakan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungn positip antara prestasi belajar dengan kedisiplinan yang ditunjukkan oleh koefien korelasi sebesar 0, 05 dan persamaan regresi sederhana Y = 60,4%
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa hubungan prestasi belajar dengan kedisiplinan memberikan pengaruh yang positip. Hal ini berarti semakin tinggi kedisiplinan siswa, semakin tingi prestasi belajar siswa.
(15)
RELATIONS WITH DISCIPLINE STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA
by
MARIA ROSALINA FAJARYANTI (109114086)
Learning Achievement (Correlational Study between the Achievement premises discipline in junior Immacutta Jogjakarta), Thesis. Jogjakarta: Faculty of Sanata Dharma psikologi.Universitas
This study aims to determine how much the relationship between discipline and academic achievement. The method used in this research is survey method with correlation techniques. The population in this study were junior high school students immacutta Jogjakarta. The number of samples in this study 50 students, randomly election technique (Random Sampling Technique) .and for variable data Y (learning achievement) achievement test used. Questionnaires discipline and achievement test before being used for research be tested beforehand. Based on the test results and realibitas validity of these instruments, the only valid instrument that will be used. The results showed a positive hubungn between learning achievement with the discipline shown by koefien correlation of 0,05 and simple regression equation Y=60,4%
The results of this study conclude that the relationship with the discipline of learning achievement gives a positive effect. This means that the higher the student discipline, student achievement is getting steeper.
(16)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Uji Validitas Kedisiplinan ( Pernyataan Positif ) ... 53
Tabel 4.2. Uji Validitas Kedisplinan ( Pernyataan Negatif ) ... ... ... 54
Tabel 4.3. Uji Validitas Prestasi Siswa ... . ... 57
Tabel 4.4. Realiabilitas ... ... 58
Tabel 4.5. Variabel Kedisiplinan ... ... ... 59
(17)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia kedepan tidak lepas dari tantangan yang sesuai dengan perkembangan zaman umat manusia itu sendiri. Dalam mengupas tantangan itu dijelaskan, tantangan dan persaingan semakin tajam dalam era globalisasi, khususnya era Asean Ekonomic Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN atau
MEA). Sekarang dan yang akan datang, bukan hanya dialami oleh dunia
usaha/industry, tetapi juga di kalangan dunia pendidikan baik di Indonesia maupun di Negara-negara maju. Itulah sebabnya beberapa dunia pendidikan ternama di Australia, Amerika dan Eropa, menempuh strategi peningkatan mutu dan citra, serta menjemput calon peserta didik di negar-negara tertentu di Malaysia dan negara-negara ASEAN lainnya.Kecenderungan ini membuat kita bangsa Indonesia yang termasuk anggauta semakin menghadapi suasana persaingan yang semakin menantang, dan memerlukan strategi yang jitu, untuk menjamin bias exis dan survive kini dan akan datang.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) atau MEA
,merupakan suatu cita-cita dari Negara-negara yang bergabung dalam Organisasi
Regional ASEAN, untuk membentuk suatu masyarakat yang damai, harmonis, makmur, sejahtera dan terintegrasi di wilayah ASEAN yang ditetapkan dalam VISI ASEAN 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997. Visi ini diperkuat dengan mengesahkan Bali Concord II pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 yang
(18)
menyetujui pembentukan Komunitas ASEAN (ASEAN Community). Salah satu pilarnya adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Rconomic
Community yang semula akan dibentuk pada tahun 2020 mendatang. Namun pada
KTT ASEAN di Pilipina tahun 2007 disepakati pembentukan MEA dipercepat menjadi 2015.Selanjutnya dijelaskan 5 pilar utama MEA adalah: 1. Aliran bebas barang (Free flow of goods). 2. Aliran bebas jasa (Free flow of service). 3. Aliran bebas investasi (free flow of investment). 4. Aliran bebas tenaga kerja trampil (free
flow of skilled labour). 5. Aliran bebas modal (free flow of capital).
Dari kelima pilar di atas dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa bangsa ini harus mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul. Sumber daya manusia yang unggul dapat dihasilkan melalui pendidikan berkualitas. Oleh sebab itu jangan sampai disini saja pendidikan yang kita berikan kepada anak anak bangsa ini. Karena melalui pendidikan inilah anak-anak kita mendapatkan ilmu sebagai bekal dalam penjalanan hidupnya dalam menghadapi tantangan globalisasi yang sulit dihindarkan. Untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tidak lepas dari peran proses belajar mengajar yang profesional.
Proses belajar adalah proses yang mana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntunan pembangunan secara tahap demi tahap.
Berhasil tidaknya proses belajar mengajar (pendidikan) tergantung dari faktor-faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar sesungguhnya banyak sekali
(19)
macamnya, baik ada pada diri siswa sebagai pelajar, pada guru sebagai pengajar, metode mengajar, bahan materi pelajaran harus diterima siswa, maupun dukungan sarana dan prasarana serta disiplin didalam proses belajar mengajar .
Disiplin merupakan upaya untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan perilaku yang sudah ditetapkan pada individu oleh orang tua. Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji, 2002).
Proses belajar yang baik adalah proses belajar yang bisa memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan. Sikap disiplin dalam belajar sangat diperlukan untuk terwujudnya suatu proses belajar yang baik. Sikap disiplin dalam belajar akan lebih mengasah ketrampilan dan daya ingat siswa terhadap materi yang telah diberikan, karena siswa belajar menurut kesadarannya sendiri serta siswa akan selalu termotivasi untuk selalu belajar, sehingga pada akhirnya siswa akan lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal dari materi yang diberikan.
Belajar dengan disiplin yang terarah dapat menghindarkan diri dari rasa malas dan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Disiplin adalah kunci sukses dan keberhasilan. Dengan disiplin seseorang menjadi yakin bahwa disiplin akan membawa manfaat yang dibuktikan dengan tindakannya. Setelah berperilaku disiplin, seseorang akan dapat merasakan bahwa disiplin itu pahit tetapi buahnya manis. Disiplin memberikan manfaat yang besar dalam diri seseorang. Sepintas bila kita mendengar kata disiplin maka yang selalu terbayang usaha untuk
(20)
menyekat, mengawal dan menahan. Padahal tidak demikian, sebab disiplin bermakna melatih, mendidik dan mengatur atau hidup teratur. Artinya kata disiplin itu tidak terkandung makna sekatan, tetapi juga latihan. Untuk itulah kedisiplinan sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan suatu kehidupan yang teratur dan meningkatkan prestasi dalam belajar karena sifatnya yang mengatur dan mendidik. Dari kebanyakan orang-orang sukses rasanya tidak ada diantara mereka yang tidak berdisiplin, kedisiplinan yang tertanam dalam setiap kegiatan mereka yang membawa kesuksesan.
Perilaku siswa yang baik dapat terjadi karena siswa memiliki kesadaran yang tinggi bahwa mengikuti dan mentaati tata tertib sekolah akan berpengaruh baik baginya terutama pada prestasi belajarnya. Hal ini dapat terjadi bila adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh para-para personel sekolah seperti kepala sekolah dan guru-guru yang selalu memberi contoh terlebih dahulu dan selalu tegas pada pelaksanaan kedisiplinan terhadap siswa, sebab kedisiplinan yang diterapkan di sekolah akan mempengaruhi mutu atau prestasi belajar disekolah dimana kedisiplinan siswa akan mendorong, memotivasi dan memaksa para siswa bersaing meraih prestasi. Maka dalam hal ini dapat dikatakan kedisiplinan sangat mempengaruhi prestasi belajar, hal ini sesuai dengan motto pendidikan “ kedisiplinan adalah kunci keberhasilan”.
Keberhasilan pembelajaran dalam pencapaian prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor dari dalam diri (faktor internal) maupun faktor dari luar diri (faktor eksternal ) siswa, dimana keseluruhan dari faktor tersebut saling melengkapi satu sama lain. Salah satunya faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar adalah disiplin siswa.
(21)
Setiap sekolah mempunyai peraturan atau disiplin siswa yang berbeda beda, misalnya peraturan/disiplin di sekolah negeri pasti berbeda dengan sekolah swasta, namun semua peraturan di sekolah manapun itu pada dasarnya adalah baik untuk menjadikan generasi penerus yang berdisiplin dan berprestasi. Begitu juga Di SMP Maria Imaculata Yogyakarta, sekolah ini mempunyai peraturan dan disiplin siswa yang baik, tetapi kenyataannya pelanggaran disiplin sering dilakukan oleh para siswa. Misalnya pelanggaran yang biasa terjadi di sekolah ini adalah tingkat kehadiran siswa yang hanya 80% dalam sebulan, ini yang dapat mengakibatkan siswa ketinggalan pelajaran yang disampaikan oleh guru disamping pelanggaran-pelanggaran disiplin yang lain seperti terlambat masuk, pakaian tidak seragam, tidak mengerjakan tugas, berkeliaran saat jam pelajaran dan sebagainya. Konsekuensi yang diterima dari perilaku siswa yang sering melakukan pelanggaran disiplin ini adalah siswa tersebut tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik, sering ketinggalan saat mengikuti pelajaran, sering tidak mengikuti ulangan harian, tidak memiliki nilai yang lengkap, tugas-tugas sering tidak selesai, dan perolehan nilai yang kurang dari standart. Merespon perilaku siswa yang sering melakukan pelanggaran disiplin di sekolah ini, konsekuensi dari perilaku siswa tersebut yang diberikan wali kelas dan guru BP memanggil dan menasehati sehubungan dengan pelanggaran disiplin yang sering dilakukan oleh siswa dan menghukum siswa sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya. Seperti pada saat siswa terlambat datang kesekolah, biasanya guru memberikan nasehat kepada mereka dan menyuruh siswa tersebut membersihkan kamar mandi sekolah atau membersihkan pekarangan sekolah.
Atifah, Nur (2006) dengan judul “Hubungan Tingkat Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Sosiologi Bagi Siswa Kelas XI IPS Madrasah Aliyah Negeri
(22)
Babakan Lebaksiu Tegal Tahun Pelajaran 2005/2006”, menunjukkan hasil hubungan disiplin yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa dalam kategori tinggi, terbukti sebanyak 74,5% siswa mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi selebihnya 19,1% dengan kedisiplinan sangat tinggi dan 6,4% dalam kategori rendah. Dilihat tingkat pelanggarannya, sebanyak 48,9% siswa tidak melakukan pelanggaran, 23,4% melakukan 1 kali, selebihnya melakukan 2-5 kali pelanggaran. Prestasi belajar sosiologi yang dicapai siswa dalam kategori cukup, terbukti dari 46,8% siswa memperoleh nilai 70-80 dalam kategori cukup, 27,7% siswa memperoleh nilai kurang dari 70 dalam kategori kurang dan 25,5% dengan nilai antara 80-90 dalam kategori baik. Hasil analisis regresi diperoleh nilai F hitung sebesar 21,18 > F tabel (4,06) pada taraf kesalahan 5% dengan dk = 1 dan dk = 45, sehingga Ho ditolak, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat kedisiplinan dengan prestasi belajar sosiologi yang dicapai siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Negeri Babakan Lebaksiu Tegal. Ari
Berdasarkan gambaran penelitian yang dilakukan Atifah Nur diatas, menunjukkan bahwa kedisipilinan memiliki hubungan dengan prestasi belajar. Oleh peneliti sebab itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian ulang tentang hubungan kedisiplinan dengan prestasi belajar namun di tempat yang berbeda. Penelitian ulang yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan kebenaran kembali dari hasil penelitian sebelumnya.
B. BATASAN MASALAH
Untuk memfokuskan penelitian ini agar diperoleh hasil maksimal maka peneliti membatasi masalah yang diteliti pada penelitian ini adalah tentang
(23)
kedisiplinan belajar siswa di SMP MARIA IMMACULATA, dengan melihat kedisiplinan belajar siswa maka peneliti akan menghubungkan dengan prestasi belajar siswa yang didapatkan disekolah tersebut.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa
Memberikan sumbangan bagi siswa dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa agar memiiliki prestasi belajar yang baik. Dengan kata lain siswa memiliki nilai di atas nilai Kriteria Ketuntasan minimal (KKM)
2. Bagi Guru
Bagi guru dapat melakukan proses belajar mengajar profesional dalam upaya mendapatkan kinerja guru yang profesional , yang pada akhir sebutan guru profesional didapatkan.
3. Bagi Sekolah
Bagi Sekolah sebagai nilai tambah dalam upaya meningkatkan nilai hasil Ujian Nasional (UN) siswa.
(24)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian Kekedisiplinan 1. Pengertian Kedisiplinan
Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari rutinitas atau yang biasa dikerjakan baik tepat waktu maupun tidak. Rutinitas yang dilaksanakan secara tepat waktu dan teratur tersebut melatih kekedisiplinanan. Kedisiplinan diperlukan dimanapun dan kapanpun untuk menciptakan keteraturan. Kedisiplinan mempunyai beberapa pengertian diantaranya menurut Lembaga Ketahanan Nasional Indonesia (Lemhamnas) (1997: 12) yang mendefinisikan kedisiplinan sebagai kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk kepada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.
Gordon (1996: 3-4) mendefinisikan kedisiplinan sebagai perilaku dan tata tertib sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan, seperti kedisiplinan dalam kelas atau kedisiplinan dalam tim bola basket yang baik. Berbeda dengan menkedisiplinan yang berarti menciptakan keadaan tertib dan patuh dengan pelatihan dan pengawasan dan menghukum atau mengenakan denda, membetulkan, menghukum demi kebiasaan.
Menurut Arikunto (1990: 114), dalam kedisiplinan dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama seperti pembentukannya secara berurutan. Kedua istilah itu adalah kedisiplinan dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh
(25)
sesuatu dari luar misalnya karena ingin mendapatkan pujian dari atasan. Selanjutnya pengertian kedisiplinan atau siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong oleh kesadaran yang ada pada kata hatinya. Itulah sebabnya biasanya ketertiban itu terjadi lebih dahulu kemudian berkembang menjadi siasat.
Imron (2011: 173) menyatakan bahwa kedisiplinan siswa sebagai suatu sikap tertib dan teratur yang dimiliki oleh siswa di sekolah, tanpa ada pelanggaran–pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap siswa sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan. Adapun tujuan penerapan kekedisiplinanan menurut Rimm (2003: 47) adalah mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung kepada kedisiplinan diri.
Dari beberapa pengertian kedisiplinan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kedisiplinanan adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan tata tertib atau aturan yang berlaku baik yang muncul dari kesadaran dirii kegiatannya maupun karena adanya sanksi atau hukuman.
2. Pentingnya Kedisiplinan
Kedisiplinan sangat penting dilakukan untuk membentuk kebiasaan yang teratur maupun ketertiban dimanapun berada. Begitu pula seorang siswa, sangat penting untuk berkedisiplinan baik di sekolah, belajar, di rumah, mengerjakan tugas, mematuhi tata tertib yang ada dan sebagainya sehingga dengan adanya kedisiplinan maka siswa dapat tertib dimanapun. Kedisiplinan berperan penting
(26)
dalam membentuk individu yang berciri keunggulan. Menurut Tulus Tu’u (2004: 37), kedisiplinan sangat penting karena alasan berikut ini:
a. Dengan kedisiplinan yang muncul karena kesadaran diri sendiri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.
b. Tanpa kedisiplinan, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif kedisiplinan memberi dukungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.
c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan, dan displin. Dengan demikian anak-anak menjadi individu yang tertib, teratur, dan kedisiplinan.
d. Kedisiplinan merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.
Adapun menurut Maman Rachman (1999) dalam Tu’u (2004: 35) pentingnya kedisiplinan bagi para siswa adalah sebagai berikut:
a. memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
b. membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.
c. cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya.
d. untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya.
(27)
f. mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.
g. peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat baginya dan lingkungannya.
h. kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwanya dan lingkungannya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Kedisiplinan yang tumbuh secara sadar akan membentuk sikap, perilakum dan tata kehidupan yang tumbuh secara teratur yang akan menjadikan siswa sukses dalam belajar.
3. Fungsi Kedisiplinan
Fungsi kedisiplinan sangat penting untuk ditanamkan pada siswa, sehingga siswa menjadi sadar dengan kedisiplinan akan tercapai hasil belajar yang optimal. Fungsi kedisiplinan menurut Tulus Tu’u (2004: 38-44) adalah sebagai berikut:
a. Menata kehidupan bersama
Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi pertikaian antara sesama yang disebabkan karena benturan kepentingan, karena manusia selain sebagai makhluk sosial ia juga sebagai makhluk individu yang tidak lepas dari sifat egonya, sehingga kadang-kadang di masyarakat terjadi benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan bersama. Disinilah pentingnya kedisiplinan untuk mengatur tata kehidupan manusia dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat sehingga kehidupan bermasyarakat akan tentram dan teratur.
(28)
b. Membangun kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku yang khas yang dimiliki oleh seseorang. Antara orang yang satu dengan orang yang lain mempunyai kepribadian yang berbeda. Lingkungan yang berkedisiplinan baik sangat berpengaruh terhadap kepribadiaan seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, dan tentram sangat berperan dalam membangun kepribadian.
c. Melatih kepribadian yang baik
Kepribadian yang baik selain perlu dibangun sejak dini, juga perlu dilatih karena kepribadian yang baik tidak muncul dengan sendirinya. Kepribadian yang baik perlu dilatih dan dibiasakan, sikap perilaku dan pola kehidupan dan kedisiplinan tidak terbentuk dalam waktu yang singkat, namun melalui suatu proses yang membutuhkan waktu yang lama.
d. Pemaksaan
Kedisiplinan akan tercipta dengan kesadaran seseorang untuk mematuhi semua ketentuan, peraturan, dan norma yang berlaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Kedisiplinan dengan motif kesadaran diri lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya kedisiplinan dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Misalnya, ketika seorang siswa yang kurang kedisiplinan masuk ke suatu sekolah yang berkedisiplinan baik, maka ia terpaksa harus menaati dan mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.
(29)
e. Hukuman
Dalam suatu sekolah tentunya ada aturan atau tata tertib. Tata tertib ini berisi hal-hal yang positif dan harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Hukuman berperan sangat penting karena dapat memberi motivasi dan kekuatan bagi siswa untuk mematuhi tata tertib dan peraturan-peraturan yang ada, karena tanpa adanya hukuman sangat diragukan siswa akan mematuhi peraturan yang sudah ditentukan.
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Kedisiplinan di sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses kegiatan pendidikan berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru dan bagi para siswa, serta peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen, dengan demikian diharapkan sekolah akan menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram dan teratur.
B.Pengertian Kedisiplin Belajar
Pendidikan kedisiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji dalam Mu’tadin, 2002).
Kedisiplinan belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik
(30)
persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun anak dengan orang tua di rumah.
1. Unsur-unsur Kedisiplinan
a. Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku.
b. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan,paksaan dan dorongan dari luar dirinya.
c. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
d. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.
e. Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku. 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplin Belajar
Menurut Syah (1995),kedisiplin belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
a. Lingkungan
b. Suasana emosional sekolah c. Sikap terhadap pelajaran d. Hubungan guru dan murid
(31)
C.Aspek-aspek Kedisiplinan Belajar
Menurut Arikunto (1990:137) dalam penelitiannya mengenai kekedisiplinanan, indikator kekedisiplinanan dibagi menjadi 3 yaitu: 1) perilaku kekedisiplinanan dalam kelas, 2) perilaku kekedisiplinanan di luar kelas, di lingkungan sekolah, dan 3) perilaku kekedisiplinanan di rumah.
Tulus Tu’u (2004: 9) dalam penelitiannya mengenai kedisiplinan sekolah
mengemukakan bahwa indikator yang menunjukkan pergeseran atau perubahan hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah meliputi: dapat mengatur belajar di rumah, rajin dan teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas dan ketertiban diri saat belajar di kelas.
Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini penulis membagi indikator kedisiplinan belajar menjadi lima macam yaitu:
1. Kedisiplinan dalam masuk sekolah
2. Kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran di sekolah 3. Kedisiplinan dalam mengerjakan tugas
4. Kedisiplinan dalam menaati tata tertib sekolah 5. Kedisiplinan belajar di rumah.
D.Prestasi Siswa
Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Prestasi siswa erat kaitannya dengan prestasi belajar siswa di sekolah.
(32)
1. Pengertian prestasi belajar siswa
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah diakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (1991: 787), sedangkan menurut Saiful Bahri Djamarah (1994: 20-21) dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Menurut Sumadi Suryabrata (2006: 297), prestasi dapat pula didefinisikan sebagai nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar siswa selama masa tertentu.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. Adapun siswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di suatu lembaga sekolah tertentu.
Adapun pengertian belajar antara lain dikemukakan oleh Slameto (2003: 2), bahwa belajar ialah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Muhibbin Syah (2000: 136) mengemukakan bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Adapun menurut James Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto (1990:
(33)
98-99), belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut Winkel melalui Sunarto (1996: 162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1990: 130) prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu.
Berdasarkan beberapa batasan diatas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai kecakapan nyata yang dapat diukur yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai interaksi aktif antara subyek belajar dengan obyek belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar untuk mencapai hasil belajar.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum menurut Slameto (2003: 54) pada garis besarnya Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, kedisiplinan sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah dan Faktor
(34)
masyarakat meliputi kegiatan dalam masyarakat, mass media, teman bermain, bentuk kehidupan bermasyarakat. Muhibbin Syah (2011:145) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi 3 macam, yaitu : 1) faktor-faktor internal, yang meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa, 2) faktor eksternal yang merupakan kondisi lingkungan di sekitar siswa, dan 3) faktor pendekatan belajar yang merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materimateri pelajaran.
Sumadi Suryabrata (2002: 233) mengklasifikasikan faktor-faktor yang memepengaruhi belajar sebagai berikut:
a. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri 1) Faktor non-sosial dalam belajar
Meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar (alat tulis, alat peraga)
2) Faktor sosial dalam belajar
b. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri 1) Faktor fisiologi dalam belajar
Faktor ini terdiri dari keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi jasmani tertentu.
2) Faktor psikologi dalam belajar
Faktor ini dapat mendorong aktivitas belajar seseorang karena aktivitas dipacu dari dalam diri, seperti adanya perhatian, minat, rasa ingin tahu, fantasi, perasaan, dan ingatan.
Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2002: 60) yaitu:
(35)
a. Faktor internal
1) Faktor jasmaniah, Faktor jasmaniah, baik bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya
2) Faktor psikologi, baik bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas : a) Faktor intelektif yang meliputi:
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki
b) Faktor non intelektif yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. c) Faktor kematangan fisik maupun psikis
b. Faktor Eksternal
1) Faktor sosial, yang terdiri atas : a) Lingkungan kerja
b) Lingkungan sosial c) Lingkungan masyarakat d) Lingkungan kelompok
2) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian 3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim 4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan
(36)
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 68) faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa adalah :
a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa 1) Faktor fisiologis terdiri dari :
a) Kondisi fisiologis b) Kondisi panca indera 2) Faktor psikologis
a) Minat b) Kecerdasan c) Bakat d) Motivasi
e) Kemampuan kognitif
b. Faktor yang berasal dari luar diri siswa 1) Faktor lingkungan terdiri dari :
a) Lingkungan alami
b) Lingkungan sosial budaya 2) Faktor instrumental
a) Kurikulum b) Program
c) Sarana dan fasilitas d) Guru
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua yaitu:
(37)
a. Faktor intern
Faktor ini berkaitan dengan segala yang berhubungan dengan diri siswa itu sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap, perasaan dan faktor pribadi lainnya.
b. Faktor ekstern
Faktor ini berhubungan dengan pengaruh yang datang dari luar diri individu berupa sarapa dan prasarana, lingkungan, masyarakat, guru, metode pembelajaran, kondisi social, ekonomi, dan lain sebagainya.
E.Hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar
Pada dasarnya prestasi belajar setiap orang itu berbeda, antara orang yang satu dengan yang lainnya itu tidak sama. Hal ini terjadi disebabkan karena adanya faktor yang ada dalam diri individu (faktor intern) dan faktor di luar individu (faktor ekstern). Dengan adanya kedua faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Disamping kedua faktor tersebut, masih ada faktor lainnya yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang, misalnya kekedisiplinanan dalam belajar. Dalam belajar atau mempelajari sesuatu itu tidak hanya dalam waktu yang singkat dan cepat, tetapi perlu untuk meluangkan waktu sedikit setiap hari untuk belajar dan itu juga harus konsisten. Dengan demikian, maka dapat membuat seseorang menjadi kedisiplinan waktu dalam belajar..
Kedisiplinan belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua di rumah. Dengan tujuan agar setiap individu memiliki kedisiplinan
(38)
jangka panjang, yaitu kedisiplinan yang tidak hanya didasarkan pada kepatuhan terhadap aturan atau otoritas, tetapi lebih kepada pengembangan kemampuan untuk menkedisiplinankan diri sendiri sebagai salah satu ciri kedewasaan individu.
Kedisiplinan belajar siswa dapat terjadi secara optimal bila pihak sekolah dan para pendidik (guru) melakukan perbaikan proses belajar mengajar yang menjadikan siswa itu memiliki tingkat yang sama, sama-sama mencari ilmu tanpa ada dinding pemisah yang menghalangi. Sehingga antara guru dan siswa itu akan tercipta saling kerjasama. Dan siswa pun menjadi bersemangat dalam belajar karena siswa tidak merasa lebih rendah dari pada guru mereka.
Dengan adanya kedisiplinan diri dalam belajar yang tertanam dalam diri setiap siswa, hal ini akan menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif dalam belajar. Dengan adanya kedisiplinan belajar yang baik bagi siswa akan meningkatkan ketekunan serta memperbesar kemungkinan siswa untuk berkreasi dan berprsestasi. Sehingga, bila siswa itu telah memiliki kedisiplinan waktu dalam hal belajar, maka mereka akan memiliki motivasi atau dorongan dari dalam diri mereka untuk belajar. Dengan adanya kedisiplinan waktu yang telah tertanam dalam diri mereka, maka mereka akan terdorong untuk berprestasi.
Dengan adanya kedisiplinan diri tersebut, biasanya akan mendatangkan keberhasilan dan kesuksesan bagi diri siswa, sehingga siswa akan mampu untuk menunjukkan prestasi yang bagus dan memuaskan. Sedangkan siswa yang tidak memiliki kedisiplinan diri dalam belajar, biasanya hal ini akan membuat mereka menjadi orang yang lamban dalam menangkap pelajaran yang diajarkan.
Tanpa adanya kedisiplinan dalam belajar, hal ini akan membuat siswa menjadi kurang semangat dalam belajar. Dan tanpa kedisiplinan dalam belajar tentu akan membuat siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti proses belajar mengajar.
(39)
Sehingga keadaan ini akan berakibat pada prestasi belajarnya yang akan menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.Sehingga dapat dikatakan bahwa, siswa yang memiliki kekedisiplinanan dalam belajar, mereka cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik.
Sedangkan siswa yang tidak memiliki kekedisiplinanan dalam belajar, mereka cenderung memiliki prestasi belajar yang kurang atau rendah dibandingkan dengan siswa yang memiliki kekedisiplinanan dalam belajar. Oleh karena itu, setiap siswa harus memiliki kekedisiplinanan dalam belajar agar mereka bisa memiliki prestasi yang bagus.
F. Kerangka penelitian
Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Pada dasarnya prestasi belajar setiap orang itu berbeda, antara orang yang satu dengan yang lainnya itu tidak sama. Hal ini terjadi disebabkan karena adanya faktor yang ada dalam diri individu (faktor intern) dan faktor di luar individu (faktor ekstern). Dengan adanya kedua faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Disamping kedua faktor tersebut, masih
(40)
ada faktor lainnya yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang, misalnya kedisiplinan dalam belajar. Dalam belajar atau mempelajari sesuatu itu tidak hanya dalam waktu yang singkat dan cepat, tetapi perlu untuk meluangkan waktu sedikit setiap hari untuk belajar dan itu juga harus konsisten. Dengan demikian, maka dapat membuat seseorang menjadi disiplin waktu dalam belajar.
Disiplin belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua di rumah. Dengan tujuan agar setiap individu memiliki disiplin jangka panjang, yaitu disiplin yang tidak hanya didasarkan pada kepatuhan terhadap aturan atau otoritas, tetapi lebih kepada pengembangan kemampuan untuk mendisiplinkan diri sendiri sebagai salah satu ciri kedewasaan individu.
Kedisiplinan belajar siswa dapat terjadi secara optimal bila pihak sekolah dan para pendidik (guru) melakukan perbaikan proses belajar mengajar yang menjadikan siswa itu memiliki tingkat yang sama, sama-sama mencari ilmu tanpa ada dinding pemisah yang menghalangi. Sehingga antara guru dan siswa itu akan tercipta saling kerjasama. Dan siswa pun menjadi bersemangat dalam belajar karena siswa tidak merasa lebih rendah dari pada guru mereka.
Dengan adanya disiplin diri dalam belajar yang tertanam dalam diri setiap siswa, hal ini akan menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif dalam belajar. Dengan adanya disiplin belajar yang baik bagi siswa akan meningkatkan ketekunan serta memperbesar kemungkinan siswa untuk berkreasi dan
(41)
berprsestasi. Sehingga, bila siswa itu telah memiliki disiplin waktu dalam hal belajar, maka mereka akan memiliki motivasi atau dorongan dari dalam diri mereka untuk belajar. Dengan adanya disiplin waktu yang telah tertanam dalam diri mereka, maka mereka akan terdorong untuk berprestasi. Dengan adanya disiplin diri tersebut, biasanya akan mendatangkan keberhasilan dan kesuksesan bagi diri siswa, sehingga siswa akan mampu untuk menunjukkan prestasi yang bagus dan memuaskan.
Sedangkan siswa yang tidak memiliki disiplin diri dalam belajar, biasanya hal ini akan membuat mereka menjadi orang yang lamban dalam menangkap pelajaran yang diajarkan. Tanpa adanya disiplin dalam belajar, hal ini akan membuat siswa menjadi kurang semangat dalam belajar. Dan tanpa disiplin dalam belajar tentu akan membuat siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti proses belajar mengajar. Sehingga keadaan ini akan berakibat pada prestasi belajarnya yang akan menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa, siswa yang memiliki kedisiplinan dalam belajar, mereka cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik. Sedangkan siswa yang tidak memiliki kedisiplinan dalam belajar, mereka cenderung memiliki prestasi belajar yang kurang atau rendah dibandingkan dengan siswa yang memiliki kedisiplinan dalam belajar. Oleh karena itu, setiap siswa harus memiliki kedisiplinan dalam belajar agar mereka bisa memiliki prestasi yang bagus.Dengan kata lain diduga ada hubungan kedisipinan dengan prestasi belajar.
(42)
Secara bagan skematik, hubungan antara kedisiplinan dan prestasi belajar dapat digambarkan sebagai berikut :
G.Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka penelitian di muka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut: “Ada hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar”
(43)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode non eksperimen atau observasional yaitu penelitian hal yang sudah ada tanpa perlakuan sengaja untuk membangkitkan suatu gejala atau keadaan (Arikunto, 1998). Dalam penelitian hal ini yang sudah ada yaitu hubungan kedisplinan belajar dengan prestasi belajar siswa SMP Maria Imaculata Yogyakarta.
Metode pengambilan data berdasarkan pendekatan waktu dengan menggunakan metode cross sectional yaitu metode pengambilan data yang dilakukan pada satu waktu sama. Tujuan metode ini agar diperoleh data yang lengkap dalam waktu yang relatif cepat (Arikunto, 1998). Penelitian ini mengambil data kedisplinan belajar dengan prestasi belajar siswa SMP Maria Imaculata Yogyakarta.
Rancangan penelitian adalah korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan. Jika ada hubungan akan diketahui eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut (Arikunto, 1998). Penelitian akan mengkorelasikan kedisplinan belajar dengan prestasi belajar siswa SMP Maria Imaculata Yogyakarta.
(44)
B. Lokasi penelitian
Lokasi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah SMP Maria Imaculata Yogyakarta yang beralamat di Jalan Brigjen Katamso Yogyakarta.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah informan yang digunakan dalam penelitian. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa berprestasi di SMP Maria Imaculata Yogyakarta, guru BK, dan Kepala Sekolah SMP Maria Imaculata Yogyakarta.
D. Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2012:38), objek penelitian yaitu “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Objek dalam penelitian ini adalah kedisiplinanan siswa yang
dilakukan oleh siswa di SMP Maria Imaculata Yogyakarta Selain itu juga mengenai apa saja yang menjadi penyebab kenakalan-kenakalan tersebut serta upaya pihak sekolah dalam menangani kekedisiplinanan siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Ada tiga teknik dalam pengumpulan data penelitian yaitu : 1. Observasi
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejalaa yang diteliti (Usman dan Akbar, 1996:54). Observasi yang dilakukan di SMP Maria Imaculata mengamati permasalahan-permasalahan yang ada yaitu masalah-masalah kenakalan yang dihadapi guru
(45)
BK dan pihak sekolah yang dilakukan siswa berpretasi. Selain masalah yang ada, observasi juga mengamati mengenai pelaksanaan pembelajaran di SMP Maria Imaculata.
2. Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung (Usman dan Akbar, 1996:57). Wawancara dilakukan dengan Kepala Sekolah SMP Maria Imaculata, guru BK, dan siswa berprestasi di SMP Maria Imaculata.
Wawancara dengan kepala sekolah meliputi gambaran umum SMP Maria Imaculata yaitu mengenai sejarah, visi dan misi, dan program-program kegiatan yang dilaksanakan di SMP Maria Imaculata terutama yang mendukung penanganan kekedisiplinanan siswa. Wawancara dengan guru BK meliputi jenis-jenis kekedisiplinanan siswa, kesulitan-kesulitan yang dihadapi, dan penanganan dalam mengatasi kekedisiplinanan siswa siswa berprestasi di SMP Maria Immaculata. Wawancara dengan siswa mengenai kecenderngan prestasi-pretasi selama mengikuti pelajaran dan kendala-kendala yang ditemui selama berada di sekolah maupun di masyarakat.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen (Usman dan Akbar, 1996:73). Dokumentasi yang digunakan yaitu mengenai kajian pustaka dalam penelitian ini, gambaran umum SMP Maria Immaculata dan jurnal-jurnal/buku-buku yang mendukung penelitian.
(46)
F. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas.
Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain (Saifuddin Azwar, 2007:62). Dan variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kedisiplinan belajar.
b. Variabel tergantung. Variabel tergantung adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain (Saifuddin Azwar, 2007:62). Dan variabel tergantung dalam penelitian ini adalah Prestasi belajar.
2. Definisi Operasional a. Prestasi Belajar
Secara konseptual yang dimaksud dengan prestasi Belajar. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi hasil belajar tersebut diacukan pada domain taksonomi Bloom meliputi : (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi.
(47)
Secara operasional yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah jumlah skor yang didapatkan melalui tesdari prestasi belajar yang ada pada raport siswa selama kurun waktu tertentu untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan diteskan. Tes tersebut disusun berdasarkan domain kognitip Bloom yang terdiri dari enam aspek, yakni : (C1)aspek pengetahuan, (C2) aspek pemahaman, (C3) aspek penerapan, (C4) aspek analisis, (C5)aspek sintesis, dan (C6) aspek evaluasi
b. Kedisiplinan
Secara konseptual kedisiplinan merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral.Kedisiplinan belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua di rumah.
Sedangkan secara operasional yang dimaksud dengan
kedisiplinan dalam penelitian ini yaitu skor yang diperoleh siswa setelah mengisi kuesioner meliputi sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua di rumah. Sedangkan pengambilan
(48)
penskorannya adalah sebagai berikut : SL selalu skor 5, SR = sering skor 4, J= jarang skor 3, JS = jarang sekali skor 2, dan TP = tidak pernah skor 1
G. Populasi dan Sampel Peneliti 1. Populasi penelitian
Populasi target penelitian adalah keseluruhan siswa di SMP Maria Imaculata Yogyakarta adalah 452. Sedangkan sampelnya adalah 50 siswa
H. Alat dan Metode Pengambilan Data
Alat yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur 2 variabel sekaligus, yaitu variabel kedisiplinan dan variabel prestasi siswa. Untuk variabel kedisiplinan terdiri dari 59 pertanyaan dan variabel prestasi siswa terdiri dari 20 pertanyaan yang bersifat tertutup, yaitu pertanyaan dengan jawaban yang sudah ditentukan dan tidak memberi kesempatan responden untuk memberikan jawaban yang lain.
Untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang kedisiplinan, menggunakan kuesioner dengan alternatif jawaban (SL) selalu, (SR) sering, (J) jarang, (JS) jarang sekali, (TP) tidak pernah.
Adapun kriteria penilaian kuesioner tingkat pengetahuan tentang perawatan perineum adalah sebagai berikut :
SL = selalu skor 5 SR = sering skor 4
(49)
J = jarang skor 3 JS = jarang sekali skor 2 TP = tidak pernah skor 1
Untuk mengukur prestasi siswa, menggunakan kuesioner dengan alternatif jawaban (SL) selalu, (SR) sering, (J) jarang, (JS) jarang sekali, (TP) tidak pernah. Adapun kriteria penilaian kuesioner prestasi siswa adalah apabila responden menyatakan:
SL = selalu skor 5 SR = sering skor 4 J = jarang skor 3 JS = jarang sekali skor 2 TP = tidak pernah skor 1
Pengambilan data dilakukan dengan cara peneliti mendatangi sendiri responden yang berada di SMP Maria Imaculata Yogyakarta untuk membagikan kusioner, dan menunggui proses pengisian kuesioner (pengambilan data).
Adapun kisi-kisi kuesioner yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berik
Tabel 1
Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner
No. Variabel Indikator
Nomor Butir Jumlah
Total
Favorable Unfavorable
(50)
1. Siswa di Sekolah 1. Mengerjakan tugas dari guru tepat waktu
1,2 2
2. Masuk ke kelas tepat waktu
3,4 2
3. Meminta izin kepada guru piket ketika ingin
meninggalkan sekolah
5,6 2
4. Memakai kelengkapan seragam sekolah
7,8,9 3
5. Melaksanakan tugas piket dengan penuh tanggung jawab
(51)
6. Memberi keterangan saat tidak hadir
13,14,15 3
Negatif 1. Datang
Terlambat tidak tepat waktu
1,2,3,4,5 5
2. Meninggalkan sekolah tanpa izin
6,7,8,9,10 5
3. Tidak mengerjakan tugas dari guru
11,12,13,14,15,16 6
4. Terlibat perkelahian atau tawuran
17,18,19,20,21 5
5. Membuang sampah tidak pada
tempatnya
(52)
6. Makan dikelas pada saat mengikuti pelajaran
27,28,29,30,31,32,33 7
7. Tidak hadir dalam kegiatan pramuka
34,35,36,37,38,39 6
8. Tidak mengikuti upacar
bendera, tanpa alasan
40,41,42,43,44 5
Jumlah 59
2. Prestasi Siswa
1. Membolos saat pelajaran
(53)
2. Disaat guru memberikan materi pelajaran kamu gaduh dengan teman – teman
3,4,5 3
3. Guru membiarkan siswanya mengolok – olok
6,7 2
4. Guru Pembimbing menjelaskan peraturan atau tata tertib disekolah
8,9,10 3
5. Guru
mengajarkan untuk berpakaian rapi
(54)
6. JJika tidak mematuhi aturan apakah guru dibiarkan
14,15 2
7. Belajar meskipun tidak ada ujian
16,17 2
8. Guru pembimbing memperkenalk an disiplin disekolah
18,19,20 3
Jumlah 20
Tabel 2
Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner
No. Variabel Indikator
Nomor Butir Jumlah
Total
Favorable Unfavorable
(55)
1. Siswa di Sekolah
1. Mengerjakan tugas dari guru tepat waktu
1,2 2
2. Masuk ke kelas tepat waktu
3,4 2
3. Meminta izin kepada guru piket ketika ingin
meninggalkan sekolah
5,6 2
4. Memakai kelengkapan seragam sekolah
7,8,9 3
5. Melaksanakan tugas piket dengan penuh tanggung jawab
10,11,12 3
6. Memberi keterangan saat tidak hadir
13,14,15 3
(56)
1. Datang Terlambat tidak tepat waktu
1,2,3,4,5 5
2. Meninggalkan sekolah tanpa izin
6,7,8,9,10 5
3. Tidak mengerjakan tugas dari guru
11,12,13,14,15,16 6
4. Terlibat perkelahian atau tawuran
17,18,19,20,21 5
5. Membuang sampah tidak pada tempatnya
22,23,24,25,26 5
6. Makan dikelas pada saat mengikuti pelajaran
27,28,30,32 7
7. Tidak hadir dalam kegiatan pramuka
(57)
8. Tidak mengikuti upacar
bendera, tanpa alasan
40,41,42,43,44 5
Jumlah 59
2. Prestasi Siswa
1. Membolos saat pelajaran
1,2 2
2. Disaat guru memberikan materi
pelajaran kamu gaduh dengan teman – teman
3,4,5 3
3. Guru membiarkan siswanya mengolok – olok
(58)
4. Guru Pembimbing menjelaskan peraturan atau tata tertib disekolah
8,9,10 3
5. Guru
mengajarkan untuk
berpakaian rapi
11,12,13 3
6. JJika tidak mematuhi aturan apakah guru dibiarkan
14,15 2
7. Belajar
meskipun tidak ada ujian
16,17 2
8. Guru pembimbing memperkenalk an disiplin disekolah
18,19,20 3
Jumlah 20
(59)
nomor 29, nomor 31, nomor 33.
Setelah kuesioner selesai disusun kemudian akan diuji validitas dan reliabilitas dengan tujuan agar instrumen yang digunakan benar-benar telah memenuhi syarat sebagai alat ukur (alat pengumpul data) (Notoatmojo, 2002). Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan melalui suatu penelitian uji coba kepada 30 responden di SMP Maria Imaculata Yogyakarta. Tujuan dari penelitian uji coba adalah agar didapatkan keyakinan sebelum penelitian bahwa instrumen yang digunakan sudah valid dan reliabel.
I. Hubungan antara Variabel
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 2
Hubungan antara Variabel Keterangan :
: Variabel yang diteliti
Validitas instrumen adalah keadaan yang menggambarkan instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang ingin diukur (Notoatmodjo, 2002). Hasil penelitian valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti (Sugiyono, 2002).
Untuk menguji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment (Notoatmodjo, 2002) yaitu :
Prestasi belajar Kedisiplinan belajar
(60)
rxy = )) Y Y N ( ) X ( X N ( ) Y )( X ( XY N 2 2 2
2
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi X dan Y
X = Jumlah skor X (butir) Y = Jumlah skor Y (total)
N = Jumlah kasus (Arikunto, 2002)
Kemudian agar tidak terjadi over estimate, dikoreksi dengan korelasi bagian total (Part Whole). Adapun rumus korelasi bagian total (Part Whole) adalah sebagai berikut :
rpq =
)} SB ( ) SB ( ) r ( 2 ) SB ( ) SB {( SB ) SB ( ) r ( y x xy 2 y 2 x x y xy Keterangan :
rpq = Koefisien korelasi bagian total
rxy = Koefisien korelasi product moment yang baru dikerjakan
SBy = Simpang baku skor faktor
SBx = Simpang baku skor butir
(Hadi, 1998).
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS-15. Suatu butir dikatakan valid apabila didapatkan nilai korelasi yang positif dan nilai p < 0,05 (Hadi, 2000). Hasil dari pengujian validitas adalah: 1. Besarnya koefisien korelasi dari lima puluh sembilan butir pernyataan untuk
variabel kedisiplinan menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari nilai r tabel. Sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh butir pernyataan yang terdapat pada variabel kedisiplinan adalah valid. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan
(61)
koreksi terhadap product moment. Hasil koreksi ini lebih besar dari r tabel sehingga dapat dikatakan item-item variabel kedisiplinan valid.
2. Besarnya koefisien korelasi dari dua puluh butir pernyataan untuk variabel prestasi siswa dalam melakukan belajar menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari nilai r tabel. Sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh butir pernyataan yang trerdapat pada variabel prestasi siswa dalam melakukan belajar adalah valid. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan koreksi terhadap product
moment. Hasil koreksi ini lebih besar dari r tabel sehingga dapat dikatakan
item-item variabel prestasi siswa dalam melakukan belajar valid.
Reliabilitas adalah instrument sebagai alat ukur dapat memperoleh hasil ukur yang konsistent (Notoatmodjo, 2002). Untuk menguji realibilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder Richardson 20 (KR-20). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
r ll =
T T V Pq -V 1 -k k Keterangan
r ll : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan Vt : varians total
Pq : Proporsi subyek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subyek yang mendapatkan skor 1)
Dari hasil uji reliabilitas besarnya alpha dari seluruh variabel mempunyai nilai lebih besar dari nilai r tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan untuk tiap variabel dinyatakan reliabel yang artinya jika instrument tersebut digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama
(62)
akan menghasilkan data yang sama pula. Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat secara lengkap dalam lampiran.
J. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah merupakan transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan (Indriantoro dan Bambang Supono, 1999:170). Hal ini dilakukan dengan cara mengambil data berdasarkan jawaban-jawaban yang diperoleh dari responden. Analisis ini digunakan untuk keperluan deskripsi data, yang mana digunakan tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel. Tabel distribusi frekuensi data dibuat dengan cara menentukan kelas interval. Untuk menentukan banyak kelas berpedoman pada aturan Strurges (Mustafa, 1992 : 17). Langkah pertama adalah pembuatan daftar distribusi frekuensi, dilakukan dengan cara :
a. Menentukan rentang kelas per Variabel yaitu : Nilai terbesar - nilai terkecil. b. Menentukan banyaknya kelas interval, yaitu : 5.
c. Menentukan panjang kelas interval, dengan menggunakan rumus hasil rentang kelas dibagi dengan banyaknya kelas interval.
(63)
Untuk mengetahui hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar, digunakan uji statistik dengan menggunakan korelasi Product Moment. Teknik ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama (Sugiyono, 2004).
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
rxy =
)) Y Y N ( ) X ( X N ( ) Y )( X ( XY N 2 2 2
2
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi
X = Kedisiplinan belajar Y = Prestasi belajar
N = Jumlah kasus (Arikunto, 2002)
Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows release 15.0. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini merupakan hipotesis statistik atau hipotesis nihil (Ho). Menurut Sekaran (2003), the null hipotesis statement is
expressed as no (significant) relationship between two variables or no (significant) difference beetwen two groups. Mengacu pada pendapat tersebut, maka pernyataan
hipotesis nihil dalam penelitian dilakukan dengan mengubah hipotesis alternatif dari pernyataan ada hubungan menjadi tidak ada hubungan.
Adapun kriteria pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho ditolak apabila p 0,05
(64)
Korelasi Product Moment merupakan bagian dari statistik parametrik. Menurut Hadi (2000), semua statistik parametrik mengasumsikan data yang berdistribusi normal.
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini akan digunakan teknik one
(65)
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah persiapan penelitian terlebih dahulu agar tidak ada kendala ketika melaksanakan penelitian dilapangan. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi penyusunan instrumen penelitian, penentuan skoring alat ukur serta persiapan administrasi. Namun sebelum persiapan penelitian ini dilakukan ada tahap-tahap lain yang harus dilakukan yaitu: pertama, merumuskan masalah yang akan dikaji dan menentukan tujuan yang akan dicapai dari penelitian tersebut. Setelah rumusan masalah dan tujuan penelitian ini tercapai, selanjutnya peneliti melakukan survey awal dalam kaitannya dengan upaya pendekatan yang dilakukan peneliti terhadap pihak akademik fakultas mengenai kemungkinan boleh tidaknya diadakan penelitian ini. Langkah selanjutnya adalah melakukan studi pustaka . Pada tahap ini peneliti mencari, mempelajari dan memperdalam aitem literatur – literatur yang relevan baik itu teori , asumsi, maupun data sekunder yang berupa hasil penelitian terdahulu tentunya yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti untuk mendapatkan landasan teoritis yang digunakan untuk menentukan variable – variable yang akan diukur dan langkah selanjutnya adalah melakukan studi pustaka. Pada tahap ini, peneliti mencari, mempelajari dan memperdalam aitem literatur – literatur yang relevan baik itu teori , asumsi maupun data sekunder yang berupa hasil penelitian terdahulu tentunya yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti untuk mendapatkan landasan teoritis yang digunakan untuk menentukan variabel – variabel yang akan diukur dan menganalisa
(66)
hasil perolehan data. Selain itu, peneliti juga melakukan konsultasi dengan dosen dalam rangka penataan alur berpikir dan pelaksanan penelitian, dan juga melakukan diskusi dengan narasumber lain yang memiliki ketertarikan atau kompetensi mengenai penelitian ini terutama tentang masalah yang diangkat Penyusunan Instrumen Penelitian
Secara sederhana, ada beberapa langkah yang dilakukan dalam penyusunan intrumen pnelitian ini, yaitu: terlebih dahulu peneliti menentukan indikator-indikator dari variabel penelitian yaitu variabel orientasi belajar dan variabel kecenderungan mencontek yang instrumennya disusun oleh peneliti sendiri berdasarkan landasan teori yang dianut. Selanjutnya membuat blue print (kisi-kisi aitem) yang berisi jumlah prosentase aitem (butir soal) yang digunakan sebagai pedoman untuk membuat kuisioner.
Setelah blue print atau kisi-kisi tersusun lengkap dengan proporsinya, peneliti kemudian membuat aitem-aitem berdasarkan blue print kemudian aitem-aitem yang dibuat tersebut dipertimbangkan kelayakannya, lalu disusun nomor urut yang telah ditentukan. Setiap aitem yang disusun dalam kuisioner diberi nilai masing-masing alternatif jawaban. Dalam penelitian ini digunakan skala likert, dengan alternatif jawaban ada 5 interval yaitu 1 sampai 5.
Persiapan Administrasi
Sebelum melaukan penelitian, ada beberapa hal atau langkah-langkah dalam administrasi penenlitian ini, antara lain:
1) Mengajukan surat izin penelitian kepada ketua jurusan yang selanjutnya diajukan kepada Dekan Fakultas Psikologi melalui staf akademik, surat penelitian ini kemudian dikeluarkan oleh pihak fakultas.
(67)
2) Menyerahkan surat izin penelitian dengan disertai satu berkas proposal penelitian
kepada Kepala Sekolah SMP Maria Immaculata Yogyakarta untuk melakukan
penelitian uji coba aitem-aitem yang telah dibuat, sekaligus melakukan konfirmasi atas penelitian yang akan dilaksanakan di SMP Maria Immaculata Yogyakarta.
3) Setelah mendapatkan izin dari Kepala Sekolah, maka penelitian dapat dilaksanakan. Persiapan administrasi di sini berupa segala hal yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini. Peneliti mempersiapkan dan menggandakan kuisioner untuk memenuhi jumlah yang diperlukan. Setelah persiapan administrasi peneliti selesai, maka langkah selanjutnya adalah langsung menuju lapangan penelitian untuk mendapatkan data primer.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 19 Januari 2014 sampai pada tanggal 13 juni 2014. Penyebaran instrumen penelitian dilakukan dengan cara mendatangi subyek penelitian yang sedang menempuh pendidikan di SMP Maria Immaculata Yogyakarta, sebelumnya peneliti meminta izin kepada Kepala
Sekolah SMP Maria Immaculata Yogyakarta untuk melakukan penelitian.
Kemudian setelah diberikan izin peneliti berkoordinasi dengan guru BK di sekolah tersebut mengenai sistematika penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
Selanjutnya peneliti diberi kesempatan untuk menyebar angket pada siswa kelas VII tidak bisa dijadikan responden. Sebelum mengisi angket peneliti menjelaskan terlebih dahulu cara pengisian. Setelah semua kuisioner terkumpul peneliti kemudian melakukan rekap data mengenai identitas subjek dan skoring instrumen untuk persiapan analisis statistik selanjutnya
(68)
C. HASIL PENELITIAN
Setelah melakukan pengambilan data, sebelum peneliti mengadakan uji hipotesis terlebih harus dilakukan uji Validitas dan realibilitas instrumen yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Selanjutnya peneliti melanjutkan uji persyaratan data. Oleh karena dalam Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya, maka uji persyaratan datanya adalah uji normalitas dan linearitas
4.1. Uji Analisis Validitas Dan Reliabilitas 4.1.1. Uji Validitas
Analisis kesahihan dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 15.00 for window yang bertujuan untuk mengetahui apakah setiap butir pertanyaan dinilai atau dievaluasi dapat dinyatakan valid atau tidak. Hasilnya dengan membandingkan koefisien rxy dengan nilai kritis (rtabel) hasilnya
diperoleh dari laporan
Tabel 4.1
Uji Validitas Kedisiplinan (Pernyataan Positif) Variabel Indikator
Kooefisien Korelasi Product Moment
r tabel Keterangan Kedisiplinan
(Pernyataan Positif)
K11 0,582 0,361 Valid
K12 0,438 0,361 Valid
K13 0,577 0,361 Valid
(69)
K15 0,573 0,361 Valid
K16 0,440 0,361 Valid
K17 0,553 0,361 Valid
K18 0,682 0,361 Valid
K19 0,602 0,361 Valid
K110 0,683 0,361 Valid
K111 0,656 0,361 Valid
K112 0,484 0,361 Valid
K113 0,603 0,361 Valid
K114 0,593 0,361 Valid
K115 0,538 0,361 Valid
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2016
Besarnya koefisien korelasi dari 15 butir pernyataan untuk variabel kedisiplinan (pernyataan positif) menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari nilai r tabel. Sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh butir pernyataan yang terdapat pada variabel kedisiplinan (pernyataan positif) adalah valid.
Tabel 4.2
Uji Validitas Kedisiplinan (Pernyataan Negatif) Variabel Indikator
Kooefisien Korelasi Product Moment
r tabel Keterangan Kedisiplinan
(Pernyataan
K21 0,767 0,361 Valid
(70)
Negatif) K23 0,798 0,361 Valid
K24 0,764 0,361 Valid
K25 0,618 0,361 Valid
K26 0,652 0,361 Valid
K27 0,743 0,361 Valid
K28 0,627 0,361 Valid
K29 0,755 0,361 Valid
K210 0,706 0,361 Valid
K211 0,571 0,361 Valid
K212 0,638 0,361 Valid
K213 0,918 0,361 Valid
K215 0,796 0,361 Valid
K217 0,918 0,361 Valid
K219 0,508 0,361 Valid
K221 0,573 0,361 Valid
K222 0,770 0,361 Valid
K223 0,633 0,361 Valid
K224 0,716 0,361 Valid
K225 0,752 0,361 Valid
K226 0,572 0,361 Valid
K227 0,589 0,361 Valid
K228 0,575 0,361 Valid
K229 0,628 0,361 Valid
(71)
K231 0,655 0,361 Valid
K232 0,577 0,361 Valid
K233 0,641 0,361 Valid
K234 0,896 0,361 Valid
K235 0,711 0,361 Valid
K236 0,631 0,361 Valid
K237 0,613 0,361 Valid
K238 0,752 0,361 Valid
K239 0,570 0,361 Valid
K240 0,561 0,361 Valid
K241 0,575 0,361 Valid
K242 0,628 0,361 Valid
K243 0,840 0,361 Valid
K244 0,655 0,361 Valid
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2014
Besarnya koefisien korelasi dari 40 butir pernyataan untuk variabel kedisiplinan (pernyataan negatif) menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari nilai r tabel. Sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh butir pernyataan yang terdapat pada variabel kedisiplinan (pernyataan negatif) adalah valid.
(72)
Tabel 4.3
Uji Validitas Prestasi Siswa Variabel Indikator
Kooefisien Korelasi Product Moment
r tabel Keterangan
Prestasi Siswa Ps1 0,796 0,361 Valid
Ps2 0,805 0,361 Valid
Ps3 0,710 0,361 Valid
Ps4 0,779 0,361 Valid
Ps5 0,710 0,361 Valid
Ps6 0,665 0,361 Valid
Ps7 0,517 0,361 Valid
Ps8 0,686 0,361 Valid
Ps9 0,703 0,361 Valid
Ps10 0,789 0,361 Valid
Ps11 0,626 0,361 Valid
Ps12 0,636 0,361 Valid
Ps13 0,608 0,361 Valid
Ps14 0,555 0,361 Valid
Ps15 0,783 0,361 Valid
Ps16 0,750 0,361 Valid
Ps17 0,506 0,361 Valid
Ps18 0,720 0,361 Valid
Ps19 0,671 0,361 Valid
(73)
Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2016
Besarnya koefisien korelasi dari 20 butir pernyataan untuk variabel prestasi siswa menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari nilai r tabel. Sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh butir pernyataan yang terdapat pada variabel prestasi siswa adalah valid.
4.1.2. Uji Reliabilitas
Analisis kesahihan dilakukan dengan bantuan komputer dengan program 15.0 for window yang bertujuan untuk mengetahui apakah setiap butir item pertanyaan yang dinilai atau dievaluasi oleh konsumen dapat dinyatakan valid atau tidak. Pengujian hasilnya dengan cara membandingkan koefisien α (r hitung) dengan nilai kritis (r tabel) yang hasilnya dapat dilaporkan.
Tabel 4.4 Reliabilitas
Variabel Nilai Alpha Ketentuan nilai Alpha
Keterangan
Kedisiplinan (Pernyataan Positif)
0,897 0,5 Reliabel
Kedisiplinan (Pernyataan Negatif)
0,974 0,5 Reliabel
Prestasi Siswa 0,949 0,5 Reliabel
(74)
Seluruh butir pernyataan untuk tiap variabel dinyatakan reliabel yang artinya jika instrument tersebut digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama pula.
4.2. Deskriptif Variabel
Tabel 4.5 Variabel Kedisplinan
Skor Keterangan interval jumlah Persen (%)
1 sangat tidak baik 1,8-2,192 6 12
2 tidak baik 2,1921-2,584 7 14
3 Cukup 2,5841-2,976 13 26
4 Baik 2,9761-3,368 7 14
5 sangat baik 3,3681-3,76 17 34
Total 50 100
Dari tabel di atas didominasi oleh siswa dengan kategori sangat baik sebanyak 17 (34%), sangat tidak baik sebanyak 6 (12%), tidak baik sebanyak 7 (14%), cukup sebanyak 13 (26%), baik sebanyak 7 (14%). Artinya kedisplinan siswa adalah sangat baik
Tabel 4.6
Variabel Prestasi Siswa
skor Keterangan interval jumlah Persen (%)
1 sangat tidak baik 2,95-3,35 1 2
(75)
3 Cukup 3,751-4,15 24 48
4 Baik 4,151-4,55 10 20
5 sangat baik 4,551-4,95 3 6
Total 50 100
Dari tabel di atas didominasi oleh siswa dengan kategori cukup sebanyak 24 (48%), sangat tidak baik sebanyak 1 (2%), tidak baik sebanyak 12 (24%), baik sebanyak 10 (20%), sangat baik sebanyak 3 (6%). Artinya prestasi siswa adalah cukup.
D. PEMBAHASAN
4.3. Hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar
Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa hipotes dapat diterima dengan menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar. Hubungan itu dapat dilihat bahwa dengan para siswa berdisiplin dalam belajar menaati segala aturan yang diberlakukan disekolah maka siswa di smp maria immaculata tersebut dapat memiliki prestasi yang baik.
Siswa dapat berdisiplin dalam belajar itu di pengaruhi oleh beberapa factor terutama factor keluarga bahwa siswa mampu menaati semua peraturan yang ada disekolah diawali dari pengajaran yang diberikan oleh orangtua kepada anak tersebut, kemudian factor lingkungan dengan adanya lingkungan yang baik disekitar rumah maka anak uga mampu untuk mengutamakan
(76)
kedisiplinan belajar yang baik pula sehingga dalam prestasi siswa juga dapat berkembang dengn baik.
Berdasarkan hipotesis yang di tulis bahwa kedisiplinan belajar berhubungan dengan prestasi belajar factor dari sekolah juga dapat mempengaruhi siswa dapat berdisiplin dalam belajar dengan adanya cara guru tersebut dalam mengajar menarik atau tidak sehingga siswa dapat lebih focus dalam menerima pelajaran yang disampaikan guru tersebut, dengan cara mengajar guru yang menyenangkan dapat membuat prestasi belajar siswa juga membaik.
Pengaruh lain yang didapat disekolah adalah dari teman sebaya dimana dalam kita berteman memang dapat dengan siapa saja tanpa harus membedakan, namun teman sebaya juga membawa tingkat hubungan dalam kedisplinan kita dalam belajar. Teman yang baik maka kita dapat belajar dengan baik tetapi sebaliknya apabila kita berteman dengan mereka yang tidak lebih mengedepankan disiplin maka kita juga akan terbawa untuk tidak mengedepankan kedisiplinan belajar sehingga prestasi belajar juga akan menurun. Correlations 1 -.334* .018 50 50 -.334* 1 .018 50 50
Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N
x
y
x y
Correlation is signif icant at the 0. 05 lev el (2-tailed). *.
Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka data yang telah diperoleh harus dianalisis. Rumus yang digunakan untuk
(1)
105 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
106 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
107 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
108 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
109 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
110 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI