pendidik dan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik yang lainnya, pendidik dan peserta didik dengan sumber belajar.
Keaktifan belajar siswa adalah keikutsertaan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, baik pada saat guru menerangkan
maupun pada saat siswa berdiskusi. Keaktifan siswa dapat dilihat dari: 1.
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru. 2.
Kerjasama dalam kelompok. 3.
Kemampuan siswa mengemukakan pendapat. 4.
Saling membantu dalam memecahkan masalah.
C. Perubahan Konsep
Belajar adalah proses mental dan emosional atau bisa disebut juga sebagai proses berfikir dan merasakan. Ada beberapa pendapat yang
dipaparkan oleh
para ahli
mengenai belajar
dalam http:
proskripsi.blogspot.com. Hamalik 1995 berpendapat, belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Sedangkan menurut Nana Syaodih 1970, belajar adalah segala perubahan tingkah laku baik yang
berbentuk kognitif, afektif maupun psikomotor dan terjadi melalui proses pengalaman. Konsep belajar juga dikemukakan oleh Robert dan Davies 1995
bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai suatu fungsi praktis atau pengalaman.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu
perubahan perilaku yang berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dari pemahaman tentang pengertian belajar tadi, terdapat tiga atribut pokok ciri
utama belajar, yaitu proses, perubahan perilaku, dan pengalaman. 1.
Proses Belajar
Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain,
akan tetapi akan terasa oleh yang bersangkutan orang yang sedang belajar itu. Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang
dapat diamati oleh guru ialah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
Sebagai contoh: siswa bertanya, siswa menjawab pertanyaan, siswa menanggapi, siswa melakukan diskusi, siswa menjawab soal, siswa
mengamati sesuatu, siswa melaporkan hasil pekerjaannya, siswa membuat rangkuman, dan sebagainya. Kegiatan-keiatan tersebut hanya akan muncul
jika adanya aktifitas mental pikiran dan perasaan. Bila siswa tersebut duduk sambil menyimak pelajaran yang kita jelaskan, maka siswa itu
belajar, karena pada saat menyimak pelajaran terjadi aktifitas mental. Tetapi apabila siswa duduk sambil melamun atau pikirannya melayang-
layang kepada hal di luar pelajaran yang sedang diajarkan, jelas siswa tersebut tidak mempelajari pelajaran yang diajarkan.
2. Perubahan Perilaku Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku.
Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau penguasaan nilai-
nilai sikap. Menurut para ahli psikologi tidak semua perubahan perilaku dapat digolongkan ke dalam hasil belajar. Perubahan perilaku karena
kematangan umpamanya seorang anak kecil dapat merangkak, duduk, atau berdiri, berjalan lebih banyak disebabkan oleh kematangan dari pada oleh
belajar. Demikian pula perubahan perilaku yang tidak disadari karena meminum minuman keras, tidak digolongkan ke dalam perubahan perilaku
hasil belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang
dihasilkan dari pengalaman interaksi dengan lingkungan, dimana proses mental dan emosional terjadi. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar
dikelompokkan ke dalam tiga ranah kawasan, yaitu: pengetahuan kognitif, keterampilan motorik psikomotorik, dan penguasaan nilai-nilai
atau sikap afektif. Di dalam pembelajaran perubahan perilaku sebagai hasil belajar tersebut dirumuskan di dalam rumusan tujuan pembelajaran.
Perubahan tingkah laku tidak dapat diamati dengan cepat, tapi membutuhkan waktu yang relatif lama. Misalnya seorang anak oleh kedua
orang tuanya dibiasakan berlaku santun, bersikap jujur, terbuka, mampu
berkomunikasi, memiliki tanggung jawab, semua perilaku ini perubahannya memakan waktu yang relatif lama, namun perubahan tersebut akan relatif
permanen menerap pada diri seorang anak. Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berfikir. Untuk itu seorang
guru harus mampu mengembangkan proses pembelajaran yang melatih kemampuan berfikir kritis, misalnya biasa mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah melalui model pembelajaran problem solving dan masih banyak lagi model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan berfikir kritis. Oleh karena perubahan perilaku siswa dalam proses pembelajaran sebagai sasaran satu tujuan yang harus dicapai, maka
perubahan perilaku harus dirumuskan lebih dulu dalam suatu rumusan tujuan pembelajaran, sehingga dalam suatu proses pembelajaran akan lebih
terukur pencapaian perubahan perilaku yang diharapkan. 3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami, artinya belajar terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial. Lingkungan fisik, contohnya: buku, media, perpustakaan, alam sekitar. Lingkungan sosial contohnya: guru, siswa,
pustakawan, kepala sekolah. Lingkungan pembelajaran yang baik adalah lingkungan yang dapat menstimulasi dan menantang siswa untuk belajar.
D. Induksi Elektromagnetik