1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara
berkembang seperti Indonesia, sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa juga
sekaligus meningkatkan harkat dan martabat manusia. Melalui pendidikan itulah diharapkan dapat tercapai peningkatan kehidupan manusia ke arah yang
sempurna. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah berkaitan langsung dengan siswa
sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Keberhasilan pendidikan di sekolah dapat diketahui dari motivasi siswa dalam belajar. Keberhasilan siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya dari diri siswa, orang tua, dan guru.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil yang optimal. Menurut
Sugandi, dkk. 2000: 27, kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sehingga siswa harus aktif. Dengan bantuan guru, siswa harus mampu mencari,
menemukan dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dirangsang dan dengan mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat berlatih untuk
berfikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Gagne dan Briggs dalam Yamin,
2007: 84 faktor-faktor tersebut di antaranya:
1. Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka
dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2.
Menjelaskan tujuan intruksional kemampuan dasar kepada siswa. 3.
Meningkatkan kompetensi belajar kepada siswa. 4.
Memberikan stimulus masalah,topik, dan konsep yang akan dipelajari. 5.
Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 6.
Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 7.
Memberi umpan balik feed back. 8.
Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.
9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pelajaran.
Prestasi belajar merupakan hasil dari usaha-usaha yang telah dilakukan. Belajar Fisika memerlukan suatu strategi yang tepat supaya hasil yang dicapai
maksimal dan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Guru harus dapat memilih metode-metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan,
dan juga mempunyai cara-cara yang menarik sehingga peserta didik mempunyai minat yang tinggi terhadap pembelajaran fisika dan mendorong
kemandirian siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru, berlatih menjelaskan hasil pekerjaannya kepada teman yang lain, serta
bekerjasama dan hubungan dengan siswa lain, keaktifan siswa dalam mengajukan ide pada guru, memberikan tanggapan atau komentar terhadap
siswa lain, dan bertanya kepada guru tentang materi yang disampaikan. Guru sebagai pendidik dan pengajar bertugas untuk memberi kemudahan
kepada siswa dalam menerima ilmu atau materi yang telah diajarkan. Menurut Isjoni 2007: 62, seorang guru harus memiliki sikap-sikap sebagai berikut:
1. Mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan.
2. Membantu dan mendorong siswa untuk mengungkapkan dan menjelaskan
keinginan dan pembicaraannya, baik secara individual maupun kelompok. 3.
Membantu kegiatan-kegiatan dan menyediakan sumber atau peralatan serta membantu kelancaran belajar mereka.
4. Membina siswa agar setiap orang merupakan sumber yang manfaat bagi
yang lainnya. 5.
Menjelaskan tujuan kegiatan pada kelompok dan mengatur penyebaran dalam bertukar pendapat.
Dalam pembelajaran di kelas, siswa tidak hanya diam, tetapi aktif melakukan kegiatan, yang berhubungan dengan pembelajaran. Hal inilah yang
mendorong penulis untuk mengambil judul skripsi tentang “Hubungan
Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran dan Peningkatan Prestasi Belajar Fisika Mengenai Induksi Elektromagnetik di SMP Bunda Maria Pamanukan
”.
B. Perumusan Masalah