19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan
rancangan penelitian deskriptif dikarenakan hanya mendeskripsikan keadaan yang ada tanpa ada manipulasi subjek uji.
B. Variabel
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ciu hasil produksi industri rumahan daerah Sukoharjo
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kadar etanol hasil produksi
3. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali yang terdapat dalam penelitian ini adalah: a. Pelarut, untuk mengatasinya digunakan pelarut pro analisis dengan kemurnian
tinggi. b. Suhu kolom, suhu injektor dari kromatografi gas
c. Kondisi lingkungan, dikarenakan etanol mudah menguap, oleh karena itu wadah sampel selalu dalam posisi tertutup.
C. Definisi Operasional
1. Sampel yang digunakan adalah ciu hasil produksi industri rumahan daerah Sukoharjo.
2. Penetapan kadar digunakan sistem kromatografi gas dengan fase gerak berdasarkan hasil optimasi yaitu suhu awal 70
o
C, initial time: 2 menit; rate: 30
o
C min; temperatur final: 220
o
C; waktu final: 2 menit; injektor B :200
o
C; detektor A : 250
o
C; range :3. 3. Analisis kualitatif untuk mengetahui kandungan senyawa dan profil senyawa
lain yang terdapat dalam sampel ciu. 4. Kadar etanol dinyatakan dalam satuan vv.
D. Bahan-bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah hasil pengolahan fermentasi tetes tebu baku etanol p.a.E. Merck, , n-butanol p.a E. Merck,
akuabides Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, gas hydrogen HP 99,995 CV. Perkasa, udara tekan Laboratorium Analisis Pusat Universitas
Sanata Dharma, gas nitrogen HP 99,9995 CV. Perkasa.
E. Alat-alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seperangkat alat Kromatografi Gas HP 5890 dengan Flame Ionization Detector FID, kolom
kapiler DB-Wax 30 m, i.d. 0,25 mm, alat-alat gelas yang lazim digunakan untuk penelitian di laboratorium analisis PYREX-GERMANY, Vaccum evaporator.
F. Prosedur Kerja
1. Pemilihan sampel
Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari Desa Bekonang yang merupakan hasil industri rumahan produksi alkohol. Sampel diambil Kurang
lebih 600,0 ml setiap produksi dan diambil sebanyak 3 kali produksi yang dilakukan di 14 rumah produksi dari 70 rumah produksi, pemilihan tempat
produksi dengan cara random yaitu dengan mengambil undian.
2. Preparasi sampel
Sampel yang didapat dihomogenkan terlebih dahulu dengan cara digojog pada setiap botol, kemudian disaring dengan kertas whatman no 1 agar lebih
jernih. Kemudian disimpan dalam botol tertutup untuk menghindari penguapan sampel.
3. Analisi Kualitatif
Uji Waktu Retensi. Etanol p.a kurang lebih 800 μl diambil dengan mikro
pipet kemudian ditambahkan n-butanol kurang lebih 600 μl kedalam labu takar 10
ml, kemudian di encerkan dengan aquabidest hingga tanda dan digojog. Sampel kurang lebih 2,0 ml diambil kemudian ditambahkan n-butanol kurang lebih 0,6 ml
kedalam labu takar 10 ml, kemudian di encerkan dengan aquabidest hingga tanda dan digojog. Masing-masing diambil 1,0 µl disuntikkan kedalam kolom melalui
tempat injeksi ke alat kromatografi gas kemudian dibandingkan waktu retensinya. Analisis GC-MS. Sampel kurang lebih 600,0 ml diambil untuk dilakukan
pemisahan kandungan etanol dengan menggunakan vaccum evaporator.
Kemudian sampel dituang kedalam LAB, lalu alat dijalankan pada suhu 70
o
C selama 1 jam, kemudian hasil penguapan disimpan sebagai sampel 1. Penguapan
dilanjutkan lagi dengan suhu 100
o
C selama 1 jam, kemudian hasil penguapan disimpan sebagai sampel 2. Sampel yang tidak menguap ditampung sebagai
sampel 3. Ketiga sampel yang didapat dilakukan analisi kualitatif menggunakan GC-MS untuk mengetahui kandungan dalam sampel yang ada selain kandungan
etanol.
4. Pembuatan seri baku
Seri baku yang digunakan pada sampel ini yaitu etanol dengan penambahan standar internal yaitu n-butanol.
Etanol p.a kurang lebih 200; 400; 600; 800; 1000 μl diambil
menggunakan mikro pipet kemudian ditambahkan standar internal n-butanol kurang lebih 600
μl kemasing-masing labu takar 10 ml, kemudian di encerkan dengan aquabidest hingga tanda dan gojog homogen.
5. Pembuatan kurva baku
Larutan baku sebanyak 1µl dari masing-masing konsentrasi seri larutan baku disuntikkan kedalam kolom melalui tempat injeksi ke alat kromatografi gas.
Setelah didapat kromatogram dihitung luas area dari etanol, dan n-butanol. Dilakukan replikasi 3 kali.
6. Penetapan kadar sampel
Sampel yang telah dipreparasi sebanyak 42 digojog hingga homogen dan kurang lebih 2,0 ml diambil menggunakan mikropipet kedalam labu takar 10 ml
kemudian ditambahkan n-butanol kurang lebih 600 μl dan di encerkan dengan
aquabidest hingga 10 ml. Sampel sebanyak 1µl diinjeksikan kedalam kolom kromatografi gas dengan sistem yang sudah di optimasi. Nilai AUC yang
didapatkan kemudian dimasukkan kedalam persamaan kurva baku etanol, maka akan didapat kadar etanol dalam sampel
G. Analisis Hasil
Analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan waktu retensi t
R
senyawa sampel dengan senyawa baku dan juga digunakan kromatografi gas- spektrofotometri massa GC-MS. Analisis kuantitatif yang dilakukan adalah
penetapan kadar etanol berdasarkan data AUC sampel serta AUC kurva baku etanol. K
adar etanol dinyatakan dalam satuan vv.
24
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pemilihan Sampel
Penelitian ini menggunakan sampel Ciu hasil produksi rumahan yang berasal dari dusun Sentul desa Bekonang, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Sampel diambil di 14 rumah produksi dari total 70 rumah produksi. Masing- masing sampel diambil sebanyak 600,0 ml selama 3 kali masa produksi.
Pengambilan sampel ini termasuk pengambilan secara acak karena dari 70 rumah produksi diundi untuk diambil sebanyak 20, sehingga setiap sampel memiliki
kesempatan yang sama untuk terambil. Kriteria representatif pengambilan sampel dikendalikan dengan pengadukan sampel hingga homogen dan pemipetan sampel
dari berbagai sisi wadah sampel.
B. Optimasi dan Pemilihan Standar Internal
Optimasi yang dilakukan Waskito, 2013 ditujukan agar terjadi pemisahan sempurna antar peak sampel, sehingga pengukuran kadar setiap senyawa tidak
dipengaruhi oleh senyawa lain. Serta selain itu optimasi juga digunakan agar peak sampel tidak bertumpuk juga dengan standar internal. Senyawa yang digunakan
yaitu metanol dan n-butanol sebagai standar internal