Berdasarkan hasil perhitungan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai korelasi r untuk replikasi 1 0.9999, untuk replikasi 2 0.9993,
dan untuk replikasi 3 0.9994,
yang mempunyai nilai terbaik yaitu replikasi 1 0.9999, sehingga dalam penggunaan untuk perhitungan kadar etanol menggunakan
persamaan regresi linier replikasi 1.
Gambar 17. Kurva hubungan antara Kadar Etanol vv vs Rasio AUC etanolbutanol
Dari kurva baku etanol di atas menunjukkan hubungan linear antara jumlah analit dengan respon AUC. Kurva tersebut menggambarkan terjadinya
peningkatan respon AUC proporsional sesuai dengan meningkatnya jumlah analit di dalam sampel.
E. Preparasi Sampel
Sampel yang digunakan berupa CIU hasil produksi di dusun Sentul desa Bekonang. Sampel yang sejumlah 42 dengan jumlah 600 ml dari masing-masing
tempat produksi digojog hingga homogen, hal ini dilakukan agar sampel tercampur sempurna, sehingga dalam pengambilan cuplikan di wadah akan
0,000 0,200
0,400 0,600
0,800 1,000
1,200 1,400
2 4
6 8
10 12
R asi
o e
tan o
l b
u tan
o l
Kadar Etanol vv
Kadar Etanol vv vs Rasio AUC etanolbutanol
mempunyai kadar yang sama. Untuk menghindari partikel kotoran yang kemungkinan dapat menyumbat kolom maka perlu dilakukan penyaringan.
Setelah disaring lalu lalu diambil sejumlah 2,0 ml larutan sampel dan 0.6 ml n- butanol, dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml, lalu di add dengan aquabides
hingga tanda, n-butanol digunakan sebagai standar internal yang berfungsi untuk faktor koreksi ketika penetapan kadar.
F. Penetapan Kadar Sampel
Sampel yang telah di preparasi sebelumnya masing-masing diambil 1 µl untuk disiapkan diinjekkan ke kolom kromatografi gas, penggambilan
menggunakan syring khusus untuk kromatografi gas. Alat kromatografi gas sebelumnya sudah di sesuaikan kondisinya dengan hasil optimasi sebelumnya,
kondisi alat kromatografi gas adalah sebagai berikut: Gas
: Nitrogen, Hidrogen, Udara Kolom
: Cp-Wax 52 CB, 25m x 032mm Fase Diam
: Polietilen glikol Jenis Detektor
: FID flame ionization detector Tekanan Kolom
: 10 psi Tekanan Udara
: 4 bar Tekanan Hidrogen
: 2.2 bar Tekanan Nitrogen
: 1.5 bar Split Vent
: 99.3 mlmin Purge Vent
: 3.34 mlmin Kecepatan Aliran Gas Total
: 444 mlmin
Kecepatan Aliran Gas Udara : 394 mlmin
Kecepatan Aliran Gas Hidrogen : 36.2 mlmin
Kecepatan Aliran Gas Pembawa Nitrogen : 0.9 mlmin; Nitrogen make up: 27.5 mlmin
Temperatur Awal : 70
o
C Init time
: 2 menit Rate
: 30
o
C min Temperatur Final
: 220
o
C Waktu Final
: 2 menit Injektor B
: 200
o
C Detektor A
: 250
o
C Range
: 3
Tabel 6. Kadar Sampel Hari ke 1.
No Sampel Kadar vv No Sampel
Kadar vv
1 30.451
8 32.891
2 28.280
9 29.028
3 29.167
10 32.234
4 30.143
11 31.176
5 28.354
12 23.591
6 29.707
13 30.049
7 30.046
14 31.552
Rata - rata 29.779
SD 1.725
CV 5.792
Tabel 7. Kadar Sampel Hari ke 2.
No Sampel Kadar vv
No Sampel Kadar vv
1 29.243
8 33.133
2 30.446
9 31.387
3 28.055
10 28.202
4 31.439
11 31.130
5 31.002
12 30.397
6 27.672
13 28.356
7 27.557
14 28.883
Rata-rata 29.762
SD 2.237
CV 7.516
Tabel 8. Kadar Sampel Hari ke 3.
No Sampel Kadar vv
No Sampel Kadar vv
1 29.320
8 30.806
2 29.637
9 31.627
3 28.390
10 27.468
4 33.094
11 27.778
5 32.978
12 34.116
6 30.417
13 29.771
7 30.930
14 28.098
Rata-rata 30.316
SD 2.085
CV 6.877
Berdasarkan data tabel diatas diketahui bahwa setiap produksi “ciu” di
semua rumah produksi menghasilkan kadar etanol yang selalu berubah, atau tidak tetap. Rentang kadar etanol pada setiap harinya yaitu hari 1 29.779vv±1.725;
hari 2: 29.762vv ±2.237; dan hari 3: 30.316vv±2.085.
Berdasarkan data diatas dengan dilakukan uji statistik dengan uji ANOVA satu arah bahwa kadar etanol dari setiap hari produksi tidak berbeda
bermakna.
Gambar 18. Hasil statistik kadar etanol dalam ciu.
37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Senyawa yang terdapat pada CIU hasil produksi yaitu etanol, asam asetat, aseton.
2. Kadar etanol yang diproduksi cukup bervariasi, rata-rata yaitu hari 1 29.779vv±1.725;
hari 2:
29.762vv±2.237; dan
hari 3:
30.316vv±2.085. Dengan uji ANOVA satu arah diketahui hasil produksi tidak berbeda bermakna setiap harinya.
B. Saran
Perlu dilakukan penetapan kadar senyawa lain yang berada pada hasil produksi CIU sehingga diketahui konsentrasinya.