Pemilihan Sampel Optimasi dan Pemilihan Standar Internal Pembuatan Kurva Baku Etanol

24

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pemilihan Sampel

Penelitian ini menggunakan sampel Ciu hasil produksi rumahan yang berasal dari dusun Sentul desa Bekonang, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Sampel diambil di 14 rumah produksi dari total 70 rumah produksi. Masing- masing sampel diambil sebanyak 600,0 ml selama 3 kali masa produksi. Pengambilan sampel ini termasuk pengambilan secara acak karena dari 70 rumah produksi diundi untuk diambil sebanyak 20, sehingga setiap sampel memiliki kesempatan yang sama untuk terambil. Kriteria representatif pengambilan sampel dikendalikan dengan pengadukan sampel hingga homogen dan pemipetan sampel dari berbagai sisi wadah sampel.

B. Optimasi dan Pemilihan Standar Internal

Optimasi yang dilakukan Waskito, 2013 ditujukan agar terjadi pemisahan sempurna antar peak sampel, sehingga pengukuran kadar setiap senyawa tidak dipengaruhi oleh senyawa lain. Serta selain itu optimasi juga digunakan agar peak sampel tidak bertumpuk juga dengan standar internal. Senyawa yang digunakan yaitu metanol dan n-butanol sebagai standar internal Gambar 6 .Kromatogram etanol dengan standar internal methanol Gambar 7 .Kromatogram etanol dengan standar internal n-butanol Melalui hasil kromatogram diatas diketahui bahwa jika menggunakan standar internal metanol diketahui waktu retensinya tR terlalu dekat dan dikhawatirkan mengganggu peak sampel, dan pada kromatogram dengan standar internal n-butanol memeliki resolusi yang baik sehingga dapat digunakan sebagai pilihan standar internal.

C. Uji Kualitatif Sampel

1. Analisis kualitatif berdasarkan waktu retensi tR etanol

Analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan waktu retensi tR sampel dengan waktu retensi tR etanol dengan menggunakan standar internal n- butanol. Analisis kualitatif ini dilakukan untuk membuktikan bahwa di dalam sampel yang diuji terdapat etanol. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya tR sampel dengan tR baku pembanding yang sama. Hasil kromatogram yang diperoleh dari baku etanol dan sampel adalah sebagai berikut: Gambar 8 .Kromatogram baku etanol 8vv Gambar 9. Kromatogram sampel Dari kromatogram yang dihasilkan, antara baku etanol memiliki waktu retensi yang tidak jauh berbeda dengan sampel. Waktu retensi baku etanol adalah 253.5 detik. Waktu retensi senyawa pada sampel adalah 254 detik, dengan demikian dapat dikatakan bahwa senyawa yang terdapat pada sampel yaitu etanol.

2. Analisis kualitatif dengan GC-MS

Untuk mengetahui kandungan yang terdapat di dalam sampel dan juga untuk membuktikan keberadaan kandungan etanol maka dilakukan analisis kualitatif menggunakan kromatografi gas dengan detektor spektrometri massa. Digunakan kromatografi gas dengan detektor spektrometri massa yaitu agar dapat diketahui berbagai kandungan senyawa yang terdapat dalam ciu hasil produksi. Sampel diuapkan dengan menggunakan vaccum evaporator dengan 2 suhu berbeda yaitu pada suhu 70 o C dan 100 o C menggunakan destilasi berulang yaitu menggunakan suhu 70 o C selama 1 jam kemudian dilanjutkan pada suhu 100 o C dan hasil penguapan ditampung sehingga didapatkan 3 sampel yang akan diuji, tujuan diuapkan dengan 2 suhu yang berbeda yaitu agar terjadi pemisahan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih berbeda dan untuk lebih dipekatkan kadarnya, sehingga dapat lebih mudah diketahui senyawa yang terdapat pada sampel. Hasil GC-MS yang didapat sebagai berikut: Gambar 10. Kromatogram sampel 1 Dapat dilihat dari hasil kromatogram gambar 8 bahwa pada penguapan di suhu 70 o C hanya terdapat satu senyawa yang mempunyai tR 2.233 menit, sehingga bisa dipastikan hanya ada satu senyawa. Dan hasil spektra massa senyawa tersebut sebagai berikut: Gambar 11. Spektra massa senyawa pada waktu retensi 2.233 menit Berdasarkan hasil spektra massa pada gambar 9 diketahui bahwa senyawa yang terdapat pada sampel 1 mempunyai nilai mz =45, dengan similarity index 99 berdasarkan hasil tersebut dibandingkan dengan data yang ada pada database, sehingga dapat diketahui bahwa senyawa yang mempunyai nilai mz= 45 yaitu etanol. Gambar 12. Kromatogram sampel 2 Dapat dilihat dari hasil kromatogram gambar 10 bahwa pada penguapan di suhu 100 o C hanya terdapat satu senyawa yang berada pada tR 2.217 menit, sehingga bisa dipastikan hanya ada satu senyawa. Dan hasil spektra massa senyawa tersebut sebagai berikut: Gambar 13. Spektra massa senyawa pada waktu retensi 2.217 menit Berdasarkan hasil spektra massa pada gambar 11 diketahui bahwa senyawa yang terdapat pada sampel 1 mempunyai nilai mz =45, dengan similarity index 99 berdasarkan hasil tersebut dibandingkan dengan data yang ada pada database, sehingga dapat diketahui bahwa senyawa yang mempunyai nilai mz= 45 yaitu etanol. Gambar 14. Kromatogram sampel 3 hasil penguapan Dapat dilihat dari hasil kromatogram gambar 12. bahwa sampel yang tidak menguap pada suhu 100 o C terdapat tiga senyawa yang terukur yaitu senyawa pertama berada pada tR 2.083 menit, senyawa kedua berada pada tR 2.308 menit, dan senyawa ketiga berada pada tR 2.675 menit. Dan hasil spektra massa senyawa tersebut sebagai berikut: Gambar 15. Spektra massa senyawa pada waktu retensi 2.308 menit Gambar 16. Spektra massa senyawa pada waktu retensi 2.675 menit Berdasarkan hasil spektra massa pada gambar 13 diketahui bahwa senyawa pertama yang terdapat pada sampel 3 mempunyai berat molekul sebesar 394gmol dengan similarity index 77. Senyawa kedua yang terdapat pada sampel 3 mempunyai berat molekul sebesar 58gmol dengan similarity index 99 pada gambar 15 senyawa ketiga yang terdapat pada sampel 3 mempunyai berat molekul sebesar 60gmol dengan similarity index 99 pada gambar 17 dan kemudian berdasarkan hasil tersebut dibandingkan dengan data yang ada pada database yang terdapat di alat diketahui bahwa senyawa kedua yang mempunyai berat molekul 58gmol yaitu Aseton, senyawa ketiga yang mempunyai berat molekul 60 gmol yaitu asam asetat.

D. Pembuatan Kurva Baku Etanol

Larutan baku etanol dibuat dengan cara melarutkan sejumlah etanol p.a dengan pelarut aquabidest dan digunakan standar internal n-butanol. Dalam pembuatannya dibuat dengan kadar etanol 2; 4; 6; 8; dan 10 vv, dengan menambahkan standar internal berupa n-butanol sebanyak 0.6 ml ke masing- masing larutan baku. Tabel 5. Kurva Baku Etanol dengan Standar Internal n-Butanol Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Konsentrasi vv Rasio AUC Konsentrasi vv Rasio AUC Konsentrasi vv Rasio AUC 2.0 0.205 2.0 0.253 2.0 0.189 4.0 0.458 4.0 0.524 4.0 0.441 6.0 0.752 6.0 0.823 6.0 0.656 8.0 0.909 8.0 1.034 8.0 0.912 10.0 1.177 10.0 1.863 10.0 1.117 a=0.031 b=0.121 r = 0.9999 y= 0.121x +0.031 a=0.023 b=0.138 r = 0.9993 y= 0.138x +0.023 a=0.035 b=0.116 r = 0.9994 y= 0.116x + 0.035 Berdasarkan hasil perhitungan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai korelasi r untuk replikasi 1 0.9999, untuk replikasi 2 0.9993, dan untuk replikasi 3 0.9994, yang mempunyai nilai terbaik yaitu replikasi 1 0.9999, sehingga dalam penggunaan untuk perhitungan kadar etanol menggunakan persamaan regresi linier replikasi 1. Gambar 17. Kurva hubungan antara Kadar Etanol vv vs Rasio AUC etanolbutanol Dari kurva baku etanol di atas menunjukkan hubungan linear antara jumlah analit dengan respon AUC. Kurva tersebut menggambarkan terjadinya peningkatan respon AUC proporsional sesuai dengan meningkatnya jumlah analit di dalam sampel.

E. Preparasi Sampel

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Metanol dan Etanol dalam Deodoran Imperial Leather Sportif secara Kromatografi Gas

38 190 47

Perbandingan Metode Kromatografi Gas Dan Berat Jenis Pada Penetapan Kadar Etanol

6 50 94

PENDAHULUAN Keefektifan Dosis Ferri Klorida (FeCl3) Terhadap Penurunan Kadar Chemical Oxygen Demand (Cod) Pada Limbah Cair Etanol (CIU) Desa Bekonang Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

0 2 5

PROFIL KROMATOGRAM EKSTRAK ETANOL LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber amarincans Bl.) DAN PENETAPAN KADAR ZERUMBON-NYA Profil Kromatogram Ekstrak Etanol Lempuyang Emprit (Zingiber amarincans Bl.) Dan Penetapan Kadar Zerumbon-Nya Dengan Metode Kromatografi Cair Ki

0 1 12

PROFIL KROMATOGRAM EKSTRAK ETANOL LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber amarincans Bl.) DAN PENETAPAN KADAR ZERUMBON-NYA Profil Kromatogram Ekstrak Etanol Lempuyang Emprit (Zingiber amarincans Bl.) Dan Penetapan Kadar Zerumbon-Nya Dengan Metode Kromatografi Cair Ki

0 0 17

JUAL BELI ALKOHOL DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DI PABRIK CIU DESA BEKONANG KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO.

0 3 26

Optimasi metode penetapan kadar etanol dan profil senyawa yang terdapat dalam hasil produksi 'Ciu' rumahan Desa Sentul Kabupaten Sukoharjo dengan metode Kromatografi Gas.

0 3 110

Optimasi metode penetapan kadar etanol dan profil senyawa yang terdapat dalam hasil produksi 'Ciu' rumahan Desa Sentul Kabupaten Sukoharjo dengan metode Kromatografi Gas

1 4 108

Penetapan kadar etanol dan profil senyawa yang terdapat dalam hasil produksi ``CIU`` rumahan Dusun Sentul Desa Bekonang Kabupaten Sukoharjo dengan metode kromatografi gas - USD Repository

0 0 108

Validasi metode penetapan kadar etanol hasil produksi \"Ciu\" rumahan Dusun Sentul Desa Bekonang Kabupaten Sukoharjo dengan metode kromatografi gas - USD Repository

0 0 94