Ada dua basis yang berbeda untuk jenis farmakologi, fisiologi, dan efek biokimiawi, basis ini dibedakan menjadi farmakokinetika dan farmakodinamika.
Farmakokinetika berbasis pada efek toksik yang disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi senyawa atau metabolik aktif di sisi target. Hal ini dikarenakan,
peningkatan dosis, perubahan metabolisme, atau kejenuhan proses eliminasi. Basis efek toksik farmakodinamika terdapat respon yang berubah pada sisi target,
kemungkinan karena adanya variasi reseptor Timbrell, 2008. Salah satu parameter biokimia yang dapat diukur adalah glukosa darah.
Perubahan konsentrasi glukosa darah dapat disebabkan oleh senyawa asing dan kemungkinan melibatkan berbagai mekanisme Timbrell, 2008. Sedangkan
jaringan yang diperiksa adalah histopatologi pankreas,dilihat kerusakan pada sel β
pankreas Robertson, R., Harmon, J., Tran, P., Tanaka, Y., and Takashi, H., 2003.
F. Glukosa Darah
1. Definisi glukosa
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa
merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa
susu, dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan proteoglikan Murray, Granner, and Rodwell, 2006.
2. Kadar glukosa darah
Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan
ketat di dalam tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari 70-150 mgdl. Tingkat ini meningkat setelah makan
dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan Henrikson dan Bech-Nielsen, 2009.
Ada beberapa tipe pemeriksaan glukosa darah. Pemeriksaan gula darah puasa mengukur kadar glukosa darah selepas tidak makan setidaknya 8 jam.
Pemeriksaan gula darah postprandial 2 jam mengukur kadar glukosa darah tepat selepas 2 jam makan. Pemeriksaan gula darah ad random mengukur kadar glukosa
darah tanpa mengambil kira waktu makan terakhir Henrikson dan Bech-Nielsen, 2009.
Konsentrasi glukosa darah juga perlu dijaga agar tidak meningkat terlalu tinggi karena empat alasan berikut :
1. Glukosa dapat menimbulkan sejumlah besar tekanan osmotik dalam cairan ekstrasel, dan bila konsentrasi glukosa meningkat secara berlebihan, akan
dapat mengakibatkan timbulnya dehidrasi sel. 2. Tingginya konsentrasi glukosa dalam darah menyebabkan keluarnya
glukosa dalam air seni. 3. Hilangnya glukosa melalui urin juga menimbulkan diuresis osmotik oleh
ginjal, yang dapat mengurangi jumlah cairan tubuh dan elektrolit.
4. Peningkatan jangka panjang glukosa darah dapat menyebabkan kerusakan pada banyak jaringan, terutama pembuluh darah. Kerusakan vaskular,
akibat diabetes melitus yang tidak terkontrol, akan berakibat pada peningkatan risiko terkena serangan jantung, stroke, penyakit ginjal
stadium akhir, dan kebutaan. Guyton and Hall, 2006.
G. Pankreas