17
3
Fair rewards,
karyawan akan merasa puas jika mereka merasa mendapatkan penghargaan yang layak untuk tanggung jawabnya.
e. Faktor lingkungan meliputi ekonomi, sosial, teknik dan pengaruh-
pengaruh pemerintah.
C. Hubungan antara Kualitas Kehidupan Kerja QWL dengan Kepuasan Kerja di Rumah Sakit
Suatu organisasi akan mencapai produktivitas yang tinggi jika organisasi tersebut dapat menciptakan suasana kerja yang dapat memotivasi
individu-individu dalam organisasi, menumbuhkan suasana kerja sama antar individu dan kelompok, serta menumbuhkan kreativitas dan inisiatif. Suasana
kerja tersebut akan menciptakan kualitas kehidupan kerja
Quality of Work Life
yang kondusif bagi tercapainya tujuan organisasi. Menurut Hackman dan Oldhams dalam Widyastuti dan Purwana, 2012, kualitas kehidupan
kerja berkaitan dengan adanya interaksi antara lingkungan kerja dengan kebutuhan hidup seseorang. Lingkungan kerja dapat memenuhi kebutuhan
karyawan sehingga mendorong tercapainya kualitas kehidupan kerja yang baik. Dalam hal ini seorang karyawan merasa terpuaskan kebutuhannya pada
saat karyawan mendapatkan penghargaan dari organisasinya seperti kompensasi, promosi, pengakuan dan pengembangan kompetensi.
Kehidupan kerja yang berkualitas artinya memiliki supervisi yang baik, kondisi kerja yang baik, gaji dan keuntungan
benefits
yang baik, pekerjaan yang menarik, menantang serta pekerjaan yang memberikan
penghargaan Werther dan Davis, 1996. Pada penelitian ini kualitas
18
kehidupan kerja menggunakan lima komponen yaitu 1. kesempatan untuk berkembang, yaitu perusahaan memberikan kesempatan karyawan untuk
berkembang menggunakan keterampilan yang bervariasi dan memperoleh pekerjaan yang menantang. Hal ini didukung oleh Hullin dalam Muchinsky,
2003 yang mengatakan bagi sebagian orang pekerjaan yang menantang memberikan perasaan puas setelah mereka menyelesaikan pekerjaan yang
sulit, tetapi bagi beberapa orang lainnya mungkin tidak mendapatkan
reward
yang sesuai, 2. hubungan kerja, adanya hubungan kerja yang baik dengan
supervisor
, teman kerja dan bawahan dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan, 3. partisipasi kerja, dengan memberikan kesempatan pada
karyawan untuk menyumbang ide-ide, menentukan aksi dan terlibat dalam pengambilan keputusan kerja dapat membuat karyawan merasa menjadi
bagian dari organisasi sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja. 4. Kondisi kerja yang baik dan layak, dengan lingkungan kerja yang kondusif,
jadwal kerja yang teratur dan tempat kerja yang aman dapat membuat karyawan merasa senang terhadap pekerjaanya, dengan demikian kepuasan
kerja juga meningkat. 5. Gaji dan bonus yang sesuai dengan standar hidup dan standar pengupahan untuk memuaskan berbagai kebutuhan karyawan.
Komponen-komponen dalam kualitas kehidupan kerja tersebut dapat dirasakan karyawan yang bekerja di rumah sakit. Kesempatan untuk
berkembang didapatkan dari pekerjaan perawat yang dituntut ketepatan dan ketangkasan karena berhadapan langsung dengan pasien. Perawat termasuk
dalam jabatan fungsional yang bertanggung jawab langsung terhadap
19
pelayanan di rumah sakit. Hubungan kerja terlihat dari relasi antara perawat dalam tim kerja. Partisipasi kerja dapat dilihat dari adanya kesempatan
perawat memberikan saran-saran pada pihak manajemen. Selain itu, beberapa perawat dilibatkan dalam pengambilan keputusan kerja seperti bergabung
dalam sebuah tim. Kondisi kerja yang baik dan layak merupakan faktor penting
yang mempengaruhi
kepuasan kerja.Rumah
sakit terus
mengupayakan peningkatan kondisi kerja yang baik dan layak untuk masyarakat maupun karyawannya sendiri. Selain mendapatkan penghargaan
seperti keempat komponen sebelumnya, gaji dan bonus merupakan imbalan yang diharapkan setiap karyawan.
Kelima komponen dari kualitas kehidupan kerja berkaitan dengan kepuasan kerja. Terutama berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja seperti yang diungkapkan Mullin. Mullin dalam Wijono, 2010, menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja
beberapa diantara yaitu faktor pribadi, faktor sosial, dan faktor organisasi. Karyawan yang puas terhadap kesempatan untuk berkembang menggunakan
pengetahuan dan keterampilan serta mendapat pekerjaan yang menantang dipengaruhi faktor pribadi. Karyawan akan lebih puas jika dapat bekerja
sesuai dengan pendidikan, inteligensi dan kemampuan yang ia miliki. Hubungan kerja berkaitan dengan faktor organisasi yaitu relasi karyawan,
supervisor dan gaya kepemimpinan. Di samping itu juga berkaitan dengan faktor sosial yaitu adanya hubungan rekan kerja antara karyawan bekerjasama
dalam sebuah tim kerja.
20
Partisipasi kerja dipengaruhi faktor organisasi dan faktor sosial. Karyawan saling berinteraksi terlibat dalam pengambilan keputusan kerja dan
mengkontribusikan ide mereka baik bagi rumah sakit maupun dalam kelompok kerja mereka. Kondisi kerja yang baik dan layak dipengaruhi faktor
organisasi seperti sifat pekerjaan, teknologi yang menunjang pekerjaan karyawan, kebijakan-kebijkan personalia dan prosedur-prosedur berkaitan
dengan jadwal kerja yang kondusif serta kondisi-kondisi kerja. Gaji dan bonus yang sesuai berhubungan dengan faktor pribadi dan organisasi.
Karyawan akan lebih puas jika gaji yang mereka peroleh dapat mencukupi berbagai kebutuhan sesuai dengan standar hidup dan standar pengupahan
yang berlaku. Standar hidup berhubungan dengan usia dan status perkawinan. Pengupahan berkaitan dengan kebijakan-kebijakan personalia, sistem
manajemen dan kondisi-kondisi kerja. Kualitas kehidupan kerja oleh organisasi dengan menciptakan kondisi
kerja yang aman dan memberikan kesempatan yang lebih besar pada karyawan untuk terlibat menyumbangkan gagasan mereka, menggunakan
keterampilan yang lebih meningkat diharapkan mampu memberikan kepuasan kerja pada karyawan sehingga mereka merasa aman, sejahtera, dan mampu
mengembangkan diri.
21
D. Kerangka Pemikiran