46
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu unsur yang dapat membuat suatu bangsa maju dan berkembang adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia ini biasanya disingkat dengan nama SDM.
Agar kemajuan suatu bangsa benar-benar efektif maka SDM yang dibutuhkan adalah SDM yang handal. Kehandalan SDM ini dapat dilihat melaui segi kognitf, afektif, dan
psikomotorik. SDM haruslah memiliki penalaran kognitif yang baik dalam memandang
suatu obyek. SDM juga harus memiliki budi pekerti afektif yang baik serta keterampilan psikomotorik yang handal. Salah satu tempat yang dapat digunakan untuk memperoleh
kemampuan-kemampuan tersebut adalah sekolah dan perguruan tinggi. Tidak itu saja, perguruan tinggi mengajarkan berbagai hal yang meningkatkan kualitas SDM.
Perguruan tinggi merupakan bagian dari pendidikan yang mendidik mahasiswa didalam proses belajar mengajar agar nantinya dapat menjadi manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu, kompetensi pengajar sangat diperlukan agar tercipta tujuan tersebut. Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang pengajar adalah
kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini membekali pengajar dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
sebagai seorang pendidik. Belajar dan mengajar terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara pengajar dengan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Sebagai
proses, belajar dan mengajar memerlukan perencanaan yang seksama, yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar-mengajar,
metode dan alat bantu mengajar serta nilai dan evaluasi. Memilih metode mengajar bagi seorang dosen, harus memperhatikan beberapa hal yaitu kesesuaian metode pengajaran
1
yang digunakan dengan tujuan dan bahan pengajaran; kesesuaian metode pengajaran yang digunakan dengan kemampuan belajar mahasiswa; kemampuan dosen dalam
menggunakan metode tersebut; kesesuaian mengajar yang digunakan dengan fasilitas yang tersedia di sekolah; kesesuaian mengajar yang digunakan dengan lingkungan
pendidikan. Namun kenyataannya, sering dijumpai pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma, di
mana dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode yang monoton. Sehingga banyak mahasiswa yang susah mencerna materi yang disampaikan.
Melalui pengamatan selama beberapa pekan terakhir, seorang dosen menggunakan metode pengajaran yang cocok dengan materi dapat membuat mahasiswa
memperhatikan materi yang akan diajarkan dosen. Misalkan saja metode yang digunakan adalah dengan cara mengajar teman-teman sendiri. Di sini mahasiswa akan merasa bahwa
dia harus mendalami materi tersebut agar teman-teman yang lain menjadi mengerti tentang materi tersebut. Jadi, sebagai seorang pengajar diharapkan selalu memberikan
metode-metode pengajaran yang memotivasi siswa untuk belajar. Walaupun ada kelemahan dan kelebihan dari masing-masing metode, sebagai seorang pengajar harus
bisa membuat mahasiswanya termotivasi dalam belajar di kelas. Selain metode pengajaran masih ada lagi komponen penting lain yakni motivasi
belajar. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu
yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Sedangkan Motivasi timbul dari rangsangan stimulus merupakan perubahan yang tampak pada adanya perbedaan afektif saat
munculnya motivasi dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Motivasi dalam pengertian tersebut memiliki dua aspek, yaitu adanya dorongan dari dalam dan dari luar
untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaan yang diharapkan, dan usaha untuk mencapai tujuan David McCLelland et al dalam bukunya Dr. Hamzah B. Uno, M.pd.
Motivasi belajar seseorang terjadi karena sikap kita terhadap sesuatu hal, dimana kita akan merasa nyaman, tenang dan semangat dalam menjalaninya. Selain itu yang
mendukung timbulnya motivasi dalam diri seseorang, jika seseorang itu merasa bahwa metode yang digunakan dosen dapat menumbuhkan sikap yang baik terhadap mata
kuliah. Biasa yang terjadi dengan metode dosen yang monoton motivasi belajar akan sedikit berkurang. Misalnya ketika dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I
menggunakan metode pengajaran di kelas dengan membuat situasi baru dikelas dan sesuai dengan materi ajarnya maka mahasiswa pun akan muncul motivasi untuk belajar
dan mengikuti perkuliahan. Tetapi sebaliknya apabila pada saat hari yang berbeda dosen menggunakan metode pengajaran yang sama pada hari sebelumnya motivasi belajar pada
mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I akan semakin berkurang. Oleh karena itu pendekatan pengguaan metode pengajaran diperlukan untuk
membantu mahasiswa agar proses belajar didalam kelas dapat dengan mudah dicerna dan dipahami.
Dari latar belakang singkat di atas, penulis akan melakukan analisis tentang
”Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Pengajaran dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Akuntansi
Keuangan Dasar I.”
B. Batasan Masalah