Hubungan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah akuntansi keuangan dasar 1.
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH
AKUNTANSI KEUANGAN DASAR 1
Studi kasus pada mahasiswa angkatan tahun 2012, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Fridolin Ivan Pratama Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa.
Populasi dari penelitian ini yaitu mahasiswa angkatan tahun 2012 Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 74 orang mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar (�= 0,000 < α = 0,05) dan r hitung sebesar 0,634 terletak pada interval koefisien 0,60 – 0,799 dengan tingkat hubungan kuat dengan arah yang positif.
(2)
ix
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN ACTIVE LEARNING AND
STUDENTS’ ACADEMIC ACHIEVEMENT
ON THE FIRST INTRODUCTION OF FINANCE ACCOUNTING
A case study on the students of 2012of Economics Education Study Program, Accounting Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University
Fridolin Ivan Pratama Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This research aims to observe whether there is positive and significant relationship between active learning and students’ academic achievement.
Population of this research are the students of 2012 of Economics Education Study Program, Accounting Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. Number of population of this research are 74 students. Questionnaire technique is applied in collecting data. Product moment correlation is used to analyze data.
The result of this research shows that there is positive and significant relationship between active learning and students’ academic achievement (�=
0,000 < α = 0,05), r equal 0,634 is on coefficient interval 0,60 – 0,799 with the strong relation level in positive direction.
(3)
i
HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DAN
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH
AKUNTANSI KEUANGAN DASAR 1
Studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan tahun 2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Fridolin Ivan Pratama NIM: 071334036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
(4)
(5)
(6)
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
Allah Bapa di Surga dan Bunda Maria
Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu mendoakan dan
menuntunku
Kedu adikku tersayang, belajar yang giat dan selalu
berusaha
Seluruh keluarga besar yang selalu mendukungdan
mendoakan
Sahabat-sahabatku yang selalu menemani dalam susah
dan senang
(7)
v
MOTTO
Semua Berawal dari Mimpi
Mulailah dengan mengerjakan hal-hal yang perlu;
kemudian mengerjakan hal-hal yang mungkin;
Dan tiba-tiba Anda mengerjakan hal-
hal yang mustahil.
-Santo Fransiskus dari Asisi-
Selama Anda bernapas, Anda dapat bermimpi
(8)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Mei 2013
Penulis
(9)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fridolin Ivan Pratama
Nomor Mahasiswa : 071334036
Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH
AKUNTANSI KEUANGAN DASAR 1
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 30 Mei 2013 Yang menyatakan
(10)
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH
AKUNTANSI KEUANGAN DASAR 1
Studi kasus pada mahasiswa angkatan tahun 2012, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Fridolin Ivan Pratama Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa.
Populasi dari penelitian ini yaitu mahasiswa angkatan tahun 2012 Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 74 orang mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar (�= 0,000 < α = 0,05) dan r hitung sebesar 0,634 terletak pada interval koefisien 0,60 – 0,799 dengan tingkat hubungan kuat dengan arah yang positif.
(11)
ix
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN ACTIVE LEARNING AND
STUDENTS’ ACADEMIC ACHIEVEMENT
ON THE FIRST INTRODUCTION OF FINANCE ACCOUNTING
A case study on the students of 2012of Economics Education Study Program, Accounting Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University
Fridolin Ivan Pratama Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This research aims to observe whether there is positive and significant relationship between active learning and students’ academic achievement.
Population of this research are the students of 2012 of Economics Education Study Program, Accounting Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. Number of population of this research are 74 students. Questionnaire technique is applied in collecting data. Product moment correlation is used to analyze data.
The result of this research shows that there is positive and significant relationship between active learning and students’ academic achievement (�=
0,000 < α = 0,05), r equal 0,634 is on coefficient interval 0,60 – 0,799 with the strong relation level in positive direction.
(12)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan penyertaan-Mu saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana Pendidikan Akuntansi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam rangka penulisan skripsi ini tentunya melibatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan yang paling berharga ini, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah bersedia memberikan arahan dan bimbingannya.
2. Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengtahuan
Sosial , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
(13)
xi
4. Bapak Drs. Bambang Purnomo S.E, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta masukan berupa kritikan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi
yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6. Pimpinan dan seluruh staf beserta karyawan perpustakaan kampus I Mrican,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah bersedia melayani peminjaman buku-buku serta menyediakan fasilitas selama belajar hingga penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan tahun 2012 yang telah
bersedia meluangkan waktu unutk menjadi responden dalam penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Akuntansi yang selalu memberikan
dukungan dan semangat baik secara langsung maupun tidak langsung.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang turut
mendukung dengan doa-doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih penulis ucapan atas kebaikan semua pihak, biarlah Tuhan membalas semuanya dengan limpahan karunia dan rahmat yang tak ada putusnya, Tuhan memberkati.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis masih mengharapkan sumbangan pemikiran berupa kritik dan saran yang
(14)
xii
bersifat membangun demi tercapainya penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan siapa saja yang berminat membuat penelitian yang serupa dan bisa dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Yogyakarta, 30 Mei 2013 Penulis
Fridolin Ivan Pratama
(15)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK... viii
ABSTRACT. ... ix
KATA PENGANTAR. ... x
DAFTAR ISI. ... xiii
DAFTAR TABEL. ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN. ... xv ii BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Hakikat Belajar ... 6
(16)
xiv
2. Prestasi Belajar ... 7
B. Belajar Aktif ... 13
1. Pengertian Keaktifan ... 13
2. Jenis-jenis Keaktifan ... 15
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan ... 16
C. Kerangka Berfikir ... 18
D. Hipotesis Penelitian ... 18
BAB III. METODE PENELITIAN ... 20
A. Jenis Penelitian ... 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
1. Tempat penelitian ... 20
2. Waktu penelitian ... 20
C. Populasi ... 21
D. Variabel Penelitian ... 21
E. Instrumen Penelitian ... 21
F. Metode Penskoran ... 27
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 28
1. Uji validitas instrumen ... 28
2. Uji reliabilitas instrumen ... 30
H. Teknik Analisis Data ... 32
1. Uji normalitas ... 32
2. Uji Hipotesis ... 33
(17)
xv
A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 36
B. Arti Logo Universitas Sanata Dharma ... 39
C. Visi Misi Universitas Sanata Dharma ... 40
D. Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma ... 41
E. Fasilitas Universitas Sanata Dharma ... 41
F. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ... 44
G. Lokasi Kampus Universitas Sanata Dharma ... 46
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Deskripsi Data ... 48
B. Analisis Data ... 52
1. Hasil Uji Normalitas ... 52
2. Hasil Uji Hipotesis ... 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57
BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Keterbatasan Penelitian ... 59
C. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN
(18)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi- kisi kuesioner ... 22
Tabel 3.2 Uji validitas variable keaktifan belajar ... 29
Tabel 3.3 Tingkat keterhandalan variabel penelitian ... 31
Tabel 3.4 Uji reliabilitas variabel keaktifan belajar ... 32
Tabel 3.5 Tingkat koefisien korelasi ... 34
Tabel 5.1 Rentang nilai keaktifan belajar mahasiswa ... 49
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi keaktifan belajar mahasiswa ... 50
Tabel 5.3 Rentang prestasi belajar mahasiswa ... 51
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi prestasi belajar mahasiswa ... 51
Tabel 5.5 Hasil uji normalitas ... 53
Tabel 5.6 Rangkuman uji normalitas ... 53
Tabel 5.7 Pedoman interpretasi koefisisen korelasi ... 54
(19)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner penelitian ... 63
Lampiran 2 Data induk penelitian ... 68
Lampiran 3 Uji validitas dan reliabilitas ... 73
Lampiran 4 Uji normalitas ... 77
Lampiran 5 Uji hipotesis ... 79
Lampiran 6 Tabel r ... 81
(20)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada awal proses perkuliahan, seringkali dosen sudah memberikan materi kuliah yang akan digunakan selama proses perkuliahan berlangsung. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat dengan mudah mengikuti proses perkuliahan. Namun yang seringkali terjadi materi yang dijadikan pedoman perkuliahan itu baru akan di gunakan oleh mahasiswa saat proses perkuliahan di dalam kelas berlangsung. Sehingga yang terjadi saat dosen menjelaskan, mahasiswa sibuk dengan membaca materi, bukannya menyimak penjelasan dosen. Dan bila sewaktu-waktu dosen bertanya, mahasiswa baru sibuk mencari jawaban. Seharusnya mahasiswa harus sudah mempersiapkan materi dari sebelum proses perkuliahan berlangsung. Seperti membaca materi perkuliahan sebelum kuliah dilaksanakan, mencari buku refrensi yang mendukung perkuliahan di perpustakaan, membuat ringkasan atau catatan dan masih banyak lagi. Sehingga pada saat perkuliahan berlangsung mahasiswa tinggal menyimak penjelasan dari dosen, kemudian bertanya apabila ada bagian dari materi kuliah yang belum bisa dimengerti dan mengerjakan tugas atau latihan yang di berikan oleh dosen.
Di dalam setiap perkuliahan, mahasiswa diharapkan mengikuti perkuliahan tersebut secara aktif. Mahasiswa yang secara aktif terlibat dalam proses perkuliahan dicirikan oleh dua aktifitas yaitu aktif dalam berfikir dan aktif dalam
(21)
berbuat. Kedua keaktifan ini sangat terkait satu sama lain. Perbuatan mahasiswa dalam perkuliahan merupakan hasil keterlibatan berpikir terhadap objek belajarnya.
Pengalaman adalah hasil perbuatan mahasiswa. Selanjutnya pengalaman itu diolah dengan menggunakan kerangka berpikir dan pengetahuan yang dimilikinya untuk membangun pengetahuan yang baru. Dengan cara ini mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman bahkan dapat mengubah pemahaman sebelumnya menjadi lebih baik.
Pengetahuan yang dibentuk dengan sendirinya harus memunculkan dorongan untuk menemukan pengalaman baru. Pembelajaran seharusnya menekankan pada proses pengetahuan oleh mahasiswa sendiri dan mengutamakan keaktifan mahasiswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Dengan demikian mahasiswa dapat semakin menguasai materi yang dipelajarinya.
Pengetahuan merupakan konstruksi atau bentukan dari diri seseorang yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan ataupun pengertian dibentuk oleh murid secara aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru/dosen mereka (Suparno, 1997: 11). Pengalaman bersentuhan langsung dengan objek belajarnya menjadi penting. Dengan cara ini mahasiswa dapat mengalami proses mengkonstruksi pengetahuan baik berupa konsep, ide maupun pengertian tentang sesuatu yang sedang dipelajarinya. Agar proses pembentukan pengetahuan dapat berkembang,
(22)
maka kehadiran pengalaman baru menjadi penting, bila tidak membatasi pengetahuan mahasiswa.
Pengetahuan yang dibentuk dengan sendirinya harus memunculkan dorongan untuk mencari atau menemukan pengalaman baru. Pembelajaran yang menekankan proses pembentukan pengetahuan oleh mahasiswa sendiri.. Pembelajaran yang membangun memiliki prinsip: 1) pengetahuan di bangun oleh mahasiswa sendiri, baik personal maupun sosial; 2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari dosen ke mahasiswa, kecuali hanya dengan keaktifan mahasiswa sendiri untuk menalar; 3) mahasiswa aktif mengkonstruksi terus menerus; 4) dosen sekadar membantu menyediakan saran situasi agar proses konstruksi mahasiswa berjalan mulus (Suparno, 1997: 49).
Pembelajaran bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) dari dosen ke mahasiswa, melainkan kegiatan yang memungkinkan mahasiswa membangun sendiri pengetahuannya (belajar sendiri). Bila seorang dosen bermaksud mentransfer suatu konsep, ide, dan pengertian kepada mahasiswa, maka pemindahan itu harus diinterpretasikan, ditransformasikan dan dikonstruksikan oleh mahasiswa itu sendiri lewat pengalamannya.
Pembelajaran adalah proses aktif yang membantu seseorang berpikir secara benar, dengan cara membiarkannya berpikir sendiri, berpikir yang baik lebih penting daripada mempunyai jawaban yang benar atas suatu persoalan. Seorang yang mempunyai cara berpikir yang baik dapat menggunakan cara berpikirnya
(23)
ini dalam mengahadapi suatu fenomena baru, dan dapat menemukan pemecahan dalam menghadapi persoalan lain. Kemampuan ini tidak dipunyai mahasiswa yang hanya dapat menemukan jawaban yang benar, sehingga tidak dapat memecahkan masalah yang baru.
Proses pembentukan berjalan terus-menerus dan mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman yang baru. Pada saat kegiatan belajar berlangsung, mahasiswa harus aktif untuk mengkonstruksi pengetahuan untuk dirinya sendiri. Kata aktif disini berarti mahasiswa harus mengatasi masalah, mencari penjelasan dari kejadian-kejadian yang ditemui dan menggunakan penalaran mereka untuk menyelesaikan masalah yang ditemuinya. Jika mereka sadar yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya di kelak kemudian hari, mereka akan memposisikan sebagai diri sendiri, yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Jika demikian mereka akan mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya mengapainya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas permasalahan yang ada adalah sejauh mana hubungan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar pada mata kuliah akuntansi keuangan dasar 1?
(24)
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar pada mata kuliah akuntansi keuangan dasar 1.
D. Manfaat Penelitian
1. Membantu Universitas khususnya Program Studi Pendidikan Akuntansi untuk
meningkatkan keaktifan belajar mahasiswa sehingga mahasiswa dapat meraih prestasi yang lebih.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian serupa di waktu yang akan datang.
3. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan tentang hubungan antara
keaktifan belajar dan prestasi belajar, serta memberikan informasi bagi pihak-pihak lain yang berkeinginan melakukan penelitian sejenis lebih lanjut.
(25)
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman(Dahar, 1989: 21).Belajarmerupakansuatu aktivitasmental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan ini bersifat secara relatifkonstandanberbekas.
Belajar juga merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya (Sardiman, 1986: 22). Selanjutnya perubahan yang dilakukan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbenuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan harga diri (Sardiman, 1986: 23). Jadi kegiatan belajar tidak hanya terjadi saat seseorang berada di dalam ruang kelas saja, tetapi disetiap saat orang tersebut melakukan kegiatan sehari-hari dalam hidupnya.
Menurut paham konstruktivis, belajar merupakan proses aktif mahasiswa mengkonstruksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang di pelajari dengan
(26)
pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertianya bisa di kembangkan ( Suparno, 1997: 61).
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran (KBBI, 2002: 895). Lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan dosen. Kegiatan pengukuran prestasi belajar mahasiswa dilakukan antara lain melalui ulangan, ujian, tugas, dan sebagainya (Masidjo, 1995: 13).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran atau mata kuliah lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka hasil tes yang diberikan oleh dosen. Keberhasilan dalam kegiatan yang disebut belajar akan tampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi belajarnya. Usaha untuk mengevaluasi hasil belajar, biasanya dilakukan dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk tertulis, lisan maupun praktik yang kemudian diberi skor yang biasanya berwujud angka. Hasil dari pengukuran ini merupakan informasi-informasi atau data yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yang disebut prestasi belajar.
(27)
Faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dapat digolongkan menjadi dua yaitu (Dimyati dan Mujiono, 2009: 236-254):
a. Faktor internal
1) Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar.
2) Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi ini dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri mahasiswa perlu diperkuat terus menerus agar mahasiswa memiliki hasil belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi.
3) Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada perkuliahan yang tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada perkuliahan, dosen perlu menggunakan bermacam-macam
(28)
strategi belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat.
4) Mengolah bahan belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan mahasiswa untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran yang dikembangkan di berbagai mata kuliah, sehingga lebih bermakna bagi mahasiswa. Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, kesenian, serta keterampilan mental, dan jasmani.
5) Menyimpan perolehan hasil belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu yang pendek (hasil belajar cepat dilupakan) dan waktu yang lama (hasil belajar tetap dimiliki mahasiswa). Proses belajar terdiri dari proses penerimaan, pengolahan, dan pengaktifan yang berupa penguatan serta pembangkitan kembali untuk dipergunakan. Dalam kehidupan sebenarnya tidak berarti semua proses tersebut berjalan lancar, akibatnya proses penggunaan hasil belajar terganggu.
6) Menggali hasil belajar yang tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses pengaktifan pesan yang telah diterima. Dalam hal pesan baru,
(29)
maka mahasiswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali, atau mengkaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama, maka mahasiswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar.
7) Kemampuan berprestasi
Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar yang membuktikan keberhasilan belajar dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan, prapengolahan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.
8) Rasa percaya diri mahasiswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian ”perwujudan diri” yang diakui oleh dosen dan rekan sejawat mahasiswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat.
(30)
9) Intelegensi dan keberhasilan belajar
Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila mahasiswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
10) Kebiasaan belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain: belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, kuliah hanya untuk bergengsi, bergaya sok menggurui atau bergaya minta ”belas kasih” tanpa belajar. Kebiasaan-kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidak mengertian mahasiswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri. 11) Cita-cita
Cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu didikan yang harus dimulai sejak sekolah dasar. Cita-cita merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi mahasiswa.
b. Faktor eksternal
1) Dosen sebagai pembina mahasiswa belajar
Dosen adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar mata kuliah yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga
(31)
menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian mahasiswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar yang merupakan wujud emansipasi diri mahasiswa. Sebagai pendidik, dosen bertugas mengelola kegiatan belajar mahasiswa. Adapun tugas pengelolaan pembelajaran mahasiswa meliputi: pembangunan hubungan baik dengan mahasiswa, menggairahkan minat, perhatian dan memperkuat motivasi belajar untuk berprestasi, mengorganisasi belajar, melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat, mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan obyektif, dan melaporkan hasil belajar kepada orang tua/wali mahasiswa. 2) Prasarana dan sarana pembelajaran
Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti lengkapnya sarana dan prasarana otomatis bisa menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar dengan baik.
3) Kebijakan penilaian
Penilaian adalah penentuan sampai sesuatu dipandang berharga, bermutu, atau bernilai. Ukuran tentang hal itu berharga, bermutu, atau bernilai datang dari orang lain. Dalam penilaian hasil belajar, maka penentu keberhasilan belajar tersebut adalah dosen. Dosen adalah pemegang kunci pembelajaran. Dosen
(32)
menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
4) Lingkungan sosial mahasiswa tinggal
Lingkungan dimana mahasiswa tinggal yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan mahasiswa. Mahasiswa yang berada di lingkungan yang dikondisikan untuk belajar, misalnya dibuat jam belajar malam antara jam 19.00-21.00, maka mahasiswa akan terdorong untuk belajar. Sementara mahasiswa yang berada di lingkungan yang tidak peduli pada pendidikan, maka mahasiswa akan menjadi malas untuk belajar.
5) Kurikulum Pembelajaran.
Program pembelajaran di sekolah mendasarkan pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan adalah kurikulum yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan dan disusun berdasarkan kemajuan masyarakat. Perubahan kurikulum dapat mempengaruhi tujuan yang akan dicapai, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi pembelajaran.
B. Belajar Aktif
1. Pengertian Keaktifan
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan
(33)
pengalaman belajar. Keaktifan belajar mahasiswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 1986: 98). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah mahasiswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Mahasiswa yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran.
Keaktifan mahasiswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja, berusaha). Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana mahasiswa dapat aktif. Rousseau dalam (Sardiman, 1986: 95) menyatakan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktifitas proses pembelajaran tidak akan terjadi.
Thorndike mengemukakan keaktifan belajar mahasiswa dalam belajar dengan hukum “law of exercise”-nya menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan dan Mc Keachie menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu
(34)
merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu” (Dimyati, 2009: 45). Segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri , baik secara rohani maupun teknik.
2. Jenis- jenis Keaktifan
Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh mahasiswa di universitas. Aktivitas mahasiswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terjadi. Jenis - jenis aktivitas mahasiswa dalam belajar adalah sebagai berikut (Sardiman, 1986: 99) :
a) Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi. c) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: percakapan,
diskusi , musik, pidato.
d) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
e) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f) Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain.
(35)
g) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, mengambil keputusan.
h) Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, tenang.
Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana keaktifan mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Nana Sudjana (1990: 61) menyatakan keaktifan mahasiswa dapat dilihat dalam hal:
a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. b) Terlibat dalam pemecahan masalah.
c) Bertanya kepada mahasiswa lain atau dosen apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya.
d) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
e) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk dosen. f) Menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang diperolehnya. g) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis. h) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan
Keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, mahasiswa juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan
(36)
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, dosen juga dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar mahasiswa adalah:
a) Memberikan motivasi atau menarik perhatian mahasiswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada mahasiswa).
c) Mengingatkan kompetensi belajar kepada mahasiswa.
d) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari).
e) Memberikan petunjuk kepada mahasiswa cara mempelajari.
f) Memunculkan aktifitas, partisipasi mahasiswa dalam kegiatan
pembelajaran.
g) Memberikan umpan balik (feedback).
h) Melakukan tagihan-tagihan kepada mahasiswa berupa tes sehingga
kemampuan mahasiswa selalu terpantau dan terukur.
i) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir
(37)
C. Kerangka Berfikir
Hubungan antara tingkat konstruktivitas belajar dan prestasi belajar.
Dalam proses belajar, seseorang dalam hal ini mahasiswa akan mengalami perubahan tingkah laku dan pola berpikir. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas saja, tetapi disetiap lingkungan hidup manusia. Belajar aktif merupakan sebuah proses mahasiswa merangkum arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain.Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah mahasiswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Mahasiswa yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses belajar, tidak hanya menunggu instruksi dari dosen. Karena dengan aktif mencari dan mengembangkan pengetahuan sendiri, belajar akan semakin mudah dan mahasiswa akan lebih mudah mengimplementasikan ilmu pengetahuan, sehingga prestasi belajar mahasiswa akan menjadi baik.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah kesimpulan sementara tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir yang
(38)
sudah diuuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa.
H1 : Ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa.
(39)
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan mengiterpretasikan objek apa adanya (J.W. Creswell, 2004). Penelitian ini sering disebut penelitian non-experimental karena peneliti tidak melakukan kontrol dan tidak memanipulasi variable penelitian (Sangadji, 2010: 24).
Penelitian deskriptif berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya (Sugiyono, 2007 : 29).
Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas maka penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Variabel yang diperoleh melalui skor jawaban subjek pada skala sebagaimana adanya. Hal ini ditujukan untuk mengetahui dan menggambarkan keaktifan belajar mahasiswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
2. Waktu penelitian
(40)
C. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimplanya (Sugiyono, 2008: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan tahun 2012. Penelitian ini tidak melakukan pengambilan sampel dikarenakan jumlah populasi yang ada dibawah 100 orang responden, yaitu hanya berjumlah 74 orang responden.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa (Y), sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar mahasiswa (X).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau kuisioner. Angket atau kuisioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Suharsimi, 1996: 139). Kuisioner berisi item-item yang menyajikan pernyataan-pernyataan berdasarkan indikator mahasiswa belajar secara aktif. Kuisioner ini bertujuan untuk mengukur keaktifan belajar mahasiswa.
(41)
Kuisioner ini disusun berdasarkan pengertian pembelajaran yang aktif di mana pelajar aktif membangun sendiri pengetahuannya. Dalam kuisioner ini terdapat point-point pokok yang menandakan belajar mahasiswa secara aktif pada:
1. Awal proses pembelajaran.
2. Pada pertengahan proses pembelajaran 3. Pada akhir proses pembelajaran. 4. Diluar jam pembelajaran.
Kuesioner yang dimaksud seperti tertuang oleh kisi-kisi berikut:
Tabel 3.1 Kisi- kisi Kuesioner
No Indikator keaktifan belajar No Butir 1. Awal proses pembelajaran
1. Mempersiapkan materi 1
2. Pertenghan proses pembelajaran 1. Mendengarkan aktif
2. Bertanya
3. Mengelola materi a. Membaca b. Mencatat
c. Mengerjakan sesuatu d. Mengerjakan soal 4. Mengungkapkan gagasan
2,3 4 5 6 7,8,9 10,11 12 3. Akhir proses pembelajaran
(42)
4. Diluar jam pembelajaran 1. Mengerjakan sesuatu
a. Membaca dan meminjam buku di perpustakaan
b. Mengerjakan tugas c. Belajar sendiri 2. Melakukan kegiatan
a. Belajar kelompok
14
15 16,17
18
Pertanyaan dan pernyataan indikator keaktifan belajar mahasiswa terdiri dari : satu pertanyaan pada awal proses pembelajaran, berkaitan dengan kesiapan mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran; sebelas pertanyaan pada pertengahan proses pembelajaran karena ini merupakan inti dari proses belajar yang di alami oleh mahasiswa, dalam hal ini mahasiswa mengalami dan melakukan perubahan-perubahan (berproses) dalam pemahaman akan suatu materi pelajaran; satu pertanyaan pada akhir proses pembelajaran karena mahasiswa akan membuktikan dan melakukan hasil pemahaman yang telah diperoleh; dan lima pertanyaan di luar jam pembelajaran karena di sini pemahaman-pemahaman baru akan diperoleh dan juga mahasiswa akan menerapkan teori-teori yang telah diperoleh di kelas.
Pertanyaan dan pernyataan kuesioner ini berbentuk multiple choice dengan empat kemungkinan jawaban (a, b, c, dan d). berikut pertanyaan dan pernyataan tersebut:
(43)
Pertanyaan Kuesioner
1. Sebelum kuliah dimulai saya sudah mempersiapkan bahan kuliah yang
akan saya ikuti.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:………. 2. Saya mendengarkan dengan baik apa yang dijelaskan oleh dosen mata
kuliah selama perkuliahan berlangsung.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:………. 3. Saya ikut berpikir ketika mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh
dosen mata kuliah selama perkuliahan berlangsung.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:………. 4. Jika saya tidak memahami yang telah dijelaskan oleh dosen, maka saya
akan bertanya kepada dosen.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:………. 5. Saya membaca materi kuliah untuk membantu dalam belajar selama
(44)
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:………... 6. Saya mencatat apa yang telah dijelaskan dan ditulis dipapan tulis oleh
dosen selama perkuliahan berlangsung.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:………... 7. Saya membuat bagan/sekema dan tabel-tabel di buku catatan untuk
mempermudah belajar saya.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:………. 8. Saya memberi tanda bagian-bagian penting, seperti definisi,
rumusan-rumusan pada catatan saya dengan tulisan berwarna atau digaribawahi sehingga memudahkan saya dalam belajar.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:……….
9. Saya membuat ringkasan atau rangkuman agar memudahkan saya dalam belajar.
a. Selalu c. Kadang-kadang
(45)
Alasan:………. 10. Saya mengerjakan soal-soal latihan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
Alasan:………. 11. Saya mengerjakan soal-soal pengayaan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:………. 12. Saya mengungkapkan gagasan saya ketika dosen memberikan
kesempatan untuk berpendapat.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:………. 13. Saya mengikuti dan mengerjakan evaluasi yang di berikan oleh dosen,
berupa kuis atau ujian.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:………. 14. Saya meminjam dan membaca buku-buku di perpustakaan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
(46)
15. Saya mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang di berikan dosen.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
Alasan:………... 16. Saya membandingkan penyelesaian soal oleh dosen dengan penyelesaian
soal yang saya lakukan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:………. 17. Saya mempelajari sendiri bahan-bahan lain di rumah.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:………. 18. Saya belajar kelompok di luar jam kuliah.
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Alasan:……….
F. Metode Penskoran
Penskoran dilakukan sebagai berikut:
1. Jawaban A, “Selalu” diberi skor 4 (empat)
2. Jawaban B, “Sering” diberi skor 3 (tiga)
(47)
4. Jawaban D, “Tidak pernah” diberi skor 1 (satu)
Jawaban “Selalu” berarti siswa tersebut terus menerus melakukan kegiatan atau setiap kali mengalami hal tersebut. Jawaban “Sering” berarti siswa tersebut kerap melakukan kegiatan atau mengalami hal tersebut, tetapi ada kalanya juga tidak. Jawaban “Kadang-kadang” berarti siswa tersebut hanya beberapa kali mengalami kegiatan tersebut. Jawaban “Tidak pernah” berarti siswa tersebut tidak melakukan kegiatan atau mengalami hal tersebut.
Oleh karena itu pilihan jawaban “Selalu” di beri skor 4 (empat), “Sering”
di beri skor 3 (tiga), “Kadang- kadang” di beri skor 2 (dua),“Tidak pernah” di
beri skor 1(satu). Sedangkan isian pada alasan digunakan untuk menyatakan kenapa siswa melakukan hal tersebut.
G. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji validitas instrumen
Suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila suatu alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat. Peneliti menggunakan perhitungan rumus Korelasi Product Moment. Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel (Sugiyono, 2008: 228), dengan rumus sebagai berikut :
�
= � � −2 − � 2 − 2
(48)
N = Total responden
X = Total dari setiap item 1 Y= Total dari setiap item 2
r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
Nilai koefisien r diperhitungkan pada signifikansi 5%. Apabila hasil perhitungan koefisien nilai r menunjukkan lebih besar atau sama dengan taraf kesalahan 5%, maka item tersebut dinyatakan valid. Dengan N sebanyak 30, taraf kesalahan 5% , maka r tabel sebesar 0,361. Keputusan uji validitas apabila r hitung > r tabel, maka Ho ditolak, artinya butir pertanyaan yang diuji valid dan apabila r hitung < r tabel, maka Ho diterima, artinya butir pertanyaan yang diuji tidak valid.
Tabel 3.2
Uji validitas variabel keaktifan belajar.
Butir
Pertanyaan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Keterangan
1 0.464 0.361 valid
2 0.690 0.361 valid
3 0.784 0.361 valid
4 0.217 0.361 tidak valid
5 0.735 0.361 valid
6 0.735 0.361 valid
7 0.575 0.361 valid
8 0.539 0.361 valid
9 0.698 0.361 valid
(49)
11 0.628 0.361 valid
12 0.403 0.361 valid
13 0.169 0.361 tidak valid
14 0.547 0.361 valid
15 0.461 0.361 valid
16 0.075 0.361 tidak valid
17 0.486 0.361 valid
18 0.588 0.361 valid
Dari 8 butir pertanyaan mengenai variabel keaktifan belajar menunjukkan bahwa terdapat 15 butir pertanyaan yang valid sedangkan 3 pertanyaan dinyatakan tidak valid, sehingga 15 butir pertanyaan yang valid dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau tidak dapat diandalkan. Apabila alat pengukur digunakan dua kali pada suatu gejala yang sama dan menghasilkan hasil yang sama atau konsisten, maka alat pengukur tersebut dapat dikatakan reliabel. Cara mencari reabilitas untuk keseluruhan item adalah dengan mengoreksi angka korelasi yang diperoleh. Pengujian reabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach:
r
tt= [
�(�−1)
��2
(50)
Keterangan :
rtt = reliabel instrumen yang dicari
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= jumlah varians butir
= varians total
Untuk pedoman dalam menentukan keterhandalan variabel penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1996: 167).
Tabel 3.3
Tingkat keterhandalan variabel penelitian
No Koefisien Alpha Tingkat Keterhandalan
1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi
2. 0,600-0,799 Tinggi
3. 0,400-0,599 Cukup
4. 0,200-0,399 Rendah
5. <0,200 Sangat Rendah
2b
2(51)
Tabel 3.4
Uji reliabilitas variabel keaktifan belajar.
Variabel Nilai r hitung
Nilai
r tabel Keterangan
Tingkat Keterhandalan Keaktifan
belajar. 0.897 0.60 Reliabel Sangat Tinggi
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik inferensial. Uji normalitas ini menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov, yaitu:
D = Maksimum [ F
0(x)
–
S
n(x)]
Keterangan:
D = Deviasi Maksimum
F0 = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Selanjutnya agar diketahui apakah distribusi frekuensi data masing-masing variable normal atau tidak dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
(52)
b) Jika probabilitas asymtot < 0,05 berarti sebaran data tidak normal
2. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, hubungan antara keaktifan belajar dengan prestasi belajar. Digunakan teknik analisis korelasi product moment, dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2008: 183):
�
= � 1 − 1
12 − 1 2 � 2 − 2
Keterangan:
rxy = Koefien korelasi X1 = Variable bebas Y = Variabel terikat N = Jumlah sampel
Nilai r bervariasi dari -1 sampai dengan +1 dengan melalui 0 (nol), dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Bila r = -1 atau mendekati -1 berarti ada korelasi negatif yang kuat
antara variable X1 dan Y
b) Bila r = 0 berarti tidak ada korelasi antara variable X1 dan Y
c) Bila r = +1 atau mendekati +1 berarti ada korelasi positif yang kuat
(53)
Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi (Sugiyono, 2008: 184):
Tabel 3.5
Tingkat Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Keterangan
0,00 - 0,199 sangat rendah
0,20 - 0,399 rendah
0,40 - 0,599 sedang
0,60 - 0,799 kuat
0,80 - 0,100 sangat kuat
Untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak maka diadakan uji signifikan dengan taraf signifikansi 5% dengan rumus sebagai berikut:
�
=
r n−21− r2
Keterangan:
t = Harga t-test yang dicari r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel
(54)
H1 = Jika thitung > ttabel berarti terdapat hubungan yang signifikan H0 = Jika thitung < ttabel berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan
(55)
36
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Universitas Sanata Dharma
1. Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Sanata Dharma tahun 1955 - 1958
Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. Dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955. Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 Jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil
(56)
Dekan Nama "Sanata Dharma" diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. "Sanata Dharma" sebenarnya dibaca "Sanyata Dharma", yang berarti "kebaktian yang sebenarnya" atau "pelayanan yang nyata". Kebaktian dan pelayanan itu ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).
2. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma tahun 1958 – 1965 Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status Disamakan dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri. 3. IKIP Sanata Dharma tahun 1965 - 1993
Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Santa Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237 / B - Swt / U / 1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965.
(57)
Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibika program Diploma II Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
4. Universitas Sanata Dharma tahun 1993 sampai sekarang
Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No. 46 / D / O / 1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama UNIVERSITAS SANATA DHARMA. Dengan perkembangan ini UNIVERSITAS SANATA DHARMA diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannya. Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 25 Program Studi, 3 Program Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3 Program Kursus Bersertifikat. Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi
(58)
berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi (sistem informasi, manajemen, biro / lembaga / pusat / serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat
Nama-nama yang pernah menjabat Rektor Universitas Sanata Dharma: 1. Prof. Dr. N. Drijarkara,S.J. (1955-1967)
2. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)
3. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977-1984)
4. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984-1988)
5. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988-1993) 6. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001)
7. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001-2006)
8. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006-sekarang)
B. Arti Logo Universitas Sanata Dharma
Arti dari logo Universitas Sanata Dharma:
1. Bingkai adalah teratai bersudut lima. Teratai adalah kemuliaan. Sudut lima
adalah Pancasila.
(59)
3. Buku yang terbuka melambangkan ilmu pengetahuan yang selalu berkembang.
4. Teratai warna coklat melambangkan sikap dewasa yang matang. 5. "Ad Maiorem Dei Gloriam" berarti kemuliaan Allah yang lebih besar.
C. Visi Misi Universitas Sanata Dharma
1. Visi Universitas Sanata Dharma
Universitas Sanata Dharma didirikan oleh Ordo Serikat Yesus (S.J.) provinsi Indonesia bersama para imam dan awam Katolik untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan yang diwujudkan dalam penggalian kebenaran secara objektif dan akademis dan pengembangan kaum muda yang didasarkan pada nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan spiritualitas Ignatian, yaitu menjadi manusia bagi sesama (human for and with others), perhatian pribadi (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan semangat dialogis.
2. Misi Universitas Sanata Dharma
Universitas Sanata Dharma didirikan sebagai lembaga akademis yang menekankan perpaduan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan nilai-nilai kemanusiaan, lembaga kritis masyarakat, lembaga yang menjunjung tinggi kebebasan akademis, lembaga pendidikan humanis dan dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan sprititual mahasiswa
(60)
secara terpadu, lembaga yang mendidik mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan memiliki kepekaan sosial, lembaga yang memberikan pelayanan masyarakat, dan lembaga yang mempersiapkan tenaga kependidikan secara profesional.
D. Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Pendidikan di Universitas Sanata Dharma bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri bangsa dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik yang berlandaskan nilai-nilai – nlai Kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.
E. Fasilitas Universitas Sanata Dharma
1. Perpustakaan
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma terdiri dari dua unit perpustakaan yaitu Perpustakaan Kampus Mrican dan Perpustakaan Kampus Paingan yang dikelola secara sentralisasi. Perpustakaan kampus Mrican merupakan perpustakaan Pusat, yang terdiri dari 4 lantai, sedangkan Perpustakaan Kampus Paingan merupakan perpustakaan cabang, yang terdiri dari 2 lantai dan berkonsentrai pada pelayanan pengguna bagi sivitas akademika Universitas Sanata Dharma yang berada di Kampus Paingan.
(61)
Perpustakaan Mrican dan Paingan dihubungkan dengan jaringan komputer untuk dapat melayani penggunanya secara online. Sistem layanan yang digunakan adalah Sistem Terbuka, dimana pengguna dapat memilih dan mencari sendiri koleksi yang diinginkan.
a. Ruang Baca
Ruang baca yang nyaman dengan pemandangan yang luas. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma terdiri dari dua unit perpustakaan yaitu Perpustakaan Kampus Mrican dan Perpustakaan Kampus Paingan yang dikelola secara sentralisasi. Perpustakaan kampus Mrican merupakan perpustakaan Pusat, yang terdiri dari 4 lantai, sedangkan Perpustakaan Kampus Paingan merupakan perpustakaan cabang, yang terdiri dari 2 lantai dan berkonsentrai pada pelayanan pengguna bagi sivitas akademika Universitas Sanata Dharma yang berada di Kampus Paingan.
b. Workstation
Perpustakaan Mrican dan Paingan dihubungkan dengan jaringan komputer untuk dapat melayani penggunanya secara online. Sistem layanan yang digunakan adalah Sistem Terbuka, dimana pengguna dapat memilih dan mencari sendiri koleksi yang diinginkan. Selain itu terdapat ruang khusus bagi mahasiswa bila ingin mengakses internet secara gratis, sekaligus tempat foto copy maupun print melalui mesin foto copy yang berada dalam satu tempat.
(62)
2. Apotek dan Poliklinik
Apotek dibuka juga untuk umum, dan Poliklinik berada jadi satu dengan apotek. Ada dokter jaga yang siap melayani kebutuhan kesehatan civitas akademika.
3. Kapel
Berlokasi di Mrican, kapel kampus juga digunakan untuk misa mingguan.
4. Laboratorium Komputer Dasar dan Laboratorium Multimedia
Disediakan laboratorium komputer dasar untuk digunakan oleh mahasiswa.
5. Hotspot
Untuk memenuhi kebutuhan internet di setiap area kampus, maka ditempatkan hotspot di banyak tempat strategis.
6. Laboratorium Micro Teaching
Digunakan mahsiswa FKIP sebagai sarana melatih dan berlatih mengajar teman sendiri.
7. Lapangan Olahraga
Fasilitas lain yang dimiliki Universitas Sanata Dharma adalah tempat untuk berolahraga, antara lain sebagai berikut:
(63)
b. Lapangan sepak bola c. Lapangan badminton 8. Gedung Teater
Gedung teater digunakan untuk berlatih dan pentas seni teater.
F. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang sekarang ini merupakan salah satu fakultas dari Universitas Sanata Dharma, yang dulu pernah populer dengan sebutan IKIP Sanata Dharma, mulanya adalah sebuah Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang berdiri pada tanggal 17 Desember 1955. Mulai bulan November tahun 1958, pemerintah mengubah nama PTPG menjadi FKIP. Berkaitan dengan itu, nama PTPG Sanata Dharma berganti menjadi FKIP Sanata Dharma yang merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia. Kemudian mulai 1 September 1965, Presiden Soekarno membentuk IKIP yang merupakan gabungan dari FKIP dan IPG. Sehingga berdasarkan SK No.237/B-SWTU/1965, FKIP Sanata Dharma berganti nama menjadi IKIP Sanata Dharma.
Akhirnya, seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, melalui SK Mendikbud No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma menjadi sebuah universitas, Universitas Sanata Dharma (UNIVERSITAS SANATA DHARMA). Dengan demikian, IKIP yang dulu merupakan lembaga yang berdiri sendiri, sekarang merupakan sebuah fakultas dari UNIVERSITAS SANATA DHARMA. Pada
(64)
tahun 1998, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama Katolik (FIPA) menggabung dengan FKIP menjadi Prodi IPPAK, Jurusan Ilmu Pendidikan.
FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA mempunyai 4 jurusan dengan 11 program studi untuk gelar S1, 1 program studi nongelar.
1. Jurusan Ilmu Pendidikan (JIP)
a. Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK)
b. Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
(IPPAK)
c. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) 2. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS)
a. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)
b. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
(PBSID)
3. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS) a. Program Studi Pendidikan Akuntansi (PAK) b. Program Studi Pendidikan Ekonomi (PE) c. Pendidikan Sejarah (PSej)
4. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA) a. Program Studi Pendidikan Fisika (PFis)
b. Program Studi Pendidikan Matematika (PMat) c. Program Studi Pendidikan Biologi (PBio)
(65)
Secara umum FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA bertujuan untuk menyiapkan tenaga kependidikan yang profesional, humanistik, memiliki semangat dialogis, dan menghargai serta mengembangkan kebebasan dan kejujuran akademik dalam proses pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA didukung oleh tenaga-tenaga pendidikan yang telah berpengalaman serta fasilitas-fasilitas yang sangat memadai.
G. Lokasi Kampus Universitas Sanata Dharma
1. Kampus I
FKIP, F. Sastra, F. Ekonomi
Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002. Telp (0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383 2. Kampus II
Gedung Pusat, Pasca Sarjana, Perpustakaan Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002. Telp (0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383 3. Kampus III
Sains dan Teknologi, F. Psikologi, F. Farmasi
Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Telp. (0274) 883037, 883968 Fax. (0274) 886529
(66)
4. Kampus IV Teologi
Kentungan, Jl. Kaliurang Km 7, Tromol Pos 1194 Yogyakarta. Telp. (0274) 880957
5. Kampus V
Pendidikan Agama Katolik
Jl. Ahmad Jazuli No. 2, Yogyakarta. Telp. (0274) 589035
(67)
48
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Sebelum data dianalisis langkah pertama akan disajikan deskripsi data tentang variabel keaktifan belajar dan prestasi belajar, data ini didasarkan dari jawaban responden berjumlah 74 responden.
A. Deskripsi Data
Data hasil penelitian yang meliputi dua variabel yaitu; Keaktifan belajar mahasiswa (X) dan prestasi belajar mahasiswa (Y). Dari jumlah 74 responden semuanya mengisi secara lengkap setiap kuesioner yang dibagikan sehingga dapat menjadi data pada penelitian ini.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah karena belum disusun dengan cara apapun, sehinga proses olah data belum dapat dilakukan. Oleh karena itu, data mentah perlu disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data yang telah digolong-golongkan ke dalam kelas-kelas menurut urutan tingkatannya beserta jumlah individu yang termasuk dalam masing-masing kelas, yang disebut tabel distribusi frekuensi. Pembuatan tabel distribusi frekuensi menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. (Masidjo, 1995 : 157). 1. Keaktifan Belajar
Data variabel keaktifan belajar mahasiswa didapat dari kuesioner yang berisi 15 butir pertanyaan, dengan responden berjumlah 74 mahasiswa.
(68)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II digunakan untuk menentukan kecendrungan variable.
Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 4 x 15 = 60 Skor terendah yangt mungkin dicapai: 1 x 15 = 15 Skor :
81% x 60 = 48,6 (dibulatkan menjadi 49) 66% x 60 = 39.6 (dibulatkan menjadi 40) 56% x 60 = 33.6 (dibulatkan menjadi 34) 46% x 60 = 27.6 (dibulatkan menjadi 28) < 28
Dari perhitungan tersebut, dapat disimpulkan kategori kecendrungan variabel sebagai berikut :
Table 5.1
Rentang Nilai Keaktifan Belajar Mahasiswa
NO Interval Kategori
1 49 – 60 Sangat tinggi
2 40 – 48 Tinggi
3 34 – 39 Cukup
4 28 – 33 Rendah
(69)
Berdasarkan hasil penelitian pada variabel keaktifan belajar mahasiswa dengan skor tertinggi yang dicapai adalah 60 dan skor terendah adalah 15 disajikan dalam tabel distribusi berikut ini.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Keaktifan Belajar Mahasiswa
No Interval Kategori Frekuensi Frekuensi relatif
1 49 – 60 Sangat tinggi 3 4,1 %
2 40 – 48 Tinggi 34 45,9 %
3 34 – 39 Sedang 24 32,4 %
4 28 – 33 Rendah 12 16,2 %
5 15 - 27 Sangat rendah 1 1,4 %
JUMLAH 74 100 %
Dari tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan tahun 2012 yang mempunyai keaktifan belajar kategori sangat tinggi yaitu 4,1 %, tingkat keaktifan belajar kategori tinggi yaitu 45,9 %, tingkat keaktifan belajar yang kategori sedang 32,4 %, tingkat keaktifan belajar yang kategori rendah 16,2 %, dan tingkat keaktifan belajar yang ketegori sangat rendah yaitu 1,4 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan tahun 2012 memiliki keaktifan belajar yang cendrung tinggi.
(70)
2. Prestasi Belajar
Data prestasi belajar didapat melalui dokumentasi dari Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma, yaitu nilai dari matakuliah akuntansi keuangan dasar 1, mahasiswa angkatan tahun 2012, tahun ajaran 2012/2013 semester gasal. Nilai maksimum prestasi belajar adalah 4 (A) dan nilai minimum adalah 0 (E)
Tabel 5.3
Rentang Prestasi Belajar Mahasiswa
Nilai Kategori
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
0 Sangat kurang
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Mahasiswa
No Nilai Kategori Frekuensi Frekuensi relatif
1 4 Sangat baik 14 19 %
2 3 Baik 14 19 %
3 2 Cukup 27 36 %
4 1 Kurang 19 26 %
5 0 Sangat kurang 0 0 %
(71)
Dari tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan tahun 2012 yang mempunyai prestasi belajar kategori amat baik yaitu 19 %, prestasi belajar kategori baik yaitu 19 %, prestasi belajar yang kategori cukup 36 %, prestasi belajar yang kategori kurang 26 %, dan prestasi belajar yang ketegori sangat kurang yaitu 0 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan tahun 2012 memiliki prestasi belajar yang cendrung cukup.
B. Anailsis Data
1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Pengambilan keputusan apakah data berdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan cara berdasarkan angka signifikansi.
(72)
Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Residual
N 74
Normal Parametersa Mean -3.9007836E-16
Std. Deviation .83285507
Most Extreme Differences Absolute .093
Positive .066
Negative -.093
Kolmogorov-Smirnov Z .799
Asymp. Sig. (2-tailed) .546
a. Test distribution is Normal.
Tabel 5.6
Rangkuman Uji Normalitas
No Keterangan Asymp
Sig2-tailed α Kesimpulan 1 Nilai residual dari kedua
variabel yang diuji 0,546 0,05 Normal
Jika dilihat dari signifikansi Asymp. Sig. (2-tailed) pada Tabel 5.5 di atas, hasil uji mengindikasikan bahwa distribusi residual adalah normal karena nilai probabilitas Kolmogorov-Smirnov adalah Asymp. Sig. (2-tailed) > 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas dalam analisis terpenuhi.
(73)
2. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan ini dapat diterima atau ditolak. Dalam memberikan sejauh mana tingkat hubungan suatu variable, dapat berpedoman pada Pedoman interpretasi koefisiensi korelasi, (Sugiyono, 2008: 184) yaitu:
Tabel 5.7
Pedoman interpretasi koefisiensi korelasi
Koefisien Korelasi Keterangan 0,00 - 0,199 sangat rendah
0,20 - 0,399 rendah
0,40 - 0,599 sedang
0,60 - 0,799 kuat
0,80 - 0,100 sangat kuat
Hipotesis adalah kesimpulan sementara tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa.
H1 : Ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa.
(74)
Kaidah keputusan :
a. Jika indeks probabilitas < 5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
berarti ada hubungan.
b. Jika indeks probabilitas > 5%, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
berarti tidak ada hubungan.
Untuk menguji hipotesis, hubungan antara keaktifan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Digunakan teknik analisis korelasi product moment dari Pearson.
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan korelasi atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut, kedua variabel harus diuji dengan menggunakan uji r pada taraf signifikansi 5%. Jika r hitung (r hasil analisis) bertaraf signifikansi lebih kecil atau sama dengan 5%, berarti hubungan kriterium dengan prediktor adalah hubungan kuat. Jika r hitung bertaraf signifikansi lebih besar atau sama dengan 5%, berarti hubungan kriterium dengan prediktor adalah hubungan lemah.
(75)
Tabel 5.8 Hasil Uji Korelasi
Dari tabel Correlations dengan menggunakan metode dua sisi (sig. 2-tailed) diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000, karena nilai probabilitas < dari 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan arah yang positif antara keaktifan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Karena nilai r hitung sebesar 0,643 maka dapat disimpulkan memiliki tingkat hubungan yang kuat dan arah yang positif, hal ini ditunjukan pada tabel pedoman dalam memberikan interpretasi terhadap koefisiensi korelasi terletak pada interval koefisiensi kolom nomor empat tabel 5.7 yakni di antara 0,60 – 0,799 dengan tingkat hubungan yang kuat.
Correlations
Keaktifan belajar
Prestasi belajar
Kaktifan belajar Pearson Correlation 1 .643**
Sig. (2-tailed) .000
N 74 74
Prestasi belajar Pearson Correlation .643** 1
Sig. (2-tailed) .000
(76)
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hubungan antara Keaktifan Belajar dan Prestasi Belajar.
Prestasi belajar mempunyai hubungan positif yang signifikan dengan keaktifan belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan tahun 2012 pada matakuliah akuntansi dasar 1 dengan koefisien korelasi sebesar 0.643 dan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05. Dengan demikian, semakin tinggi keaktifan belajar maka prestasi belajar mahasiswa pun semakin baik.
Keaktifan belajar dalam penelitian ini berhubungan dengan prestasi belajar. Aktif dalam belajar akan membangun mahasiswa membentuk pengetahuanya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari proses mahasiswa itu belajar. Misalnya saat mahasiswa belajar di kelas maupun di luar kelas. Dari hasil pengisian kuesioner dapat dilihat bahwa sebenarnya mahasiswa sudah melakukan proses belajar secara aktif. Tingkat keaktifan belajarnya pun terhitung tinggi. Tingginya tingkat keaktifan belajar ini dapat disebabkan karena mata kuliah akuntansi keuangan dasar 1 merupakan mata kuliah prasyarat. Sehingga mahasiswa beranggapan bahwa matakuliah ini harus ditempuh dengan hasil yang baik.
(77)
58
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa pada matakuliah akuntansi keuangan dasar 1. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dikemukakan di bab V maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Ada hubungan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan tahun 2012 pada matakuliah akuntansi keuangan dasar 1. Hasil perhitungan statistika menunjukkan bahwa pada output (kolom sig.2 – tailed) hubungan antara keaktifan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa adalah 0.000. Oleh karena angka tersebut di bawah 5% maka H1 diterima, atau ada hubungan yang positif dan signifikan anatara keaktifan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Dan diperoleh juga nilai r hitung sebesar 0.643, nilai r hitung ini menunjukan tingkat korelasi yang kuat, karena teletak direntang koefisien korelasi 0,60-0,799. Kesimpulan ini berarti, proses belajar secara aktif sangat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Semakin tinggi tingkat keaktifan belajarnya maka semakin baik prestasi belajar yang diperoleh, atau sebaliknya semkin rendah keaktifan belajarnya maka semakin rendah juga prestasi belajar yang diperoleh.
(78)
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari dalam melakukan penelitian maupun penyajian hasil penelitian memiliki keterbatasan.
1. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penulis tidak dapat melacak kebenaran data yang diperoleh dari responden dalam menjawab kuesioner dan diharapkan data tersebut berdasarkan keadaan yang sesungguhnya. 2. Penelitian tidak dapat dilakukan keseluruh mahasiswa pendidikan
akuntansi, tetapi hanya mahsiswa angkatan tahun 2012. Hal ini dikarenakan mahasiswa angkatan tahun 2012 baru saja menyelesaikan matakuliah akuntansi keuangan dasar 1 disemester gasal, sehingga dianggap lebih relevan untuk dijadikan responden dalam penelitian ini.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan seperti yang telah diuraikan diatas, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Sebaiknya mahasiswa sadar betul akan pentingnya sebuah proses yang
aktif dalam pembelajaran. Karena proses aktif tersebut merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Mahasiswa melalui proses belajar yang aktif akan mendapatkan hasil yang baik. Hasil atau prestasi bukanlah yang terutama dalam belajar, melainkan proses mencapai hasil itulah yang terutama.
(79)
2. Sebaiknya mahasiswa terus mempertahankan proses belajar yang aktif, karena dengan aktif belajar mahasiswa dapat membangun pengetahuanya sendiri mahasiswa akan lebih mudah menyerap materi perkuliahan. Dan tidak hanya mengharapkan ilmu pengetahuan hanya dari dosen. Mahasiswa juga dituntut untuk lebih giat belajar agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
(80)
DAFTAR PUSTAKA
Dahar, R. W. Prof. Dr. M.Sc.1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta Mardalis. Drs. 1990. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:
Bumi Aksara
Masidjo, Ign. 1995. Pengukuran dan Penilaian Prestasi Belajar di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius
Nasution, S. Prof. Dr. M.A. 1984. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bina Aksara.
Nugroho, Bhuono Agung. S.E, M.Si., Akt. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: CV. Andi
Sangadji, Etta Mamang. Dr. M.Si. 2010. Metodologi Penelitian – Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta : CV.Andi
Sardiman, A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV RAJAWALI.
Sudjana, Nana. Dr. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, Prof. Dr. 2007. Statistik untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono, Prof. Dr. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: CV. Alfabeta.
Suharsimi, A. Dr. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Bina Aksara.
(81)
Suparno, P. 1997. Filsafat Kontruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
(82)
63
LAMPIRAN 1
Kuesioner Penelitian(1)
Correlations
Keaktifan belajar
Prestasi belajar Keaktifan belajar Pearson Correlation 1 .643**
Sig. (2-tailed) .000
N 74 74
Prestasi belajar Pearson Correlation .643** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 74 74
(2)
81
LAMPIRAN 6
Tabel r
(3)
Pada Sig.0,05 (Two Tail)
N r N r N r N r N r N r
1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138 2 0.95 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137 3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137 4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137 5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136 6 0.707 46 0.285 86 0.21 126 0.174 166 0.151 206 0.136 7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136 8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135 9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.15 209 0.135 10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.15 210 0.135 11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.17 171 0.149 211 0.134 12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.17 172 0.149 212 0.134 13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134 14 0.497 54 0.263
94
0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134 15 0.482 55 0.261 95 0.2 135 0.168 175 0.148 215 0.133 16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133 17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133 18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132 19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132 20 0.423 60 0.25 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132 21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131 22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131 23 0.396 63 0.244 103 0.192 143 0.163 183 0.144 223 0.131 24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131 25 0.381 65 0.24 105 0.19 145 0.162 185 0.144 225 0.13 26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13 27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13 28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129 29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129(4)
83
30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129 31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129 32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128 33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128 34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128 35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127 36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127 37 0.316 77 0.221 117 0.18 157 0.156 197 0.139 237 0.127 38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127 39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126 40 0.304 80 0.217 120 0.178 160 0.154 200 0.138 240 0.126
(5)
84
LAMPIRAN 7
(6)