Statistik Deskriptif Uji Normalitas Uji Hipotesis

H. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum generalisasi Sugiyono, 2007:206. Untuk mendeskripsikan hubungan variabel prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih juruasan di SMA, maka dilakukan perhitungan berdasarkan PAP II dan dilengkapi dengan perhitungan rata-rata mean, skor yang membagi distribusi frekuensi menjadi dua sama besar median, skor yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam sekumpulan distribusi skor modus dan standar deviasinya.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas sampel, dimaksudkan untuk menguji normal tidaknya sampel. Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov: [ ] 1 1 X S X F Max D n o − = Keterangan : D = Deviasi maksimum 1 X F o = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan 1 X S o = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Jika nilai F hitung dari nilai F tabel pada taraf signifikansi 5 , maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya, jika nilai F hitung dari nilai F tabel , maka distribusi data dikatakan normal.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing- masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut. e S TC S F 2 2 = Keterangan: 2 2 − = k TC JK TC S 2 2 − = k E JK e S Dimana : F = harga bilangan F untuk garis regresi S 2 TC = varian tuna cocok S 2 e = varian kekeliruan JKTC = jumlah kuadrat tuna cocok JKE = jumlah kuadrat kekeliruan Kriteria yang digunakan yaitu jika nilai F hitung nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. Sebaliknya jika nilai F hitung nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal, atau variabel tersebut tidak memiliki nilai korelasi sama dengan nol. Cara mendeteksi multikolinieritas dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan bantuan program SPSS.

4. Uji Hipotesis

a. Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga, digunakan teknik korelasi product moment dengan rumus Sugiyono, 2007:248, sebagai berikut. } }{ { 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r xy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Keterangan : r xy = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y n = total responden Y = skor total dari setiap item X = skor total dari seluruh item Untuk selanjutnya pengujian hipotesis pertama, kedua dan ketiga menggunakan bantuan program SPSS. Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Semakin kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar kesalahan untuk membuat prediksi. Ketentuan pedoman penafsiran koefisien korelasi adalah sebagai berikut Sugiyono, 2007:250. Tabel 3. 11 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Sedangkan untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi xy r peneliti akan membandingkan nilai probabilitas dengan taraf signifikansinya. Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Tinggi 0,80 – 1,000 Sangat Tinggi Kriteria pengujian adalah: Jika probabilitas 0,05 berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan. Jika probabilitas 0,05 berarti terdapat hubungan yang signifikan. b. Untuk pengujian hipotesis keempat tentang hubungan antara prestasi belajar X1, persepsi siswa terhadap jurusan X2, dan motivasi belajar X3 secara bersama-sama terhadap minat siswa dalam memilih jurusan di SMA Y akan digunakan analisis korelasi ganda dengan rumus sebagai berikut. ∑ ∑ ∑ Σ + + = 2 3 3 2 2 1 1 123 y a y x a y x a Rxy γ χ Dimana: R y123 : koefisien korelasi antara variabel Y dengan X 1 , X 1 a 1 : koefisien variabel bebas X 1 a 2 : koefisien variabel bebas X 2 a 3 : koefisien variabel bebas X 3 ∑ Y X 1 : jumlah produk antara X 1 dan Y ∑ Y X 2 : jumlah produk antara X 2 dan Y : jumlah produk antara X 3 dan Y ∑ 2 Y : jumlah kuadrat kriterium Y Selanjutnya untuk menguji hipotesis keempat mengggunakan bantuan program SPSS. Untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi xy r peneliti akan membandingkan nilai probabilitas dengan taraf signifikansinya. Kriteria pengujian adalah: Jika probabilitas 0,05 berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan Jika probabilitas 0,05 berarti terdapat hubungan yang signifikan ∑ Y X 3 48

BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN

A. Sejarah Berdirinya Sekolah

SMA Pangudi Luhur Sedayu merupakan SMA alih fungsi dari SPG Pangudi Luhur Sedayu sejak tahun 1989 bersama-sama dengan SPG yang lain, sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 031 113HKpts1989, tanggal 25 Februari 1989. Oleh karena itu Visi SMA Pangudi Luhur Sedayu dengan penyesuaian. Hal ini karena SMA bukan lembaga terminal sistem seperti SPG. Visi yang melandasi berdirinya sekolah adalah ingin mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di kota Yogyakarta karena faktor biaya. Melihat kenyataan bahwa banyak lulusan SMP yang tidak dapat melanjutkan sekolah, maka pada tanggal 1 Januari 1967 Pastur Paroki Sedayu mendirikan SPG St. Paulus. Tahun 1968 sekolah ini mulai dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur bersama SLTP Pangudi luhur Sedayu dan SLTP Pangudi Luhur Moyudan. SPG Pangudi Luhur Sedayu terdaftar pada Insp. Daerah Pendidikan Guru Tenaga No. A.60SetSPG Swt, 30 Juni 1969. Pada tahun pelajaran 1988 1989 melalui SK Menteri Mendikbud RI No. 034 I.13HKptsTanggal 28 Februari1989, SPG Pangudi Luhur Sedayu beralih fungsi menjadi SMA Pangudi Luhur Sedayu. Sejak berdirinya, SMA Pangudi Luhur Sedayu merupakan salah satu SMA yang masih dibutuhkan

Dokumen yang terkait

Hubungan motivasi belajar, kebiasaan belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi : studi kasus siswa jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 4 184

Hubungan antara motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA : studi kasus di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 142

Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta.

0 0 152

Hubungan antara prestasi belajar siswa dan persepsi siswa terhadap jurusan IPS dengan minat siswa memilih jurusan IPS : studi kasus pada SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

0 0 174

Hubungan antara media pembelajaran dan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

0 0 138

Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

0 2 140

Hubungan antara prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu

0 0 163

Hubungan antara motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA studi kasus di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

0 4 140

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT MEMILIH JURUSAN DI SMA Studi Kasus Pada SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan

0 0 138

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN IPS DENGAN MINAT SISWA MEMILIH JURUSAN IPS (Studi Kasus pada SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)

0 0 172