Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul.
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA,
MOTIVASI BELAJAR SISWA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN
ORANG TUA DENGAN MINAT MEMILIH JURUSAN DI
SMA
Studi Kasus Pada SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul
Mateus Allan Septian Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara prestasi belajar dan minat memilih jurusan di SMA; (2) hubungan antara motivasi belajar dan minat memilih jurusan di SMA; (3) hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dan minat memilih jurusan di SMA; dan (4) hubungan prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua dan minat memilih jurusan di SMA.
Penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada bulan Febuari 2007. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 105 siswa. Sampel penelitian berjumlah 90 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah proportional random sampling. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment dan regresi ganda dengan menggunakan taraf signifikansiα= 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan prestasi belajar siswa dan minat memilih jurusan di SMA (r = 0,208 ; ρ = 0,049), (2) ada hubungan motivasi belajar siswa dan minat memilih jurusan di SMA (r = 0,293; ρ = 0,005), (3) ada hubungan tingkat pendidikan orang tua dan minat memilih jurusan di SMA (r = 0,207 ; ρ = 0,050), (4) ada hubungan prestasi belajar siwa, motivasi belajar siswa, tingkat pendidikan orang tua dan minat memilih jurusan di SMA (Fh= 4,961 ; Ft= 2,70).
(2)
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN STUDENT`S LEARNING
ACHIEVEMENT, LEARNING MOTIVATION, LEVEL OF
PARENT`S EDUCATION AND STUDENT`S INTEREST IN
CHOOSING THE DEPARTMENT IN SENIOR HIGH SCHOOL
A Cases Study at Pangudi Luhur Senior High School in Sedayu Bantul Regency
Mateus Allan Septian Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The aims of this research are to know the correlation between (1) student’s learning achievement and the interest of choosing the department; (2) student’s learning motivation and the interest of choosing the department; (3) level of parent’s education and the interest of choosing the department in senior high school and (4) student’s learning achievement, student’s learning motivation, level of parent’s education and the interest of choosing the department in senior high school.
This research done at Pangudi Luhur Senior High School in Sedayu Bantul Regency in February 2007. The technique of data collection were interview, documentation, and questionnaire. The populations of this research were 90 students. The technique of taking the sample was proportional random sampling. The techniques of data analysis were Product Moment Correlation and Double Regression.
The results of this research show that there are correlation between (1) student’s learning achievement and the interest of choosing the department in senior high school (r = 0,208 ; ρ = 0,049); (2) student’s learning motivation and the interest of choosing the department in senior high school (r = 0,293 ; ρ = 0,005); (3) level of parent’s education and the interest of choosing the departments in senior high school (r = 0,207 ; ρ = 0,050); 4) student’s learning achievements, student’s learning motivation, level of parent’s education and the interest of choosing the department in senior high school ( Fh= 4,961 ; Ft= 2,70).
(3)
(4)
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA,
MOTIVASI BELAJAR SISWA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN
ORANG TUA DENGAN MINAT MEMILIH JURUSAN DI
SMA
Studi Kasus Pada SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh :
Mateus Allan Septian
NIM: 011334077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
MOTTO
Where There`s a Will There`s a Way
(Priyo)
Berusalah untuk Jadi yang Terbaik, Tetapi
Janganlah Berfikir Dirimu yang Terbaik
Skripsi ini kupersembahkan
bagi yang membutuhkan
(8)
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 September2007
(9)
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA,
MOTIVASI BELAJAR SISWA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN
ORANG TUA DENGAN MINAT MEMILIH JURUSAN DI
SMA
Studi Kasus Pada SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul
Mateus Allan Septian Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara prestasi belajar dan minat memilih jurusan di SMA; (2) hubungan antara motivasi belajar dan minat memilih jurusan di SMA; (3) hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dan minat memilih jurusan di SMA; dan (4) hubungan prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua dan minat memilih jurusan di SMA.
Penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada bulan Febuari 2007. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 105 siswa. Sampel penelitian berjumlah 90 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah proportional random sampling. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment dan regresi ganda dengan menggunakan taraf signifikansiα= 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan prestasi belajar siswa dan minat memilih jurusan di SMA (r = 0,208 ; ρ = 0,049), (2) ada hubungan motivasi belajar siswa dan minat memilih jurusan di SMA (r = 0,293; ρ = 0,005), (3) ada hubungan tingkat pendidikan orang tua dan minat memilih jurusan di SMA (r = 0,207 ; ρ = 0,050), (4) ada hubungan prestasi belajar siwa, motivasi belajar siswa, tingkat pendidikan orang tua dan minat memilih jurusan di SMA (Fh= 4,961 ; Ft= 2,70).
(10)
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN STUDENT`S LEARNING
ACHIEVEMENT, LEARNING MOTIVATION, LEVEL OF
PARENT`S EDUCATION AND STUDENT`S INTEREST IN
CHOOSING THE DEPARTMENT IN SENIOR HIGH SCHOOL
A Cases Study at Pangudi Luhur Senior High School in Sedayu Bantul Regency
Mateus Allan Septian Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The aims of this research are to know the correlation between (1) student’s learning achievement and the interest of choosing the department; (2) student’s learning motivation and the interest of choosing the department; (3) level of parent’s education and the interest of choosing the department in senior high school and (4) student’s learning achievement, student’s learning motivation, level of parent’s education and the interest of choosing the department in senior high school.
This research done at Pangudi Luhur Senior High School in Sedayu Bantul Regency in February 2007. The technique of data collection were interview, documentation, and questionnaire. The populations of this research were 90 students. The technique of taking the sample was proportional random sampling. The techniques of data analysis were Product Moment Correlation and Double Regression.
The results of this research show that there are correlation between (1) student’s learning achievement and the interest of choosing the department in senior high school (r = 0,208 ; ρ = 0,049); (2) student’s learning motivation and the interest of choosing the department in senior high school (r = 0,293 ; ρ = 0,005); (3) level of parent’s education and the interest of choosing the departments in senior high school (r = 0,207 ; ρ = 0,050); 4) student’s learning achievements, student’s learning motivation, level of parent’s education and the interest of choosing the department in senior high school ( Fh= 4,961 ; Ft= 2,70).
(11)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Drs. F.X Muhadi M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
4. Bapak Agustinus Heri Nugroho S.Pd. yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Markoes Padmonegoro selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul yang telahmemberikan ijin untuk dapat melakukan penelitian.
6. Ibu Ch. Sri Purwaningsih selaku guru SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul yang telah membantu dalam melakukan penelitian.
(12)
7. Kedua orang tuaku yang dengan sabar memberikan dorongan, nasehat dan selalu berdoa untuk penulis.
8. Kakakku Mbak Dian, Mas Ferry dan Adikku Vica yang telah memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini
9. Teman-teman Sangkuriang Arie”Teklek”, Anton “Burket”, Beni “Bendot”, Eka “Colly”, Ciptadi “Cip-cip”, Diar “Beda”, Anry “Contrek”, Heru “Kompos”,Yuda “Gudel”, Yosep adi ”Sardjoe”, Sigit “Wewek”, joko “Shutur”, Wawan “A”, Dwi “Dwek”, Taryono “Kentir”, Andre “Romo”, Danang “Brindil”, Remon, Satya kalian adalah saudara-saudara aku. 10. Temanku Shutur dan Satya makasih motornya, kapan-kapan aku pinjam
lagi…
11. Temanku Andre makasih komputer dan semuanya, Semangat Dre... 12. Temanku Onel, Ayo kita mancing lagi....
13. Teman-teman angkatan 2001 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang berarti dalam penulisan skripsi ini.
Semoga semua kebaikan dan bantuannya mendapat imbalan yang sepantasnya dari Tuhan Yang Maha Kasih.
Yogyakarta, 20 Oktober 2007 Penulis
(13)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT... vii
KATA PENGANTAR... viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7
A. Tinjauan Pustaka ... 7
1. Minat ... 7
(14)
3. Motivasi belajar ... 11
4. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 13
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 14
C. Kerangka Berfikir ... 15
1. Hubungan antara Prestasi belajar siswa dengan Minat siswa memilih Jurusan di SMU ... 15
2. Hubungan antara Motivasi belajar dengan minat memilih Jurusan di SMU ... 16
3. Hubungan antara Tingkat Pendidikan orang Tua dengan minat memilih Jurusan di SMU ... 17
D. Paradigma Penelitian ... 18
E. Hipotesis Penelitian ... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 20
A. Jenis Penelitian ... 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
C. Populasi dan Sampel ... 20
1. Populasi Penelitian ... 20
2. Sampel Penelitian ... 21
3. Teknik Pengambilan Sampel ... 21
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 22
1. Variabel Penelitian ... 22
2. Kategori kecenderungan variabel ... 23
(15)
E. Teknik Pengumpulan Data ... 26
F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 27
1. Pengujian kesahihan (Validitas kuesioner) ... 27
2. Pengujian keandalan (Realibilitas Kuesioner) ... 30
G. Teknik Analisis Data ... 32
1. Pengujian Noramalitas dan Uji Linearitas ... 32
a. Uji Normalitas ... 32
b. Uji Linearitas ... 33
2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 34
BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 39
B. Visi dan Misi ... 39
C. Sejarah Berdirinya Sekolah ... 40
D. Keadaan Siswa ... 41
E. Kepala Sekolah ... 41
F. Guru dan Karyawan ... 42
G. Sarana Prasarana dan Fasilitas Sekolah ... 44
H. Kurikulum ... 45
I. Majelis Sekolah / Dewan Sekolah ... 46
J. Hubungan Antara Sekolah Dengan Masyarakat ... 47
K. Usaha-Usaha Penempatan Lulusan ... 47
BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data ... 49
(16)
a. Prestasi Belajar Siswa ... 49
b. Motivasi Belajar Siswa ... 50
c. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 51
d. Minat Memilih Jurusan di SMA ... 52
B. Pengujian Prasyaratan Penelitian ... 53
1. Uji Normalitas ... 54
2. Uji Linearitas ... 55
C. Pengujian Hipotesis ... 56
1. Hipotesis Pertama (Hubungan Prestasi Belajar Siswa Dengan Minat Siswa memilih Jurusan di SMA) ... 57
2. Hipotesis Kedua (Hubungan Motivasi Belajar Dengan Minat Siswa Memilih Jurusan di SMA) ... 58
3. Hipotesis ketiga (Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Minat Siswa memilih Jurusan di SMA) ... 58
4. Hipotesis keempat (Hubungan Prestasi Belajar Siswa, Motivasi belajar Siswa, dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Minat Siswa Memilih Jurusan di SMA) ... 59
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61
1. Hubungan Antara Prestasi Belajar dengan Minat Memilih Jurusan di SMA ... 61
2. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Minat Memilih Jurusan di SMA... 63 3. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan
(17)
Minat Memilih Jurusan di SMA. ... 64
4. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa, Motivasi Belajar Siswa, dan Tingkat Pendidikan orang Tua dengan Minat Memilih Jurusan di SMA ... 66
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68
B. Keterbatasan Penelitian ... 69
C. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 73
(18)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kategori kecenderungan variabel ... 23
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner ... 26
Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Untuk motivasi belajar siswa ... 28
Tabel 3.4 Rangkuman Uji Validitas Untuk minat memilih jurusan di SMA. 29 Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 31
Tabel 4.1 Rincian jumlah siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 41
Tabel 4.2 Guru dan Karyawan ... 42
Tabel 5.1 Intepretasi Penilaian prestasi belajar siswa ... 50
Tabel 5.2 Intepretasi Penilaian Motivasi Belajar Siswa... 50
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Orang Tua 51 Tabel 5.4 Data Penelitian tentang Minat Siswa Memilih Jurusan di SMA ... 52
Tabel 5.5 Intepretasi Penilaian Minat memilih Jurusan di SMA ... 53
Tabel 5.6 Uji Normalitas variabel penelitian ... 54
Tabel 5.7 Pengujian Linearitas... 56
Tabel 5.8 Hasil korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat ... 57
(19)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ... 75
Lampiran 2 Data Prapenelitian ... 82
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 88
Lampiran 4 Data Induk Penelitian ... 91
Lampiran 5 Deskripsi Data ... 100
Lampiran 6 Normalitas dan Linearitas ... 111
Lampiran 7 Analisis Korelasi dan Regresi ... 113
Lampiran 8 Tabel r... 115
Lampiran 9 Tabel F ... 117
(20)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan mutlak untuk utamakan di dalam kehidupan sekarang ini. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai masa depan bagi seseorang. Masa depan tergantung pada pendidikan yang telah ditempuhnya. Dengan pendidikan, orang akan mengalami banyak perubahan dan juga akan dihargai didalam hidupnya.
Pada sekolah menengah, pelaksanaan program pengajaran khusus biasanya dikenal dengan nama penjurusan, dimana penjurusan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Kesempatan yang baik bagi siswa kadang akan hilang karena kekurangan tepatan dalam memilih dan menentukan jurusan. Jurusan itu sendiri merupakan suatu proses penempatan dalam memilih program pengajaran siswa.
Dengan adanya tawaran pengkhususan program studi banyak siswa-siswi SMA yang masih bingung untuk memilih jurusan yang ditawarkan sekolah. Ada yang memilih untuk meneruskan ke jurusan Ilmu Alam (IPA) dan jurusan Ilmu Sosial (IPS). Mereka juga memperhitungkan prospek lulusan, juga kemampuan atau nilai yang diperoleh pada mata pelajaran yang diajarkan pada jurusan tersebut. Dari situ mereka dapat menentukan keputusan sendiri,
(21)
dapat menentukan masa depan sendiri serta dapat mengukur tingkat kemampuan pada dirinya.
Mereka senang untuk memilih atau masuk jurusan Ilmu Alam karena dipandang sebagai golongan yang pintar dan beranggapan mempunyai prospek jurusan yang luas diperguruan tinggi. Sebagian besar dari mereka memilih jurusan Ilmu sosial hanya menghindari pelajaran hitungan di jurusan IPA yang terlalu berat dan kebanyakan memilih jurusan ini karena dianggap lebih santai dan tidak terlalu banyak hitungan.
Tujuan pendidikan pada jenjang sekolah menengah seringkali dipahami sebagai penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Lembaga-lembaga pendidikan yang ada saat ini banyak menekankan pentingnya penampilan belajar yang baik, persaingan hasil baik dalam menempuh tes, pengetahuan maupun tes kemampuan. Para siswa dituntut menyadari akan hal itu.
Pada saat siswa duduk di kelas 1 (satu) SMA mereka akan dihadapkan pada pilihan jurusan di kelas 2 (dua) nanti. Jurusan yang dipilih siswa dipengaruhi oleh prestasi belajarnya, semakin baik prestasi belajar siswa maka jurusan yang menjadi pilihan siswa akan dapat dicapai. Jurusan yang dipilih juga akan mempengaruhi kelanjutan studi siswa, maupun masa depan siswa sendiri. Maka ketika siswa duduk dibangku kelas 2 SMA menjadi masa persiapan yang sangat penting, artinya siswa dituntut untuk meraih prestasi yang baik untuk dapat menentukan. Pilihan jurusan sesuai dengan yang menjadi minatnya.
(22)
Namun pada akhirnya saat siswa hendak mengambil keputusannya terhadap minat studi lanjutnya, mereka harus mempertimbangkan (Winkel,1984:31).
1. Kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup dan kemampuan finansialnya.
2. Tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga.
Dipilihnya prestasi belajar siswa didasarkan pada pertimbangan bahwa prestasi belajar siswa selama ini dijadikan sebagai suatu ukuran kemampuan seseorang terhadap bidang tertentu, sehingga prestasi belajar siswa diperkirakan berpengaruh terhadap pembentukan minat siswa dalam menentukan pilihan jurusan.
Dipilihnya motivasi belajar siswa didasarkan pada pertimbangan bahwa motivasi merupakan pendorong bagi setiap siswa untuk bersedia melakukan kegiatan demi pencapaian tujuan, sehingga motivasi belajar siswa diperkirakan berpengaruh terhadap pembentukan minat siswa dalam menentukan pilihan jurusan.
Dipilihnya tingkat pendidikan orang tua didasarkan pada pertimbangan bahwa kemampuan orang tua dalam bidang akademik akan memberikan masukan positif terhadap siswa, sehingga tingkat pendidikan orang tua diperkirakan berpengaruh terhadap pembentukan siswa dalam menentukan pilihan jurusan.
Dari penjelasan di atas penulis ingin mengadakan penelitian mengenai
(23)
Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Minat Siswa Memilih Jurusan di SMA”
B. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan mengenai hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa memilih jurusan di SMA.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA?
2. Apakah ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA?
3. Apakah ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa memilih jurusan di SMA?
4. Apakah ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa memilih jurusan di SMA?
(24)
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Sebagai suatu gambaran dan pertimbangan dalam menentukan pilihan jurusan, sehingga dalam memilih jurusan siswa lebih mempertimbangkan kemampuannya.
2. Bagi Sekolah
Sebagai gambaran dalam melakukan penjurusan hendaknya dapat mempertimbangkan minat siswa.
(25)
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan penulis serta sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapat dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekolah.
4. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi pembaca.
5. Bagi Universitas
Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut dan juga dijadikan tambahan referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
(26)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka 1. Minat
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan pada seseorang, selain itu minat merupakan satu faktor psikologis yang sangat penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan disertai minat sebelumnya pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat sebelumnya.
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan, dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan atau jabatan. Maka dari itu setiap orang seyogyanya harus memahami minat-minatnya sendiri agar mereka dapat membuat perencanaan dan keputuasan secara tepat ( Dewa Ketut Sukardi, 1988:62)
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri ( Sardiman AM, 1986 : 76).
(27)
Menurut W.S Winkel (1983:30) minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut.
Menurut Bernard dikuti dari Sardiman AM ( 1986 : 76) minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melaiinkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi minat akan selalu berkait soal kebutuhan atau keinginan.
Minat adalah gejala kejiwaan yang berhubungan dengan sikap subjek terhadap objek. Jadi minat itu sendiri adalah suatu sikap subjek terhadap objek atas dasar adanya kebutuhan dan kemungkinan terpenuhinya kebutuhan itu. Minat dan kelakuan mempunyai hubungan yang langsung, semua kelakuan ditentukan oleh minat. Jika seorang murid memiliki rasa ingin belajar ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Minat bukanlah merupakan sesuatu yang dimiliki seseorang begitu saja melaikan merupakan sesuatu yang dapat dikembangkan. Minat selalu diikuti dengan harapan setelah lulus nantinya, yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan stimulus pada saat ini.
Dalam buku bimbingan dan konseling ( Dewa Ketut Sukardi, 1988:63 ) ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat yaitu: a) Minat yang diekspresikan /Expressed Interest
Yaitu seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu.
(28)
Yaitu seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu tindakan.
c) Minat yang diinventarisasakan /Inventoried Interest
Yaitu seseorang dapat diukur minatnya dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.
Pada dasarnya, seseorang yang mempunyai minat yang tinggi kebanyakan akan mencapai hasil yang maksimal. Hal tersebut disebabkan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi minat. Faktor–faktor yang mempengarui minat dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu (Kartini Kartono, 1985 : 62-67):
a. Sebab endogen (dari dalam diri sendiri) 1) Biologis, misalnya kesehatan, cacat badan. 2) Psikologis, misalnya kecerdasan.
b. Sebab eksogen (dari luar diri siswa).
1) Keluarga yaitu faktor orang tua, suasana rumah. 2) Faktor Sekolah, masyarakat.
Berdasarkan pendapat di atas maka minat memilih jurusan di SMA dapat diartikan kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk menetapkan pilihan jurusan apa yang menjadi pilihanya yang di tandai dengan perasaan bahwa jurusan tersebut bersangkut dengan kebutuhannya.
(29)
2. Prestasi Belajar
Pretasi adalah suatu hasil yang telah dicapai (Purwodarminto, W.JS, 1976 : 768). Sejalan dengan itu winkel menyatakan bahwa prestasi merupakan bukti usaha yang dicapai (Winkel, W.S, 1989:161). Sedangkan prestasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang dicapai.
Apabila prestasi dikaitkan dengan belajar maka mengenal apa yang dinamakan dengan prestasi belajar. Hal ini menyatakan seberapa jauh hasil yang telah dicapai atau dibuktikan oleh seseorang. Belajar sendiri merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan dengan didapatkannya kemampuan baru yang disebabkan usaha (Sumadi Suryobroto, 1984:324). Sehubungan dengan prestasi belajar maka ia mengemukakan bahwa nilai rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan siswa atau prestasi siswa selama masa tertentu.
Dari beberapa pengertian tentang prestasi tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan yang dinyatakan dalam nilai rapornya, setelah siswa tersebut selesai mengikuti pelajaran selama jangka waktu tertentu. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil setelah proses belajar menyatakan (mengukur) tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar.
(30)
Keberhasilan siswa dalam kegiatan yang disebut belajar akan nampak dalam prestasi belajar yang diraihnya, prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi belajarnya. ( Nana Sudjana, 1990 : 28 ).
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Motivasi diturunkan dari kata “motif” dan dimaksudkan suatu keinginan untuk melakukan sesuatu. Motivasi dalam hal itu adalah suatu persiapan untuk mengembangkan suatu motif. Motivasi adalah mengembangkan keinginan untuk melakukan sesuatu (Heinz Kock 1981:69)
Motivasi diartikan sebagai pendorong atau penggerak yang berasal dari dalam individu untuk bertindak kearah suatu tujuan tertentu Morgan dikutip dari B. Sukarno (1999:103) menyatakan bahwa motif memiliki tiga fungsi yaitu sebagi praduga, penjelas, dan prediksi tingkah laku.
Menurut W.S Winkel (987:93), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi menggapai tujuan tertentu.
Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan
(31)
ingin melakukan sesuatu. Jadi motivasi dapat dirangasang oleh faktor-faktor dari luar tetapi motivasi itu timbul dalam diri seseorang. Motivasi belajar adalah factor psikis yang bersifat non intelektual peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuh gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.
b. Macam-macam motivasi
Motivasi menurut Heinz Kock (1981:71) dibedakan menjadi: 1) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak diluar perbuatan belajar. Sebagai contoh misalnya : murid belajar untuk mendapat angka yang baik, menyenangkan orang tua, biar tidak dimarahi guru, biar memperoleh hadiah. 2) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah dorongan untuk mencpai tujuan yang terletak didalam perbuatan belajar. Sebagai contoh misalnya: murid belajar biar bias menjawab pertanyaan.
Motivasi menurut Sardiman AM (1986 : 85-86) dibedakan menjadi: a) Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagi contoh misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, dorongan untuk beristirahat, dorongan seksual.
(32)
b) Motif- motif yang dipelajari
Yang dimaksud motif-motif yang dipelajari adalah motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat.
c. Fungsi motivasi
Motivasi menurut Sardiman AM (1986:85-86) mempunyai fungsi: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan. 3) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
4. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan orang tua dimaksudkan sebagai tingkat pendidikan formal yang berhasil ditamatkan. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki akan membawa pengaruh luas pada kehidupan seseorang, yaitu tidak hanya berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan teknologi tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, kekayan, dan
(33)
status sosial dalam masyarakat. Jenjang pendidikan lebih tinggi memungkinkan untuk menduduki jenjang pendidikan formal lebih tinggi pula.
Soerjono Soekanto (1982:335) juga mengatakan bahwa pendidikan memberikan nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal - hal yang baru dan juga bagaimana berfikir secara ilmiah.
Westy Soemanto (1990:211) memberikan batasan bahwa pendidikan adalah proses pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah maupun batiniah.
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Menurut Agustina Aris Widaryanti dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan antara NEM SLTP, Prestasi Belajar Siswa, Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat Siswa memilih Jurusan di SMA. Mengemukakan bahwa ada hubungan positif ada hubungan positif antara prestasi belajar, tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.
Menurut Helena Sihombing dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Prestasi Belajar, Motivasi dengan Minat melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan, mengemukakan ada hubungan antara motivasi dengan minat.
(34)
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa memang ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar siwa terhadap minat siswa memilih jurusan di SMA.
C. Kerangka Berfikir
1. Hubungan antara Prestasi belajar siswa dengan Minat siswa memilih Jurusan Di SMA
Prestasi belajar siswa akan terlihat dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran yang tercermin dalam rata-rata raportnya. Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dapat diraih siswa akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri, harapan dan cita-citanya.
Suatu hal yang diinginkan siswa adalah memperoleh nilai dan dapat bersekolah dengan baik, namun untuk mencapainya tentu tidaklah mudah tetapi diperlukan usaha yang besar dan maksimal.
Menurut Roestiyah (1982:159) siswa yang berprestasi rendah salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah ia tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas. Siswa menganggap dirinya masuk pada jurusan tertentu hanya sekedar memenuhi anjuran orangtua, menyenangkan hati orang tua, atau hanya sekedar jaga gengsi terhadap teman-teman dalam pergaulanya. Siswa yang mempunyai tujuan yang jelas mendorong belajarnya.
(35)
Siswa berprestasi tinggi punya kecenderungan akan memperhatikan petunjuk/informasi dalam memilih jurusan, dan mereka akan lebih hati-hati terhadap pilihan jurusan yang diminatinya. Mereka yang berprestasi tinggi memiliki kecenderungan menunjuk jurusaqn yang menantang. Yaitu jurusan yang menuntut pengetahuan, kemampuan dan keterampilan tinggi. Selain itu mereka yang berprestasi tinggi memiliki kebebasan luas memasuki jurusan yang diminatinya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai prestasi tinggi dapat dipastikan dia mempunyai tujuan yang jelas untuk dapat masuk jurusan tertentu, namun bagi siswa yang berprestasi rendah dia dapat masuk jurusan akan tetapi hanya karena faktor keharusan sekolah untuk memilihkan jurusan baginya.
2. Hubungan antara Motivasi belajar siswa dengan Minat memilih Jurusan di SMA
Motivasi belajar akan berpengaruh terhadap belajarnya. Hal ini karena dengan adanya motivasi siswa akan terpacu untuk lebih giat belajar sehingga akan membawa pengaruh terhadap prestasinya.
Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas– tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan tanpa mengenal perasaan bosan, apalagi menyerah. Sebaliknya terjadi pada siswa yang memiliki motivasi rendah,
(36)
mereka akan menampakkan keengganan, cepat bosan, dan berusaha menghindari dari kegiatan belajar.
Jadi motivasi sangat penting untuk keberhasilan belajar, karena dengan motivasi siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat dan mempermudah memilih jurusan yang diminatinya.
Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap minat memilih jurusan penulis melihat dari tiga indikator yaitu: kemauan menyelesaikan tugas dari guru, keaktifan siswa belajar didalam kelas, dan kebiasaan belajar siswa di luar jam sekolah.
3. Hubungan antara tingkat Pendidikan orang tua dengan Minat siswa memilih Jurusan di SMA
Orang tua yang mengerti benar akan arti pendidikan bagi setiap manusia akan sangat memperhatikan perkembangan belajar anaknya. Pendidikan adalah modal utama bagi seseorang untuk dapat meraih suatu kemajuan dan perkembangan dalam hidupnya. Peran orang tua dalam pendidikan anaknya sangat penting, artinya pengarahan, bimbingan, dan pengertian yang mereka berikan untuk anak-anaknya akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam melihat luasnya cakrawala pendidikan.
Selain itu, orang tua yang mempunyai pendidikan terakhir pada jenjang lebih tinggi akan mempengaruhi pendapat dan pandangan siswa dalam memilih jurusan. Mereka akan belajar dari pengalaman yang orangtua berikan kepada mereka. Jurusan tertentu akan memberikan masa
(37)
depan yang baik bagi mereka seperti yang di gambarkan oleh orang tuanya.
Dengan gambaran dari jenis pekerjaan orang tuanya akan dapat membantu siswa untuk mencapai pekerjaan yang ingin ditekuninya kelak. Bagi siswa yang bercita-cita menekuni jenis pekerjaan yang semakin tinggi golongannya cenderung mempunyai minat untuk memilih jurusan tertentu, sedangkan siswa yang bercita-cita menekuni jenis pekerjaan yang rendah golongannya cenderung untuk tidak mempunyai minat untuk memilih jurusan studi tertentu.
D. Paradigma Penelitian
Paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
X1= Prestasi Belajar Siswa
X2= Motivasi Belajar
X3= Tingkat Pendidikan Orang Tua
Y = Minat siswa memilih jurusan di SMA
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian dalam landasan teori, penulis mengajukan hipotesis yang merupakan landasan sementara.
Y
X3
X2
(38)
1. Ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.
2. Ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan minat siswa memilih jurusan di SMA
3. Ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.
4. Ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa memilih jurusan di SMA.
(39)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang gunakan Studi kasus yaitu penelitian dengan mengambil suatu permasalahan yang terjadi pada objek penelitian tertentu. Penelitian hanya terbatas pada objek tertentu, maka kesimpulan yang diambil hanya berlaku bagi objek yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian:
Penelitian di laksanakan di “SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL” kelas X
2. Waktu penelitian:
Penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari-Maret 2007.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto,1989:102). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa
kelas X “SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL” yang
berjumlah 105 siswa dari 3 kelas, yang setiap kelasnya berjumlah Xa= 35
(40)
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1989:104). Dalam penentuan jumlah sampel ini, penulis mempertimbangkan pernyataan Suharsimi Arikunto sebagai berikut; Apabila subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penilitiannya merupakan populasi. Dan apabila subyek lebih besar dapat di ambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Berdasarkan pendapat di atas peneliti akan mengambil 86% dari populasi untuk di jadikan sampel, sehingga diperoleh sampel sebanyak 90 siswa.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel dari Penelitian ini adalah 90 siswa yang ada di kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu. Penulis menggunakan metoda proportional random sampling. Metoda proportional random sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel acak berimbang yang di dasarkan pada jumlah proporsi tertentu yang ditetapkan dengan memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Mengingat jumlah populasi tersebar dalam 3 kelas, maka jumlah sampel yang diambil pada tiap-tiap kelas Xa = 30 (35 X 86%); Xb
= 29 (34x86%); XC= 31 (36x86%). Teknik ini digunakan dengan maksud
agar anggota populasi mendapat peluang yang sama terpilih sebagai sampel dan anggota pada tiap-tiap kelas terwakili secara berimbang.
(41)
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, ada dua variable yang menjadi obyek penelitian, yaitu:
a. Variabel bebas atauindependendent variable
Variabel bebas adalah variable yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Jadi varibel independent adalah variable yang mempengaruhi (Sugiyono, 2002:3).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah: 1) Prestasi belajar siswa
Prestasi belajar siswa adalah sejauh mana anak menguasai dan memahami materi pelajaran yang ditunjukan dengan nilai yang berhasil dicapai siswa. Dalam Penelitian ini prestasi belajar siswa diukur dari nilai rata-rata raport semester yang lalu (semester I). 2) Tingkat pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan orang tua yaitu tingkat pendidikan yang terakhir yang ditempuh oleh orang tua siswa.
3) Motivasi belajar Siswa
Motivasi belajar diartikan sebagai pendorong atau penggerak yang berasal dari dalam individu untuk bertindak kearah suatu tujuan tertentu dalam hal ini belajar. Pada penelitian ini motivasi belajar diukur saat siswa di semester I (pertama).
(42)
b. Variabel terikat ataudependent variable
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2002 : 3). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah minat siswa memilih jurusan di SMA. Kecenderungan-kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih jurusan di SMA sebagai kelanjutan pendidikan mereka ditandai dengan perasaan senang, tertarik, perhatian, dan perasaan bahwa jurusan yang dipilih bersangkut paut dengan kebutuhannya. Penelitian minat memilih jurusan dilakukan di semester II.
2. Kategori kecenderungan variabel
Kategori kecenderungan terhadap variabel bebas dan variabel terikat dinilai dengan penilaian acuan patokan (PAP) tipe II. Penilaian menggunakan PAP tipe II adalah sebagai berikut: (Ign. Masidjo, 1991:46).
Tabel 3.1
Kategori kecenderungan variabel
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan Variabel
81%-100% Sangat tinggi
66%-80% Tinggi
56%-65% Cukup
46%-55% Rendah
Dibawah 46% Sangat rendah
3. Pengukuran Variabel Penelitian a) Variabel bebas
Pengukuran variabel bebas pada penelitian ini dengan menggunakan skala sikap dari likert. Skala likert yaitu suatu cara yang
(43)
sistematis untuk memberi skor. Dalam skala likert ini digunakan tiga kategori penilaian pada varibel motivasi sebagai berikut ya, kadang-kadang, dan tidak. Alat pengukuran yang digunakan yaitu kuesioner. Kuesioner yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup dimana responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan.
1) Motivasi Belajar
Motivasi belajar dilihat dalam 3 indikasi, skala pengukurannya sebagai berikut:
1. Penyelesaian tugas dari guru, meliputi
a) Ya : skor 3
b) Kadang – kadang : skor 2
c) Tidak : skor 1
2. Keaktifan siswa belajar didalam kelas, meliputi
a) Ya : skor 3
b) Kadang – kadang : skor 2
c) Tidak : skor 1
3. Kebiasaan belajar siswa diluar jam sekolah, meliputi
a) Ya : skor 3
b) Kadang – kadang : skor 2
(44)
2) Tingkat pendidikan orang tua
Untuk Pendidikan terakhir orang tua ditentukan menurut tingkat pendidikan yang telah diselesaikan, skala pengukurannya sebagai berikut:
- Lulus SD : skor 1
- Lulus SLTP : skor 2
- Lulus SMA/SMK : skor 3
- Lulus D3 : skor 4
- Lulus S1 : skor 5
- Lulus S2 : skor 6
Skor tertinggi yang dicapai dari angket pendidikan orang tua siswa adalah 6 dan skor terendah 1.
b) Variabel terikat
Untuk mengukur minat memilih jurusan di SMA, cara yang dipilih dengan model skala likert. Adapun pedoman untuk memberikan Skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS) : skor 4
Setuju (S) : skor 3
Tidak Setuju (TS) : skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
(45)
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan metoda pengumpulan data dengan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Melalui cara ini dimaksudkan penulis memperoleh data yaitu prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, tingkat pendidikan orang tua, serta minat siswa memilih jurusan di SMA.
Tabel 3.2 Kisi – kisi kuesioner
Variabel Indikator Nomer Item
Kuesioner
Jumlah Item
Prestasi belajar siswa Nilai raport 1 1
Motivasi Belajar siswa
Penyelesaian tugas dari guru
Keaktifan siswa belajar didalam kelas
Kebiasaan siswa diluar jam sekolah 10,11,13,14 1,2,4,6,9,12 3,5,7,8,15 4 6 5 Tingkat Pendidikan Orang Tua Jenjang Pendidikan terakhir Orang Tua
1 1
Minat memilih jurusan
Perasaan senang berkecimpung pada jurusan yang dipilih Ketertarikan pada jurusan yang dipilih 1,2,3,4,5,6,13 7,8,9,10,11,12, 14 7 7 2. Wawancara
Wawancara merupakan dialog yang dilakukan oleh penulis dengan responden dimaksudkan untuk memperkuat data dari kuesioner. Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung atau
(46)
lisan dengan kepala sekolah dan guru untuk melengkapi data tentang gambaran umum sekolah.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data mengenai data yang ada di SMA yang meliputi data – data prestasi belajar siswa kelas I yang ada di SMA “SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL”
F. Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian.
1. Pengujian kesahihan (Validitas kuesioner)
Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat pengukuran tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur dengan tepat. Tingkat kesahihan suatu kuesioner dapat diukur dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Karl Person (Sugiyono, 1999:213) yaitu:
2 2 2 2 y y n x x n y x y x n rxy i i i i i i i Keterangan :r : koefisien korelasi
yi : skor total setiap item tes ke -1
xi : skor masing-masing item tes ke -1
(47)
Jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi 5% maka angket tersebut valid.
Jika r hitung < r tabel dengan tingkat signifikansi 5% maka angket tersebut tidak valid.
a. Hasil Pengujian Validitas
Uji validitas dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel motivasi belajar siswa dan minat memilih jurusan di SMA. Uji validitas ini dilakukan pada lima belas (15) butir pertanyaan variabel motivasi belajar siswa dan empat belas (14) butir pertayaan variabel minat memilih jurusan di SMA.
1) Uji validitas untuk motivasi belajar siswa
Ada lima belas (15) butir pertanyaan pada variabel ini. Rangkuman uji validitas untuk motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Rangkuman Uji Validitas Untuk motivasi belajar siswa
No item rhit rtabel Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 0,257 0,572 0,686 0,559 0,590 0,248 0,468 0,743 0,483 0,347 0,262 0,501 0,671 0,543 0,535 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
(48)
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada motivasi belajar siswa menunjukan ke lima belas butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai rhitungdengan nilai rtabel.Dengan jumlah data
30 responden dan derajat keyakinan 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,239. dari perhitungan diperoleh bahwa
keseluruhan nilai rhitung semuanya menunjukan angka yang lebih
besar dari rtabel (rhitung > 0,239). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel motivasi belajar siswa adalahvalid.
2) Minat memilih jurusan di SMA
Ada empat belas (14) butir pertanyaan pada variabel minat memilih jurusan di SMA. Rangkuman uji validitas untuk variabel minat memilih jurusan di SMA adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Rangkuman Uji Validitas Minat memilih jurusan di SMA
No item rhit rtabel Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0,640 0,309 0,483 0,430 0,553 0,393 0,645 0,359 0,333 0,369 0,473 0,286 0,564 0,586 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
(49)
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada minat memilih jurusan di SMA menunjukkan bahwa ke empat belas butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel.
Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan () = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar
0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai r
hitungsemuanya menunjukkan angka yang lebih besar dari dari pada
r tabel (r hitung> 0,239). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
semua butir pertanyaan variabel minat memilih jurusan di SMA adalahvalid.
2. Pengujian keandalan (Realibilitas kuesioner)
Uji reliabilitas dilakukan setelah pengujian validitas. Tes realibilitas ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu kuesioner mampu menunjukkan konsistensinya dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu kuesioner dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas.
Untuk uji reliabilitas dengan menggunakan rumus koefisien alpha sebagai berikut (Suharsimi Arikunto,1989:164-165)
22 11 1 1 t b k k r
(50)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = angka jumlah soal Σσb2 = jumlah varians butir
σ2
t = varians total
Untuk menentukan reliabel tidaknya kuesioner, ditetapkan derajat kebebasan (df) = N-2 dan taraf signifikansi 5%, rtabel sebesar 0,239 N =30
df = 30 -2 = 28. Jika r hitung> r tabel, kuesioner dikatakan reliabel dan jika
rhitung< rtabel, maka kuesioner dikatakan tidak reliabel. a. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 11.5.Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.5
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
No
Variabel penelitian rtabel Koefisien
realibilitas
Status
1 Motivasi belajar 0,239 0,8447 Andal
2 Minat memilih jurusan di SMA 0,239 0,8194 Andal
1) Variabel motivasi belajar siswa
Dari lima belas pertanyaan pada variabel motivasi belajar siswa ini diperoleh nilai rhitung sebesar 0,8447. Pengambilan kesimpulan
dilakukan dengan membandingkan nilai rhitungdengan rtabel.Dengan
jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan () = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil
(51)
perhitungan diperoleh nilai rhitunglebih besar dari pada rtabel (0,8447
> 0,239). Ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel motivasi belajar siswa dapat dikatakan andal.
2) Variabel minat memilih jurusan di SMA
Dari empat belas pertanyaan pada variabel minat memilih jurusan di SMA ini diperoleh nilai rhitung sebesar 0,8194. Pengambilan
kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan
rtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat
keyakinan () = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar
0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih besar dari
pada rtabel(0,8194> 0,239). Ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan
pada minat memilih jurusan di SMA dapat dikatakan andal.
G. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas setiap data variabel, digunakan ujione sampel Kolmogorov-Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 11.0. jika nilai α = 0,05 maka distribusi data variabel tersebut adalah tidak normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai di atas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Penelitian
(52)
berditribusi normal, adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut (Imam Ghozali,2002: 36):
Xi S
Xi FoDmax N Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Fo(Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan SN = Distribusi frekuensi kumulatif observasi
Selanjutnya untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi masing-masing variabel normal atau tidak dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut yaitu jika probabilitas lebih besar dariα = 0,05 berarti sebaran data normal dan jika nilai probabilitas lebih kecil dari α =0,05 berarti sebaran data tidak normal.
b. Pengujian Linearitas
Pengujian linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linearitas ini digunakan rumus persamaan garis regresi dengan menguji signifikansi nilai F, adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut:
2 2 e TC S S F
Dimana:
2 2 K TC JK STC
(53)
K n
E JK Se
2
Keterangan:
F : Nilai F untuk garis Regresi S2TC : Varians tuna cocok
Se2 : Varians kekeliruan
JK(TC) : Jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) : Jumlah kuadrat kekeliruan
2. Pengujian Hipotesis Penelitian a. Rumusan Hipotesis
1) Rumusan Hipotesis I
Ho = Tidak ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat memilih jurusan di SMA.
Ha = Ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat memilih jurusan di SMA.
2) Rumusan Hipotesis II
Ho = Tidak ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan minat memilih jurusan di SMA
Ha = Ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan minat memilih jurusan di SMA
(54)
3) Rumusan Hipotesis III
Ho = Tidak ada hubungan positif tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.
Ha = Ada hubungan positif tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.
4) Rumusan Hipotesis IV
Ho = Tidak ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA. Ha = Ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa,
motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.
b. Pengujian Hipotesis dan penarikan kesimpulan 1) Hipotesis I-III
Untuk menguji hipotesis pertama yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar (X1) dengan
minat siswa memilih jurusan di SMA (Y) dan menguji hipotesis kedua, yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar (X2) dengan minat siswa memilih jurusan di SMA
(Y), dan menguji hipotesis ketiga yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua (X3)
(55)
menggunakan analisis korelasi product moment (Suharsimi Arikunto 1998:256). Sedangkan untuk data yang tidak normal penulis menggunakan korelasiSpearman Rank(Sudjana,1989:438) untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga.
Adapun rumus korelasiproduct momentadalah sebagai berikut:
2 2 2 2Y
XY
X
X
Y
X
XY
N
r
ry Keterangan :r = korelasi skor item dengan skor total X = skor item
Y = skor total N = jumlah subyek
Kriteria pengambilan keputusan yaitu Apabila koefisien korelasi hitung (r) lebih besar dari koefisien korelasi dalam tabel dan taraf signifikansi 5%, maka berarti antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Sedangkan jika didapatkan koefisien korelasi hitung (r) lebih kecil dari koefisien korelasi dalam tabel, berarti antara variabel terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikan.
2) Hipotesis IV
Untuk menguji hipotesis keempat yaitu terdapat hubungan positif antara prestasi belajar siswa (X1), motivasi belajar siswa
(56)
(X2), dan tingkat pendidikan orang tua (X3) dengan minat siswa
memilih jurusan di SMA (Y), penulis menggunakan teknik analisis regresi ganda (Sudjana 1989:383) sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal penulis menggunakan Analisis Chi Kuadrat(Sugiono,2004:104) untuk menguji hipotesis keempat.
Adapun rumus analisis regresi ganda (Sudjana 1989:383) sebagai berikut:
k cX bX aX
Y 1 2 3 Keterangan:
Y : variable terikat (kriterium) a : Bilangan koefisien pertama X : Bilangan bebas (predictor) b : Bilangan koefisien kedua k : Bilangan konstanta c : Bilangan koefisien ketiga mencari koefisien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X1,X2, dan X3dengan rumus:
1 1 2 2 2 3
123 y y x y x a y x a Ry Keterangan:
a1 = koefisien variabel bebas x1
a2 = koefisien variabel bebas x2
a3 = koefisien variabel bebas x3
Σx1y = jumlah produk antara x1dan y
Σx2y = jumlah produk antara x2dan y
(57)
R123 = koefisien korelasi antara y dengan x1,x2,x3
Selanjunya untuk menguji apakah koefisien korelasi tersebut signifikan atau tidak maka digunakan uji f dengan rumus sebagi berikut (Suharsimi Arikunto, 1998:579):
1
/
1
/ 2
2
k n R
k R F
Keterangan :
k = banyaknya variable bebas n = banyaknya sampel
R2= jumlah kuadrat koefisien korelasi ganda
Nilai Fhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai
F kritis pada tingkat signifikan alpha 5%. Jika nilai F hitung lebih
besar dari nilai F kritis berarti hipotesis alternatif diterima atau
hipotesis nol ditolak dan sebaliknya jika nilai F hitung lebih kecil
dari nilai Fkritisberarti hipotesis alternatif ditolak atau hipotesis nol
(58)
BAB IV
HASIL TEMUAN LAPANGAN
A. Gambaran Umum Sekolah Data Kelembagaan Sekolah
1. Nama Sekolah : SMU Pangudi Luhur Sedayu
2. Lokasi : Jl. Wates Km 12,5, Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta 55752 3. Status : Terakreditasi – A
B. Visi dan misi
1. Visi
Terbentuknya lulusan yang cerdas, berbudi pekerti luhur dan memiliki keterampilan dengan semangat melayani yang miskin dan berkekurangan. Indikator pencapaian misi sekolah berupa lulusan yang dihasilkan mempunyai daya saing yang tinggi baik dalam melanjutkan ke pendidikan tinggi maupun terserap ke dunia kerja dengan bekal santun yang tampak dari sikap dan perilaku teladan.
2. Misi
Misi merupakan penjabaran dari visi seperti pada butir-butir berikut: 1) Melakukan pembelajaran yang efektif, berkualitas dan professional. 2) Mengembangkan ketrampilan komputer, akuntansi dan bahasa inggris.
(59)
3) Menciptakan suasana kondusif untuk menciptakan peserta didik yang berbudi pekerti luhur.
4) Menyelenggarakan pelayanan prima, transparan dan akuntabel dengan semangat melayani yang miskin dan kekurangan.
5) Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya.
Dasar visi dan misi tersebut di atas memberi kesempatan kepada usaha untuk peningkatan mutu sekolah. Dasar tersebut merupakan acuan yang jelas dan tegas karena keluwesannya, maka tidak menutup kemungkinan atas usaha-usaha perbaikan pelaksanaan pendidikan.
C. Sejarah Berdirinya Sekolah
SMU Pangudi Luhur Sedayu didirikan dengan nama SPG Pangudi Luhur Sedayu. SPG ini dididrikan pada tanggal 1 januari 1967 dan terdaftar pada Insp. Daerah Pendidikan Guru/Tenaga No. A. 60/Set/SPG Swt, 30 Juni 1969. Semula SPG Pangudi Luhur Sedayu didirikan dengan maksud untuk menampung anak-anak tamatan SMP yang tidak mampu melanjutkan sekolah ke kota karena kesulitan transportasi dan biaya sekolah, serta untuk mengentaskan anak-anak sekitar dari keadaan buruh tani yang tradisional.
Pada tahun pelajaran 1988/1989 melalui SK Mentri Mendikbud RI No.034/I 13/H/Kpts/Tanggal 28 Februari/1989, SPG Pangudi Luhur Sedayu beralih Fungsi menjadi SMA Pangudi Luhur Sedayu, dan akhirnya pada tanggal 31 Desember 1991 berubah nama menjadi SMU Pangudi Luhur Sedayu Sekarang.
(60)
D. Keadaan Siswa
Penerimaan siswa baru yang pertama pada tahun 1967 mampu menampung siswa sebanyak 359 orang ,yaitu laki-laki 165 orang dan wanita 194 orang. Siswa pada tahun ajaran 2003/2004 SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki 308 siswa yang terdiri dari 3 kelas untuk setiap angkatannya, yaitu kelas XA, XB, XC, XI IPA, XI IPS1, XI IPS 2, XII IPA, XII IPS1, dan XII IPS 2 dengan rincian jumlah siswa sebagai berikut:
Tabel 4.1
Rincian jumlah siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
X A 14 21 35
X B 13 22 36
X C 15 20 34
XI IPS 1 12 23 35
XI IPS 2 17 17 34
XI IPA 4 13 17
XII IPS 1 19 18 37
XII IPS 2 20 19 39
XII IPA 17 24 41
JUMLAH 132 176 308
E. Kepala Sekolah
Sejak berdirinya SMU Pangudi Luhur Sedayu sampai Sekarang, telah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak lima kali. Yang pertama yaitu Bapak V. Supriyanto memegang jabatan mulai tahun 1967-1989, kemudian pada tahun 1989-1999 jabatan kepala sekolah dipegang oleh bapak Drs. A Mukardi BA sebagai kepala sekolah yang kedua. Yang ketiga pada tahun 1999-2003 jabatan kepala sekolah dipegang oleh Bapak Drs. AG. Sadjad. Untuk masa jabatan kepalah tahun 2003 sampai sekarang jabatan Kepala
(61)
Sekolah SMU Pangudi Luhur Sedayu dipegang oleh Bapak Drs. Markoes Padmonegoro.
F. Guru dan Karyawan
SMA Pangudi Luhur terdiri dari 8 guru tetap yayasan, 7 guru tidak tetap, 7 guru negeri yang diperbantukan dan 7 karyawan. Adapun kesemuanya itu adalah:
Tabel 4.2 Guru dan Karyawan
No Nama NIP /No. G Mata
Pelajaran/Jabatan
1. Drs. Markoes Padmonegoro No.G. 11062 Biologi
Ke-FIC-an Kepala Sekolah
2. Drs. Sadjad. A.G. NIP.
130518396
Sosiologi B. Jawa
3. Drs. Agustinus Sahid. NIP.
130887022
Ekonomi
Wakasek Ur. Kesiswaan
4. Dra. C. Sri Purwaningsih NIP.
131615753
B. Indonesia Wali Kelas XB
5. Drs. Paena Andreas NIP.
131885448
Matematika
Wakasek Ur. Kurikulum
6. Drs. Y. Purwoko Agus S. NIP.
131885396
Matematika Tekh. Informatika Wali Kelas XIA
7. Drs. Alex Sutaryo Dwidoso NIP.
131885436
Geografi Sosiologi
8. Drs. P. Samsuhari NIP.
132128492
PKn Sejarah
Wali Kelas XIS1
Wakasek Ur. Sarana
Prasarana
9. Drs. Al. Candra Widyantara No.G.110737 Ekonomi
Akuntansi Wali Kelas XII S2
10. Drs. Y. Bambang Suharya No. G.11296 B. Inggris
Wali Kelas XIIS1
(62)
Sejarah, BP Pembina OSIS
12. F.X. Purwonggo No. G. 11157 Fisika
Ketr. Elektro Wali Kelas XC
13. C. Ratna Siwi W.,S.Pd. No. G. 11662 Kimia
Ketrampilan PKn
Wali Kelas XIIA
14. RB. Pirngadi No.G. 9782 B. Jawa
Koordinator BK UKS
15. AG. Budi Susanto, S.Pd. B. Indonesia
PKn
Wali Kelas XIS2
16. Agnes Erna Setyorini, S.Pd. B. Inggris
Ekstrakurikuler
17. Y. Eni Purwaningsih, S.Si. Biologi
Ketrampilan PKn
Wali Kelas XA
18. Sr. Elisa HK. S.Pd. BP- Agama
Ketr. Menjahit Ka. Asrama
19. Drs. P. Suhartana Seni Lukis
20. Br. Y. Wariso Religiositas
21. Alb. Juni Ashadi, S.Pd. Fisika/ Informatika
Ekskul. PMR
22. Dra. Agustina Marwati Seni Musik
23. An. Krismastuti No.G. 11164 Penataan Akuntansi
24. FX. Suradiyo No.G. 10593 Tata Usaha
25. Kristina Septiasih Pustakawan
26. Ig. Suharyanto No.G. 10995 Satpam
27. Petrus Sumarji No.G. 11165 Satpam
28. YP. Lasiman No.G. 11166 Satpam
29. P. Wawan Setiadi Laboran
G. Sarana Prasarana dan Fasilitas Sekolah
Tersedianya sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, SMA Pangudi Luhur Sedayu telah berupaya meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan
(63)
yang memadai supaya tercipta lingkungan yang kondusif sehingga tercipta tujuan pendidikan secara optimal. Adapun fasilitas vital untuk menunjang proses pendidikan tersebut antara lain:
1. Perpustakaan
Tujuan didirikannya perpustakaan pada hakekatnya adalah untuk menyediakan sumber informasi bagi semua warga sekolah untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar. Demikian pula dengan perpustakaan SMA Pangudi Luhur Sedayu yang selalu memperbanyak perbendaharaan buku-bukunya dan meningkatkan kualitasnya agar senantiasa memperluas pengetahuan warga sekolah di samping meningkatkan budaya membaca.
2. Laboratorium
SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki 4 unit laboratorium, yaitu laboratorium komputer, bahasa, biologi dan kimia. Laboratorium yang sangat memadai memungkinkan siswa untuk dapat menerapkan teori yang telah didapat dengan praktek yang sesungguhnya.
3. Ruang Media
Ruang media yang cukup luas dan memiliki berbagai fasilitas yang lengkap, seperti: TV, VCD player, tape recorder, komputer, LCD, OHP. Berbagai fasilitas ini memudahkan guru dalam menyampaikan materi yang kontekstual. Siswa dapat melihat secara langsung contoh-contoh yang divisualisasikan lewat VCD ataupun televisi. Proses pembelajarannya pun bisa dibuat lebih bervariasi untuk menghindarkan siswa dari rasa bosan.
(64)
a. Bimbingan dan Konseling
Salah satu tujuan diadakannya layanan Bimbingan dan Konseling adalah untuk menyelaraskan kebutuhan jasmani dan rohani sehingga perkembangannya dapat sejalan, yang pada akhirnya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif.
b. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
UKS dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan memberikan pertolongan pertama bagi seluruh warga sekolah. Siswa dapat berpartisipasi dalam usaha menjaga kesehatan sekolah melalui kegiatan Palang Merah Remaja (PMR).
H. Kurikulum
Berganti-gantinya kurikulum pendidikan di Indonesia adalah sebuah bentuk usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum SMA dirancang secara dinamis dan lebih fleksibel untuk mengantisipasi dan mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi di masyarakat.
SMA Pangudi Luhur Sedayu menggunakan kurikulum terbaru, yaitu kurikulum 2006. Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan kurikulum KTSP diterapkan sebagai pengganti kurikulum KBK 2004. Kurikulum 2006 lebih menonjolkan kreatifitas guru dalam mengajar dan kompetensi serta peran aktif siswa dalam memahami suatu materi. Kurikulum 2006 lebih mengarahkan lulusan SMA untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.
(65)
Selain kegiatan intrakurikuler, SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki beragam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dijadikan pilihan oleh siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Pangudi Luhur Sedayu diantaranya adalah Peleton Inti (TONTI), Palang Merah Remaja (PMR), Pecinta Alam, Cheerleader, Jurnalistik, Sepak Bola, Volley, dan Basket. Dengan bergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler ini diharapkan dapat mengasah kemampuan siswa dalam berorganisasi dan bekerja di dalam tim.
I. Majelis Sekolah / Dewan Sekolah
SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki susunan dewan sekolah seperti tersaji pada bagan berikut:
Bagan Dewan Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu
Bruder FIC
Yayasan Pangudi Luhur
Yayasan Pangudi Luhur (YPL) Cabang Yogyakarta
YPL Cabang Boro
YPL Cabang Yogya
YPL Cabang Sedayu
SD Pangudi Luhur
SMA PL Sedayu SMP PL
Sedayu SMP PL
(66)
J. Hubungan Antara Sekolah Dengan Masyarakat
Hubungan Antara SMA Pangudi Luhur Sedayu dengan pihak lain merupakan sebuah sinergi yang saling memberi manfaat. Sinergi ini berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan perkembangan sekolah di masa yang akan datang. Hubungan ini tercipta karena adanya ikatan saling percaya dan memang harus dijaga agar dapat mendukung tercapainya tujuan sekolah.
Beberapa hubungan SMA Pangudi Luhur Sedayu dengan pihak luar sekolah diantaranya adalah:
1. Korps Sukarela dan Diklat PMI
2. MAPASADHA Universitas Sanata Dharma 3. MAPALA GALAXY UP ‘45
4. Warga masyarakat dusun Gubug, Goser, Ngingas, dan sekitarnya 5. Kongregasi Suster-suster Hati Kudus
6. Universitas Sanata Dharma, Universitas Atma Jaya Yogyakarta 7. Para alumni
K. Usaha-Usaha Penempatan Lulusan
Selain dipersiapkan untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi, para siswa di SMA Pangudi Luhur Sedayu juga dibekali dengan ketrampilan kerja. Salah satu contohnya adalah dengan diadakannya mata pelajaran ketrampilan menjahit. Dengan adanya pelajaran ini diharapkan lulusan SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan lulusan SMA yang lain.
(67)
Siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu juga memperoleh pelajaran Bahasa Jawa. Ini diharapkan dapat mengajak siswa untuk menghargai dan melestarikan budaya daerah. Berkaitan dengan kepribadian siswa, SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki agendalive inbagi pengurus OSIS yang rutin diadakan setiap tahun.
Untuk memperbesar prosentase kelulusan siswa di akhir tahun, SMA Pangudi Luhur Sedayu memberikan pelajaran tambahan bagi kelas XII sebagai persiapan menghadapi ujian akhir. Latihan-latihan soal yang up to datedapat mengasah kemampuan siswa sehingga nantinya diharapkan mereka siap dan mampu menghadapi ujian akhir.
(68)
BAB V
DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang diambil dari kuesioner untuk kelas satu sebanyak 90 siswa. Kuesioner yang disebar sebanyak 104 dan yang bias terkumpul sebanyak 99. kuesioner tersebut sebelumya sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, semuanyavaliddanreliabelsehingga bisa digunakan untuk penelitian.
Dalam bab ini akan dideskripsikan data tentang skor prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, tingkat pendidikan orang tua, dan minat memilih jurusan. Adapun bentuk pendiskripsian data tersebut menggunakan tabulasi deskripsi frekuensi masing-masing variabel menggunakan Penilaian Acuan Patokan II (PAP II).
Deskripsi dalta dalam penelitian ini juga akan membahas tentang harga mean, modus, median, dan standard deviation dari masing-masing variabel penelitian. Penjelasan secara rinci mengenai data akan disampaikan pada bagian berikut ini:
1. Variabel prestasi belajara siswa
Data yang diperoleh dalam penelitian variabel prestasi belajar diketahui skor tertinggi yang di capai sebesar 77 dan skor terendah sebesar 52 dengan mean sebesar 61,46, median 60,75, modus 59,7 dan standard deviationsebesar 4,78.
(69)
Tabel 5.1
Intepretasi Penilaian prestasi belajar siswa
Skor Frekuensi Prosentase Kategori Kecenderungan
Variabel
81-100 0 0 % Sangat tinggi
66-80 12 13,33 % Tinggi
56-65 74 82,22 % Cukup
46-55 4 4,44 % Rendah
Dibawah 46 0 0 % Sangat rendah
100 %
Berdasarkan kategori penilaian diatas, maka untuk variabel hasil uji prestasi belajar siswa dapat diketahui untuk sangat tinggi ada 0 %, kategori tinggi ada 13,33 %, untuk kategori cukup ada 82,22 %, kategori rendah ada 4,44 %, dan kategori sangat rendah ada 0 %, kemudian dilihat dari hasil mean sebesar 61,46, median 60,75, modus 59,7, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar prestasi belajar siswa dalam kategori cukup.
2. Variabel motivasi belajar siswa
Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 15 item. Data yang diperoleh untuk variabel motivasi belajar siswa diketahui skor tertinggi yang dicapai sebesar 43 dan skor terendah sebesar 18, denganmean sebesar 35,68, median36,24,modus 37,15 danstandard deviation sebesar 4,15. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 100.
(70)
Tabel 5.2
Intepretasi Penilaian Motivasi Belajar Siswa
Skor Frekuensi Prosentase Kategori Kecenderungan
Variabel
39-43 22 24,44 % Sangat tinggi
35-38 39 43,33 % Tinggi
32-34 18 20 % Cukup
29-31 5 5,56 % Rendah
18- 29 6 6,67 % Sangat rendah
90 100 %
Berdasarkan kategori penilaian diatas, maka untuk variabel motivasi belajar siswa dapat diketahui untuk kategori sangat tinggi ada 24,44 %, kategori tinggi ada 43,33 %, untuk kategori cukup ada 20 %, kategori rendah ada 5,56 %, dan kategori sangat rendah ada 6,67 %, kemudian melihat hasil dari mean sebesar 35,68, median 36,24, modus 37,15, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar motivasi belajar siswa dalam kategori tinggi.
3. Variabel tingkat pendidikan orang tua Siswa
Untuk variabel ini yang diambil adalah tingkat pendidikan ayah saja dan digolongkan menjadi 6 golongan yaitu tamat SD, tamat SLTP, tamat SMA/SMK, tamat akademik/DIII, tamat sarjana/ S1 dan tamatan pasca sarjana/S2. Secara rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
(71)
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan Frekuensi Prosentase
Tamat SD 20 22,22%
Tamat SLTP 16 17,78 %
Tamat SMA/SMK 23 25,56 %
Tamat DIII 21 23,33 %
Tamat Sarjana/S1 7 7,78 %
Tamat S2 3 3,33%
Jumlah 90 100 %
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar orang tua responden sudah menyelesaikan SMA/SMK sebesar 25,56 %, kemudian diikuti lulusan DIII sebesar 23,33 %, lulusan SD 22,22 %, lulusan SLTP 17,78 %, lulusan S1 sebesar 7,78 %, dan lulusan S2 sebesar 3,33 %.
4. Variabel minat memilih jurusan di SMA
Dari hasil penelitian data minat memilih jurusan di SMA secara keseluruhan dapat digolongkan sebagai berikut:
Tabel 5.4
Data Penelitian tentang Minat Siswa Memilih Jurusan di SMA
Minat memilih jurusan Frekuensi Prosentase
IPA 34 37,78 %
IPS 56 62,22 %
Jumlah 90 100 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa yang berminat memilih jurusan IPA sebesar 34 orang atau 37,78 %, dan yang berminat memilih jurusan IPS 56 orang atau 62,22%.
Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 14 item. Data yang diperoleh untuk variabel minat memilih jurusan
(72)
diketahui skor tertinggi yang dicapai sebesar 51 dan skor terendah sebesar 26, denganmean sebesar 41,99, median41,81,modus 40,83 danstandard deviation sebesar 4,97. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 100.
Tabel 5.5
Intepretasi Penilaian Minat memilih Jurusan di SMA
Skor Frekuensi Prosentase Kategori Kecenderungan
Variabel
48-51 12 13,33 % Sangat tinggi
42-47 35 38,89 % Tinggi
38-41 30 33,33 % Cukup
33-37 10 11,11 % Rendah
26-33 3 3.33 % Sangat rendah
90 100 %
Berdasarkan kategori penilaian diatas, maka untuk variabel minat memilih jurusan di SMA dapat diketahui untuk kategori sangat tinggi ada 13,33 %, kategori tinggi ada 38,89 %, untuk kategori cukup ada 33,33 %, kategori rendah ada 11,11 %, dan kategori sangat rendah ada 3.33 %, kemudian melihat hasil dari mean sebesar 41,99, median 41,81, modus 40,83, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar minat memilih jurusan di SMA dalam kategori cukup.
(73)
B. Pengujian Persyaratan Penelitian
Pengujian peryaratan analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Pengujian persyaratan ini dilakukan agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari yang seharusnya. Dalam pengujian persyaratan ini dipergunakan uji normalitas dan uji linearitas. Hasil dari pengujian dapat dilihat sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kondisi masing-masing variabel apakah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus kolmogorov-Smirnov, dengan bantuan komputer program SPSS for Windows versi 11.5.. Berikut ini disajikan rangkuman hasil pengujian.
Tabel 5.6
Uji Normalitas variabel penelitian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PRESTASI MOTIVASI PENDORT MINAT
N 90 90 90 90
Normal
Parameters(a,b)
Mean
61.40 35.62 2.87 42.04
Std.
Deviation 4.757 4.063 1.384 4.836
Most Extreme Differences
Absolute
.122 .126 .138 .076
Positive .122 .107 .134 .063
Negative -.084 -.126 -.138 -.076
Kolmogorov-Smirnov Z 1.161 1.195 1.313 .717
(74)
Hasil analisis pertama pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk variabel prestasi belajar siswa (X1) diperoleh hasil 1,161 dengan probabilitas (P) 0,135. karena nilai probabilitas hitung = 0,135 > 0,05 berarti distribusi data variabel prestasi belajar siswa (X1) normal.
Hasil analisis kedua pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk variabel motivasi belajar siswa (X2) diperoleh hasil 1,195 dengan probabilitas (P) 0,115. karena nilai probabilitas hitung = 0,115 > 0,05 berarti distribusi data variabel motivasi belajar siswa (X2) normal.
Hasil analisis ketiga pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk variabel tingkat pendidikan orang tua (X3) diperoleh hasil 1,313 dengan probabilitas (P) 0,064. karena nilai probabilitas hitung = 0,064 > 0,05 berarti distribusi data variabel tingkat pendidikan orang tua (X3) normal.
Hasil analisis keempat pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk variabel minat memilih jurusan di SMA (Y) diperoleh hasil 0,717 dengan probabilitas (P) 0,682. karena nilai probabilitas hitung = 0,682 > 0,05 berarti distribusi data variabel minat memilih jurusan di SMA (Y) normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikat. Uji linearitas ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS, digunakan Statistik uji F dengn taraf signifikansi 5 %.
(75)
Kriteria pengambilan keputusan atau kesimpulan linier terjadi apabila nilaiFhitung lebih kecil dariFtabel, demikian sebaliknya apabila F
hitung lebih besar dari pada F tabel maka tidak linier. Setelah dilakukan uji
linearitas dari masing-masing variabel dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5.7 Pengujian Linearitas
Variabel Bebas Variabel Terikat df Fhitung Ftabel
Prestasi belajar siswa Minat memilih jurusan di SMA
20;68 0,629 1,72
Motivasi belajar siswa Minat memilih jurusan di SMA
15;73 0,578 1,809
Tingkat pendidikan orang tua
Minat memilih jurusan di SMA
4;84 0,223 2,475
Dari tabel diatas diketahui bahwa F hitung antara masing-masing
variabel bebas dan variabel terikat, lebih kecil dari pada hargaF tabel pada
tingkat signifikansi 5%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara masing-masing variabel bebas dan variabel terikat adalah linear, jadi data yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis.
C. Pengujian Hipotesis
Pada penelitian ini terdapat empat hipotesis yang akan diuji. Pengujian hipotesis pertama sampai dengan ketiga menggunakan rumus korelasiproduct moment. Dan hipotesi keempat mengunakan analisis regresi ganda tiga variabel bebas.
Hasil perhitungan diperoleh antara masing–masing variabel bebas yaitu prestasi belajar siswa (X1), motivasi belajar siswa (X2), dan tingkat pendidikan
(76)
orang tua (X3) dengan minat memilih jurusan di SMA (Y), uji korelasi ini
menggunakan bantuan program SPSS. Seperti terangkum dalam tabel dan tabel ranguman pengujian korelasi sebagai berikut:
Tabel 5.8
Hasil korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat
PRESTASI MOTIVASI
PENDOR
T MINAT
PRESTASI Pearson
Correlation 1 -.018 .001 .208(*)
Sig. (2-tailed) . .869 .990 .049
N 90 90 90 90
MOTIVASI Pearson
Correlation -.018 1 .289(**) .293(**)
Sig. (2-tailed) .869 . .006 .005
N 90 90 90 90
PENDORT Pearson
Correlation .001 .289(**) 1 .207(*)
Sig. (2-tailed) .990 .006 . .050
N 90 90 90 90
MINAT Pearson
Correlation .208(*) .293(**) .207(*) 1
Sig. (2-tailed) .049 .005 .050 .
N 90 90 90 90
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 5.9
Rangkuman pengujian korelasi
Var. bebas Var. terikat N Harga rhit Harga rtabel kesimpulan X1 X2 X3 Y Y Y 90 90 90 0,208 0,293 0,207 0,143 0,143 0,143 Signifikan Signifikan Signifikan
1. Pengujian Hipotesis I a. Rumusan Hipotesis I
Ho= Tidak ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat memilih jurusan di SMA.
(77)
Ha = Ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat memilih jurusan di SMA.
b. Penarikan Kesimpulan
Pada tabel di atas dijelaskan bahwa harga koefisien korelasi prestasi belajar siswa (rhitung ) sebesar lebih besar 0,208 dari r tabel sebesar
0,143. Nilai probabilitas 0,049 lebih kecil dari taraf signifikansi (α= 5%) atau = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan menerima hipotesis alternatif. Artinya ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat memilih jurusan di SMA. 2. Pengujian Hipotesis II
a. Rumusan Hipotesis II
Ho = Tidak ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan minat memilih jurusan di SMA
Ha = Ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan minat memilih jurusan di SMA
b. Penarikan Kesimpulan
Pada tabel di atas dijelaskan bahwa koefisien korelasi motivasi belajar siswa (rhitung) sebesar 0,293 lebih besar dari rtabel sebesar
0,143. Nilai probabilitas 0,005 lebih kecil dari taraf signifikansi (α= 5%) atau = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan menerima hipotesis alternatif. Artinya ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa degan minat memilih jurusan di SMA.
(78)
3. Pengujian Hipotesis III a. Rumusan Hipotesis III
Ho = Tidak ada hubungan positif tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.
Ha = Ada hubungan positif tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.
b. Penarikan Kesimpulan
Pada tabel di atas dijelaskan bahwa harga koefisien korelasi tingkat pendidikan orang tua (rhitung) sebesar 0,207 lebih besar dari r tabel
sebesar 0,143. Nilai probabilitas 0,050 sama dengan taraf signifikansi (α= 5%) atau = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan menerima hipotesis alternatif. Artinya ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.
4. Pengujian Hipotesis IV a. Rumusan Hipotesis IV
Ho = Tidak ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.
Ha = Ada hubungan positif antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA.
(1)
(2)
(3)
dk dk pembilang dk dk pembilang penyebut 3 4 15 20 penyebut 3 4 15 20
1 215.7 224.6 246 248 46 2.81 2.57 1.89 1.8 2 19.16 19.25 19.43 19.45 47 2.8 2.57 1.88 1.8 3 9.28 9.12 8.7 8.66 48 2.8 2.57 1.88 1.79 4 6.59 6.39 5.86 5.8 49 2.79 2.56 1.88 1.79 5 5.41 5.19 4.62 4.56 50 2.79 2.56 1.87 1.78 6 4.76 4.53 3.94 3.87 51 2.79 2.55 1.87 1.78 7 4.35 4.12 3.51 3.44 52 2.78 2.55 1.86 1.78 8 4.07 3.84 3.22 3.15 53 2.78 2.55 1.86 1.77 9 3.86 3.63 3.01 2.94 54 2.78 2.54 1.86 1.77 10 3.71 3.48 2.85 2.77 55 2.77 2.54 1.85 1.76 11 3.59 3.36 2.72 2.65 56 2.77 2.54 1.85 1.76 12 3.49 3.26 2.62 2.54 57 2.77 2.53 1.85 1.76 13 3.41 3.18 2.53 2.46 58 2.76 2.53 1.84 1.75 14 3.34 3.11 2.46 2.39 59 2.76 2.53 1.84 1.75 15 3.29 3.06 2.4 2.33 60 2.76 2.53 1.84 1.75 16 3.24 3.01 2.35 2.28 61 2.76 2.52 1.83 1.75 17 3.2 2.96 2.31 2.23 62 2.75 2.52 1.83 1.74 18 3.16 2.93 2.27 2.19 63 2.75 2.52 1.83 1.74 19 3.13 2.9 2.23 2.16 64 2.75 2.52 1.83 1.74 20 3.1 2.87 2.2 2.12 65 2.75 2.51 1.82 1.73 21 3.07 2.84 2.18 2.1 66 2.74 2.51 1.82 1.73 22 3.05 2.82 2.15 2.07 67 2.74 2.51 1.82 1.73 23 3.03 2.8 2.13 2.05 68 2.74 2.51 1.82 1.73 24 3.01 2.78 2.11 2.03 69 2.74 2.5 1.81 1.72 25 2.99 2.76 2.09 2.01 70 2.74 2.5 1.81 1.72 26 2.98 2.74 2.07 1.99 71 2.73 2.5 1.81 1.72 27 2.96 2.73 2.06 1.97 72 2.73 2.5 1.81 1.72 28 2.95 2.71 2.04 1.96 73 2.73 2.5 1.81 1.72 29 2.93 2.7 2.03 1.94 74 2.73 2.5 1.8 1.71 30 2.92 2.69 2.01 1.93 75 2.73 2.49 1.8 1.71 31 2.91 2.68 2 1.92 76 2.72 2.49 1.8 1.71 32 2.9 2.67 1.99 1.91 77 2.72 2.49 1.8 1.71 33 2.89 2.66 1.98 1.9 78 2.72 2.49 1.8 1.71 34 2.88 2.65 1.97 1.89 79 2.72 2.49 1.79 1.7 35 2.87 2.64 1.96 1.88 80 2.72 2.49 1.79 1.7 36 2.87 2.63 1.95 1.87 81 2.72 2.48 1.79 1.7 37 2.86 2.63 1.95 1.86 82 2.72 2.48 1.79 1.7 38 2.85 2.62 1.94 1.85 83 2.71 2.48 1.79 1.7 39 2.85 2.61 1.93 1.85 84 2.71 2.48 1.79 1.7 40 2.84 2.61 1.92 1.84 85 2.71 2.48 1.79 1.7 41 2.83 2.6 1.92 1.83 86 2.71 2.48 1.78 1.69 42 2.83 2.59 1.91 1.83 87 2.71 2.48 1.78 1.69 43 2.82 2.59 1.91 1.82 88 2.71 2.48 1.78 1.69 44 2.82 2.58 1.9 1.81 89 2.71 2.47 1.78 1.69 45 2.81 2.58 1.89 1.81 90 2.71 2.47 1.78 1.69
(4)
(5)
(6)