Hubungan antara motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA studi kasus di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

(1)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR,

PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN,

TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN MINAT

SISWA SMA DALAM MEMILIH JURUSAN DI SMA

(Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh Putri Ambarwati NIM : 091334048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

i

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR,

PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN,

TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN MINAT

SISWA SMA DALAM MEMILIH JURUSAN DI SMA

(Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh Putri Ambarwati NIM : 091334048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(3)

(4)

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan sebagai ucapan syukur dan terima kasih kepada:

Yesus Kristus sumber pengharapanku

Bapak, Ibu, adikku yang selalu mendukung setiap langkahku

Saudara dan teman-temanku yang begitu baik membantu aku

Dominicus Erwin Suranto yang setia mendampingiku


(6)

v

MOTTO

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.

Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari (Matius 6 : 34)

Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku

(Yohanes 16 : 23)

Temukan kebahagiaan hari ini dengan bersyukur dari hal-hal kecil yang akan menuntun kamu esok meraih hal-hal besar

(Mario Teguh)

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu, tetapi orang-orang yang masih belajar terus akan menjadi

pemilik masa depan (Mario Teguh)


(7)

(8)

(9)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN, TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN MINAT

SISWA SMA DALAM MEMILIH JURUSAN DI SMA

Studi kasus : Siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Putri Ambarwati

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) hubungan antara motivasi belajar dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA; (2) hubungan antara persepsi siswa terhadap jurusan dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA; (3) hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 567 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X yang berjumlah 174 responden. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah Korelasi dari PearsondanRank Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA (rhitung = 0,555 > rtabel= 0,1488); (2) ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap jurusan dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA (r hitung= 0,446 > r tabel = 0,1488); (3) tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA (pendidikan ayah r hitung = 0,081 < rtabel= 0,1488 dan pendidikan ibu rhitung= -0,058 < rtabel= 0,1488).


(10)

ix

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION,

STUDENT’S PERCEPTION ON THE MAJOR SUBJECT, PARENT’S EDUCATIONAL LEVEL AND STUDENT’S INTEREST

IN CHOOSING THE MAJOR SUBJECT IN SENIOR HIGH SCHOOL

A Case Study on the Students of the Tenth Grade of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta

Putri Ambarwati Sanata Dharma University

2013

The purpose of this research is to describe: (1) the correlation between learning motivation and student’s interest in choosing major subject in Senior High School; (2) the correlation between student’s perception towards major subject and the student’sinterest in choosing major subject in Senior High School; (3) the correlation betweenparent’s educational level and the student’sinterest in choosing the major subject in Senior High School.

The population of this study were 567 students of Pangudi Luhur Yogyakarta Senior High School. The samples were 174 students of the tenth grade.The technique of taking the samples is purposive sampling. The techniques for analysing the data were Pearson Correlative technique and Rank Spearman.

The result shows: (1) there is a significant correlation between student’s learning motivation and student’s interest in choosing major subject in Senior High School (r calculate = 0,555 > r table = 0,1488); (2) there is a significant correlation between student’s perception toward the major subject and students’interest in choosing the major subject in Senior High School (r calculate= 0,446 > r table = 0,1488); (3) there isn’t any correlation between parents’ educational level and students’ interest in choosing the major subject in Senior High School (father’s education r calculate = 0,081 < r table = 0,1488 and mother’s education rcalculate= -0,058 < rtable= 0,1488).


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah mendidik, membimbing, dan mendukung penulis selama proses belajar sampai tersusunnya skripsi ini.

4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan mendampingi, mendidik, meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. 5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah

meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, memberi kritik, dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, memberi kritik, dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.


(12)

xi

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan membimbing penulis selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.

8. Ibu Aris Sudarsilah selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang selalu melayani dan membantu urusan administrasi selama penulis kuliah hingga penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Andreas Mujiyono, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

10. Ibu Y. Natalia Margi Lestari, S.Pd. selaku guru yang telah mendampingi dan meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 11. Siswa-siswi kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah bersedia

bekerja sama dan membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.

12. Kedua orang tuaku, Bapak Y. Mujiharjo dan Ibu B. Budi Ning Astuti yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan baik materi maupun moral. 13. Adikku, Y. Dea Nugroho Putro yang telah memberikan doa, semangat, dan

dukungan.

14. Saudara-saudaraku terkasih yang telah memberikan dukungan dan motivasi. 15. Dominicus Erwin Suranto atas cinta dan kasih yang telah diberikan.

16. Teman-temanku yang telah membantu penelitian, Ria, Tama, dan Tari.

17. Seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 yang telah bersama-sama


(13)

(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK. ... viii

ABSTRACT. ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL. ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN….. ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah. ... 1

B. Batasan Masalah. ... 4

C. Rumusan Masalah. ... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN TEORETIK. ... 7

A. Motivasi Belajar. ... 7

B. Persepsi... 11

C. Tingkat Pendidikan Orang Tua. ... 13

D. Minat... 14

E. Kajian yang Relevan... 15

F. Kerangka Berpikir. ... 16


(15)

xiv

BAB III METODE PENELITIAN. ... 19

A. Jenis Penelitian ... 19

B. Tempat dan Waktu Penelitian. ... 19

C. Subjek dan Objek Penelitian. ... 19

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel. ... 20

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya... 21

F. Teknik Pengumpulan Data. ... 22

G. Teknik Pengujian Instrumen... 25

H. Teknik Analisis Data. ... 28

BAB IV GAMBARAN UMUM... 34

A. Data Kelembagaan Sekolah... 34

B. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. ... 34

C. Sistem Pendidikan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta... 35

D. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. ... 37

E. Organisasi Sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. ... 38

F. Sumber Daya Manusia SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. 47 G. Peserta Didik SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. ... 48

H. Kondisi Fisik, Lingkungan dan Fasilitas SMA Pangudi Luhur Yogyakarta... 49

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan... 51

J. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah ... 52

K. Hubungan antara Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta... 53

L. Usaha-Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan... 55

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ... 57

A. Deskripsi Data. ... 57

B. Analisis Data. ... 61

1. Pengujian Prasyarat ... 61

2. Pengujian Hipotesis ... 62


(16)

xv

BAB VI KESIMPULAN ... 76

A. Kesimpulan... 76

B. Keterbatasan. ... 77

C. Saran……... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Pengukuran... 22

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar…... 23

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Persepsi Siswa terhadap Jurusan.... 23

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Minat Memilih Jurusan di SMA .... 24

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar…... ... 26

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa terhadap Jurusan... 26

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Minat Memilih Jurusan di SMA ... 27

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 28

Tabel 3.9 Pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP) I. ... 29

Tabel 3.10 Interpretasi Koefisien Korelasi…….. ... 33

Tabel 4.1 Yayasan Pangudi Luhur ... 39

Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik Tiap Rombel ... 48

Tabel 4.3 Jumlah Peserta Didik... 48

Tabel 4.4 Fasilitas Sekolah. ... 51

Tabel 5.1 Pilihan Jurusan. ... 57

Tabel 5.2 PAP I Motivasi Belajar. ... 58

Tabel 5.3 PAP I Persepsi Siswa terhadap Jurusan... 58

Tabel 5.4 PAP I Tingkat Pendidikan Orang Tua. ... 59

Tabel 5.5 PAP I Minat Memilih Jurusan di SMA... 60

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas... 61

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Linieritas. ... 62


(18)

xvii

Tabel 5.9 KorelasiPearsonHipotesis II ... 66 Tabel 5.10 KorelasiSpearmanHipotesis III (Ayah)... 68 Tabel 5.11 KorelasiSpearmanHipotesis III (Ibu) ... 70


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner. ... 81

Lampiran II Data Siswa. ... 89

1. Data Uji Validitas dan Reliabilitas ... 90

2. Data Penelitian ... 93

Lampiran III Daftar Distribusi Frekuensi... 98

Lampiran IV Penilaian Acuan Patokan I... 107

Lampiran V Perhitungan SPSS….. ... 111

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 112

2. Uji Normalitas dan Linieritas ... 116

3. Uji Hipotesis ... 119

Lampiran VI Surat Keterangan. ... 121 Lampiran VII Tabel Logaritma, Tabel r, Tabel t ...


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan dalam memilih dan membina hidup yang baik yang sesuai dengan martabat manusia. Jadi, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia.

Menurut Syah (1995:1), pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.

Syah (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991:232), pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Syah (McLeod, 1989), dalam pengertian yang sempit education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.

Dalam pengertian yang luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Syah, 1995:2)

Syah (Dictionary of Psychology, 1972) pendidikan diartikan sebagai ....the institutional procedures which are employed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes, etc. Jadi, pendidikan berarti


(21)

tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya.

Dalam dunia pendidikan, ada beberapa jalur pendidikan yang dapat ditempuh yaitu melalui pendidikan formal, informal dan nonformal. Salah satu contoh pendidikan formal dimulai dari tingkat SD , SMP, SMA/SMK sampai dengan perguruan tinggi. Pendidikan di SMA terbagi menjadi tiga kelas (X, XI dan XII) dimana di kelas XI ada suatu proses penempatan dalam pemilihan jurusan baik IPA, IPS maupun BAHASA. Penjurusan merupakan salah satu faktor untuk menentukan keberhasilan siswa dalam belajar di sekolah. Sebagai contoh kekurangtepatan dalam memilih dan menentukan jurusan, kesempatan yang sangat baik bagi siswa akan hilang. Jadi, kegagalan dalam belajar atau tidak mampu melanjutkan studi di perguruan tinggi, diantaranya bukan disebabkan siswa yang bersangkutan berinteligensi rendah melainkan kekurangtepatan dalam memilih jurusan. Penjurusan diadakan atas dasar bahwa pada hakekatnya para siswa merupakan individu-individu yang mandiri dengan keanekaragamannya (perbedaan individual) dan memiliki bakat dan minat masing-masing.

Di Sekolah Menengah Atas (SMA), mulai adanya penjurusan saat masuk di kelas XI. Jurusan dibagi menjadi tiga yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan BAHASA. Saat memilih salah satu jurusan yang ditawarkan, para siswa terkadang masih merasa bingung. Kebingungan itu disebabkan karena semua siswa belum mengerti potensi yang dimilikinya sehingga mereka belum bisa memantapkan pilihan pada


(22)

jurusan yang diminatinya. Dalam memilih jurusan terkadang siswa hanya ikut-ikutan teman atau karena persepsi tertentu terhadap jurusan yang ditawarkan.

Minat siswa dalam memilih jurusan salah satunya didasarkan pada motivasi. Motivasi ini akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi cenderung akan rajin belajar dan dapat memilih jurusan sesuai dengan minatnya. Namun siswa yang mempunyai motivasi yang rendah, dia cenderung akan bermalas-malasan dalam belajar dan biasanya memilih jurusan “sekenanya” atau menurut pada sekolah.

Persepsi siswa terhadap jurusan didasarkan pada pertimbangan bahwa persepsi seseorang mampu mempengaruhi pembentukan minat siswa dalam memilih jurusan. Beberapa siswa senang masuk jurusan IPA karena lebih siap masuk ke semua jurusan di perguruan tinggi dan dianggap memiliki derajat intelektualitas yang lebih tinggi. Sebagian besar yang masuk jurusan IPS hanya untuk menghindar dari hitungan semata sedangkan yang masuk jurusan BAHASA agar mendapatkan beasiswa di luar negeri.

Pemilihan jurusan juga tidak terlepas dari pengaruh keluarga karena keluarga adalah tempat pertama kalinya pendidikan diberikan dan pendidikan itu akan terus berlanjut. Dalam hal ini, pendidikan orang tua juga memengaruhi pola pikir anak dalam memilih jurusan. Pada umumnya, orang tua yang berpendidikan rendah mempunyai pengetahuan yang sempit terhadap pendidikan. Jadi, orang tua tidak mampu untuk mengarahkan anaknya dalam pemilihan jurusan. Sedangkan orang tua yang berpendidikan


(23)

tinggi mempunyai pengetahuan yang luas terhadap pendidikan. Jadi, orang tua mampu untuk mengarahkan anaknya dalam memilih jurusan sesuai dengan minatnya. Hal ini tidak terlepas dari harapan orang tua yang ingin agar anaknya kelak menjadi orang yang sukses.

Tujuan penjurusan di SMA (Gani, 1986:14)

1. Mengelompokkan para siswa yang mempunyai kecakapan, kemampuan, bakat dan minat yang relatif sama.

2. Membantu mempersiapkan para siswa dalam melanjutkan studi dan memilih dunia kerjanya.

3. Membantu meramalkan keberhasilan untuk mencapai prestasi yang baik dalam kelanjutan studi dan dunia kerjanya.

4. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan antara Motivasi Belajar, Persepsi Siswa

terhadap Jurusan, Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Minat Siswa

SMA dalam Memilih Jurusan di SMA”.

B. Batasan Masalah

Mengingat begitu banyak faktor yang memengaruhi minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA, maka perlu diadakan batasan masalah. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian peneliti adalah motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, dan tingkat pendidikan orang tua.


(24)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap jurusan dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara

persepsi siswa terhadap jurusan dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA.


(25)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu digunakan pihak sekolah untuk membantu siswa dalam mempertimbangkan pemilihan jurusan di SMA. 2. Bagi Orang tua

Diharapkan orang tua mampu membantu mengarahkan anaknya untuk memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai tambahan referensi perpustakaan dan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA.

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan tentang minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA.


(26)

7

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif”

itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak (Sardiman, 2008:73)

Motivasi juga akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan (Sardiman, 2008:74)

Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2008:75)


(27)

2. Ciri-Ciri Motivasi:

Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Sardiman, 2008:83)

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral).

d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif). f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. h. Senang mencari dan memecahkan masalah.

Ciri-ciri motivasi seperti di atas akan sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Hal itu harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal maka diperlukan adanya motivasi. Perlu ditegaskan, bahwa motivasi berkaitan dengan suatu tujuan. Dengan demikian, motivasi memengaruhi adanya kegiatan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi (Sardiman, 2008:85)

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini


(28)

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

4. Teori Motivasi

Salah satu teori yang terkenal kegunaannya untuk menerangkan motivasi siswa adalah yang dikembangkan oleh Maslow. Maslow percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan-kebutuhan ini dibagi ke dalam 7 kategori yaitu (Slameto, Maslow 1943, 1970)

a. Fisiologis

Kebutuhan manusia paling dasar meliputi kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat tinggal.

b. Rasa aman

Kebutuhan kepastian keadaan dan lingkungan yang dapat diramalkan, ketidakpastian, keterancaman akan menimbulkan kecemasan pada diri individu.

c. Rasa cinta

Kebutuhan afeksi dan pertalian dengan orang lain. d. Penghargaan

Kebutuhan rasa dihargai, dikagumi dan dihormati oleh orang lain. Secara tidak langsung ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran.

e. Aktualisasi diri

Kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri sepenuhnya. f. Mengetahui dan mengerti

Kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin tahunya untuk mendapatkan pengetahuan.

g. Kebutuhan estetik

Kebutuhan dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan.


(29)

5. Macam-Macam Motivasi

a. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

1) Motivasi intrinsik: motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak ada yang menyuruh, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, maka yang dimaksud motivasi instrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkret, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapatberubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain.

2) Motivasi ekstrinsik: motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya. Jadi, yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu (Sardiman, 208:89-91)


(30)

B. Persepsi

1. Pengertian persepsi

Menurut Slameto (2010:102), persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.

Selanjutnya Irwanto,dkk (1988:55) persepsi adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti.

Kemudian Slameto (2010:102) Bagi seorang guru, mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip yang bersangkut-paut dengan persepsi sangat penting karena:

a. Makin baik suatu objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui, makin baik objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat diingat.

b. Dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal yang harus dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah pengertian akan menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru atau yang tidak relevan.

c. Jika dalam mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda yang sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut, maka guru harus mengetahui bagaimana gambar atau potret tersebut harus dibuat agar tidak terjadi persepsi yang keliru. Beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang perlu diketahui oleh seorang guru agar ia dapat mengetahui siswanya secara lebih baik dan dengan demikian menjadi komunikator yang efektif (Slameto, 2010:103-105)


(31)

1) Persepsi itu relatif bukannya absolut

Manusia bukanlah instrumen ilmiah yang mampu menyerap segala sesuatu persis seperti keadaan sebenarnya. Seseorang tidak dapat menyebutkan secara persis berat suatu benda yang dilihatnya atau kecepatan sebuah mobil yang sedang lewat, tetapi ia dapat secara relatif menerka berat berbagai benda atau kecepatan mobil-mobil.

2) Persepsi itu selektif

Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak rangsangan yang ada di sekelilingnya pada saat-saat tertentu. Ini berarti bahwa rangsangan yang diterima akan tergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang ada suatu saat menarik perhatiannya dan ke arah mana persepsi itu mempunyai kecenderungan. Ini berarti juga bahwa ada keterbatasan dalam kemampuan seseorang untuk menerima rangsangan.

3) Persepsi itu mempunyai tatanan

Orang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan. Ia akan menerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok. Jika rangsangan yang datang tidak lengkap, ia akan melengkapinya sendiri sehingga hubungan itu menjadi jelas.

4) Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan (penerima rangsang)

Harapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan dengan demikian pula bagaimana pesan tersebut akan diinterpretasi.

5) Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan-perbedaan dalam kepribadian, perbedaan-perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi.

2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Persepsi (Irwanto dkk, 1988:76-77)

a. Perhatian yang selektif

Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya. Untuk itu, individunya memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja.


(32)

b. Ciri-ciri rangsang

Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar di antara yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan yang intensitas rangsangnya paling kuat. c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu

Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding seorang bukan seniman. Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat koin (mata uang logam) lebih besar dibanding anak-anak orang kaya.

d. Pengalaman terdahulu

Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya. Cermin bagi kita tentu bukan barang baru, tetapi lain halnya bagi orang-orang Mentawai di pedalaman Siberut atau saudara-saudara kita di pedalaman Irian.

C. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Menurut UU SISDIKNAS No. 20 (2003), tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik dan tujuan yang akan dicapai, terdiri dari: (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29079/4/Chapter%20II.pdf) 1. Pendidikan dasar: Jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun

pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

2. Pendidikan menengah: Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. 3. Pendidikan tinggi: Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah

yang mencakup program sarjana, magister, doktor dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.


(33)

D. Minat

1. Pengertian Minat

Menurut Sardiman (2008:76) minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.

Kemudian Slameto (Benard), minat timbul secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Menurut Slameto (Hilgard) interest is persisting tedency to pay attention to and enjoy some activity or content. Selanjutnya Syah (1995:136) minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat memengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.

Slameto (2010:57) minat adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa


(34)

senang. Minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

2. Faktor yang Memengaruhi Timbulnya Minat:

Faktor timbulnya minat, menurut Crow and Crow (1982) dalam Purwanto (2004):

a. Faktor dorongan dari dalam yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang.

b. Faktor motif sosial yaitu minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.

c. Faktor emosional yaitu minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.

E. Kajian yang Relevan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Agatha Dhian Novita (2010) dengan judul “Hubungan antara prestasi belajar siswa, persepsi siswa

terhadap jurusan dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA” disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Maria Dwi Riwayati (2009) dengan judul “Hubungan antara prestasi belajar siswa dan persepsi siswa terhadap jurusan IPS dengan minat siswa dalam memilih jurusan di IPS”


(35)

disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap jurusan dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Agustina Aris Widaryanti (2003) dengan judul “Hubungan antara nem SLTP, prestasi belajar siswa,

tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua dengan minat siswa

memilih jurusan di SMU” dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA.

F. Kerangka Berpikir

1. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan minat

siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA

Motivasi belajar dapat memengaruhi belajar siswa. Siswa yang mempunyai motivasi belajar, akan terarah dalam belajarnya sehingga siswa itu tahu apa yang harus dilakukan demi mencapai cita-citanya. Ketika siswa mempunyai cita-cita atau harapan untuk masuk dalam jurusan yang dia inginkan dan siswa tersebut mempunyai motivasi belajar yang tinggi, maka hal itu mudah diraih. Timbulnya motivasi dalam diri siswa tak lepas dari dukungan orang-orang di sekitarnya seperti orang tua, teman, sahabat, saudara dan lain-lain. Melalui orang-orang di sekitarnya itu siswa menjadi termotivasi dalam belajar. Usaha untuk menumbuhkan motivasi ini dapat dilakukan dengan cara memberikan penghargaan pada siswa misalnya orang tua memberikan


(36)

hadiah kepada anaknya yang berprestasi sehingga anak akan termotivasi dalam belajarnya.

2. Ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap

jurusan dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA

Persepsi dapat berupa persepsi positif dan persepsi negatif. Persepsi positif berarti pandangan atau pendapat seseorang yang baik terhadap suatu objek, sedangkan persepsi negatif berarti pandangan atau pendapat seseorang yang negatif terhadap suatu objek. Demikian juga dengan siswa, pasti juga memiliki persepsi positif dan negatif terhadap jurusan di SMA. Jika persepsi siswa terhadap jurusan tertentu positif maka akan cenderung berminat memilih jurusan tersebut. Sedangkan siswa yang memiliki persepsi negatif terhadap jurusan tertentu maka akan cenderung untuk tidak memilih jurusan tersebut.

3. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua

dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA

Peran orang tua dalam pendidikan anak sangat penting artinya pengarahan, bimbingan, pengertian yang mereka berikan untuk anak-anaknya akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam melihat luasnya cakrawala pendidikan. Semakin tinggi pendidikan orang tua, maka pengetahuan yang diperolehnya semakin banyak. Hal itu dapat dijadikan suatu pengalaman bagi orang tua untuk mengarahkan anaknya dalam memilih jurusan karena pendidikan orang akan memengaruhi pola pemikiran anak. Biasanya orang tua yang berpendidikan tinggi akan


(37)

mempunyai harapan agar anaknya memasuki jurusan yang diinginkan orang tua. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tuanya, maka orang tua dapat mengarahkan anaknya dengan baik untuk memilih jurusan yang cocok. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi memang memiliki sumber daya yang cenderung lebih besar, baik pendapatan, waktu, tenaga, dan jaringan kontak, yang memungkinkan mereka untuk terlibat lebih jauh dalam pendidikan anak.

G. Hipotesis

1. : Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA

: Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA

2. : Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap jurusan dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA Ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap jurusan dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA 3. : Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan

orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua


(38)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian studi kasus adalah penelitian mengenai status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas dimana peneliti dapat memperoleh gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat, serta karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu yang kemudian hasilnya dijadikan suatu hal yang bersifat umum (Hasan, 2004:10)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian: SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang direncanakan sekitar bulan Maret-April 2013.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta kelas X.


(39)

2. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, dan tingkat pendidikan orang tua.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan objek yang akan diteliti. Populasi juga sering didefinisikan sebagai himpunan orang, hewan, tumbuhan atau benda yang memiliki kesamaan karakter (Andi, 2009:84). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. Jenis sampel yang diambil harus mencerminkan populasi. Data yang dianalisis dalam suatu penelitian merupakan data hasil pengukuran yang diperoleh dari sampel (Andi, 2009:84). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta kelas X1, X2, X3, X5, X6. Sedangkan kelas X4 digunakan untuk pengujian validitas dan reliabilitas.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah responden yang terpilih menjadi anggota sampel atas dasar pertimbangan peneliti sendiri. Dalam penelitian ini


(40)

sampel yang dipilih kelas X dengan pertimbangan siswa di kelas X akan mengikuti program pemilihan jurusan.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah: a. Motivasi belajar

b. Persepsi siswa terhadap jurusan c. Tingkat pendidikan orang tua

d. Minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA

2. Pengukuran Variabel Penelitian

Setiap variabel akan diukur dengan menggunakan cara pengukurannya masing-masing. Pengukuran setiap variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a. Motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, dan minat memilih jurusan di SMA, data dapat diperoleh melalui kuesioner. Pengukuran pada penelitian ini dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang (Hasan, 2002:72). Dalam skalaLikertdigunakan 5 kategori penilaian diantaranya:


(41)

Tabel 3.1

Skala Pengukuran(Arikunto, 2010:190)

Alternatif Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Ragu Ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Pernyataan Positif

5 4 3 2 1

Pernyataan Negatif

1 2 3 4 5

b. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Untuk tingkat pendidikan orang tua, dilihat dari pendidikan terakhir orang tua siswa dengan pengukurannya sebagai berikut:

1. Tamat SD : skor 1 2. Tamat SMP : skor 2 3. Tamat SMA : skor 3 4. Tamat D3 : skor 4 5. Tamat Sarjana : skor 5

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel) (Hasan, 2004:24)


(42)

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner

Motivasi Belajar

No. Indikator Pernyataan positif (nomer item dalam kuesioner) Pernyataan negatif (nomer item dalam kuesioner) Jumlah item

1. Kemauan untuk mengikuti pelajaran

1, 8 5 3

2. Keinginan untuk menguasai materi pelajaran

2, 11 7 3

3. Ketekunan dan keuletan

3, 12 9 3

4. Kecenderungan mengerjakan tugas dengan baik

4, 13 15 3

5. Keaktifan siswa belajar di dalam kelas

10, 16 17 3

6. Kebiasaan siswa di luar jam sekolah

4 6 2

Diadopsi dari Novita, Dhian A. 2010. “Hubunganantara Prestasi Belajar Siswa, Persepsi Siswa terhadap Jurusan dan Motivasi Belajar dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma: tidak diterbitkan.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner

Persepsi Siswa terhadap Jurusan

No. Indikator Pernyataan positif (nomer item dalam kuesioner) Pernyataan negatif (nomer item dalam kuesioner) Jumlah item

1. Aspek kognitif yang dialami siswa melalui panca indera

18, 23, 26 - 3


(43)

3. Kebutuhan di masa depan

24, 27 21 3

4. Proses belajar 22, 25, 28 - 3

5. Harapan dan cita-cita 19, 29 - 2

Diadopsi dari Novita, Dhian A. 2010. “Hubunganantara Prestasi Belajar Siswa, Persepsi Siswa terhadap Jurusan dan Motivasi Belajar dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma: tidak diterbitkan.

Tingkat pendidikan orang tua: dilihat dari jenjang pendidikan terakhir orang tua.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner

Minat Memilih Jurusan di SMA

No. Indikator Pernyataan positif (nomer item dalam kuesioner) Pernyataan negatif (nomer item dalam kuesioner) Jumlah item

1. Perasaan senang 32, 34, 36 35 4

2. Ketertarikan pada jurusan yang dipilih

39 38 2

3. Kebutuhan di masa mendatang

37 33 2

Diadopsi dari Novita, Dhian A. 2010. “Hubunganantara Prestasi Belajar Siswa, Persepsi Siswa terhadap Jurusan dan Motivasi Belajar dengan Minat Siswa dalam Memilih Jurusan di SMA”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma: tidak diterbitkan.

2. Penelusuran Literatur

Penelusuran literatur adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya (Hasan, 2004:24)


(44)

3. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang diteliti (Hasan, 2004:24)

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti (Riduwan dkk, 2011:194). Untuk pengujian validitas instrumen digunakan rumus teknik korelasi Product Moment(Sujarweni dkk, 2012:17)

=

(

)

(

)(

)

[ (

)

(

) ][ (

)

(

) ]

Keterangan:

r: koefisien korelasi n: jumlah responden

x: skor variabel (jawaban responden) y: skor total variabel untuk responden n

Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya, hasil perhitungan koefisien korelasi ini dibandingkan


(45)

dengan rtabel dimana df = n - 2 dengan sig 5%. Jika r tabel < rhitung maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid, begitu pula sebaliknya.

Berikut ini merupakan rangkuman dari hasil uji validitas terhadap variabel motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan dan minat memilih jurusan di SMA yang dilakukan sebelum penelitian di kelas X4.

Tabel 3.5

Hasil uji validitas motivasi belajar

No.item rhitung rtabel Keterangan

Item 1 0,857 0,329 Valid

Item 2 0,490 0,329 Valid

Item 3 0,704 0,329 Valid

Item 4 0,509 0,329 Valid

Item 5 0,806 0,329 Valid

Item 6 0,866 0,329 Valid

Item 7 0,665 0,329 Valid

Item 8 0,497 0,329 Valid

Item 9 0,582 0,329 Valid

Item 10 0,715 0,329 Valid

Item 11 0,490 0,329 Valid

Item 12 0,830 0,329 Valid

Item 13 0,629 0,329 Valid

Item 14 0,605 0,329 Valid

Item 15 0,396 0,329 Valid

Item 16 0,702 0,329 Valid

Item 17 0,836 0,329 Valid

Tabel 3.6

Hasil uji validitas persepsi siswa terhadap jurusan

No.item rhitung rtabel Keterangan

Item 18 0,613 0,329 Valid

Item 19 0,542 0,329 Valid

Item 20 0,606 0,329 Valid

Item 21 0,700 0,329 Valid

Item 22 0,639 0,329 Valid

Item 23 0,438 0,329 Valid

Item 24 0,412 0,329 Valid

Item 25 0,494 0,329 Valid


(46)

Item 27 0,406 0,329 Valid

Item 28 0,730 0,329 Valid

Item 29 0,641 0,329 Valid

Item 30 0,569 0,329 Valid

Item 31 0,439 0,329 Valid

Tabel 3.7

Hasil uji validitas minat memilih jurusan di SMA

No.item rhitung rtabel Keterangan

Item 32 0,555 0,329 Valid

Item 33 0,579 0,329 Valid

Item 34 0,642 0,329 Valid

Item 35 0,664 0,329 Valid

Item 36 0,395 0,329 Valid

Item 37 0,732 0,329 Valid

Item 38 0,722 0,329 Valid

Item 39 0,533 0,329 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa semua item pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan antara r tabeldengan r hitung. Jumlah data (n) sebanyak 36 responden dan sig 5%, maka df = n - 2 = 36 - 2 = 34 sehingga diperoleh r tabel sebesar 0,329. Berdasarkan perhitungan r tabel < r hitung sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan mengenai motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, dan minat memilih jurusan di SMA adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Sehingga beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap sama (Riduwan dkk, 2011:194). Dalam penelitian ini, untuk pengujian


(47)

reliabilitas instrumen menggunakan Cronbach Alpha dengan rumus (Sujarweni dkk, 2012:189)

Rumus:

Keterangan:

: varians total

: jumlah varians butir : jumlah butir pertanyaan

: koefisien reliabilitas instrumen

Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 konstruk pertanyaan dimensi variabel adalah reliabel dan sebaliknya (Sujarweni dkk, 2012:189)

Tabel 3.8

Hasil pengujian reliabilitas

Variabel rhitung rtabel Keterangan

Motivasi belajar 0,933 0,6 Reliabel

Persepsi siswa terhadap jurusan

0,869 0,6 Reliabel

Minat memilih jurusan di SMA

0,858 0,6 Reliabel

H. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi data

Penilaian sifat suatu objek dan penggunaan bahan pembanding sebagai alat untuk memberi arti pada skor menjadi sangat penting. Bahan pembanding ini disebut acuan penilaian, dan sengaja tidak dipakai istilah


(48)

lain (Masidjo, 1995:151). Dalam usaha menarik kesimpulan, peneliti menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I. Kesimpulan yang diambil untuk menjawab masalah ialah menggunakan kriteria sebagai berikut (Masidjo, 1995:151)

Tabel 3.9 Pedoman PAP I(Masidjo, 1995:153)

2. Uji Prasyarat

a. Pengujian normalitas

Tujuan digunakannya pengujian normalitas adalah untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak, hal ini sebagai prasyarat digunakannya analisis parametrik (Priyatno, 2012:132). Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan rumus One-Sample-Kolmogorov-Smirnov.

Rumus:

=

[ ( )

( )]

Keterangan:

D : deviasi maksimum

( ) : fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan ( ) : fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Interval Skor

Kriteria

90%–100% Sangat tinggi

80%–89% Tinggi

65%–79% Cukup

55%–64% Rendah


(49)

Jika nilai F hitung > nilai F tabel pada taraf signifikansi 5%, maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung< nilai Ftabel, maka distribusi data dikatakan normal.

b. Pengujian Linieritas

Lineritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel yang akan dikenai prosedur analisis statistik korelasional menunjukkan hubungan yang linier atau tidak (Priyatno, 2012:90)

Rumus:

F =

Keterangan:

F : nilai F untuk garis regresi varians tuna cocok : varians galat

3. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara motivasi belajar , persepsi siswa terhadap jurusan, dan minat memilih jurusan di SMA dapat digunakan rumus korelasiProduct Momentdengan angka kasar (Arikunto, 2010:327)

=

(

)(

)

[

(

) ][

(

) ]

Keterangan:

: koefisien korelasi yang dicari N : banyaknya subjek pemilik nilai


(50)

X : nilai variabel 1 Y : nilai variabel 2

Nilai r dapat digunakan untuk melihat dua variabel tersebut berhubungan atau tidak (Sujarweni dkk, 2012:61)

Kriteria:

- Jika rhitung> rtabelmaka Ho ditolak - Jika rhitung< rtabelmaka Ho diterima

Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda – (negatif) pada output menunjukkan arah hubungan yang berlawanan, sedangkan tanda + (positif) menunjukkan hubungan yang searah. Dasar pengambilan keputusan: berdasarkan pada probabilitas, jika probabilitas > 0,05 Ho diterima dan sebaliknya.

Pengujian signifikan atau tidaknya nilai r, digunakan uji t dengan taraf signifikansi 5%. Perhitungan t hitung adalah sebagai berikut (Trihendradi, 2009:201)

Rumus:

t =

Keterangan:

r : koefisienPearson n : jumlah responden

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: - Jika thitung< ttabelmaka Ho diterima - Jika thitung> ttabelmaka Ho ditolak


(51)

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dan minat memilih jurusan di SMA dapat digunakan dengan rumusSpearman(Arikunto, 2010:329)

Rumus:

= 1

( )

Keterangan:

rho : koefisien korelasi

B : beda, yaitu selisih nilai variabel 1 dengan variabel 2. Nilai B dapat dicari dengan mengurangi bilangan yang besar dengan bilangan yang kecil. Sesudah dikuadratkan hasilnya akan sama saja.

N : banyaknya subjek pemilik nilai 6 : bilangan konstan

Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda – (negatif) pada output menunjukkan arah hubungan yang berlawanan, sedangkan tanda + (positif) menunjukkan hubungan yang searah. Dasar pengambilan keputusan: berdasarkan pada probabilitas, jika probabilitas > 0,05 Ho diterima dan sebaliknya.

Pengujian signifikan atau tidaknya nilai r, digunakan uji t dengan taraf signifikansi 5%. Perhitungan t hitung adalah sebagai berikut (Trihendradi, 2009:205)


(52)

Keterangan:

r : koefisienSpearman n : jumlah responden

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: - Jika thitung< ttabelmaka ho diterima - Jika thitung> ttabelmaka Ho ditolak

Tabel 3.10

Interpretasi Koefisien Korelasi

(Sugiyono, 2007:250)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00–0,199 0,20–0,399 0,40–0,599 0,60–0,799 0,80–1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat


(53)

34

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Data Kelembagaan Sekolah

1. Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 2. Lokasi : Jl. P.Senopati No.18 Yogyakarta 3. Status : Terakreditasi A

B. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

1. Visi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Membentuk pribadi beriman, berbudi pekerti luhur, cerdas, terampil, dan terbuka dalam menghadapi tantangan zaman.

2. Misi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

a. Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang beriman.

b. Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang berbudi pekerti luhur.

c. Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang cerdas. d. Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang terampil.

e. Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang terbuka menghadapi tantangan zaman.

3. Tujuan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

a. Menghasilkan peserta didik yang beriman tanpa membedakan agama, ras, suku, dan tingkat sosial.


(54)

b. Menghasilkan peserta didik yang menghidupi sikap kerja keras, tanggung jawab, setia, tangguh, jujur, dan sederhana.

c. Menghasilkan peserta didik yang berpengetahuan dan dapat diterima di perguruan tinggi.

d. Menghasilkan peserta didik yang mampu menghargai dan melestarikan budaya lokal.

e. Menghasilkan peserta didik yang berbudaya dan berwawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

C. Sistem Pendidikan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Sistem Pendidikan yang diterapkan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah program pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum, dilaksanakan di kelas X, sedangkan program pengajaran khusus diadakan di kelas XI dan XII dengan pilihan program IPA dan Program IPS.

Pola hubungan belajar mengajar di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah: 1. SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dikelola sebagai “Komunitas

Pendidikan Dialogis” yang memberikan suasana saling percaya, saling

menghormati, saling memperhatikan, penuh cinta kasih, kemerdekaan untuk berkreasi, bersikap kritis, berani bertanya, dan berpendapat secara bertanggung jawab.


(55)

2. Strategi pendampingan menekankan perlunya pembiasaan untuk mengadakan analisis situasi kehidupan iman, sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang terjadi di masyarakat saat ini.

3. Pendekatan pribadi menekankan kerekanan dalam pelayanan yang berorientasi pada:

a. Pendidik berperan sebagai pendamping, fasilitator, mediator, instruktur, dan motivator kepada subjek didik.

b. Setiap pribadi menampakkan kewibawaannya, yaitu dengan adanya keserasian antara perkembangan diri, profesionalitas, sosialitas, dan religiositasnya.

c. Setiap pribadi dibiasakan untuk mengadakan refleksi validasi (menghargai dan saling membantu dengan teman sejawat, rapat musyawarah dan pengembangan pribadi).

4. Pola interaksi belajar mengajar pendamping-peserta didik dapat bervariasi, antara lain sebagai berikut:

a. Pola pendamping-peserta didik

Isi kegiatan adalah membangun apersepsi, memberikan informasi, memberi tugas, motivasi, memberi umpan balik, membina disiplin kelas dan kelompok kerja, dan sebagainya.

b. Pola peserta didik-pendamping

Isi kegiatan adalah menanyakan, mengusulkan sesuatu, meminta bantuan pendamping, mengkonsultasikan hasil pekerjaan,


(56)

melaporkan hasil kerja dan informasi, menjawab pertanyaan pendamping, dan sebagainya.

c. Pola peserta didik-peserta didik

Isi kegiatannya adalah tanya jawab, diskusi, adu argumentasi dalam debat, berdialog dengan tutor sebaya, pemecahan masalah, bereksperimen, merancang suatu penelitian dan sebagainya.

D. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dalam wujud masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang memungkinkan warganya untuk mengembangkan diri menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing pendidikan. Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan SMA dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Kurikulum SMA Pangudi Luhur Yogyakarta saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan kurikulum yang berlaku, ada dua program pengajaran di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, yaitu


(57)

program pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum diselenggarakan di kelas X, sedangkan program pengajaran khusus diselenggarakan di kelas XI dan XII dengan program pengajaran IPA dan IPS.

E. Organisasi Sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

1. Sejarah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Pada mulanya, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dikenal dengan nama Sekolah Guru Agama Katolik (SGAK), yang didirikan pada bulan April 1942 dan dikelola oleh Frater-Frater Jesuit. Namun, pada tanggal 1 Agustus 1942, SGAK diserahkan kepada Bruder-Bruder FIC (Fractum Immaculatum Conceptionis), yang pusatnya di Jalan Dr. Sutomo 4 Semarang. Kehadiran Bruder-Bruder FIC untuk membaktikan diri pada karya pendidikan, pengajaran, pembinaan Kristiani, namun tetap terbuka terhadap Roh yang berhembus kearah yang dikehendaki-Nya. Dalam proses perkembangannya, sekolah-sekolah yang dikelola oleh para Bruder FIC bernaung dibawah Yayasan Pangudi Luhur yang didirikan pada tanggal 6 Oktober 1954 dengan akta notaries No. 16, oleh Tan A Sioe. Nama Pangudi Luhur sendiri berasal dari dua kata, yaitu Pangudi danLuhur yang berartiusaha yang baik. Para Bruder FIC melihat karya pendidikan sebagai suatu usaha/ karya yang baik dan diharapkan orang yang dididiknya juga menjadi orang baik dan mampu berusaha atau mengusahakan hal–hal baik.


(58)

Karya pendidikan persekolahan Yayasan Pangudi Luhur per Mei 1997 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Yayasan Pangudi Luhur

No. Cabang TK SLB/B SD SMP SMA STM

1 Semarang 9 16 6 2

2 Surakarta 1 4 7 2 1

3 Muntilan (Kedu) 1 1 2 1

4 Yogyakarta 3 8 5 2 1

5 Jakarta (termasuk

Sukaraja) 1 1 1 2 2

6 Ketapang 1 6 3 1

Nama-nama sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur kebanyakan memakai nama Pangudi Luhur, tetapi ada beberapa sekolah yang memakai nama lain seperti:

a. Van Lith–Muntilan b. Don Bosco–Semarang c. St. Thomas–Semarang d. Bernadus - Semarang e. St. Yusup–Solo f. Bintang laut–Solo g. St. Yohanes–Ketapang

Proses belajar awal mulanya di gedung yang kini digunakan SD Pangudi Luhur. Untuk saat ini TK, SD, SMA berada dalam satu lokasi.


(59)

Sedangkan SLTP/ SMP-nya menempati gedung dan tempat baru di Jl. Timoho, Baciro, Yogyakarta.

Secara kronologis perubahan-perubahan yang terjadi sebagai berikut: Tahun 1942 : Sekolah berdiri dengan nama SGAK (putra) dikelola

Frater-Frater Jesuit.

Tahun 1952 : SGAK menempati gedung Jl. P. Senopati 16, dikelola para Bruder FIC (Santa Maria Yang Dikandung Tak Bernoda) Tahun 1965 : Pengelolaan oleh Yayasan Pangudi Luhur secara resmi. Tahun 1973 : Mulai kelas 1 menerima peserta didik putri, nama menjadi

SPG.

Tahun 1983 : Menempati gedung di JL. P. Senopati 18 sampai saati ini. Tahun 1987 : SPG memperoleh status DISAMAKAN.

Tahun 1989 : SPG beralih fungsi menjadi SMA Pangudi Luhur Tahun 1992 : SMA Pangudi Luhur St. Yusuf memperoleh status

DISAMAKAN dengan KS No. 476/C/Kep/1991 (akreditasi 1)

Tahun 2003 : nama SMU diubah lagi menjadi SMA dan digunakan hingga saat ini.

Tahun 2005 : SMA menerima Akreditasi A dari BAN.

Kepala sekolah yang pernah menjabat di SMA Pangudi Luhur: Tahun 1949–1952 : Pater H.Loeff, SJ (Pendiri)

Tahun 1952–1957 : Br. Joachim, FIC Tahun 1957–1970 : Br. Rodulfus, FIC


(60)

Tahun 1971–1977 : Br. Yustinus Sukirno, FIC

Tahun 1978–1984 : Drs. Bonifasius Sudiyo Dijosusanto Tahun 1984–1985 : Aloysius Djatmiko, BA

Tahun 1985–1987 : Drs.Br. Albertus Maria Sutarno, FIC Tahun 1987–1989 : Drs.Br. Yohanes Budi Suyanto, FIC Tahun 1989–1992 : Br. Alfonsus Marsuki, FIC

Tahun 1992–1995 : Drs.Br. Stephanus Parno, FIC Tahun 1995–1999 : Drs. H.R Sumarsono

Tahun 1999–2003 : Drs. Sumarinta Stanislaus Tahun 2003–2012 : Drs.Br. Herman Yoseph, FIC Tahun 2012–sekarang : Andreas Mujiyono, S.Pd 2. Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Guru-guru Koordinator BP

Wakasek Urusan Kerjasama masy. Wakasek Urusan

Sarana-Prasarana Wakasek Urusan

Kurikulum Wakasek Urusan

Kepeserta didikan

OSIS Dinas Pendidikan &

Pengajaran kota Yogyakarta

Yayasan Pangudi Luhur cabang Yogyakarta

Kepala Sekolah


(61)

3. Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-Masing Unsur a. Wewenang dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Kepala Sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Mengevaluasi program tahunan dan program semester berdasarkan kalender pendidikan.

2) Mengawasi pembuatan jadwal pelajaran tahun, per-semester, termasuk penetapan jenis mata pelajaran/ bidang pengembangan/ bidang studi/ bidang pengajaran/ keterampilan dan pembagian tugas guru.

3) Mengawasi pelaksanaan jadwal satuan pelajaran menurut alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kalender pendidikan.

4) Mengawasi pelaksanaan ulangan/ test/ hasil evaluasi belajar untuk kenaikan kelas dan UAN.

5) Mengawasi penyusunan kelompok siswa/ peserta didik berdasarkan norma penjurusan.

6) Mempunyai wewenang untuk mengevaluasi penyusunan norma penilaian.

7) Bertanggung jawab terhadap penetapan kenaikan kelas.

8) Mempunyai tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi administrasi sekolah.


(62)

b. Wewenang dan Tanggung Jawab Wakil Kepala Sekolah Urusan Kepeserta didikan

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kepesertadidikan mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Membantu kepala Sekolah dalam urusan Penerimaan Peserta didik Baru (PSB).

2) Mengawasi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. 3) Membimbing kegiatan pembinaan OSIS.

4) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tata tertib peserta didik.

5) Mengatur pelaksanaan upacara bendera dan upacara hari-hari besar.

6) Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, keindahan, kekeluargaan dan kerindangan.

7) Mengadakan pemilihan peserta didik untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar sekolah.

8) Melaksanakan pemilihan calon peserta didik teladan dan calon peserta didik penerima bea siswa.

9) Bertanggungjawab pada urusan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

10) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala.


(63)

c. Wewenang dan Tanggung Jawab Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Menyusun program pengajaran.

2) Membuat/menyusun format kerja: formulir, blangko, dan sebagainya yang diperlukan untuk proses belajar mengajar. 3) Melaksanakan koordinasi dan memantau kelengkapan mengajar

para pamong.

4) Menyusun jadwal pelajaran.

5) Mengatur pelaksanaan kenaikan kelas.

6) Mengkoordinasi pengumpulan nilai untuk dituangkan pada rapor dan STTB.

7) Menyusun jadwal penerimaan rapor dan penerimaan STTB. d. Wewenang dan Tanggung Jawab Wakil Kepala Sekolah Urusan

Sarana dan Prasarana

Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Menyusun inventarisasi semua fasilitas yang dimiliki sekolah. 2) Menginventarisasi barang-barang yang rusak untuk dilaporkan

penghapusannya.

3) Mencatat dan menempatkan barang-barang baru serta menyusun laporannya.


(64)

4) Merencanakan dan mendayagunakan semua fasilitas yang ada secara maksimal.

5) Merencanakan dan melaksanakan perbaikan fasilitas agar dapat didayagunakan secara maksimal.

6) Mengatur/merapikan, merawat semua fasilitas agar rapi, bersih, dan siap pakai.

7) Mengkoordinasikan wali kelas, untuk merawat, merapikan, dan menjaga fasilitas peserta didik.

8) Mengkoordinasikan para karyawan untuk merawat, merapikan, dan menjaga kebersihan fasilitas sekolah.

9) Bertanggung jawab terhadap kegiatan perpustakaan dan mengkoordinasikan semua petugas perpustakaan untuk melakukan inventarisasi terhadap perangkat yang ada, melaporkan semua sarana dan prasarana yang hilang/rusak, merencanakan pengadaan buku yang dibutuhkan, melayani peminjaman, menentukan syarat peminjaman dan pengembalian, mengatur semua perangkat yang ada, dan mengatur buku-buku yang tidak terpakai/penghapusan buku.

10) Mengadakan inventarisasi terhadap semua alat yang ada, semua perangkat yang ada, semua perangkat yang ada, melaporkan semua sarana yang hilang atau rusak, mengadakan kegiatan seperti pemeliharaan, pengamanan, penghapusan, dan menjaga


(65)

kebersihan ruangan di laboratorium komputer, bahasa, fisika dan biologi.

e. Wewenang dan Tanggung Jawab Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat

Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan masyarakat, orang tua atau wali peserta didik.

2) Menyusun jadwal piket guru dan mengkoordinasikan guru piket untuk selalu bertugas piket sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

3) Membina hubungan antara sekolah dengan POMG, lembaga pemerintah, dunia usaha, dan lembaga sosial lainnya.

4) Memberi pengarahan pada peserta didik untuk melaksanakan kegiatan sosial pada hari besar nasional atau hari besar agama. 5) Mengoordinasi pengumpulan dan penyerahan dana sosial

kepada yang berhak menerima.

6) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.

f. Wewenang dan Tanggung Jawab Guru

Guru mempunyai wewenang dan bertanggung jawab pada kegiatan mengajar sebagai berikut:


(66)

2) Membuat silabus.

3) Membuat lembar kerja siswa.

4) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar. 5) Melaksanakan kegiatan penilaian.

6) Mengisi daftar nilai siswa.

7) Melaksanakan analisis hasil belajar siswa.

8) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.

9) Melaksanakan

10) kegiatan membimbing peserta didik dalam proses belajar mengajar.

11) Membuat alat peraga, 12) Menciptakan karya seni.

13) Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.

14) Mengadakan pengembangan setiap bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya.

F. Sumber Daya Manusia SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta mempunyai 32 tenaga pengajar yang berkompeten di bidangnya dan mempunyai 10 orang karyawan yang ditempatkan di berbagai unit seperti tata usaha, perpustakaan dan keamanan serta pelaksana harian.


(67)

G. Peserta Didik SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Jumlah peserta didik berdasarkan jenis kelamin dan jumlah kelas dapat dilihat pada tabel 4.2:

Tabel 4.2

Jumlah Peserta Didik Tiap Rombel

Jurusan Jml Kelas X Kelas XI Kelas XII Total L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml

Umum 6 140 70 210

IPA 3 55 29 76

IPS 3 70 20 90

IPA 3 50 26 76

IPS 3 70 35 105

Total 18 140 70 210 125 49 166 120 71 181 386 189 575

Jumlah peserta didik berdasarkan kelas paralel dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Jumlah Peserta Didik

No Kelas / Jurusan Banyak Kelas

Jumlah Peserta didik

Jumlah

L P

1 X1 1 22 13 35

2 X2 1 23 12 35

3 X3 1 24 11 35

4 X4 1 25 11 36

5 X5 1 23 11 34

6 X6 1 23 12 35

Jumlah Kelas X 6 140 70 210

1 XI IPA 1 1 20 9 29

2 XI IPA 2 1 19 8 27

3 XI IPA 3 1 19 11 30

4 XI IPS 1 1 25 6 31

5 XI IPS 2 1 22 8 30

6 XI IPS 3 1 23 6 29

Jumlah Kelas XI 6 128 48 176

1 XII IPA 1 1 17 9 26

2 XII IPA 2 1 17 8 25

3 XII IPA 3 1 16 9 25

4 XII IPS 1 1 23 12 35


(68)

6 XII IPS 3 1 24 11 35

Jumlah Kelas XII 6 120 61 181

Total 18 388 179 567

H. Kondisi Fisik, Lingkungan dan Fasilitas SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta

1. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Pangudi Luhur Yoyakarta

Kondisi bangunan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah permanen. Halaman sekolah cukup luas dan dibuat sebagai gedung indoor yang dapat digunakan untuk upacara bendera, olahraga dan kegiatan peserta didik lainnya (class-meeting). Penghijauan masih sangat kurang dan tanaman-tanamannya hanya diletakkan di dekat kantin dan gedung indoor. Pagar sekolah terbuat dari besi dan tembok sehingga keamanan di lingkungan sekolah terjamin. Kamar kecil yang disediakan berbentuk permanen, persediaan air cukup, dan kondisinya bersih. Kantin sekolah berada di dekat laboratorium IPA, kelas XI IPA 3, dan kelas X.6 dengan persediaan meja dan kursi yang banyak sehingga dapat menampung sebagian besar peserta didik. Selain itu, makanan yang dijual beraneka ragam, dari makanan kecil hingga makanan berat, dan harga terjangkau. Kantin ini buka setiap hari pada hari efektif kegiatan di sekolah dan didatangi peserta didik maupun guru pada jam istirahat maupun setelah peserta didik berolahraga.

2. Fasilitas SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Kondisi ruang kelas SMA Pangudi Luhur Yogyakarta sangat mendukung proses belajar mengajar. Ukuran ruangan kelas yang cukup


(69)

besar dengan atap tinggi, pencahayaan cukup sehingga ruangan tidak gelap, dan jendela berukuran besar dan cukup sehingga sirkulasi udara lancar. Selain itu, setiap kelas dilengkapi dengan kipas angin dan pendingin ruangan sehingga keadaan di kelas membuat peserta didik dan guru menjadi lebih nyaman. Ruang kelas tampak bersih, meja dan kursi tertata dengan rapi dan dalam kondisi yang baik (tidak rusak dan layak pakai). Tiap kelas tersedia dua buahwhite board sebagai sarana kegiatan pembelajaran. Selain itu pada tiap kelas tersedia pula komputer yang langsung tersambung dengan internet dan viewer yang dapat menunjang kegiatan belajar kegiatan pembelajaran peserta didik di kelas. Kelas juga dilengkapi dengan papan absensi, kalender akademik, jadwal pelajaran dan jadwal piket peserta didik.

Kantor kepala sekolah, kantor guru, kantor bimbingan konseling, dan kantor tata usaha dibuat terpisah sehingga kegiatan di tiap-tiap kantor dapat berjalan secara leluasa dan tidak saling mengganggu. Kantor kepala sekolah terletak di lantai bawah dan terletak di bagian depan dari SMA Pangudi Luhur. Ruang Tata Usaha (TU) terletak disebelah kantor kepala sekolah. Ruang guru terletak di lantai dua. Di dalam ruang guru terdapat beberapa unit komputer dan meja kursi tamu. Ruang BK terletak diantara kelas X1 dan X2. Hal lain yang sangat menunjang kegiatan belajar mengajar adalah tersedianya buku-buku sebagai sumber belajar yang memadahi di perpustakaan, dilengkapi dengan ruang baca dan ruang diskusi yang luas dan mendukung kegiatan belajar peserta didik,


(70)

selain itu di perpustakaan juga dilengkapi hotspot area sehingga peserta didik dapat mengakses dan mencari data melalui internet dengan cepat tanpa harus pergi ke warnet. Terdapat pula laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan laboratorium IPA, ruang kesenian, dan ruang karawitan yang merupakan salah satu bentuk sarana untuk menyalurkan bakat peserta didik, serta ruang doa untuk kegiatan kerohanian. Ada pula beberapa ruangan yang menunjang kegiatan ekstrakulikuler peserta didik seperti ruang jurnalistik, ruang YOPALA (Yosef Pecinta Alam), gudang penyimpanan alat olahraga, dan gudang penyimpanan perlengkapan tonti dan ruang OSIS yang menunjang pemaksimalan kegiatan peserta didik di sekolah.

Fasilitas lain yang tidak kalah penting adalah tempat parkir. Tempat parkir di SMA Pangudi Luhur terdiri dari dua lantai yaitu parkiran atas dan parkiran bawah. Tempat parkir ini cukup untuk menampung kendaraan peserta didik, guru dan karyawan SMA Pangudi Luhur.

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan

Fasilitas yang ada di SMA Pangudi Luhur antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.4 Fasilitas Sekolah

No. Nama Ruangan Jumlah

1. Ruang tamu kepala sekolah 1 ruangan

2. Ruang kepala sekolah 1 ruangan

3. Ruang wakil kepala sekolah 1 ruangan

4. Ruang doa 1 ruangan

5. Ruang tata usaha 1 ruangan


(71)

7. Ruang UKS putra 1 ruangan 8. Ruang laboratorium komputer 1 ruangan 9. Ruang Laboratorium bahasa 1 ruangan

10. Ruang OSIS 1 ruangan

11. Ruang Kesenian 1 ruangan

12.

Ruang Kelas : 1. Ruang kelas X 2. Ruang kelas XI IPA 3. Ruang kelas XI IPS 4. Ruang kelas XII IPA 5. Ruang kelas XII IPS

18 ruangan 6 ruangan 3 ruangan 3 ruangan 3 ruangan 3 ruangan

13. Ruang BK 1 ruangan

14. Ruang Guru 1 ruangan

15. Ruang Laboratorium IPA 2 ruangan

16. WC guru 1 ruangan

17. WC peserta didik putra 17 ruangan 18. WC peserta didik putri 10 ruangan

19. Ruang ganti 1 ruangan

20. Ruang gamelan 1 ruangan

21. Gudang olahraga 1 ruangan

22. Ruang baca dan perpustakaan 1 ruangan

23. Tempat parkir 2 lantai

24. Kantin 1 ruangan

25. Lapangan in-door 1 ruangan

26. Ruang Jurnalistik 1 ruangan

27. Ruang diskusi (aula atas) 1 ruangan

28. Ruang Yopala 1 ruangan

29. Kantor komite 1 ruangan

30. Pos satpam 1 ruangan

31. Ruang tenaga kerja dan dapur 2 ruangan

32. Green house 1 unit

33. Gudang penyimpanan alat-alat TONTI 1 ruangan

Sumber belajar seperti buku-buku paket tersusun rapi di perpustakaaan dan selalu digunakan untuk menunjang pelajaran.

J. Majelis Sekolah/ Dewan Sekolah/ Komite Sekolah

Komite sekolah adalah lembaga independen yang berfungsi sebagai mitra sekolah dan memberikan sumbangan pemikiran terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Komite sekolah adalah kumpulan orang tua/wali


(72)

murid, guru, tokoh sesepuh dan perwakilan dari instansi-instansi yang dianggap berkompeten dalam menangani urusan sekolah baik intern maupun dengan pihak sekolahnya yang dipilih dengan musyawarah seluruh orang tua / wali peserta didik dan disahkan oleh pihak sekolah.

Pertemuan komite sekolah dengan pihak sekolah biasanya membahas hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan sekolah. Namun, tugas komite di SMA Pangudi Luhur hanya sebatas mengetahui hal-hal yang terjadi dalam penyelenggaraan sekolah dan memberikan masukan akan situasi yang terjadi.

K. Hubungan antara Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

dengan Instansi Lain.

SMA Pangudi Luhur menjalin hubungan dengan berbagai pihak, antara lain: 1. Hubungan dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dan Dinas

Pendidikan Propinsi DIY

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta sebagai lembaga pendidikan mempunyai hubungan dengan Dinas Pendidikan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

a. Akreditasi sekolah b. Pelaksanaan UN c. Kurikulum

d. Menyerahkan silabus dan RPP kepada dinas pendidikan kota Yogyakarta.


(73)

e. Supervisi sekolah 2. Hubungan dengan Yayasan

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta bernaung dibawah Yayasan Pangudi Luhur. Oleh karena itu, hubungan SMA Pangudi Luhur dengan Yayasan menjadi sangat erat karena segala kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan sekolah harus diketahui oleh Yayasan.

3. Hubungan dengan sekolah lain

Hubungan dengan sekolah lain antara lain kerjasama dalam bidang pendidikan, sosial, kesenian, dan olahraga. Seperti observasi sekolah yang dilakukan SMA di Ambon yang berkunjung ke SMA Pangudi Luhur Yogyakarta untuk studi banding sebagai sekolah model.

4. Hubungan dengan orang tua

Hubungan SMA Pangudi Luhur dengan orang tua murid tampak ketika pembagian rapor peserta didik atau STTB dan pada saat sekolah mengadakan pertemuan dengan orang tua murid saat pengarahan bagi peserta didik baru maupun bagi kelas XII sebelum ujian.

5. Hubungan dengan Pemerintah

Hubungan dengan pemerintah tampak pada saat sekolah mengadakan peringatan hari besar nasional dan pelaksanaan UAN. 6. Hubungan dengan Perguruan Tinggi

Hubungan dengan Perguruan Tinggi tampak pada saat Penerimaan Mahasiswa Baru. Sekolah banyak memberikan informasi tentang Perguruan Tinggi kepada peserta didik. Sekolah juga sering mengikuti


(74)

berbagai perlombaan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Hal lain yang tampak dengan jelas adanya hubungan sekolah dengan perguruan tinggi adalah adanya mahasiswa yang melakukan praktek mengajar di SMA Pangudi Luhur ini. Dan saat ini terdapat kegiatan Edu Fair sebagai kegiatan pengenalan PTS/PTN di Wilayah DIY dan sekitarnya untuk siswa-siswa khususnya siswa kelas XII.

L. Usaha-Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan

Usaha-usaha peningkatan kualitas lulusan di SMA Pangudi Luhur adalah sebagai berikut:

1. Usaha-usaha Peningkatan kualitas Lulusan dari pihak sekolah

Sekolah berusaha dengan keras untuk meningkatkan lulusannya. Sekolah menyediakan fasilitas yang memadai yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan SMA Pangudi Luhur ini. Salah satu usaha peningkatan kualitas lulusan adalah dengan disediakannya fasilitas perpustakaan dengan buku-buku yang memadai dan dilengkapi dengan ruang baca yang sangat nyaman. Selain itu, pengadaan ruang multimedia, ruang laboratorium dan perangkat multimedia disetiap kelas juga bertujuan untuk mendukung proses belajar peserta didik.

2. Usaha-Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan dari Guru

SMA Pangudi Luhur mempunyai guru-guru yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Guru-guru di SMA Pangudi Luhur masih terus dibekali dengan berbagai keterampilan, misalnya


(1)

(2)

Uji Normalitas

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation Minimum Maximum

Motivasi_Belajar 174 61.87 7.355 39 80

Persepsi_Siswa_Terha dap_ Jurusan

174 54.21 5.777 36 69

Minat_Siswa 174 31.70 3.464 22 40

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Motivasi_Be Lajar Persepsi_Siswa_ Terhadap_Jurusan Minat_Sis wa

N 174 174 174

Normal Parametersa,,b Mean 61.87 54.21 31.70

Std. Deviation

7.355 5.777 3.464

Most Extreme Differences

Absolute .076 .089 .086

Positive .063 .072 .052

Negative -.076 -.089 -.086

Kolmogorov-Smirnov Z 1.000 1.175 1.136

Asymp. Sig. (2-tailed) .270 .126 .152

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

Uji Linieritas

ANOVA

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Motivasi_Belajar Between Groups

(Combined) 3770.382 16 235.649 6.620 .000

Linear Term Weighted 2879.952 1 2879.952 80.903 .000

Deviation 890.430 15 59.362 1.668 .063

Within Groups 5588.836 157 35.598

Total 9359.218 173

Persepsi_Siswa_Terha dap_Jurusan

Between Groups

(Combined) 2367.383 16 147.961 6.818 .000

Linear Term Weighted 2077.058 1 2077.058 95.709 .000

Deviation 290.325 15 19.355 .892 .574

Within Groups 3407.169 157 21.702


(4)

(5)

Motivasi Belajar, Persepsi Siswa terhadap Jurusan, dan Minat Siswa SMA dalam Memilih Jurusan di SMA

Correlations Motivasi _ Belajar Persepsi_Siswa_ Terhadap_Juru San Minat_Sis wa Motivasi_Belajar Pearson Correlation

1 .446** .555**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 174 174 174

Persepsi_Siswa_Terha dap_

Jurusan

Pearson Correlation

.446** 1 .600**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 174 174 174

Minat_Siswa Pearson Correlation

.555** .600** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 174 174 174

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Minat Siswa SMA dalam Memilih Jurusan di SMA

Correlations

minat ibu Ayah

Spearman's rho Minat Correlation Coefficient

1.000 -.058 .081

Sig. (2-tailed) . .445 .291

N 174 174 174

Ibu Correlation Coefficient

-.058 1.000 .585**

Sig. (2-tailed) .445 . .000

N 174 174 174

ayah Correlation Coefficient

.081 .585** 1.000

Sig. (2-tailed) .291 .000 .

N 174 174 174


(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan motivasi belajar, kebiasaan belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi : studi kasus siswa jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 4 184

Hubungan antara motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA : studi kasus di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 142

Hubungan antara prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA : studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 1 165

Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta.

0 0 152

Hubungan antara prestasi belajar siswa dan persepsi siswa terhadap jurusan IPS dengan minat siswa memilih jurusan IPS : studi kasus pada SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

0 0 174

Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

0 2 140

Hubungan antara prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu

0 0 163

Hubungan motivasi belajar, kebiasaan belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi studi kasus siswa jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

0 0 182

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA, MOTIVASI BELAJAR SISWA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT MEMILIH JURUSAN DI SMA Studi Kasus Pada SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjan

0 0 138

Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta - USD Repository

0 0 150