Cara Mengukur Minat Kajian Pustaka 1. Minat Belajar

6 Keinginan Bila ditanya apa yang diinginkan bila mereka dapat memperoleh apa saja yang mereka ingini kebanyakan anak dengan jujur akan menyebutkan hal-hal yang paling diminati. 7 Laporan mengenai apa saja yang diminati Bila ditanya untuk menyebut atau menulis tiga benda atau lebih yang paling diminati, anak-anak menunjukkan minat yang telah terbentuk, yang memberi petunjuk tentang hal-hal yang memberi mereka kepuasan.

c. Cara Mengukur Minat

Nurkancana 1983:225-226 mengemukakan beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat anak-anak diantaranya: 1 Untuk meningkatkan minat anak-anak Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di dalam pekerjaanya mengajar. 2 Memelihara minat yang baru timbul Apabila anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka merupakan tugas bagi guru untuk memelihara minat tersebut. Anak yang baru masuk ke suatu sekolah mungkin belum banyak menaruh minat terhadap aktivitas-aktivitas tertentu. Dalam hal ini guru wajib memperkenalkan kepada anak aktivitas-aktivitas tersebut. Apabila anak telah menunjukkan minatnya, maka guru wajib memelihara minat anak yang baru tumbuh tersebut. 3 Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yag tidak baik Oleh karena sekolah adalah lembaga yang menyiapkan anak- anak untuk hidup di dalam masyarakat, maka sekolah harus mengembangkan aspek-aspek idela agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam keadaan tertentu anak-anak sering menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang terdapat di luar sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari ideal. Dalam keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru hendaknya memberantas minat anak-anak yang tertuju kepada hal-hal yang baik dan dengan metode yang positif mengalihkan minat anak-anak tersebut kepada hal-hal yang baik. 4 Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang lanjutan study atau pekerjaan yang cocok baginya. Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti, tentang sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau dalam jabatan, namun interest merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain. Nurkancana 1983, 227-229 juga mengemukakan ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur minat, yaitu: 1 Observasi Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai suatu keuntungan karena dapat mengamati minat anak-anak dalam kondisi yang wajar. Jadi tidak dibuat-buat. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun di luar kelas. Pencatatan hasil- hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung. 2 Wawancara Wawancara baik digunakan untuk mengukur minat anak-anak, sebab biasanya anak-anak gemar memperbincangkan hobinya dan aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan wawancara ini biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi yang tidak formal informal approach, sehingga percakapan akan dapat berlangsung dengan lebih bebas. Misalnya dalam percakapan sehari-hari di luar jam pelajaran, dengan mengadakan kunjungan rumah dan sebaginya. Guru dapat memperoleh informasi tentang minat anak-anak dengan menanyakan kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan oleh anak setelah pulang sekolah, permainan apa yang disenangi, apa hobinya, perjalanan –perjalanantamasya yang berkesan dihatinya, pengalaman apa yang paling mengesankan, buku-buku apa yang disenangi, program radio yang disenangi, film jenis apa yang digemari, dan sebagainya. 3 Kuesioner atau angket Dengan kuesioner atau angket, guru dapat melakukan pengukuran terhadap sejumlah anak sekaligus. Dengan demikian apabila dibandingkan dengan interview dan observasi, kuesioner atau angket jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu. Isi pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner pada prinsipnya tidak berbeda dengan isi pertanyaan dalam interview. Jadi dalam kuesioner atau angket guru dapat menanyakan tentang kegiatan yang dilakukan anak di luar sekolah, permainan yang disenangi, bacaan yang menarik hatinya, dan sebagainya. Perbedaanya dengan interview ialah bahwa interview dilakukan secara lisan dan guru hanya menghadapi seorang anak, sedang kuesioner atau angket dilakukan secara tertulis dan guru menghadapi beberapa orang anak sekaligus. 4 Inventori Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuranpenilaian yang sejenis dengan kuisioner, yaitu sama-sama merupakan daftar pertanyaan secara tertulis. Perbedaannya ialah dalam kuisioner respon dan menilis jawaban-jawab relatif panjang terhadap sejumlah pertanyaan, sedangkan pada inventori responden memberi jawaban dengan memberi lingkaran, tanda chek, mengisi nomor atau tanda-tanda lain yang berupa jawaban-jawaban yang singkat terhadap sejumlah pertanyaan yang lengkap.

d. Unsur-unsur Minat

Dokumen yang terkait

Peningkatan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 0 214

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif metode jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013.

0 1 225

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Kanisius Condongcatur Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 155

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan model kooperatif teknik JIGSAW II dalam pembelajaran IPS siswa kelas V SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 2012/2013.

0 19 273

Peningkatan minat dan prestasi belajar melalui penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran PKN pada siswa kelas IV SD Kanisius Minggir.

0 2 288

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas VB SD Negeri Babarsari Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 239

Peningkatan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013

0 10 212

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Kanisius Condongcatur Yogyakarta tahun pelajaran 2011 2012

0 1 153

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KALONGAN, DEPOK, SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014.

0 1 171

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di Kelas IV SD Negeri Bhakti Karya Depok Sleman Yogyakarta.

0 0 196