Indikator Minat Pengertian Belajar

yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, guru harus bisa membangkitkan minat anak didik, sehingga anak didik yang pada mulanya tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar. Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Jadi, motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga ia berminat terhadap suatu objek, karena minat adalah alat motivasi dalam belajar.

e. Indikator Minat

Padaumumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Salah satu cara untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat dengan menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau obyek yang disenanginya. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut Slameto,1988:180. Selain itu, Djamarah 2008:166-167 mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik melalui: 1 Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya, 2 Pertisipasi aktif dalam suatu kegiatan, dan 3 Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain fokus. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dapat dilihat dari bagaimana minatnya dalam melakukan aktivitas mereka senangi, ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan perhatian yang mereka berikan. Dengan demikian, indikator minat yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah: a Perasaan senang b Kemauan untuk mengembangkan diri c Perhatian dalam belajar d Keterlibatan siswa dalam belajar

f. Fungsi Minat dalam Belajar

Minatmerupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan dengan mudah memahami dan mengingatnya. Hurlock 1978: 115 mengemukakan fungsi minat bagi kehidupan anak, diantaranya: 1 Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita Sebagai contoh anak yang berminat pada pelajaran olahraga, maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedangkan anak yang berminat pada kesehatan fisiknya, maka cita- citanya menjadi seorang dokter. 2 Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan. 3 Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya tangkap mereka, karena dipengaruhi oleh intensitas minat mereka. 4 Minat yang terbentuk sejak kecilmasa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa keputusan. Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil sebagai misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila hal ini terwujud, maka suka duka menajadi guru tidak akan dirasakan, dan semuanya akan dijalani dengan senang hati. Namun apabila hal ini tidak terwujud, maka dapat menjadi sebuah obsesi yang akan terbawa sampai mati. Dalam hal ini, minat sangat berhubungan dengan pemusatan perhatian, karena minat mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Jadi minat belajar merupakan keinginan yang besar terhadap sesuatu dan mempengaruhi hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu yang diukur menggunkan angket minat dengan indikator minat yaitu 1 ekspresi perasaan senang, 2 perhatian dalam belajar, 3 kemauan untuk pengembangan diri, dan 4 keterlibatan siswa dalam pelajaran.

2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi

Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu Prestatie. Arifin 1990:3 mengatakan bahwa prestasi adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Selain itu, prestasi merupakan hasil meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu aktivitas tertentu. Prestasi adalah kecakapan nyata dan dapat diukur, maka bersifat sementara dan dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tes. Karena dapat diukur, maka bersifat sementara dan dapat dipengaruhi beberapa faktor yang ada. Winkel 1984:64 menyatakan bahwa prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai. Hasil dari usaha pembelajaran perlu diukur secara langsung dengan menggunakan tes atau evaluasi, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah usaha yang dapat diukur secara langsung menggunakan tes.

b. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan Hilgard dalam Pasaribu, 1983: 220. Perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan oleh obat-obatan. Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalm setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tersebut sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungna rumah atau keluarganya sendiri Muhibin, 1995: 5. Secara umum, belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungan, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep, atau teori. Tiap proses belajar belajar mengakibatkan perubahan dalam diri atau organisme yang belajar. Perubahan itu tidaklah begitu terjadi dan kemudian lenyap kembali, tetapi perubahan yang tidak tahan lama awet Samuel Suetomo, 1982: 58.

c. Unsur-unsur Belajar

Dokumen yang terkait

Peningkatan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 0 214

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif metode jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013.

0 1 225

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Kanisius Condongcatur Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 155

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan model kooperatif teknik JIGSAW II dalam pembelajaran IPS siswa kelas V SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 2012/2013.

0 19 273

Peningkatan minat dan prestasi belajar melalui penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran PKN pada siswa kelas IV SD Kanisius Minggir.

0 2 288

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas VB SD Negeri Babarsari Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 239

Peningkatan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013

0 10 212

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Kanisius Condongcatur Yogyakarta tahun pelajaran 2011 2012

0 1 153

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KALONGAN, DEPOK, SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014.

0 1 171

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di Kelas IV SD Negeri Bhakti Karya Depok Sleman Yogyakarta.

0 0 196