Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif metode jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012 2013
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
FRANSISCA AJENG LESTARI 091134053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
(2)
i
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
FRANSISCA AJENG LESTARI 091134053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
(3)
ii
SKRIPSI
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODEJIGSAW
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013
Disusun Oleh :
FRANSISCA AJENG LESTARI 091134053
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
(Rusmawan, S.Pd.,M.Pd) Tanggal, 28 November 2013
Pembimbing II
(4)
iii
SKRIPSI
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Fransisca Ajeng Lestari
NIM : 091134053
Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Pada Tanggal, 16 Desember 2013 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji : Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A ... Sekretaris : E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A. Ed.D ...
Anggota 1 : Rusmawan, S.Pd. M.Pd ... Anggota 2 : Theresia Yunia S, S.Pd., M.Hum ... Anggota 3 : Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd ...
Yogyakarta, 31 Desember 2013
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
(5)
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberkati,
membimbing dan melindungiku
Eyangku tercinta R.Ngt. Sesilia Handariyah yang senantiasa mendoakanku
Kedua Orangtuaku tercinta (Alm) Fx. Panghiutan Sibarani & Chr. Dewi
Anggraini, B.A yang selalu mendoakan, memberi semangat dan cintanya
My Lovely Iskandar Widitya Yoga, atas cinta, doa dan supportnya Keluarga Besar Sibarani dan Keluarga Besar Soeardjo yang senantiasa
mendoakan dan memberikan semangat
Budhe Ninik, Mb Sari, Frater Joko, Budhe Eko, Budhe Retno, Pakdhe Heru
Sahabatku (BSF); Lius, Angela, Novita, Natalia, Juliani, Riski, dan Grace
Teman-teman seperjuanganku PGSD’09 Kelas A Love you all
(6)
v
MOTTO
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk haritua”
(Aritoteles)
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; Carilah, maka kamu
akan mendapat; Ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”
(Lukas : 11:9)
“
Apa saja kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,
kamu akan menerimanya
”
(matius: 21:22)
“
Tidak ada rahasia dari kesuksesan. Kesuksean merupakan hasil dari persiapan,
kerja keras, dan belajar dari kegagalan
”
(Colin Powell)
“Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu, rasakan dan nikmati kasih setia Tuhan”
(7)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Desember 2013 Yang menyatakan,
Fransisca Ajeng Lestari 091134053
(8)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Fransisca Ajeng Lestari NIM : 091134053
Demi pengembangan Ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013”
Dengan demikian, saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengaihkan dengan bentuk media lain, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataanini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 16 Desember 2013 Yang menyatakan,
(9)
viii
ABSTRAK
Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok
Tahun Ajaran 2012/2013 Oleh:
Fransisca Ajeng Lestari 091134053
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok, untuk mata pelajaran IPS semester 2 tahun ajaran 2012/2013 pada materi koperasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subyek siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS materi koperasi menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus memiliki empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah tes tertulis, observasi, dan wawancara. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Observasi, Pedoman Wawancara, dan Soal Evaluasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013. Kondisi awal pada rata-rata skor minat siswa sebelum dikenai tindakan adalah 38,12. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, rata-rata minat siswa mengalami peningkatan menjadi 66,54. Sedangkan pada siklus II rata-rata minat siswa mengalami peningkatan menjadi 75,95. Hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw, nilai rata-rata siswa kelas IV tahun ajaran 2012/2013 adalah 65,37 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 44%. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi75,95 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 60%. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata siswa menjadi 83,05 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 80%.
Kata kunci: minat, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif metode jigsaw, mata pelajaran IPS
(10)
ix
ABSTRACT
Increased Interest and Achievement Through Social Learning Models Cooperative Learning Jigsaw Method In Elementary School fourth grade
students Kalongan Depok Academic Year 2012/2013 by:
FransiscaAjengLestari NIM. 091134053
The purpose of this research is to increase interest and student achievement Elementary School fourth grade Kalongan Depok, for social studies, 2nd semester school year 2012/2013 the cooperative material using cooperative learning jigsaw method.
This current study is a Classroom Action Research (PTK). The the subject of the research is twenty students of the fourth grade of SD Negeri Kalongan Depok during the school year of 2012/2013. The goal of the study is to increase the students’ interest and achievement of the social studies materials using the cooperative model of cooperative learning jigsaw method. The study was conducted in two cycles and each cycle has four phases including planning, implementation, observation, and reflection. The techniques used in collecting the data are written tests, observation, and interviews. The instruments used in this study are the Lesson Plan (RPP), the Student Worksheet (LKS), Observation Sheet, Interview Guide, and Problem Evaluation. The technique used to analyze the data is descriptive quantitative analysis.
The result of the study indicates that the use of cooperative learning model jigsaw method can improve the interest and achievement of the fourth grade elementary school students of Kalongan Depok in the school year of 2012/2013. The students'average score before the treatment is 38.12. After the treatment in the first cycle, the students’average score increases to 66.54. In the second cycle the
students’ average score increases to 75.95. The study shows that before applying the cooperative learning jigsaw method the average score of the fourth grade students of the school year 2012/2013 is 65.37 with 44 % of students who reach the passing grade or KKM. After the treatment of the first cycle, the students’average score becomes 75,95, with the percentage of students who reach the passing grade or KKM is 60 %. In the second cycle, the the students’average score is 83.05 with the percentage of students who reach the passing grade or KKM is 80%.
Keywords: interest, academic achievement, cooperative learning jigsaw method, social studies.
(11)
x
Kata Pengantar
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatNya sehingga skripsi dengan judul “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok Tahun Ajaran 2012/2013” dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis haturkan
kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I, yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan sehingga penulisan skripsi
dapat berjalan lancar;
4. Ibu Theresia Yunia S., S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing II, yang
telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritikan yang berguna bagi
penelitian ini;
5. Ibu Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd, selaku dosen penguji, yang telah
(12)
xi
6. Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu, wawasan, dan
pengalamannya yang sangat bermanfaat kepada penulis selama ini.
7. Sekretariat PGSD USD yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan keperluan sebelum dan sesudah ujian skripsi.
8. Mama dan (alm) Papa tercinta, serta keluarga besarku, terima kasih atas
dukungan doa, kesabaran, semangat dan nasehat yang telah diberikan.
9. Eyang Ndar, terimakasih atas doa restunya dan nasehat yang telah
diberikan.
10.Iskandar Widitya Yoga kekasihku terima kasih atas kesabaran, doa,
dorongan semangat dan bantuannya dalam penyelesaian penulisan skripsi
ini.
11.Frater Joko, terima kasih atas doa, nasehat dan semangat yang
menguatkanku hingga terselesaikan penulisan skripsi ini
12.Sahabat-sahabatku terkasih Lius, Angela, Natalia, Novita, Juliani, Grace
dan Riski, yang selalu mendukung, mengisi, dan menguatkan.
13.Teman-teman seperjuanganku di PGSD’09 Kelas A
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 16 Desember 2013
Penulis
(13)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Masalah ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
A. Kajian Pustaka ... 9
1. Minat Belajar ... 9
2. Prestasi Belajar ... 22
3. Model Pembelajaran Kooperatif ... 27
4. Metode Jigsaw ... 30
5. Mata Pelajaran IPS ... 33
(14)
xiii
C. Kerangka Berpikir ... 38
D. Hipotesis Tindakan ... 39
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
A. Jenis Penelitian ... 41
B. Setting Penelitian ... 42
1. Tempat Penelitian ... 42
2. Subjek Penelitian ... 43
3. Objek Penelitian ... 43
4. Waktu Penelitian ... 43
C. Prosedur Penelitian ... 44
D. Rancangan Penelitian ... 45
1. Persiapan ... 45
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 47
E. Instrumen Pengambilan Data ... 51
F. Validitas dan Reliabilitas ... 57
G. Teknik Analisis Data... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67
A. Hasil Penelitian ... 67
1. Proses Penelitian Tindakan Kelas ... 67
2. Hasil Minat ... 77
3. Hasil Prestasi Belajar ... 78
B. Pembahasan ... 79
1. Penerapan Minat dan Prestasi Belajar ... 79
2. Minat Siswa ... 92
3. Prestasi Belajar ... 95
BAB V PENUTUP ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Keterbatasan Penelitian ... 101
C. Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 104
(15)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rincian Waktu Penelitian ... 43
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Minat ... 52
Tabel 3.3 Pedoman Skoring Angket ... 52
Tabel 3.4 Panduan Wawancara Siswa ... 53
Tabel 3.5 Panduan Wawancara Guru ... 53
Tabel 3.6 Indikator Aspek Afektif ... 54
Tabel 3.7 Indikator Aspek Psikomotorik ... 54
Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes Tertulis ... 56
Tabel 3.9 Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 59
Tabel 3.10 Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran ... 60
Tabel 3.11 Koefisien Korelasi ... 62
Tabel 3.12 Kriteria Keberhasilan Minat Siswa dan Prestasi Belajar ... 65
Tabel 4.1 Hasil Peningkatan Minat Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok ... 94
Tabel 4.2 Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri Kalongan Depok ... 98
(16)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan ... 37
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ... 40
Gambar 3.2 Bagian Prosedur Penelitian ... 44
Gambar 4.1 Guru membagi siswa kedalam kelompok asal ... 81
Gambar 4.2 Siswa berdiskusi dengan kelompok ahli ... 81
Gambar 4.3 Guru memberikan penjelasan mengenai materi siklus I ... 82
Gambar 4.4 Guru membagi materi kedalam kelompok asal ... 83
Gambar 4.5 Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli ... 83
Gambar 4.6 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi ... 84
Gambar 4.7 Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I ... 84
Gambar 4.8 Guru dan siswa membuat kesimpulan materi pertemuan pertama dan kedua pada siklus I ... 85
Gambar 4.9 Guru memberikan penjelasan mengenai materi siklus II ... 86
Gambar 4.10 Guru membagi siswa kedalam kelompok asal ... 87
Gambar 4.11 Siswa berdiskusi dengan kelompok ahli ... 87
Gambar 4.12 Siswa membuat struktur bagan organisasi koperasi ... 87
Gambar 4.13 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi ... 88
Gambar 4.14 Guru bersama siswa melakukan tanya jawab ... 88
Gambar 4.15 Siswa mengerjakan lembar kerja siswa ... 89
Gambar 4.16 Siswa berdiskusi dengan kelompok asal ... 89
Gambar 4.17 Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II ... 90
Gambar 4.18 Guru dan siswa membuat kesimpulan materi pertemuan pertama dan kedua pada siklus II ... 90
(17)
xvi
Gambar 4.19 Peningkatan Minat Belajar Siswa Kelas IV
SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013 ... 95
Gambar 4.20 Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa Kelas IV
SD Negeri Kalongan Depok ... 98
Gambar 4.21 Persentase Pencapaian KKM Siswa Kelas IV
(18)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 108
Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan 1 ... 112
Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan 2 ... 116
Lampiran 2. RPP Siklus II Pertemuan 1 ... 120
Lampiran 2. RPP Siklus II Pertemuan 2 ... 124
Lampiran 3. LKS Siklus I Pertemuan 1 ... 128
Lampiran 3. LKS Siklus I Pertemuan 2 ... 131
Lampiran 3. LKS Siklus II Pertemuan 1 ... 135
Lampiran 3. LKS Siklus II Pertemuan 2 ... 137
Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus I ... 139
Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus II ... 142
Lampiran 5. Bahan Ajar Siklus I Pertemuan 1 ... 145
Lampiran 5. Bahan Ajar Siklus I Pertemuan 2 ... 150
Lampiran 5. Bahan Ajar Siklus II Pertemuan 1 ... 156
Lampiran 6. Rubrik Penilaian Afektif ... 160
Lampiran 6. Rubrik Penilaian Psikomotorik ... 162
Lampiran 7. Validasi Instrumen Soal Siklus I ... 163
Lampiran 7. Validasi Instrumen Soal Siklus II ... 164
Lampiran 8. Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... 165
Lampiran 9. Skor Hasil Pengamatan Minat Awal ... 168
Lampiran 9. Skor Hasil Pengamatan Minat Siklus I ... 170
(19)
xviii
Lampiran 10. Nilai Prestasi Siswa Kondisi Awal ... 174
Lampiran 10. Nilai Prestasi Siswa Siklus I ... 175
Lampiran 10. Nilai Prestasi Siswa Siklus II ... 176
Lampiran 11. Tabel Reliabilitas Ganjil-Genap Siklus I ... 177
Lampiran 11. Tabel Pengolahan Siklus I ... 179
Lampiran 11. Tabel Reliabilitas Ganjil-Genap Siklus II ... 181
Lampiran 11. Tabel Pengolahan Siklus II ... 183
Lampiran 12. Hasil Kerja Siswa ... 185
Lampiran 13. Foto Kegiatan Pembelajaran ... 200
Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian dari Kampus ... 202
Lampiran 15. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD ... 203
(20)
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan karena
pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Sejalan dengan perkembangan dunia
pendidikan yang semakin menuntut lembaga pendidikan untuk dapat lebih
menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, banyak perhatian
khusus diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna
mengingkatkan mutu dan kualitas pendidikan (Isjoni, 2009:7). Salah satu
faktor utama yang menentukan mutu dan kualitas pendidikan adalah guru.
Gurulah yang berada dibarisan terdepan dalam menciptakan kualitas sumber
daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik atau siswa
di kelas melalui proses pembelajaran. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta
didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, moral maupun spiritual (Kusnandar, 2008:40). “Guru dikatakan
sebagai jabatan dan pekerja profesional”. Kalimat ini sudah seringkali didengar
dan diucapkan, tetapi tidak mudah untuk dilaksanakan. Hal ini dapat dirasakan,
dinilai, diamati, dari situasi kelas, hasil belajar siswa, dan tanggapan siswa
terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Ukuran yang mudah untuk
mengukur keprofesionalan guru adalah jika kelas yang diajar menjadi
“surganya siswa untuk belajar”, atau “kehadiran guru sebagai pengajar selalu
(21)
Sebagai seorang pendidik, diketahui bahwa profesionalisme seorang guru
bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih
kepada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan
bermakna bagi siwanya. Menurut Degeng (1998: 1-2), daya tarik suatu mata
pelajaran atau pembelajaran ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata
pelajaran itu sendiri, dan kedua oleh cara mengajar guru. Oleh karena itu tugas
profesional seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak
menarik menjadi menarik yang dirasakan sulit menjadi mudah dan yang
tadinya tak bermakna menjadi bermakna
Salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar ialah Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Di sekolah-sekolah dasar masih terdapat proses pembelajaran IPS
dengan model tradisional yakni dengan metode ceramah. Hal ini membuat
siswa menjadi cepat bosan, malas dan akhirnya aspek kognitif, afektif, dan
psikomotoriknya tidak berkembang dengan optimal. Sebelum melakukan
penelitian, peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan guru kelas,
mulai dari kelas I-V guna untuk mencari permasalahan pembelajaran yang
terjadi di dalam kelas. Pada saat observasi dan wawancara dengan beberapa
guru kelas, peneliti memilih untuk melakukan penelitian di kelas IV,
dikerenakan di kelas IV terdapat 3siswa yang sudah 2kali tidak naik kelas.dan
terdapat permasalahan dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas yang dilakukan
oleh peneliti di kelas IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kalongan Depok pada
tanggal 11 Oktober 2012, diketahui bahwa di dalam kelas guru menggunakan
(22)
sehingga tampak kebosanan dalam diri siswa ketika mengikuti proses
pembelajaran di dalam kelas.Dari hasil wawancara dengan guru kelas,
diketahui bahwa gurutidak memahami macam-macam model pembelajaran,
sehingga guru mengalami kendala jika menerapkan model pembelajaran yang
inovatif di kelas. Berkenaan dengan minat, siswa kelas IV tidak terlihat minat
dalam proses pembelajaran IPS ketika proses pembelajaran di kelashal ini
berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan minat siswa pada kondisi awal
dengan rata-rata minat 38,12 dari 27 siswa. Hal ini dibuktikan dengan
ketidaktertarikan siswa terhadap mata pelajaran IPS, seperti siswa hanya diam
saja, bergurau dengan teman, mengantuk, dll sehingga siswa terlihat pasif.
Selain itu, dalam wawancara peneliti memperoleh informasi berupa data
prestasi siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok tahun ajaran 2011/2012
pada mata pelajaran IPS semester II khususnya Kompetensi Dasar (KD)2.2
Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang lulus dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 hanya 44%
dari 27 siswa dan hanya 12 siswa yang lulus KKM.
Melihat permasalahan tersebut di atas dan untuk mengoptimalkan minat
dan prestasi belajar siswa diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk dapat
diterapkan guna mengatasi hal tersebut. Metode pembelajaran ceramah yang
selama ini digunakan harus diubah dengan model pembelajaran yang mampu
memotivasi siswa untuk menumbuhkan minat belajar dalam pembelajaran,
misalnya dengan model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pengajaran yang
(23)
bersama. Model pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar
siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama
temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai
materi pelajarannya dengan mudah karena siswa lebih mudah memahami
penjelasan dari temannya dibandingkan penjelasan dari guru karena taraf
pengetahuan serta pemikiran merasa lebih sejalan dan sepadan.
Salah satu metode dalam model pembelajaran kooperatif adalah
metodejigsaw. Dalam pembelajaran ini siswa di bagi dalam kelompok-kelompok heterogen untuk kemudian siswa dapat menempatkan diri pada
kelompok ahli yang akan mengerjakan tugas yang harus dibahas, setelah itu
kembali ke kelompoknya dan bertanggung jawab kepada kelompok akan tugas
yang dikerjakan sehingga kelompok menjadi mengerti sehingga siswa yang
tidak tahu menjadi tahu.
Sejalan dengan hal tersebut, model pembelajaran kooperatif
metodejigsaw diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran di SDNegeri Kalongan Depok khususnya dalam mata pelajaran IPS kelas IV. Sehingga
siswa diharapkan dapat menggali potensi dan pengalamannya dalam
meningkatkan belajarnya di sekolah.
B.Batasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan agar dalam penelitian tidak mengalami
penafiran yang berbeda dan tidak menyimpang dari masalah yang ada, maka
peneliti membatasi pengertian sebagai berikut:
1. Penelitian ini berkaitan dengan Kompetensi Dasar 2.2. Mengenal
(24)
2. Tindakan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw
3. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kalongan
Depok tahun ajaran 2012/2013.
4. Obyek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar
siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013.
C.Rumusan Masalah
Sejalan denganlatar belakangyang telah diuraikan di atas, maka dapat
ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dalam meningkatan minat dan prestasi siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok
semester genap tahun ajaran 2012/2013?
2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok
semester genap tahun ajaran 2012/2013?
3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok
semester genap tahun ajaran 2012/2013?
D.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SDNegeri Kalongan
Depok semester genap tahun ajaran 2012/2013 dengan membagi siswa
(25)
kelompok ahli sesuai materi yang didapatkan, setelah itu siswa kembali ke
kelompok asal dan mensharingkan apa yang telah ia dapatkan dan perwakilan kelompok mempresentasiikan hasil dikusi dari kelompok asal.
2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif
metode jigsaw dapat meningkatkan minat siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok semester genap tahun ajaran 2012/2013.
3. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif
metodejigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok semester genap tahun ajaran 2012/2013.
E.Manfaat Penelitian
Berikut adalah beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok
Mendapatkan pengalaman yang baru dalam mempelajari materi
koperasi siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif metodejigsaw. 2. Bagi Guru
Memberikan masukan kepada guru tentang model pembelajaran
kooperatif metodejigsaw dapat diterapkan pada mata pelajaran lain, sehingga dapat menambah variasi mengajar guru dalam menggunakan
(26)
3. Bagi Sekolah
Dapat menambah sumber bacaan dan referensi yang ada di sekolah dan
dapat meningkatkan wawasan tentang model pembelajaran metodejigsaw. 4. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif metodejigsaw dalam pembelajaran IPS. Sehingga dapat lebih memahami model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dan kelak dapat menerapkan model tersebut dengan lebih baik.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka peneliti membatasi
pengertian sebagai berikut:
1. Minat belajar adalah keinginan yang besar terhadap sesuatu dan
mempengaruhi hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu yang diukur
menggunkan angket minat dengan indikator minat yaitu (1) ekspresi
perasaan senang, (2) perhatian dalam belajar, (3) kemauan untuk
pengembangan diri, dan (4) keterlibatan siswa dalam pelajaran.
2. Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik siswa yang diperoleh selama
proses pembelajaran setelah melakukan kegiatan belajar yang diukur
menggunakan tes setelah memenuhi tiga aspek, yaitu: (1) aspek kognitif, (2)
aspek afektif, dan (3) aspek psikomotorik
3. Model Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dalam kelompok tersebut siswa
saling bertukar ide dan berdiskusi untuk menyelesaikan
(27)
4. Model pembelajaran kooperatif metodejigsawmerupakan model pembelajaran yang berusaha menyatukan berbagai informasi atau konsep
atau bagian materi yang terbesar secara acak sehingga menjadi satu kesatuan
informasi atau konsep atau materi yang dapat dipahami secara utuh.
5. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan bidang kajian yang mempelajari
politik, ekonomi, budaya dan aspek-aspek lingkungan dari suatu masyarakat
(28)
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas mengenai kajian pustaka, penelitian relevan,
kerangka berpikir dan hipotesis tindakan. Dalam landasan teori ini akan dijelaskan
mengenaivariabel-variabel yang sesuai dengan rumusan masalah, yaitu penjelasan
mengenai minat, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif, metode jigsaw,
dan mata pelajaran IPS.
A.Kajian Pustaka 1. Minat Belajar
a. Pengertian Minat
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk
melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila
mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa
berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan
berkurang minat pun berkurang (Hurlock, 1995: 114).
Sardiman A. M (1988:76) berpendapat bahwa minat adalah suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhan-kebutuhan sendiri. Sedangkan I. L. Pasaribu dan Simanjuntak
(1983: 125) mengartikan minat sebagai suatu motif yang menyebabkan
individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang menariknya.
Beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
(29)
perasaan senang atau tidak senang dan tertarik atau tidak tertarik
terhadap mata pelajaran tertentu yang mempengaruhiprestasi belajar
siswa. Perasaan tidak senang dapat menghambat dalam belajar, karena
tidak melahirkan sikap positif dan tidak menunjang minat belajar.
Minat adalah sangat penting dalam pendidikan. Suatu minat dapat
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa
lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
b. Ciri-ciri Minat
Menurut Hurlock (1995:117) ada tujuh ciri-ciri minat belajar siswa,
yaitu:
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik
dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan
dicapai, minat menjadi lebih stabil. Anak yang berkembang lebih
cepat atau lebih lambat daripada teman sebayanya. Mereka lambat
matang, sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, menghadapi
masalah sosial karena minat mereka minat anak, sedangkan minat
(30)
2) Minat bergantung pada kesiapan belajar
Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap
secara fisik dan mental. Sebagai contoh, mereka tidak dapat
mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk permainan bola
sampai mereka memiliki kekuatan dan koordinasi otot yang
diperlukan untuk permainan bola.
3) Minat bergantung pada kesempatan belajar
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan
minat, baik anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari
lingkungan anak. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar
terbatas pada rumah minat mereka “tumbuh dari minat.” Dengan bertambah luasnya lingkup sosial, mereka menjadi tertarik pada minat
orang di luar rumah yang mulai mereka kenal.
4) Perkembangan minat mungkin terbatas
Ketidakmauan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang
terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak
mungkin mempunyai minat yang sama pada olah raga seperti teman
sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.
5) Minat dipengaruhi pengaruh budaya
Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru dan orang
dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok
(31)
diberikesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai
bagi mereka oleh kelompok budaya mereka.
6) Minat berbobot emosional
Bobot emosional aspek afektif dari minat menentukan
kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan
melemahkan minat dan bobot emosional yang menyenangkan
memperkuatnya.
7) Minat itu egosentris
Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya,
minat anak laki-laki pada matematik, sering berlandaskan keyakinan
bahwa kepandaian dibidang matematika di sekolah akan merupakan
langkah penting menuju kedudukan yang menguntungkan dan sebagai
gengsi di dunia usaha.
Dengan minat dapat menambah kesenangan pada diri seorang
siswa tentang pelajaran yang dipelajari. Apabila seorang siswa berminat
pada suatu pelajaran maka pengalaman dari kegiatan pembelajaran akan
jauh lebih menyenangkan. Namun, sebaliknya jika dibandingkan dengan
siswa yang tidak berminat maka siswa akan merasa bosan, malas
mengikuti pelajaran. Akibatnya, seorang siswa yang tidak berminat
dengan pelajaran tertentu akan berusaha seperlunya saja dan usaha untuk
belajarnya tidak maksimal bila dibandingkan dengan seorang siswa yang
berminat dengan pelajaran tersebut. Hal tersebut tentu sangat
(32)
Oleh karena itu, menurut Hurlock (1978:117) ada beberapa cara
menemukan minat anak yaitu:
1) Pengamatan kegiatan
Dengan mengamati mainan anak dan benda-benda yang mereka
beli, kumpulkan atau gunakan dalam aktivitas yang ada unsur
spontanitas, kita dapat memperoleh petunjuk mengenai minat mereka.
2) Pertanyaan
Bila anak terus menerus bertanya mengenai sesuatu, minatnya
pada hal tersebut lebih besar daripada minatnya pada hal yang hanya
seklai-kali ditanyakan
3) Pokok Pembicaraan
Apa yang dibicarakan anak dengan orang dewasa atau teman
sebaya memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa
kuatnya minat tersebut.
4) Membaca
Bila anak-anak bebas memilih buku untuk dibaca atau
dibacakan, anak yang yang membahas topik yang menarik minatnya.
5) Menggambar Spontan
Apa yang digambarkan atau dilukiskan anak secara spontan dan
seberapa sering mereka mengulangnya akan memberi petunjuk
(33)
6) Keinginan
Bila ditanya apa yang diinginkan bila mereka dapat memperoleh
apa saja yang mereka ingini kebanyakan anak dengan jujur akan
menyebutkan hal-hal yang paling diminati.
7) Laporan mengenai apa saja yang diminati
Bila ditanya untuk menyebut atau menulis tiga benda atau lebih
yang paling diminati, anak-anak menunjukkan minat yang telah
terbentuk, yang memberi petunjuk tentang hal-hal yang memberi
mereka kepuasan.
c. Cara Mengukur Minat
Nurkancana (1983:225-226) mengemukakan beberapa alasan
mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat
anak-anak diantaranya:
1) Untuk meningkatkan minat anak-anak
Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat
anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan
pada umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada
khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di
dalam pekerjaanya mengajar.
2) Memelihara minat yang baru timbul
Apabila anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka
merupakan tugas bagi guru untuk memelihara minat tersebut. Anak
(34)
minat terhadap aktivitas-aktivitas tertentu. Dalam hal ini guru wajib
memperkenalkan kepada anak aktivitas-aktivitas tersebut. Apabila
anak telah menunjukkan minatnya, maka guru wajib memelihara
minat anak yang baru tumbuh tersebut.
3) Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yag tidak baik
Oleh karena sekolah adalah lembaga yang menyiapkan
anak-anak untuk hidup di dalam masyarakat, maka sekolah harus
mengembangkan aspek-aspek idela agar anak-anak menjadi anggota
masyarakat yang baik. Dalam keadaan tertentu anak-anak sering
menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang terdapat di luar
sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari ideal. Dalam keadaan
yang demikian sekolah melalui guru-guru hendaknya memberantas
minat anak-anak yang tertuju kepada hal-hal yang baik dan dengan
metode yang positif mengalihkan minat anak-anak tersebut kepada
hal-hal yang baik.
4) Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang
lanjutan study atau pekerjaan yang cocok baginya.
Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti, tentang
sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau dalam
jabatan, namun interest merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain.
Nurkancana (1983, 227-229) juga mengemukakan ada beberapa
(35)
1) Observasi
Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai suatu
keuntungan karena dapat mengamati minat anak-anak dalam kondisi
yang wajar. Jadi tidak dibuat-buat. Observasi dapat dilakukan dalam
setiap situasi, baik dalam kelas maupun di luar kelas. Pencatatan
hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.
2) Wawancara
Wawancara baik digunakan untuk mengukur minat anak-anak,
sebab biasanya anak-anak gemar memperbincangkan hobinya dan
aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan wawancara ini
biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi yang tidak formal
(informal approach), sehingga percakapan akan dapat berlangsung dengan lebih bebas. Misalnya dalam percakapan sehari-hari di luar
jam pelajaran, dengan mengadakan kunjungan rumah dan sebaginya.
Guru dapat memperoleh informasi tentang minat anak-anak
dengan menanyakan kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan oleh anak
setelah pulang sekolah, permainan apa yang disenangi, apa hobinya,
perjalanan–perjalanan/tamasya yang berkesan dihatinya, pengalaman apa yang paling mengesankan, buku-buku apa yang disenangi,
program radio yang disenangi, film jenis apa yang digemari, dan
sebagainya.
3) Kuesioner atau angket
Dengan kuesioner atau angket, guru dapat melakukan
(36)
apabila dibandingkan dengan interview dan observasi, kuesioner atau
angket jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu. Isi pertanyaan
yang diajukan dalam kuesioner pada prinsipnya tidak berbeda dengan
isi pertanyaan dalam interview.
Jadi dalam kuesioner atau angket guru dapat menanyakan
tentang kegiatan yang dilakukan anak di luar sekolah, permainan yang
disenangi, bacaan yang menarik hatinya, dan sebagainya. Perbedaanya
dengan interview ialah bahwa interview dilakukan secara lisan dan
guru hanya menghadapi seorang anak, sedang kuesioner atau angket
dilakukan secara tertulis dan guru menghadapi beberapa orang anak
sekaligus.
4) Inventori
Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan
pengukuran/penilaian yang sejenis dengan kuisioner, yaitu sama-sama
merupakan daftar pertanyaan secara tertulis. Perbedaannya ialah
dalam kuisioner respon dan menilis jawaban-jawab relatif panjang
terhadap sejumlah pertanyaan, sedangkan pada inventori responden
memberi jawaban dengan memberi lingkaran, tanda chek, mengisi
nomor atau tanda-tanda lain yang berupa jawaban-jawaban yang
singkat terhadap sejumlah pertanyaan yang lengkap.
d. Unsur-unsur Minat
1) Perhatian
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan
(37)
belajar. Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih
sukses dn prestasinyapun akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai
seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak
didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang
diajarkannya.
Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan
memberikan perhatian yang besar. Oleh karena itu seorang siswa yang
mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha
keras untu memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar.
2) Perasaan
Perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat
subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal
dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf.
3) Motif
Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan
kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Seseorang melakukan
aktivitas belajar karena ada yan mendorongnya. Minat merupakan
potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi
bila seeorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia (siswa) akan
melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu tertentu.
Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal
(38)
yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, guru harus bisa
membangkitkan minat anak didik, sehingga anak didik yang pada
mulanya tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang
dicari munculah minatnya untuk belajar.
Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan
mungkin melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu, apa yang
seseorang lihat sudah tentu membangkitkan minatnya sejauh apa yang
ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Jadi,
motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas
belajar seseorang sehingga ia berminat terhadap suatu objek, karena
minat adalah alat motivasi dalam belajar.
e. Indikator Minat
Padaumumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan
diekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan
minatnya. Salah satu cara untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat
dengan menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau
obyek yang disenanginya.
Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal
lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu
aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung
(39)
(Slameto,1988:180). Selain itu, Djamarah (2008:166-167)
mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik melalui:
1) Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya,
2) Pertisipasi aktif dalam suatu kegiatan, dan
3) Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang
diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa minat belajar siswa dapat dilihat dari bagaimana minatnya dalam
melakukan aktivitas mereka senangi, ikut terlibat dalam kegiatan
pembelajaran dan perhatian yang mereka berikan. Dengan demikian,
indikator minat yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini
adalah:
a) Perasaan senang
b) Kemauan untuk mengembangkan diri
c) Perhatian dalam belajar
d) Keterlibatan siswa dalam belajar
f. Fungsi Minat dalam Belajar
Minatmerupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha
yang dilakukan seseorang. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar,
ia akan dengan mudah memahami dan mengingatnya. Hurlock (1978:
(40)
1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita
Sebagai contoh anak yang berminat pada pelajaran olahraga,
maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi,
sedangkan anak yang berminat pada kesehatan fisiknya, maka
cita-citanya menjadi seorang dokter.
2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat
Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya
untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang
hujan.
3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas
Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan
diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan
jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya
daya tangkap mereka, karena dipengaruhi oleh intensitas minat
mereka.
4) Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa
seumur hidup karena minat membawa keputusan.
Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil sebagai
misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila
hal ini terwujud, maka suka duka menajadi guru tidak akan dirasakan,
dan semuanya akan dijalani dengan senang hati. Namun apabila hal
ini tidak terwujud, maka dapat menjadi sebuah obsesi yang akan
(41)
Dalam hal ini, minat sangat berhubungan dengan pemusatan
perhatian, karena minat mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang.
Jadi minat belajar merupakan keinginan yang besar terhadap
sesuatu dan mempengaruhi hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu
yang diukur menggunkan angket minat dengan indikator minat yaitu (1)
ekspresi perasaan senang, (2) perhatian dalam belajar, (3) kemauan untuk
pengembangan diri, dan (4) keterlibatan siswa dalam pelajaran.
2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi
Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu Prestatie. Arifin
(1990:3) mengatakan bahwa prestasi adalah kemampuan, keterampilan,
dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Selain itu, prestasi
merupakan hasil meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu aktivitas tertentu.
Prestasi adalah kecakapan nyata dan dapat diukur, maka bersifat
sementara dan dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tes.
Karena dapat diukur, maka bersifat sementara dan dapat dipengaruhi
beberapa faktor yang ada. Winkel (1984:64) menyatakan bahwa prestasi
adalah bukti usaha yang dapat dicapai. Hasil dari usaha pembelajaran
perlu diukur secara langsung dengan menggunakan tes atau evaluasi,
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tujuan
(42)
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi
adalah usaha yang dapat diukur secara langsung menggunakan tes.
b. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap
lingkungan (Hilgard dalam Pasaribu, 1983: 220). Perubahan tersebut
tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau
keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan oleh
obat-obatan.
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalm setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Hal ini berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan
tersebut sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungna rumah atau
keluarganya sendiri (Muhibin, 1995: 5).
Secara umum, belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses
interaksi antara diri manusia dengan lingkungan, yang mungkin berwujud
pribadi, fakta, konsep, atau teori. Tiap proses belajar belajar
mengakibatkan perubahan dalam diri atau organisme yang belajar.
Perubahan itu tidaklah begitu terjadi dan kemudian lenyap kembali,
tetapi perubahan yang tidak tahan lama (awet) (Samuel Suetomo, 1982:
(43)
c. Unsur-unsur Belajar
Hariyanto dan Suyono (2011: 127) mengemukakan unsur-unsur
belajar antara lain :
1) Tujuan belajar yaitu membentuk makna. Makna diciptakan para
pembelajaran dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.
Konstruksi makna dipengaruhi oleh pengertian terdahulu yang telah
dimiliki siswa.
2) Proses belajar yaitu proses konstruksi makna yang berlangsung terus
menerus, setiap kali berhadapan dengan fenomena atau pengalaman
baru diadakan rekonstruksi, baik secara kuat atau lemah.
3) Hasil belajar belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai
hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya.
d. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor. (Winkel, 1987: 36) mengemukakan
bahwa prestasi belajar siswa dikatakan sempurna jika memenuhi tiga
aspek, yaitu:
1) Aspek kognitif
Melalui aspek kognitif manusia menghadapi objek-objek dalam
bentuk-bentuk representatif yang menghadirkan objek-objek itu dalam
kesadaran, sehingga aktivitas mental berpikir sangat mempengaruhi.
Yang termasuk dalam aspek kognitif yaitu pengetahuan, pengertian,
(44)
2) Apek afektif
Melalui aspek afektif dapat belajar menghayati nilai dari
objek-objek yang dihadapi melalui alam, entah objek-objek itu berupa orang,
benda atau kejadian, dan dapat mengungkapkan perasaan dalam
bentuk ekspresi yang wajar. Yang termasuk dalam aspek afektif yaitu
penerimaan, memberi respon, penilaian, organisasi dan
mempribadikan nilai.
3) Aspek psikomotorik
Melalui aspek pikomotorik dapat belajar menghadapi dan
menangani objek-objek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia
itu sendiri. Yang termasuk dalam aspek psikomotorik yaitu respon
terbimbing, penciptaan, respon kompleks, respon mekanis, dan
penyesuaian atau kemahiran.
Dengan demikian prestasi belajaradalah hasil belajar yang telah
dicapai meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap
individu belajar dan menginginkan hasil yang baik, sehingga individu
harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasi belajar berhasil
dengan baik.
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar. Dengan menggunakan pembelajaran yang menarik siswa
akan mempunyai semangat dalam belajar sehingga prestasinya akan
(45)
e. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa sangat tergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor internal dan eksternal adalah dua hal yang
sangat menunjuang keberhasilan siswa dalam melakuan kegiatan belajar
(Muhibbin Syah, 1995: 153). Jadi untuk menghasilkan siswa berprestasi,
seorang pendidik harus mampu mensinergikan kedua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
siswa. Adanya faktor internal ini yang membuat prestasi belajar siswa
menjadi tinggi. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar
antara lain:
a) Bakat, merupakan dasar yang dibawa sejak lahir.
b) Kecerdasan, yaitu kesempurnaan perkembangan akal budi seperti
kepandaian dan ketajaman pikiran.
c) Minat, yaitu ketertarikan siswa pada suatu obyek yang relatif
menetap dan mengandung unsur senang.
d) Motivasi, yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar
atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu.
2) Faktor Eksternal
Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak
(46)
prestasi belajar. Faktor ini pengaruhnya tidaklah sebesar faktor
internal. Faktor eksternal antara lain:
a) Kualitas guru dalam penguasaan materi,
b) Model pembeljaran yang digunakan dalam mengajar,
c) Fasilitas mengajar, misalnya media dan alat peraga, dan
d) Lingkungan yang mendukung dan sebagainya.
Jadi, prestasi belajar merupakan hasil belajar akademik siswa yang
diperoleh selama proses pembelajaran setelah melakukan kegiatan belajar
yang diukur dengan menggunakan tes setelah melalui tiga aspek, yaitu:
(1) aspek kognitif, (2) aspek afektif, dan (3) aspek psikomotorik.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan belajar
mendasarkan pada suatu ide, bahwa siswa bekerjasama dalam belajar
kelompok dan masing-masing bertanggung jawab pada aktivitas belajar
anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat
menguasai materi pelajaran dengan baik (Suyatno, 2009: 15).
Pembelajaran kooperatif menekankan kerjasama antar siswa dalam
kelompok.
b. Unsur-usur Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu
diperhatikan, Purnomo, dkk (2008:370) berpendapat bahwa terdapat
(47)
1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau
berenang bersama”.
2) Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam
kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap dirinya sendiri,
dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3) Para siswa harus berpandangan berpandangan bahwa mereka
semuanya memiliki tujuan yang sama.
4) Para siswa harus berbagi tugas dan tanggung jawab sama besarnya
diantara para anggota kelompok.
5) Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan
ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
6) Para siswa berbagai kepimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerjasama selama belajar.
7) Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Roger dan David Roger dan David Johnson dalam Lie (2002:31)
mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap
pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, empat
unsur model pembelajarangotong-royong harus diterapkan. Empat unsur
tersebut adalah:
1) Saling ketergantungan positif, keberhasilan suatu karya tergantung
dari usaha dan tanggung jawab antar setiap anggota kelompok,
sehingga sesama anggota kelompok harus memiliki rasa saling
(48)
2) Tanggung jawab perseorangan, keberhasilan belajar kelompok
ditentukan oleh banyak sedikitnya sumbangan dari setiap anggota
kelompok oleh karena itu setiap anggota bertanggung jawab untuk
menguasai materi pembelajaran.
3) Tatap muka, interaksi antar anggota kelompok memberikan
keuntungan bagi semua anggota kelompok karena memanfaatkan
kelebihan dan memberikan masukan masing-masing anggota
kelompok.
4) Evaluasi proses kelompok, evaluasi proses kerja kelompok
memberikan keuntungan bagi semua anggota kelompok karena dapat
memberikan kritik dan masukan kepada teman anggota
kelompoknya.
c. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif yaitu pencapaian hasil belajar
penerimaan terhadap perbedaan individu, pengembangan
keterampilansosial. Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif (Asma
Nur, 2006: 12-14), adalah:
1) Pencapaian hasil belajar
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa
model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep
(49)
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah penerimaan yang
luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, tingkat sosial,
kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif
memberi peluang kepada siwa yang berbeda latar belakang dan
kondisi untuuk bekerja saling bergantungan satu sama lain atas
tugas-tugas bersama.
3) Pengembangan keterampilan sosial
Pembelajaran kooperatif mempunyai tujuan utuk mengajarkan
kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan
ini sangat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat dan
berorganisasi.
Jadi, model pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dalam
kelompok tersebut siswa saling bertukar ide dan berdiskusi untuk
menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. MetodeJigsaw
Jigsaw dianggap sebagai metode dalam penelitian sebagai berikut:
a. Pengertian Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara
atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka
metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek
(50)
metode berasal dari kata “met” dan “hodes” yang berarti melalui. Sedangkan metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu tujuan. Sehingga dua hal penting yang terdapat dalam
sebuah metode adalah cara melakukan sesuatu dan rencana dalam
pelaksanaan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Metode merupakan cara untuk mengungkapkan kebenaran yang
objektif. Kebenaran tersebut merupakan tujuan, ementara metode itu
adalah cara. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang
diungkapkan benar-benar berdasarkan bukti ilmiah yang kuat. Oleh
karena itu, metode dapat diartikan pula sebagai prosedur atau rangkaian
cara yang secara sistematis dalam menggali kebenaran ilmiah.
b. Metode Jigsaw
Metode jigsaw merupakan suatu pembelajaran kooperatif dimana dalam proses pembelajaran setiap siswa dalam kelompok disilang dan
memperoleh tugas yang berbeda. Anggota kelompok yang memperoleh
tugas yang sama dikumpulka menjadi satu dan membahas tugas tersebut.
Tiap anggota yang telah selesai mengerjakan harus kembali ke kelompok
semula untuk menyampaikan hasil pembahasan, sehingga kelompok
pembahas kembali ke kelompok semula dengan membawa berbagai
permasalahan yang berbeda untuk disampaikan kepada teman sejawat
dalam kelompok. Karakteristik pembelajaran kooperatif metode jigsaw
(Asma Nur, 2006: 51) yaitu:
1) Setiap kelompok beranggotakan 3-4 orang,
(51)
3) Setiap kelompok terdiri dari siswa yang berbeda kemampuannya, dan
4) Bahan atau materi dibangun menjadi beberapa bagian sesuai dengan
jumlah anggota kelompok.
Dalam hal ini, jigsaw dianggap sebagai metode, karena metode merupakan suatu jalan yang dilalui untuk mencapai uatu tujuan.
Jigsaw merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang
memiliki kesamaan dengan teknis “pertukaran dari kelompok ke kelompok lain” (group to group exchange) dengan suatu perbedaan pentig yaitu setiap peserta didik mengajarkan sesuatu.
c. Keunggulan Metode Jigsaw
Metodejigsaw memiliki beberapa keunggulan untuk meningkatkan atau mengembangkan potensi diri siswa. Purnomo, dkk (2008:372-373)
keunggulan metodejigsaw dibanding metode-metode lain, yaitu:
1) Dapat menambah kepercayaan siswa akan kemampuan berpikir
kritis.
2) Setiap siswa akan memiliki tanggung jawab akan tugasnya.
3) Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau
gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah.
4) Dapat meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa harga
diri dan hubungan interpersonal yang positif.
5) Waktu pelajaran lebih efisien dan efektif.
(52)
Pada penelitian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa keunggulan
metodejigsaw sangat efisien dalam meningkatkan dan mengembangkan potensi, sosial dan tanggung jawab pada diri siswa terhadap
tugas-tugasnya.
Jadi, metode jigsawmerupakansuatu pembelajaran kooperatif dimana dalam proses pembelajaran setiap siswa dalam kelompok disilang
dan memperoleh tugas yang berbeda. Anggota kelompok yang
memperoleh tugas yang sama dikumpulka menjadi satu dan membahas
tugas tersebut. Tiap anggota yang telah selesai mengerjakan harus
kembali ke kelompok semula untuk menyampaikan hasil pembahasan,
sehingga kelompok pembahas kembali ke kelompok semula dengan
membawa berbagai permasalahan yang berbeda untuk disampaikan
kepada teman sejawat dalam kelompok
5. Mata Pelajaran IPS a. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan bidang kajian yang
mempelajari politik, ekonomi, budaya dan aspek-aspek lingkungan dari
suatu masyarakat pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang
(Maxim dalam Rismiati, 2008: 16).
Ilmu Pengetahuan Sosial juga membawa hubungan antara manusia
dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik
tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan
(53)
Pendidikan IPS berusaha membantu memecahkan permasalahan
yang dihadapi seseorang sehingga menjadikan orang tersebut semakin
mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya, sehingga
pengajaran IPS tidak hanya ditekankan pada teori saja tetapi memerlukan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari seperti hidup bermasyarakat dan
berhubungan sosial lainnya.
b. Tujuan IPS
Banyak para ahli mengungkapkan mengenai tujuan pembelajaran
IPS, mereka sering mengkaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan
dan penekanan dari program pendidikan. Pendidikan IPS bertujuan untuk
mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya di masyarakat (Gross dalam Etin, 2007: 14).
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik
dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan
lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur
pendidikan dan pembekalan. Penekanan pembelajaranya bukan sebatas
pada upaya mencekoki atau menjejali siswa dengan sejumlah konsep
yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka
mampu menjadikan apa yang dipeajarinya sebagai bekal dalam
(54)
lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Etin S. dan Raharjo, 2007:15).
Bertolak dari definisi di atas secara umum, dapat dikatakan bahwa
pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang
berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupaya sendiri ditengah-tengah
kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga
negara yang baik dan bertanggung jawab serta sebagai bekal bagi dirinya
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Jadi pelajaran IPS adalah bidang kajian yang mempelajari politik,
ekonomi, budaya dan aspek-aspek lingkungan dari suatu masyarakat
pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
B.Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siskandar (2009, Vol.
No.178)dengan judul “Keefektifan Pendekatan Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa”ditemukan bahwa
cooperative learning sangat efektif dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan tahun ajaran
2007/2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada siklus I
60,69%, siklus II 71,16%, siklus III 80,77%, dan hasil belajar siswa siklus I
5,95, siklus II 6,71, siklus III 7,62. Hasil menunjukkan bahwa penerapan
pendekatan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
(55)
Penelitian yang dilakukan oleh Ismajanti dan Huni Abdullah (2012, Vol
10, No.1) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
Siswa Sekolah Dasar”ditemukan bahwa kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas IV pada mata pelajaran PKn pada
semester 2011-2012. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa pada
siklus I 60,97 siklus II 64,72 siklus III 89,58. Hasil menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawdapat meningkatkan dan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuni Nurhaeni (2011: Vol 12, No.1)
dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IX SMPN 43
Bandung” diperoleh dengan menggunakan instrumen prestasi dan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, dengan memaparkan data apa adanya yang
terjadi di kelas pada saat proses pembelajaran. Tindakan yang diberikan pada
subyek penelitian berupa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menggunakan empat siklus. Tahap penelitian meliputi tahap perencanaan
tindakan, pelaksanaan, observasi tindakan, dan tahap refleksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kompetensi meningkatkan pemahaman pelajaran fisika konsep listrik berhasil
meningkatkan. Meningkatnya pemahaman siswa terhadap pelajaran fisika
konsep listrik dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa mulai dari
(56)
Dari hasil penelitian di atas, peneliti mencoba menyimpulkan bahwa
model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode jigsaw peneliti mencoba untuk meningkatkan minat belajar siswa. Berikut ini secara ringkas akan disajikan kerangka penelitian yang
dilakukan.
Gambar 2.1 Literatur map penelitian yang relevan
Pembelajaran Kooperatif
Minat dan Prestasi Belajar
Kooperatif metode jigsaw
Siskandar “Keefektifan Pendekatan Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Mahasiswa”
Ismajanti dan Husni Abdullah “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Siswa Sekolah Dasar”
Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw
Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok Tahun Ajaran 2012/2013
Yuni Nurhaeni “Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IX SMPN 43 Bandung”
(57)
C.Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPS bukanlah proses untuk memindahkan pengetahuan dari
guru ke siswa, tetapi merupakan kegiatan yang memungkinkan siswa untuk
membangun pengetahuannya sendiri. Minat dan prestasi belajar siswa dalam
proses pembelajaran di kelas merupakan salah satu kunci keberhasilan
pembelajaran yang berlangsung. Tanpa adanya minat belajar siswa, maka
tujuan pembelajaran IPS yang sudah direncanakan akan sulit untuk dicapai.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya peningkatan kualitas pendidikan yang
diawali dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran yang merupakan
kegiatan utama di skolah. Salah satu upaya yang dapat ditempuh yaitu dengan
mengembangkan pembelajaran yang pada menekankan interaksi dengan teman
sebaya.
Metode jigsaw merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena setiap
siswa membutuhkan siswa yang lain untuk saling bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas pembelajaran. Dalam model pembelajaran kooperatif,
keterampilan sosial secara sengaja diajarkan kepada siswa ketika siswa diskusi
dengan tujuan untuk membimbing siswa agar dapt berkolaborasi, bekerjasama
dan bersosialiasi antar kelompok. Selain itu, pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk bertatap
muka dengan siswa lain, sehingga semua anggota kelompok berinteraksi saling
berhadapan dengan menerapkan keterampilan bekerjasama untuk menjalin
(58)
Dengan demikian, setiap siswa dapat saling menjadi sumber belajar bagi
siswa yang lain. Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran
dalam bentuk kelompok, setiap anggota memiliki tanggung jawab yang besar
baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap kelompoknya. Setiap siswa
mempunyai kewajiban untuk mengolah semua informasi yang ia terima dari
kelompok ahli sehingga menjadi satu pengetahuan yang akan ia sampaikan
kepada teman satu kelompok asalnya. Dengan demikian, setiap siswa dituntut
untuk terlibat aktif dalam diskusi dan berkomunikasi sehingga tujuan
kelompok tercapai. Pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif metode jigsaw ini diharapkan dapat membuat semua siswa terlibat
(minat belajar siswa) dalam proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi
belajar siswa SDNegeri Kalongan Depok.
D.Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri
Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013 dengan membagi siswa
kedalam beberapa kelompok asal, kemudian siswa berkumpul kedalam
kelompok ahli sesuai materi yang didapatkan, setelah siswa berdiskusi
dengan kelompok ahli, siswa kembali kedalam kelompok asal dan
mensharingkanapa yang telah ia dapat dari kelompok ahli dan perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok
(59)
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode jigsawdalam meningkatakan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok
tahun ajaran 2012/2013 dengan memberikan lembar angket siswa,
wawancara.
3. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode jigsawdalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan
Depok tahun ajaran 2012/2013 dengan memberikan soal evaluasi disetiap
(60)
41
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai metode penelitian yang terdiri dari jenis
penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, rancangan penelitian, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.
A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang masih termasuk dalam rumpun kualitatif. PTK adalah
penelitian tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas proses dan
hasil belajar sekelompok peserta didik. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc
Taggart (2001: 63-65), penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses
berdaur atau siklus. Siklus tersebut secara umum dapat digambarkan dalam
bagan seperti berikut, adalah:
Gambar 3.1
Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart (2001)
PERENCANAAN
PELAKSANAAN PENGAMATAN REFLEKSI
Menyimpulkan Hasil Penelitian
PENGAMATAN PERENCANAAN
REFLEKSI
SIKLUS I
PELAKSANAAN SIKLUS II
(61)
Model Kemmis dan Taggart dalam (Kasbolah 2001: 63-65)
mengembangkan modelnya berdasarkan konsep asli Lewin yang
disesuaikan dengan berbagai pertimbangan. Dalam perencanaannya,
Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali
merupakan suatu persiapan pemecahan permasalahan sehingga peneliti
dapat mencapai tujuan dari penelitian yang dilakukan.
Rencana penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap
siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus
tahap pertama, yaitu perncanaan penelitian, untuk membantu peneliti
melihat hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung, tahap kedua yaitu
tindakan, selanjutnya adalah tahap pengamatan. Tahap ini dimana peneliti
mengamati terhadap apa saja yang terjadi ketika tindakan berlangsung.
Peneliti mencatat apa yang terjadi untuk memperoleh data yang
akurat. Tahap terakhir adalah refleksi. Pada tahap ini, peneliti
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan apa yang sudah
sesuai dan menyusun rencana mengenai tindakan apakah yang akan
diberikan agar siklus kedua menunjukkan keberhasilan dari tujuan
penelitian.
B.Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kalongan Depok, yang
beralamat di Jalan Yogya-Solo KM 8,5, Maguwoharjo, Depok, Sleman,
(62)
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kalongan
Depok tahun ajaran 2012/2013 berjumlah 20 siswa, terdiri dari 10 siswa
laki-laki dan 10 siswa perempuan.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar IPS melalui
model pembelajaran Kooperatif metodejigsaw pada mata pelajaran IPS
materi “Mengenal pentingya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat”, siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok.
4. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Juli 2013. Secara rinci
waktu penelitian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.1. Rincian Waktu Penelitian
No Keterangan
Bulan
Jan Fe
b
M
ar
Apl Mei Ju
n
i
Ju
li
1. Observasi Pra Penelitian
2. Penyusunan proposal penelitian
3. Permohonan Ijin Penelitian
4. Pengumpulan Data
5. Pengolahan data
6. Penyusunan Laporan
(63)
C.Prosedur Penelitian
Penelitian ini dapat diuraikan dalam langkah-langkah yang terdapat dalam
prosedur penelitian, sebagai berikut:
Gambar 3.2. Bagan Prosedur Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengawali
dengan kegiatan pra-penelitian. Kegiatan ini dilakukan terhadap pembelajaran
di kelas sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw. Kegiatan yang dilakukan yaitu mengadakan obervasi terhadap situasi awal di
dalam kelas yang mencangkup observasi kegiatan guru, observasi kelas, dan
observasi terhadap siswa. Selain dengan observasi guna mendukung data yang
diperoleh peneliti juga mengadakan wawancara terhadap guru dan siswa. Pra-penelitian Observasi
Observasi Kegiatan Kelas
Observasi Kegiatan Guru
Observasi Terhadap Siswa
Wawancara
Wawancara dengan guru
Wawancara dengan siswa
Penelitian
Model pembelajaran
kooperatif metodejigsaw
Minat dan Prestasi Belajar siswa kelas
(64)
Setelah mengadakan kegiatan pra-penelitian, penelitian mengadakan penelitian
di dalam kelas setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif metode
jigsaw.
D.Rancangan Penelitian
Peneliti merencanakan 2 siklus dalam penelitian. Siklus pertama dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dengan setiap kelompok berjumlah 4-5 siswa. Siklus kedua dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif metodejigsaw setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa, serta pada setiap akhir siklus diadakan evaluasi atau tes. Adapun
langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan penelitian ini
diantaranya:
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian
tindakan kelas, diantaranya:
a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SDNegeri Kalongan Depok.
Permintaan ijin dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat
berjalan dengan lancar oleh persetujuan pihak sekolah dan mendapatkan
data yang sesuai.
b. Observasi pra-penelitian dan wawancara
Observasi dan wawancara dimaksudkan untuk mencari informasi
tentang kondisi awal prestasi siswa dan kendala-kendala yang dialami
guru dalam menyampaikan materi ajar. Informasi-informasi diperoleh
(65)
mengetahui sepintas mengenai mengenal pentingya koperasi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada siswa kelas IV.
c. Identifikasi masalah
Setelah diperoleh data dari hasil wawancara, peneliti dapat
mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas dan menentukan tindak
lanjutnya dalam mengatasi kurangnya minat belajar dan prestasi belajar
siswa mengenai materi koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakyat.
d. Mengkaji Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan materi pokok tentang mengenal pentingya
koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
e. Menyusun Silabus, RPP, LKS, Lembar Evaluasi, Lembar penilaian dan
Materi ajar.
f. Membuat kisi-kisi instrumen pengamatan siswa dan wawancara guru
dengan ahli
g. Membuat kisi-kisi soal untuk tes atau evaluasi siklus I dan siklus II
h. Membuat soal pilihan ganda dan uraian dengan konsultasi ahli
i. Melakukan uji coba instrumen penelitian (soal pilihan ganda) pada siswa
kelas V SD Negeri Kalongan Depok. Peneliti memilih melakukan uji
(66)
sebelumnya. Apabila peneliti melakukan uji coba di kelas yang sama atau
di kelas bawahnya (kelas 3) maka tidak memperoleh data yang valid.
j. Menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian (soal).
k. Penyusunan rencana tindakan penelitian dalam tiap-tiap siklus.
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan
kelas sebagai berikut:
a. Siklus I
1) Siklus I (2 kali pertemuan)
Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, dimana
setiap peretemuan beralokasikan 2JP.
2) Perencanaan Tindakan
a) Membuka kegiatan dengan melakukan apersepsi mengenai
pembelajaran IPS
b) Siswa dibagi dalam kelompok besar, setiap kelompok terdiri dari 5
orang siswa.
c) Setiap anggota kelompok diberi tugas yang berbeda.
d) Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian tugas yang
diperolehnya.
e) Guru memerintahkan siswa yang mendapat tugas yang sama
berkumpul membentuk kelompok baru (kelompok ahli). Kelompok
(1)
(2)
Foto Kegiatan Pembelajaran
Saat guru membagi siswa
ke dalam kelompok asal
Suasana kelas awal
pelajaran
Siswa masuk ke dalam
kelompok asal
Dalam
kelompok
ahli
siswa berdiskusi
(3)
Perwakilan siswa
mempresentasikan hasil
diskusinya
Suasana kelas awal
pelajaran
Siswa berdiskusi dalam
kelompok ahli
Siswa mengerjakan soal
evaluasi di akhir
(4)
(5)
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Fransisca Ajeng Lestari merupakan anak tunggal dari pasangan (alm) Fx. Panghiutan Sibarani dan Chr. Dewi Anggraini, B.A. Lahir di Jakarta, 14 November 1991. Pendidikan awal dimulai di PG/TK Sang Timur Ciledug, tahun 1994-1997. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN Kutajaya IV, tahun 1997-2003. Dilanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP Maria Mediatrix Tangerang, tahun 2003-2006. Tahun 2006-2009 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas di SMA Maria Mediatrix Tangerang. Kemudian menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2009.