Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif metode jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013.

(1)

ABSTRAK

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok

Tahun Ajaran 2012/2013 Oleh:

Fransisca Ajeng Lestari 091134053

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok, untuk mata pelajaran IPS semester 2 tahun ajaran 2012/2013 pada materi koperasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subyek siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS materi koperasi menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus memiliki empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah tes tertulis, observasi, dan wawancara. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Observasi, Pedoman Wawancara, dan Soal Evaluasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013. Kondisi awal pada rata-rata skor minat siswa sebelum dikenai tindakan adalah 38,12. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, rata-rata minat siswa mengalami peningkatan menjadi 66,54. Sedangkan pada siklus II rata-rata minat siswa mengalami peningkatan menjadi 75,95. Hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw, nilai rata-rata siswa kelas IV tahun ajaran 2012/2013 adalah 65,37 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 44%. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi 75,95 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 60%. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata siswa menjadi 83,05 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 80%.

Kata kunci: minat, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif metode jigsaw, mata pelajaran IPS


(2)

ABSTRACT

Increased Interest and Achievement Through Social Learning Models Cooperative Learning Jigsaw Method In Elementary School fourth grade

students Kalongan Depok Academic Year 2012/2013 by:

Fransisca Ajeng Lestari NIM. 091134053

The purpose of this research is to increase interest and student achievement Elementary School fourth grade Kalongan Depok, for social studies, 2nd semester school year 2012/2013 the cooperative material using cooperative learning jigsaw method.

This current study is a classroom action research (PTK). The the subject of the research is twenty students of the fourth grade of SD Negeri Kalongan Depok during the school year of 2012/2013. The goal of the study is to increase the students’ interest and achievement of the social studies materials using the cooperative model of cooperative learning jigsaw method. The study was conducted in two cycles and each cycle has four phases including planning, implementation, observation, and reflection. The techniques used in collecting the data are written tests, observation, and interviews. The instruments used in this study are the Lesson Plan (RPP), the Student Worksheet (LKS), Observation Sheet, Interview Guide, and Problem Evaluation. The technique used to analyze the data is descriptive quantitative analysis.

The result of the study indicates that the use of cooperative learning model jigsaw method can improve the interest and achievement of the fourth grade elementary school students of Kalongan Depok in the school year of 2012/2013. The students' average score before the treatment is 38.12. After the treatment in the first cycle, the students’ average score increases to 66.54. In the second cycle the students’ average score increases to 75.95. The study shows that before applying the cooperative learning jigsaw method the average score of the fourth grade students of the school year 2012/2013 is 65.37 with 44 % of students who reach the passing grade or KKM . After the treatment of the first cycle, the students’ average score becomes 75,95, with the percentage of students who reach the passing grade or KKM is 60 %. In the second cycle, the the students’ average score is 83.05 with the percentage of students who reach the passing grade or KKM is 80%.

Keywords: interest, academic achievement, cooperative learning jigsaw method, social studies.


(3)

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

FRANSISCA AJENG LESTARI 091134053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

FRANSISCA AJENG LESTARI 091134053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(5)

ii

SKRIPSI

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODEJIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK

TAHUN AJARAN 2012/2013

Disusun Oleh :

FRANSISCA AJENG LESTARI 091134053

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

(Rusmawan, S.Pd.,M.Pd) Tanggal, 28 November 2013

Pembimbing II


(6)

iii

SKRIPSI

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK

TAHUN AJARAN 2012/2013

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Fransisca Ajeng Lestari

NIM : 091134053

Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Pada Tanggal, 16 Desember 2013 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji : Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A ... Sekretaris : E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A. Ed.D ...

Anggota 1 : Rusmawan, S.Pd. M.Pd ... Anggota 2 : Theresia Yunia S, S.Pd., M.Hum ... Anggota 3 : Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd ...

Yogyakarta, 31 Desember 2013

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma


(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberkati,

membimbing dan melindungiku

Eyangku tercinta R.Ngt. Sesilia Handariyah yang senantiasa mendoakanku

Kedua Orangtuaku tercinta (Alm) Fx. Panghiutan Sibarani & Chr. Dewi

Anggraini, B.A yang selalu mendoakan, memberi semangat dan cintanya

My Lovely Iskandar Widitya Yoga, atas cinta, doa dan supportnya

Keluarga Besar Sibarani dan Keluarga Besar Soeardjo yang senantiasa

mendoakan dan memberikan semangat

Budhe Ninik, Mb Sari, Frater Joko, Budhe Eko, Budhe Retno, Pakdhe Heru

Sahabatku (BSF); Lius, Angela, Novita, Natalia, Juliani, Riski, dan Grace

Teman-teman seperjuanganku PGSD’09 Kelas A Love you all


(8)

v

MOTTO

“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk haritua”

(Aritoteles)

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; Carilah, maka kamu

akan mendapat; Ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu

(Lukas : 11:9)

Apa saja kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,

kamu akan menerimanya

(matius: 21:22)

Tidak ada rahasia dari kesuksesan. Kesuksean merupakan hasil dari persiapan,

kerja keras, dan belajar dari kegagalan

(Colin Powell)

“Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu, rasakan dan nikmati kasih setia Tuhan”


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Desember 2013 Yang menyatakan,

Fransisca Ajeng Lestari 091134053


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Fransisca Ajeng Lestari NIM : 091134053

Demi pengembangan Ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK TAHUN AJARAN

2012/2013”

Dengan demikian, saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengaihkan dengan bentuk media lain, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataanini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 16 Desember 2013 Yang menyatakan,


(11)

viii

ABSTRAK

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok

Tahun Ajaran 2012/2013 Oleh:

Fransisca Ajeng Lestari 091134053

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok, untuk mata pelajaran IPS semester 2 tahun ajaran 2012/2013 pada materi koperasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subyek siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS materi koperasi menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus memiliki empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah tes tertulis, observasi, dan wawancara. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Observasi, Pedoman Wawancara, dan Soal Evaluasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013. Kondisi awal pada rata-rata skor minat siswa sebelum dikenai tindakan adalah 38,12. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, rata-rata minat siswa mengalami peningkatan menjadi 66,54. Sedangkan pada siklus II rata-rata minat siswa mengalami peningkatan menjadi 75,95. Hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw, nilai rata-rata siswa kelas IV tahun ajaran 2012/2013 adalah 65,37 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 44%. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi75,95 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 60%. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata siswa menjadi 83,05 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 80%.

Kata kunci: minat, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif metode jigsaw, mata pelajaran IPS


(12)

ix

ABSTRACT

Increased Interest and Achievement Through Social Learning Models Cooperative Learning Jigsaw Method In Elementary School fourth grade

students Kalongan Depok Academic Year 2012/2013 by:

FransiscaAjengLestari NIM. 091134053

The purpose of this research is to increase interest and student achievement Elementary School fourth grade Kalongan Depok, for social studies, 2nd semester school year 2012/2013 the cooperative material using cooperative learning jigsaw method.

This current study is a Classroom Action Research (PTK). The the subject of the research is twenty students of the fourth grade of SD Negeri Kalongan Depok during the school year of 2012/2013. The goal of the study is to increase the students’ interest and achievement of the social studies materials using the cooperative model of cooperative learning jigsaw method. The study was conducted in two cycles and each cycle has four phases including planning, implementation, observation, and reflection. The techniques used in collecting the data are written tests, observation, and interviews. The instruments used in this study are the Lesson Plan (RPP), the Student Worksheet (LKS), Observation Sheet, Interview Guide, and Problem Evaluation. The technique used to analyze the data is descriptive quantitative analysis.

The result of the study indicates that the use of cooperative learning model jigsaw method can improve the interest and achievement of the fourth grade elementary school students of Kalongan Depok in the school year of 2012/2013. The students'average score before the treatment is 38.12. After the treatment in the first cycle, the students’average score increases to 66.54. In the second cycle the

students’ average score increases to 75.95. The study shows that before applying

the cooperative learning jigsaw method the average score of the fourth grade students of the school year 2012/2013 is 65.37 with 44 % of students who reach the passing grade or KKM. After the treatment of the first cycle, the students’average score becomes 75,95, with the percentage of students who reach the passing grade or KKM is 60 %. In the second cycle, the the students’average score is 83.05 with the percentage of students who reach the passing grade or KKM is 80%.

Keywords: interest, academic achievement, cooperative learning jigsaw method, social studies.


(13)

x

Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmatNya sehingga skripsi dengan judul “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Pada

Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok Tahun Ajaran 2012/2013” dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

masih jauh dari sempurna. Penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis haturkan

kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I, yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan sehingga penulisan skripsi

dapat berjalan lancar;

4. Ibu Theresia Yunia S., S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing II, yang

telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritikan yang berguna bagi

penelitian ini;

5. Ibu Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd, selaku dosen penguji, yang telah


(14)

xi

6. Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu, wawasan, dan

pengalamannya yang sangat bermanfaat kepada penulis selama ini.

7. Sekretariat PGSD USD yang telah banyak membantu dalam

menyelesaikan keperluan sebelum dan sesudah ujian skripsi.

8. Mama dan (alm) Papa tercinta, serta keluarga besarku, terima kasih atas

dukungan doa, kesabaran, semangat dan nasehat yang telah diberikan.

9. Eyang Ndar, terimakasih atas doa restunya dan nasehat yang telah

diberikan.

10.Iskandar Widitya Yoga kekasihku terima kasih atas kesabaran, doa,

dorongan semangat dan bantuannya dalam penyelesaian penulisan skripsi

ini.

11.Frater Joko, terima kasih atas doa, nasehat dan semangat yang

menguatkanku hingga terselesaikan penulisan skripsi ini

12.Sahabat-sahabatku terkasih Lius, Angela, Natalia, Novita, Juliani, Grace

dan Riski, yang selalu mendukung, mengisi, dan menguatkan.

13.Teman-teman seperjuanganku di PGSD’09 Kelas A

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 16 Desember 2013

Penulis


(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Masalah ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Minat Belajar ... 9

2. Prestasi Belajar ... 22

3. Model Pembelajaran Kooperatif ... 27

4. Metode Jigsaw ... 30

5. Mata Pelajaran IPS ... 33


(16)

xiii

C. Kerangka Berpikir ... 38

D. Hipotesis Tindakan ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Jenis Penelitian ... 41

B. Setting Penelitian ... 42

1. Tempat Penelitian ... 42

2. Subjek Penelitian ... 43

3. Objek Penelitian ... 43

4. Waktu Penelitian ... 43

C. Prosedur Penelitian ... 44

D. Rancangan Penelitian ... 45

1. Persiapan ... 45

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 47

E. Instrumen Pengambilan Data ... 51

F. Validitas dan Reliabilitas ... 57

G. Teknik Analisis Data... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Hasil Penelitian ... 67

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas ... 67

2. Hasil Minat ... 77

3. Hasil Prestasi Belajar ... 78

B. Pembahasan ... 79

1. Penerapan Minat dan Prestasi Belajar ... 79

2. Minat Siswa ... 92

3. Prestasi Belajar ... 95

BAB V PENUTUP ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Keterbatasan Penelitian ... 101

C. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian Waktu Penelitian ... 43

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Minat ... 52

Tabel 3.3 Pedoman Skoring Angket ... 52

Tabel 3.4 Panduan Wawancara Siswa ... 53

Tabel 3.5 Panduan Wawancara Guru ... 53

Tabel 3.6 Indikator Aspek Afektif ... 54

Tabel 3.7 Indikator Aspek Psikomotorik ... 54

Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes Tertulis ... 56

Tabel 3.9 Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 59

Tabel 3.10 Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran ... 60

Tabel 3.11 Koefisien Korelasi ... 62

Tabel 3.12 Kriteria Keberhasilan Minat Siswa dan Prestasi Belajar ... 65

Tabel 4.1 Hasil Peningkatan Minat Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok ... 94

Tabel 4.2 Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri Kalongan Depok ... 98


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan ... 37

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ... 40

Gambar 3.2 Bagian Prosedur Penelitian ... 44

Gambar 4.1 Guru membagi siswa kedalam kelompok asal ... 81

Gambar 4.2 Siswa berdiskusi dengan kelompok ahli ... 81

Gambar 4.3 Guru memberikan penjelasan mengenai materi siklus I ... 82

Gambar 4.4 Guru membagi materi kedalam kelompok asal ... 83

Gambar 4.5 Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli ... 83

Gambar 4.6 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi ... 84

Gambar 4.7 Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I ... 84

Gambar 4.8 Guru dan siswa membuat kesimpulan materi pertemuan pertama dan kedua pada siklus I ... 85

Gambar 4.9 Guru memberikan penjelasan mengenai materi siklus II ... 86

Gambar 4.10 Guru membagi siswa kedalam kelompok asal ... 87

Gambar 4.11 Siswa berdiskusi dengan kelompok ahli ... 87

Gambar 4.12 Siswa membuat struktur bagan organisasi koperasi ... 87

Gambar 4.13 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi ... 88

Gambar 4.14 Guru bersama siswa melakukan tanya jawab ... 88

Gambar 4.15 Siswa mengerjakan lembar kerja siswa ... 89

Gambar 4.16 Siswa berdiskusi dengan kelompok asal ... 89

Gambar 4.17 Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II ... 90

Gambar 4.18 Guru dan siswa membuat kesimpulan materi pertemuan pertama dan kedua pada siklus II ... 90


(19)

xvi

Gambar 4.19 Peningkatan Minat Belajar Siswa Kelas IV

SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013 ... 95

Gambar 4.20 Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa Kelas IV

SD Negeri Kalongan Depok ... 98

Gambar 4.21 Persentase Pencapaian KKM Siswa Kelas IV


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 108

Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan 1 ... 112

Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan 2 ... 116

Lampiran 2. RPP Siklus II Pertemuan 1 ... 120

Lampiran 2. RPP Siklus II Pertemuan 2 ... 124

Lampiran 3. LKS Siklus I Pertemuan 1 ... 128

Lampiran 3. LKS Siklus I Pertemuan 2 ... 131

Lampiran 3. LKS Siklus II Pertemuan 1 ... 135

Lampiran 3. LKS Siklus II Pertemuan 2 ... 137

Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus I ... 139

Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus II ... 142

Lampiran 5. Bahan Ajar Siklus I Pertemuan 1 ... 145

Lampiran 5. Bahan Ajar Siklus I Pertemuan 2 ... 150

Lampiran 5. Bahan Ajar Siklus II Pertemuan 1 ... 156

Lampiran 6. Rubrik Penilaian Afektif ... 160

Lampiran 6. Rubrik Penilaian Psikomotorik ... 162

Lampiran 7. Validasi Instrumen Soal Siklus I ... 163

Lampiran 7. Validasi Instrumen Soal Siklus II ... 164

Lampiran 8. Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... 165

Lampiran 9. Skor Hasil Pengamatan Minat Awal ... 168

Lampiran 9. Skor Hasil Pengamatan Minat Siklus I ... 170


(21)

xviii

Lampiran 10. Nilai Prestasi Siswa Kondisi Awal ... 174

Lampiran 10. Nilai Prestasi Siswa Siklus I ... 175

Lampiran 10. Nilai Prestasi Siswa Siklus II ... 176

Lampiran 11. Tabel Reliabilitas Ganjil-Genap Siklus I ... 177

Lampiran 11. Tabel Pengolahan Siklus I ... 179

Lampiran 11. Tabel Reliabilitas Ganjil-Genap Siklus II ... 181

Lampiran 11. Tabel Pengolahan Siklus II ... 183

Lampiran 12. Hasil Kerja Siswa ... 185

Lampiran 13. Foto Kegiatan Pembelajaran ... 200

Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian dari Kampus ... 202

Lampiran 15. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD ... 203


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan karena

pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

kualitas sumber daya manusia (SDM). Sejalan dengan perkembangan dunia

pendidikan yang semakin menuntut lembaga pendidikan untuk dapat lebih

menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, banyak perhatian

khusus diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna

mengingkatkan mutu dan kualitas pendidikan (Isjoni, 2009:7). Salah satu

faktor utama yang menentukan mutu dan kualitas pendidikan adalah guru.

Gurulah yang berada dibarisan terdepan dalam menciptakan kualitas sumber

daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik atau siswa

di kelas melalui proses pembelajaran. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta

didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan

emosional, moral maupun spiritual (Kusnandar, 2008:40). “Guru dikatakan

sebagai jabatan dan pekerja profesional”. Kalimat ini sudah seringkali didengar

dan diucapkan, tetapi tidak mudah untuk dilaksanakan. Hal ini dapat dirasakan,

dinilai, diamati, dari situasi kelas, hasil belajar siswa, dan tanggapan siswa

terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Ukuran yang mudah untuk

mengukur keprofesionalan guru adalah jika kelas yang diajar menjadi

“surganya siswa untuk belajar”, atau “kehadiran guru sebagai pengajar selalu


(23)

Sebagai seorang pendidik, diketahui bahwa profesionalisme seorang guru

bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih

kepada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan

bermakna bagi siwanya. Menurut Degeng (1998: 1-2), daya tarik suatu mata

pelajaran atau pembelajaran ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata

pelajaran itu sendiri, dan kedua oleh cara mengajar guru. Oleh karena itu tugas

profesional seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak

menarik menjadi menarik yang dirasakan sulit menjadi mudah dan yang

tadinya tak bermakna menjadi bermakna

Salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar ialah Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS). Di sekolah-sekolah dasar masih terdapat proses pembelajaran IPS

dengan model tradisional yakni dengan metode ceramah. Hal ini membuat

siswa menjadi cepat bosan, malas dan akhirnya aspek kognitif, afektif, dan

psikomotoriknya tidak berkembang dengan optimal. Sebelum melakukan

penelitian, peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan guru kelas,

mulai dari kelas I-V guna untuk mencari permasalahan pembelajaran yang

terjadi di dalam kelas. Pada saat observasi dan wawancara dengan beberapa

guru kelas, peneliti memilih untuk melakukan penelitian di kelas IV,

dikerenakan di kelas IV terdapat 3siswa yang sudah 2kali tidak naik kelas.dan

terdapat permasalahan dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas yang dilakukan

oleh peneliti di kelas IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kalongan Depok pada

tanggal 11 Oktober 2012, diketahui bahwa di dalam kelas guru menggunakan


(24)

sehingga tampak kebosanan dalam diri siswa ketika mengikuti proses

pembelajaran di dalam kelas.Dari hasil wawancara dengan guru kelas,

diketahui bahwa gurutidak memahami macam-macam model pembelajaran,

sehingga guru mengalami kendala jika menerapkan model pembelajaran yang

inovatif di kelas. Berkenaan dengan minat, siswa kelas IV tidak terlihat minat

dalam proses pembelajaran IPS ketika proses pembelajaran di kelashal ini

berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan minat siswa pada kondisi awal

dengan rata-rata minat 38,12 dari 27 siswa. Hal ini dibuktikan dengan

ketidaktertarikan siswa terhadap mata pelajaran IPS, seperti siswa hanya diam

saja, bergurau dengan teman, mengantuk, dll sehingga siswa terlihat pasif.

Selain itu, dalam wawancara peneliti memperoleh informasi berupa data

prestasi siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok tahun ajaran 2011/2012

pada mata pelajaran IPS semester II khususnya Kompetensi Dasar (KD)2.2

Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

yang lulus dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 hanya 44%

dari 27 siswa dan hanya 12 siswa yang lulus KKM.

Melihat permasalahan tersebut di atas dan untuk mengoptimalkan minat

dan prestasi belajar siswa diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk dapat

diterapkan guna mengatasi hal tersebut. Metode pembelajaran ceramah yang

selama ini digunakan harus diubah dengan model pembelajaran yang mampu

memotivasi siswa untuk menumbuhkan minat belajar dalam pembelajaran,

misalnya dengan model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pengajaran yang


(25)

bersama. Model pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar

siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama

temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai

materi pelajarannya dengan mudah karena siswa lebih mudah memahami

penjelasan dari temannya dibandingkan penjelasan dari guru karena taraf

pengetahuan serta pemikiran merasa lebih sejalan dan sepadan.

Salah satu metode dalam model pembelajaran kooperatif adalah

metodejigsaw. Dalam pembelajaran ini siswa di bagi dalam

kelompok-kelompok heterogen untuk kemudian siswa dapat menempatkan diri pada

kelompok ahli yang akan mengerjakan tugas yang harus dibahas, setelah itu

kembali ke kelompoknya dan bertanggung jawab kepada kelompok akan tugas

yang dikerjakan sehingga kelompok menjadi mengerti sehingga siswa yang

tidak tahu menjadi tahu.

Sejalan dengan hal tersebut, model pembelajaran kooperatif

metodejigsaw diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran di SDNegeri

Kalongan Depok khususnya dalam mata pelajaran IPS kelas IV. Sehingga

siswa diharapkan dapat menggali potensi dan pengalamannya dalam

meningkatkan belajarnya di sekolah.

B.Batasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan agar dalam penelitian tidak mengalami

penafiran yang berbeda dan tidak menyimpang dari masalah yang ada, maka

peneliti membatasi pengertian sebagai berikut:

1. Penelitian ini berkaitan dengan Kompetensi Dasar 2.2. Mengenal


(26)

2. Tindakan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw

3. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kalongan

Depok tahun ajaran 2012/2013.

4. Obyek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar

siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013.

C.Rumusan Masalah

Sejalan denganlatar belakangyang telah diuraikan di atas, maka dapat

ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dalam

meningkatan minat dan prestasi siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok

semester genap tahun ajaran 2012/2013?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dapat

meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok

semester genap tahun ajaran 2012/2013?

3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok

semester genap tahun ajaran 2012/2013?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dalam upaya

meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SDNegeri Kalongan

Depok semester genap tahun ajaran 2012/2013 dengan membagi siswa


(27)

kelompok ahli sesuai materi yang didapatkan, setelah itu siswa kembali ke

kelompok asal dan mensharingkan apa yang telah ia dapatkan dan

perwakilan kelompok mempresentasiikan hasil dikusi dari kelompok asal.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif

metode jigsaw dapat meningkatkan minat siswa kelas IV SDNegeri

Kalongan Depok semester genap tahun ajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif

metodejigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDNegeri

Kalongan Depok semester genap tahun ajaran 2012/2013.

E.Manfaat Penelitian

Berikut adalah beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok

Mendapatkan pengalaman yang baru dalam mempelajari materi

koperasi siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif metodejigsaw.

2. Bagi Guru

Memberikan masukan kepada guru tentang model pembelajaran

kooperatif metodejigsaw dapat diterapkan pada mata pelajaran lain,

sehingga dapat menambah variasi mengajar guru dalam menggunakan


(28)

3. Bagi Sekolah

Dapat menambah sumber bacaan dan referensi yang ada di sekolah dan

dapat meningkatkan wawasan tentang model pembelajaran metodejigsaw.

4. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran

kooperatif metodejigsaw dalam pembelajaran IPS. Sehingga dapat lebih

memahami model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dan kelak dapat

menerapkan model tersebut dengan lebih baik.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka peneliti membatasi

pengertian sebagai berikut:

1. Minat belajar adalah keinginan yang besar terhadap sesuatu dan

mempengaruhi hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu yang diukur

menggunkan angket minat dengan indikator minat yaitu (1) ekspresi

perasaan senang, (2) perhatian dalam belajar, (3) kemauan untuk

pengembangan diri, dan (4) keterlibatan siswa dalam pelajaran.

2. Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik siswa yang diperoleh selama

proses pembelajaran setelah melakukan kegiatan belajar yang diukur

menggunakan tes setelah memenuhi tiga aspek, yaitu: (1) aspek kognitif, (2)

aspek afektif, dan (3) aspek psikomotorik

3. Model Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana

siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dalam kelompok tersebut siswa

saling bertukar ide dan berdiskusi untuk menyelesaikan


(29)

4. Model pembelajaran kooperatif metodejigsawmerupakan model

pembelajaran yang berusaha menyatukan berbagai informasi atau konsep

atau bagian materi yang terbesar secara acak sehingga menjadi satu kesatuan

informasi atau konsep atau materi yang dapat dipahami secara utuh.

5. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan bidang kajian yang mempelajari

politik, ekonomi, budaya dan aspek-aspek lingkungan dari suatu masyarakat


(30)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas mengenai kajian pustaka, penelitian relevan,

kerangka berpikir dan hipotesis tindakan. Dalam landasan teori ini akan dijelaskan

mengenaivariabel-variabel yang sesuai dengan rumusan masalah, yaitu penjelasan

mengenai minat, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif, metode jigsaw,

dan mata pelajaran IPS.

A.Kajian Pustaka 1. Minat Belajar

a. Pengertian Minat

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk

melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila

mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa

berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan

berkurang minat pun berkurang (Hurlock, 1995: 114).

Sardiman A. M (1988:76) berpendapat bahwa minat adalah suatu

kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti

sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan-kebutuhan sendiri. Sedangkan I. L. Pasaribu dan Simanjuntak

(1983: 125) mengartikan minat sebagai suatu motif yang menyebabkan

individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang menariknya.

Beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa


(31)

perasaan senang atau tidak senang dan tertarik atau tidak tertarik

terhadap mata pelajaran tertentu yang mempengaruhiprestasi belajar

siswa. Perasaan tidak senang dapat menghambat dalam belajar, karena

tidak melahirkan sikap positif dan tidak menunjang minat belajar.

Minat adalah sangat penting dalam pendidikan. Suatu minat dapat

diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa

lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang

memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

b. Ciri-ciri Minat

Menurut Hurlock (1995:117) ada tujuh ciri-ciri minat belajar siswa,

yaitu:

1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik

dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan

dicapai, minat menjadi lebih stabil. Anak yang berkembang lebih

cepat atau lebih lambat daripada teman sebayanya. Mereka lambat

matang, sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, menghadapi

masalah sosial karena minat mereka minat anak, sedangkan minat


(32)

2) Minat bergantung pada kesiapan belajar

Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap

secara fisik dan mental. Sebagai contoh, mereka tidak dapat

mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk permainan bola

sampai mereka memiliki kekuatan dan koordinasi otot yang

diperlukan untuk permainan bola.

3) Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan

minat, baik anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari

lingkungan anak. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar

terbatas pada rumah minat mereka “tumbuh dari minat.” Dengan bertambah luasnya lingkup sosial, mereka menjadi tertarik pada minat

orang di luar rumah yang mulai mereka kenal.

4) Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmauan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang

terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak

mungkin mempunyai minat yang sama pada olah raga seperti teman

sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.

5) Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru dan orang

dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok


(33)

diberikesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai

bagi mereka oleh kelompok budaya mereka.

6) Minat berbobot emosional

Bobot emosional aspek afektif dari minat menentukan

kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan

melemahkan minat dan bobot emosional yang menyenangkan

memperkuatnya.

7) Minat itu egosentris

Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya,

minat anak laki-laki pada matematik, sering berlandaskan keyakinan

bahwa kepandaian dibidang matematika di sekolah akan merupakan

langkah penting menuju kedudukan yang menguntungkan dan sebagai

gengsi di dunia usaha.

Dengan minat dapat menambah kesenangan pada diri seorang

siswa tentang pelajaran yang dipelajari. Apabila seorang siswa berminat

pada suatu pelajaran maka pengalaman dari kegiatan pembelajaran akan

jauh lebih menyenangkan. Namun, sebaliknya jika dibandingkan dengan

siswa yang tidak berminat maka siswa akan merasa bosan, malas

mengikuti pelajaran. Akibatnya, seorang siswa yang tidak berminat

dengan pelajaran tertentu akan berusaha seperlunya saja dan usaha untuk

belajarnya tidak maksimal bila dibandingkan dengan seorang siswa yang

berminat dengan pelajaran tersebut. Hal tersebut tentu sangat


(34)

Oleh karena itu, menurut Hurlock (1978:117) ada beberapa cara

menemukan minat anak yaitu:

1) Pengamatan kegiatan

Dengan mengamati mainan anak dan benda-benda yang mereka

beli, kumpulkan atau gunakan dalam aktivitas yang ada unsur

spontanitas, kita dapat memperoleh petunjuk mengenai minat mereka.

2) Pertanyaan

Bila anak terus menerus bertanya mengenai sesuatu, minatnya

pada hal tersebut lebih besar daripada minatnya pada hal yang hanya

seklai-kali ditanyakan

3) Pokok Pembicaraan

Apa yang dibicarakan anak dengan orang dewasa atau teman

sebaya memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa

kuatnya minat tersebut.

4) Membaca

Bila anak-anak bebas memilih buku untuk dibaca atau

dibacakan, anak yang yang membahas topik yang menarik minatnya.

5) Menggambar Spontan

Apa yang digambarkan atau dilukiskan anak secara spontan dan

seberapa sering mereka mengulangnya akan memberi petunjuk


(35)

6) Keinginan

Bila ditanya apa yang diinginkan bila mereka dapat memperoleh

apa saja yang mereka ingini kebanyakan anak dengan jujur akan

menyebutkan hal-hal yang paling diminati.

7) Laporan mengenai apa saja yang diminati

Bila ditanya untuk menyebut atau menulis tiga benda atau lebih

yang paling diminati, anak-anak menunjukkan minat yang telah

terbentuk, yang memberi petunjuk tentang hal-hal yang memberi

mereka kepuasan.

c. Cara Mengukur Minat

Nurkancana (1983:225-226) mengemukakan beberapa alasan

mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat

anak-anak diantaranya:

1) Untuk meningkatkan minat anak-anak

Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat

anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan

pada umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada

khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di

dalam pekerjaanya mengajar.

2) Memelihara minat yang baru timbul

Apabila anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka

merupakan tugas bagi guru untuk memelihara minat tersebut. Anak


(36)

minat terhadap aktivitas-aktivitas tertentu. Dalam hal ini guru wajib

memperkenalkan kepada anak aktivitas-aktivitas tersebut. Apabila

anak telah menunjukkan minatnya, maka guru wajib memelihara

minat anak yang baru tumbuh tersebut.

3) Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yag tidak baik

Oleh karena sekolah adalah lembaga yang menyiapkan

anak-anak untuk hidup di dalam masyarakat, maka sekolah harus

mengembangkan aspek-aspek idela agar anak-anak menjadi anggota

masyarakat yang baik. Dalam keadaan tertentu anak-anak sering

menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang terdapat di luar

sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari ideal. Dalam keadaan

yang demikian sekolah melalui guru-guru hendaknya memberantas

minat anak-anak yang tertuju kepada hal-hal yang baik dan dengan

metode yang positif mengalihkan minat anak-anak tersebut kepada

hal-hal yang baik.

4) Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang

lanjutan study atau pekerjaan yang cocok baginya.

Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti, tentang

sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau dalam

jabatan, namun interest merupakan pertimbangan yang cukup berarti

kalau dihubungkan dengan data-data yang lain.

Nurkancana (1983, 227-229) juga mengemukakan ada beberapa


(37)

1) Observasi

Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai suatu

keuntungan karena dapat mengamati minat anak-anak dalam kondisi

yang wajar. Jadi tidak dibuat-buat. Observasi dapat dilakukan dalam

setiap situasi, baik dalam kelas maupun di luar kelas. Pencatatan

hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.

2) Wawancara

Wawancara baik digunakan untuk mengukur minat anak-anak,

sebab biasanya anak-anak gemar memperbincangkan hobinya dan

aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan wawancara ini

biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi yang tidak formal

(informal approach), sehingga percakapan akan dapat berlangsung

dengan lebih bebas. Misalnya dalam percakapan sehari-hari di luar

jam pelajaran, dengan mengadakan kunjungan rumah dan sebaginya.

Guru dapat memperoleh informasi tentang minat anak-anak

dengan menanyakan kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan oleh anak

setelah pulang sekolah, permainan apa yang disenangi, apa hobinya,

perjalanan–perjalanan/tamasya yang berkesan dihatinya, pengalaman apa yang paling mengesankan, buku-buku apa yang disenangi,

program radio yang disenangi, film jenis apa yang digemari, dan

sebagainya.

3) Kuesioner atau angket

Dengan kuesioner atau angket, guru dapat melakukan


(38)

apabila dibandingkan dengan interview dan observasi, kuesioner atau

angket jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu. Isi pertanyaan

yang diajukan dalam kuesioner pada prinsipnya tidak berbeda dengan

isi pertanyaan dalam interview.

Jadi dalam kuesioner atau angket guru dapat menanyakan

tentang kegiatan yang dilakukan anak di luar sekolah, permainan yang

disenangi, bacaan yang menarik hatinya, dan sebagainya. Perbedaanya

dengan interview ialah bahwa interview dilakukan secara lisan dan

guru hanya menghadapi seorang anak, sedang kuesioner atau angket

dilakukan secara tertulis dan guru menghadapi beberapa orang anak

sekaligus.

4) Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan

pengukuran/penilaian yang sejenis dengan kuisioner, yaitu sama-sama

merupakan daftar pertanyaan secara tertulis. Perbedaannya ialah

dalam kuisioner respon dan menilis jawaban-jawab relatif panjang

terhadap sejumlah pertanyaan, sedangkan pada inventori responden

memberi jawaban dengan memberi lingkaran, tanda chek, mengisi

nomor atau tanda-tanda lain yang berupa jawaban-jawaban yang

singkat terhadap sejumlah pertanyaan yang lengkap.

d. Unsur-unsur Minat

1) Perhatian

Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan


(39)

belajar. Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih

sukses dn prestasinyapun akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai

seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak

didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang

diajarkannya.

Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan

memberikan perhatian yang besar. Oleh karena itu seorang siswa yang

mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha

keras untu memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar.

2) Perasaan

Perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat

subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal

dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf.

3) Motif

Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan

kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Seseorang melakukan

aktivitas belajar karena ada yan mendorongnya. Minat merupakan

potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi

bila seeorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia (siswa) akan

melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu tertentu.

Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal


(40)

yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, guru harus bisa

membangkitkan minat anak didik, sehingga anak didik yang pada

mulanya tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang

dicari munculah minatnya untuk belajar.

Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab

seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan

mungkin melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu, apa yang

seseorang lihat sudah tentu membangkitkan minatnya sejauh apa yang

ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Jadi,

motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas

belajar seseorang sehingga ia berminat terhadap suatu objek, karena

minat adalah alat motivasi dalam belajar.

e. Indikator Minat

Padaumumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan

diekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan

minatnya. Salah satu cara untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat

dengan menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau

obyek yang disenanginya.

Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal

lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu

aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung


(41)

(Slameto,1988:180). Selain itu, Djamarah (2008:166-167)

mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik melalui:

1) Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya,

2) Pertisipasi aktif dalam suatu kegiatan, dan

3) Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang

diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa minat belajar siswa dapat dilihat dari bagaimana minatnya dalam

melakukan aktivitas mereka senangi, ikut terlibat dalam kegiatan

pembelajaran dan perhatian yang mereka berikan. Dengan demikian,

indikator minat yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini

adalah:

a) Perasaan senang

b) Kemauan untuk mengembangkan diri

c) Perhatian dalam belajar

d) Keterlibatan siswa dalam belajar

f. Fungsi Minat dalam Belajar

Minatmerupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha

yang dilakukan seseorang. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar,

ia akan dengan mudah memahami dan mengingatnya. Hurlock (1978:


(42)

1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita

Sebagai contoh anak yang berminat pada pelajaran olahraga,

maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi,

sedangkan anak yang berminat pada kesehatan fisiknya, maka

cita-citanya menjadi seorang dokter.

2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat

Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya

untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang

hujan.

3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas

Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan

diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan

jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya

daya tangkap mereka, karena dipengaruhi oleh intensitas minat

mereka.

4) Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa

seumur hidup karena minat membawa keputusan.

Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil sebagai

misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila

hal ini terwujud, maka suka duka menajadi guru tidak akan dirasakan,

dan semuanya akan dijalani dengan senang hati. Namun apabila hal

ini tidak terwujud, maka dapat menjadi sebuah obsesi yang akan


(43)

Dalam hal ini, minat sangat berhubungan dengan pemusatan

perhatian, karena minat mempunyai peranan penting dalam

mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang.

Jadi minat belajar merupakan keinginan yang besar terhadap

sesuatu dan mempengaruhi hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu

yang diukur menggunkan angket minat dengan indikator minat yaitu (1)

ekspresi perasaan senang, (2) perhatian dalam belajar, (3) kemauan untuk

pengembangan diri, dan (4) keterlibatan siswa dalam pelajaran.

2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi

Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu Prestatie. Arifin

(1990:3) mengatakan bahwa prestasi adalah kemampuan, keterampilan,

dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Selain itu, prestasi

merupakan hasil meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang

telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu aktivitas tertentu.

Prestasi adalah kecakapan nyata dan dapat diukur, maka bersifat

sementara dan dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tes.

Karena dapat diukur, maka bersifat sementara dan dapat dipengaruhi

beberapa faktor yang ada. Winkel (1984:64) menyatakan bahwa prestasi

adalah bukti usaha yang dapat dicapai. Hasil dari usaha pembelajaran

perlu diukur secara langsung dengan menggunakan tes atau evaluasi,

yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tujuan


(44)

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi

adalah usaha yang dapat diukur secara langsung menggunakan tes.

b. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap

lingkungan (Hilgard dalam Pasaribu, 1983: 220). Perubahan tersebut

tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau

keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan oleh

obat-obatan.

Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalm setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang

pendidikan. Hal ini berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan

tersebut sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik

ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungna rumah atau

keluarganya sendiri (Muhibin, 1995: 5).

Secara umum, belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses

interaksi antara diri manusia dengan lingkungan, yang mungkin berwujud

pribadi, fakta, konsep, atau teori. Tiap proses belajar belajar

mengakibatkan perubahan dalam diri atau organisme yang belajar.

Perubahan itu tidaklah begitu terjadi dan kemudian lenyap kembali,

tetapi perubahan yang tidak tahan lama (awet) (Samuel Suetomo, 1982:


(45)

c. Unsur-unsur Belajar

Hariyanto dan Suyono (2011: 127) mengemukakan unsur-unsur

belajar antara lain :

1) Tujuan belajar yaitu membentuk makna. Makna diciptakan para

pembelajaran dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.

Konstruksi makna dipengaruhi oleh pengertian terdahulu yang telah

dimiliki siswa.

2) Proses belajar yaitu proses konstruksi makna yang berlangsung terus

menerus, setiap kali berhadapan dengan fenomena atau pengalaman

baru diadakan rekonstruksi, baik secara kuat atau lemah.

3) Hasil belajar belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai

hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya.

d. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai meliputi aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor. (Winkel, 1987: 36) mengemukakan

bahwa prestasi belajar siswa dikatakan sempurna jika memenuhi tiga

aspek, yaitu:

1) Aspek kognitif

Melalui aspek kognitif manusia menghadapi objek-objek dalam

bentuk-bentuk representatif yang menghadirkan objek-objek itu dalam

kesadaran, sehingga aktivitas mental berpikir sangat mempengaruhi.

Yang termasuk dalam aspek kognitif yaitu pengetahuan, pengertian,


(46)

2) Apek afektif

Melalui aspek afektif dapat belajar menghayati nilai dari

objek-objek yang dihadapi melalui alam, entah objek-objek itu berupa orang,

benda atau kejadian, dan dapat mengungkapkan perasaan dalam

bentuk ekspresi yang wajar. Yang termasuk dalam aspek afektif yaitu

penerimaan, memberi respon, penilaian, organisasi dan

mempribadikan nilai.

3) Aspek psikomotorik

Melalui aspek pikomotorik dapat belajar menghadapi dan

menangani objek-objek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia

itu sendiri. Yang termasuk dalam aspek psikomotorik yaitu respon

terbimbing, penciptaan, respon kompleks, respon mekanis, dan

penyesuaian atau kemahiran.

Dengan demikian prestasi belajaradalah hasil belajar yang telah

dicapai meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap

individu belajar dan menginginkan hasil yang baik, sehingga individu

harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasi belajar berhasil

dengan baik.

Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk

hidup belajar. Dengan menggunakan pembelajaran yang menarik siswa

akan mempunyai semangat dalam belajar sehingga prestasinya akan


(47)

e. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa sangat tergantung pada faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Faktor internal dan eksternal adalah dua hal yang

sangat menunjuang keberhasilan siswa dalam melakuan kegiatan belajar

(Muhibbin Syah, 1995: 153). Jadi untuk menghasilkan siswa berprestasi,

seorang pendidik harus mampu mensinergikan kedua faktor, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

siswa. Adanya faktor internal ini yang membuat prestasi belajar siswa

menjadi tinggi. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar

antara lain:

a) Bakat, merupakan dasar yang dibawa sejak lahir.

b) Kecerdasan, yaitu kesempurnaan perkembangan akal budi seperti

kepandaian dan ketajaman pikiran.

c) Minat, yaitu ketertarikan siswa pada suatu obyek yang relatif

menetap dan mengandung unsur senang.

d) Motivasi, yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar

atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu.

2) Faktor Eksternal

Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak


(48)

prestasi belajar. Faktor ini pengaruhnya tidaklah sebesar faktor

internal. Faktor eksternal antara lain:

a) Kualitas guru dalam penguasaan materi,

b) Model pembeljaran yang digunakan dalam mengajar,

c) Fasilitas mengajar, misalnya media dan alat peraga, dan

d) Lingkungan yang mendukung dan sebagainya.

Jadi, prestasi belajar merupakan hasil belajar akademik siswa yang

diperoleh selama proses pembelajaran setelah melakukan kegiatan belajar

yang diukur dengan menggunakan tes setelah melalui tiga aspek, yaitu:

(1) aspek kognitif, (2) aspek afektif, dan (3) aspek psikomotorik.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan belajar

mendasarkan pada suatu ide, bahwa siswa bekerjasama dalam belajar

kelompok dan masing-masing bertanggung jawab pada aktivitas belajar

anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat

menguasai materi pelajaran dengan baik (Suyatno, 2009: 15).

Pembelajaran kooperatif menekankan kerjasama antar siswa dalam

kelompok.

b. Unsur-usur Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu

diperhatikan, Purnomo, dkk (2008:370) berpendapat bahwa terdapat


(49)

1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau

berenang bersama”.

2) Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam

kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap dirinya sendiri,

dalam mempelajari materi yang dihadapi.

3) Para siswa harus berpandangan berpandangan bahwa mereka

semuanya memiliki tujuan yang sama.

4) Para siswa harus berbagi tugas dan tanggung jawab sama besarnya

diantara para anggota kelompok.

5) Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan

ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

6) Para siswa berbagai kepimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerjasama selama belajar.

7) Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara

individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Roger dan David Roger dan David Johnson dalam Lie (2002:31)

mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap

pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, empat

unsur model pembelajarangotong-royong harus diterapkan. Empat unsur

tersebut adalah:

1) Saling ketergantungan positif, keberhasilan suatu karya tergantung

dari usaha dan tanggung jawab antar setiap anggota kelompok,

sehingga sesama anggota kelompok harus memiliki rasa saling


(50)

2) Tanggung jawab perseorangan, keberhasilan belajar kelompok

ditentukan oleh banyak sedikitnya sumbangan dari setiap anggota

kelompok oleh karena itu setiap anggota bertanggung jawab untuk

menguasai materi pembelajaran.

3) Tatap muka, interaksi antar anggota kelompok memberikan

keuntungan bagi semua anggota kelompok karena memanfaatkan

kelebihan dan memberikan masukan masing-masing anggota

kelompok.

4) Evaluasi proses kelompok, evaluasi proses kerja kelompok

memberikan keuntungan bagi semua anggota kelompok karena dapat

memberikan kritik dan masukan kepada teman anggota

kelompoknya.

c. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif yaitu pencapaian hasil belajar

penerimaan terhadap perbedaan individu, pengembangan

keterampilansosial. Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif (Asma

Nur, 2006: 12-14), adalah:

1) Pencapaian hasil belajar

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa

model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep


(51)

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah penerimaan yang

luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, tingkat sosial,

kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif

memberi peluang kepada siwa yang berbeda latar belakang dan

kondisi untuuk bekerja saling bergantungan satu sama lain atas

tugas-tugas bersama.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Pembelajaran kooperatif mempunyai tujuan utuk mengajarkan

kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan

ini sangat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat dan

berorganisasi.

Jadi, model pembelajaran kooperatif merupakan model

pembelajaran dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dalam

kelompok tersebut siswa saling bertukar ide dan berdiskusi untuk

menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.

4. MetodeJigsaw

Jigsaw dianggap sebagai metode dalam penelitian sebagai berikut:

a. Pengertian Metode

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka

metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek


(52)

metode berasal dari kata “met” dan “hodes” yang berarti melalui. Sedangkan metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk

mencapai suatu tujuan. Sehingga dua hal penting yang terdapat dalam

sebuah metode adalah cara melakukan sesuatu dan rencana dalam

pelaksanaan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Metode merupakan cara untuk mengungkapkan kebenaran yang

objektif. Kebenaran tersebut merupakan tujuan, ementara metode itu

adalah cara. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang

diungkapkan benar-benar berdasarkan bukti ilmiah yang kuat. Oleh

karena itu, metode dapat diartikan pula sebagai prosedur atau rangkaian

cara yang secara sistematis dalam menggali kebenaran ilmiah.

b. Metode Jigsaw

Metode jigsaw merupakan suatu pembelajaran kooperatif dimana

dalam proses pembelajaran setiap siswa dalam kelompok disilang dan

memperoleh tugas yang berbeda. Anggota kelompok yang memperoleh

tugas yang sama dikumpulka menjadi satu dan membahas tugas tersebut.

Tiap anggota yang telah selesai mengerjakan harus kembali ke kelompok

semula untuk menyampaikan hasil pembahasan, sehingga kelompok

pembahas kembali ke kelompok semula dengan membawa berbagai

permasalahan yang berbeda untuk disampaikan kepada teman sejawat

dalam kelompok. Karakteristik pembelajaran kooperatif metode jigsaw

(Asma Nur, 2006: 51) yaitu:

1) Setiap kelompok beranggotakan 3-4 orang,


(53)

3) Setiap kelompok terdiri dari siswa yang berbeda kemampuannya, dan

4) Bahan atau materi dibangun menjadi beberapa bagian sesuai dengan

jumlah anggota kelompok.

Dalam hal ini, jigsaw dianggap sebagai metode, karena metode

merupakan suatu jalan yang dilalui untuk mencapai uatu tujuan.

Jigsaw merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang

memiliki kesamaan dengan teknis “pertukaran dari kelompok ke kelompok lain” (group to group exchange) dengan suatu perbedaan pentig yaitu setiap peserta didik mengajarkan sesuatu.

c. Keunggulan Metode Jigsaw

Metodejigsaw memiliki beberapa keunggulan untuk meningkatkan

atau mengembangkan potensi diri siswa. Purnomo, dkk (2008:372-373)

keunggulan metodejigsaw dibanding metode-metode lain, yaitu:

1) Dapat menambah kepercayaan siswa akan kemampuan berpikir

kritis.

2) Setiap siswa akan memiliki tanggung jawab akan tugasnya.

3) Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau

gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah.

4) Dapat meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa harga

diri dan hubungan interpersonal yang positif.

5) Waktu pelajaran lebih efisien dan efektif.


(54)

Pada penelitian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa keunggulan

metodejigsaw sangat efisien dalam meningkatkan dan mengembangkan

potensi, sosial dan tanggung jawab pada diri siswa terhadap

tugas-tugasnya.

Jadi, metode jigsawmerupakansuatu pembelajaran kooperatif

dimana dalam proses pembelajaran setiap siswa dalam kelompok disilang

dan memperoleh tugas yang berbeda. Anggota kelompok yang

memperoleh tugas yang sama dikumpulka menjadi satu dan membahas

tugas tersebut. Tiap anggota yang telah selesai mengerjakan harus

kembali ke kelompok semula untuk menyampaikan hasil pembahasan,

sehingga kelompok pembahas kembali ke kelompok semula dengan

membawa berbagai permasalahan yang berbeda untuk disampaikan

kepada teman sejawat dalam kelompok

5. Mata Pelajaran IPS a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan bidang kajian yang

mempelajari politik, ekonomi, budaya dan aspek-aspek lingkungan dari

suatu masyarakat pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang

(Maxim dalam Rismiati, 2008: 16).

Ilmu Pengetahuan Sosial juga membawa hubungan antara manusia

dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik

tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan


(55)

Pendidikan IPS berusaha membantu memecahkan permasalahan

yang dihadapi seseorang sehingga menjadikan orang tersebut semakin

mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya, sehingga

pengajaran IPS tidak hanya ditekankan pada teori saja tetapi memerlukan

penerapan dalam kehidupan sehari-hari seperti hidup bermasyarakat dan

berhubungan sosial lainnya.

b. Tujuan IPS

Banyak para ahli mengungkapkan mengenai tujuan pembelajaran

IPS, mereka sering mengkaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan

dan penekanan dari program pendidikan. Pendidikan IPS bertujuan untuk

mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam

kehidupannya di masyarakat (Gross dalam Etin, 2007: 14).

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik

dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan

lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur

pendidikan dan pembekalan. Penekanan pembelajaranya bukan sebatas

pada upaya mencekoki atau menjejali siswa dengan sejumlah konsep

yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka

mampu menjadikan apa yang dipeajarinya sebagai bekal dalam


(56)

lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Etin S. dan Raharjo, 2007:15).

Bertolak dari definisi di atas secara umum, dapat dikatakan bahwa

pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang

berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupaya sendiri ditengah-tengah

kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga

negara yang baik dan bertanggung jawab serta sebagai bekal bagi dirinya

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Jadi pelajaran IPS adalah bidang kajian yang mempelajari politik,

ekonomi, budaya dan aspek-aspek lingkungan dari suatu masyarakat

pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

B.Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siskandar (2009, Vol.

No.178)dengan judul “Keefektifan Pendekatan Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa”ditemukan bahwa cooperative learning sangat efektif dalam meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar mahasiswa pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan tahun ajaran

2007/2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada siklus I

60,69%, siklus II 71,16%, siklus III 80,77%, dan hasil belajar siswa siklus I

5,95, siklus II 6,71, siklus III 7,62. Hasil menunjukkan bahwa penerapan

pendekatan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil


(57)

Penelitian yang dilakukan oleh Ismajanti dan Huni Abdullah (2012, Vol

10, No.1) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn

Siswa Sekolah Dasar”ditemukan bahwa kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas IV pada mata pelajaran PKn pada

semester 2011-2012. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa pada

siklus I 60,97 siklus II 64,72 siklus III 89,58. Hasil menunjukkan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawdapat meningkatkan dan

hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Yuni Nurhaeni (2011: Vol 12, No.1)

dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IX SMPN 43

Bandung” diperoleh dengan menggunakan instrumen prestasi dan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, dengan memaparkan data apa adanya yang

terjadi di kelas pada saat proses pembelajaran. Tindakan yang diberikan pada

subyek penelitian berupa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan

menggunakan empat siklus. Tahap penelitian meliputi tahap perencanaan

tindakan, pelaksanaan, observasi tindakan, dan tahap refleksi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada

kompetensi meningkatkan pemahaman pelajaran fisika konsep listrik berhasil

meningkatkan. Meningkatnya pemahaman siswa terhadap pelajaran fisika

konsep listrik dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa mulai dari


(58)

Dari hasil penelitian di atas, peneliti mencoba menyimpulkan bahwa

model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa. Selain itu, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

metode jigsaw peneliti mencoba untuk meningkatkan minat belajar siswa.

Berikut ini secara ringkas akan disajikan kerangka penelitian yang

dilakukan.

Gambar 2.1 Literatur map penelitian yang relevan

Pembelajaran Kooperatif

Minat dan Prestasi Belajar

Kooperatif metode jigsaw

Siskandar “Keefektifan Pendekatan Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Belajar Mahasiswa”

Ismajanti dan Husni Abdullah “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Siswa

Sekolah Dasar”

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw

Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok Tahun Ajaran 2012/2013

Yuni Nurhaeni “Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


(59)

C.Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPS bukanlah proses untuk memindahkan pengetahuan dari

guru ke siswa, tetapi merupakan kegiatan yang memungkinkan siswa untuk

membangun pengetahuannya sendiri. Minat dan prestasi belajar siswa dalam

proses pembelajaran di kelas merupakan salah satu kunci keberhasilan

pembelajaran yang berlangsung. Tanpa adanya minat belajar siswa, maka

tujuan pembelajaran IPS yang sudah direncanakan akan sulit untuk dicapai.

Oleh karena itu, perlu adanya upaya peningkatan kualitas pendidikan yang

diawali dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran yang merupakan

kegiatan utama di skolah. Salah satu upaya yang dapat ditempuh yaitu dengan

mengembangkan pembelajaran yang pada menekankan interaksi dengan teman

sebaya.

Metode jigsaw merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat

mengkondisikan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena setiap

siswa membutuhkan siswa yang lain untuk saling bekerjasama dalam

menyelesaikan tugas pembelajaran. Dalam model pembelajaran kooperatif,

keterampilan sosial secara sengaja diajarkan kepada siswa ketika siswa diskusi

dengan tujuan untuk membimbing siswa agar dapt berkolaborasi, bekerjasama

dan bersosialiasi antar kelompok. Selain itu, pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk bertatap

muka dengan siswa lain, sehingga semua anggota kelompok berinteraksi saling

berhadapan dengan menerapkan keterampilan bekerjasama untuk menjalin


(60)

Dengan demikian, setiap siswa dapat saling menjadi sumber belajar bagi

siswa yang lain. Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran

dalam bentuk kelompok, setiap anggota memiliki tanggung jawab yang besar

baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap kelompoknya. Setiap siswa

mempunyai kewajiban untuk mengolah semua informasi yang ia terima dari

kelompok ahli sehingga menjadi satu pengetahuan yang akan ia sampaikan

kepada teman satu kelompok asalnya. Dengan demikian, setiap siswa dituntut

untuk terlibat aktif dalam diskusi dan berkomunikasi sehingga tujuan

kelompok tercapai. Pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif metode jigsaw ini diharapkan dapat membuat semua siswa terlibat

(minat belajar siswa) dalam proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi

belajar siswa SDNegeri Kalongan Depok.

D.Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dalam

meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri

Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013 dengan membagi siswa

kedalam beberapa kelompok asal, kemudian siswa berkumpul kedalam

kelompok ahli sesuai materi yang didapatkan, setelah siswa berdiskusi

dengan kelompok ahli, siswa kembali kedalam kelompok asal dan

mensharingkanapa yang telah ia dapat dari kelompok ahli dan

perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok


(61)

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode jigsawdalam

meningkatakan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok

tahun ajaran 2012/2013 dengan memberikan lembar angket siswa,

wawancara.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode jigsawdalam

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan

Depok tahun ajaran 2012/2013 dengan memberikan soal evaluasi disetiap


(62)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini akan membahas mengenai metode penelitian yang terdiri dari jenis

penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, rancangan penelitian, instrumen

penelitian, validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yang masih termasuk dalam rumpun kualitatif. PTK adalah

penelitian tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas proses dan

hasil belajar sekelompok peserta didik. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc

Taggart (2001: 63-65), penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses

berdaur atau siklus. Siklus tersebut secara umum dapat digambarkan dalam

bagan seperti berikut, adalah:

Gambar 3.1

Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart (2001)

PERENCANAAN

PELAKSANAAN PENGAMATAN REFLEKSI

Menyimpulkan Hasil Penelitian

PENGAMATAN PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I

PELAKSANAAN SIKLUS II


(63)

Model Kemmis dan Taggart dalam (Kasbolah 2001: 63-65)

mengembangkan modelnya berdasarkan konsep asli Lewin yang

disesuaikan dengan berbagai pertimbangan. Dalam perencanaannya,

Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali

merupakan suatu persiapan pemecahan permasalahan sehingga peneliti

dapat mencapai tujuan dari penelitian yang dilakukan.

Rencana penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap

siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus

tahap pertama, yaitu perncanaan penelitian, untuk membantu peneliti

melihat hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung, tahap kedua yaitu

tindakan, selanjutnya adalah tahap pengamatan. Tahap ini dimana peneliti

mengamati terhadap apa saja yang terjadi ketika tindakan berlangsung.

Peneliti mencatat apa yang terjadi untuk memperoleh data yang

akurat. Tahap terakhir adalah refleksi. Pada tahap ini, peneliti

mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan apa yang sudah

sesuai dan menyusun rencana mengenai tindakan apakah yang akan

diberikan agar siklus kedua menunjukkan keberhasilan dari tujuan

penelitian.

B.Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kalongan Depok, yang

beralamat di Jalan Yogya-Solo KM 8,5, Maguwoharjo, Depok, Sleman,


(64)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kalongan

Depok tahun ajaran 2012/2013 berjumlah 20 siswa, terdiri dari 10 siswa

laki-laki dan 10 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar IPS melalui

model pembelajaran Kooperatif metodejigsaw pada mata pelajaran IPS

materi “Mengenal pentingya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat”, siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok. 4. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Juli 2013. Secara rinci

waktu penelitian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.1. Rincian Waktu Penelitian

No Keterangan

Bulan

Jan Fe

b

M

ar

Apl Mei Ju

n

i

Ju

li

1. Observasi Pra Penelitian

2. Penyusunan proposal penelitian

3. Permohonan Ijin Penelitian

4. Pengumpulan Data

5. Pengolahan data

6. Penyusunan Laporan


(1)

(2)

Foto Kegiatan Pembelajaran

Saat guru membagi siswa

ke dalam kelompok asal

Suasana kelas awal

pelajaran

Siswa masuk ke dalam

kelompok asal

Dalam

kelompok

ahli

siswa berdiskusi


(3)

Perwakilan siswa

mempresentasikan hasil

diskusinya

Suasana kelas awal

pelajaran

Siswa berdiskusi dalam

kelompok ahli

Siswa mengerjakan soal

evaluasi di akhir


(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Fransisca Ajeng Lestari merupakan anak tunggal dari pasangan (alm) Fx. Panghiutan Sibarani dan Chr. Dewi Anggraini, B.A. Lahir di Jakarta, 14 November 1991. Pendidikan awal dimulai di PG/TK Sang Timur Ciledug, tahun 1994-1997. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN Kutajaya IV, tahun 1997-2003. Dilanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP Maria Mediatrix Tangerang, tahun 2003-2006. Tahun 2006-2009 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas di SMA Maria Mediatrix Tangerang. Kemudian menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2009.


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw siswa kelas II MI Al Masthuriyah Bekasi

0 3 122

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: penelitian tindakan pada siswa kelas IV MI Miftahul Falah Depok

2 5 113

Upaya peningkatan kreativitas belajar biologi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 7 116

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42

Upaya meningkatkan motivasi, kreativitas, dan prestasi belajar IPA dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 0 7

Upaya meningkatkan motivasi, kreativitas, dan prestasi belajar IPA dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 0 5