zaman yang sangat modern seperti saat ini. Di lapangan, peneliti melihat bahwa beberapa nilai sudah tidak mereka pentingkan lagi, seperti menjaga
relasi baik hanya dengan teman yang menguntungkan, menerima bantuan dari teman tetapi jarang memberi bantuan, dan mengikuti acara adat hanya
karena ingin senang-senang. Hal ini membuktikan bahwa karakter penerimaan diri dan sosial remaja Suku Dayak saat ini kurang baik dan
karakter tersebut harus ditanamkan kembali dan dapat dimulai dari dunia sekolah.
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain: 1.
Penelitian terdahulu mengenai evaluasi pendidikan karakter Barus, 2015 dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di
beberapa SMP belum menunjukkan hasil yang optimal. Guna menindaklanjuti hasil evaluasi pendidikan karakter terdahulu, peneliti
melakukan penelitian terkait dengan implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial pada remaja SMP.
2. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Heriyadi 2013 terkait peningkatan karakter penerimaan diri dan sosial melalui layanan konseling realita, menunjukkan
87 siswa mengalami peningkatan pada nilai pretest dan posttest. Dengan
demikian, karakter penerimaan diri dan sosial dapat ditingkatkan dengan berbagai metode konseling.
3. Rubiningsih 2016 mengungkapkan bahwa pendekatan experiential
learning sangat efektif digunakan sebagai upaya meningkatkan karakter siswa, karena pendekatan experiential learning lebih mengutamakan
pengalaman siswa dalam proses pembelajaran dan siswa mengalami langsung manfaat yang dimaksudkan oleh guru BK.
G. Kerangka Berpikir
Sejatinya, pendidikan karakter merupakan bagian esensial yang menjadi tugas sekolah tetapi selama ini kurang mendapatkan perhatian. Pendidikan
karakter seharusnya dipahami sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antarsesama, dan
lingkungannya. Pendidikan karakter di sekolah pada kenyataannya kurang terinternalisasi
pada diri siswa terutama pada karakter penerimaan diri dan sosial, sehingga karakter tersebut harus ditanamkan dengan lebih baik lagi dan perlu
ditingkatkan dengan cara yang lebih efektif. Layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning dapat membantu tercapainya
penanaman karakter yang lebih efektif pada diri siswa, karena kekuatan experiential learning dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
melalui pengalaman langsung sehingga bukan hanya pemahaman siswa, tetapi
juga penghayatan mereka terhadap pendidikan karakter yang dapat dtingkatkan.
Gambar 2. 4 Bagan Kerangka Berpikir H.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan, maka hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ho : Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning secara signifikan tidak efektif
meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB
SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar Tahun Ajaran 20152016.
Ha : Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
secara signifikan
efektif meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB
SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar Tahun Ajaran
20152016.
50
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan jenis penelitian, subjek dan setting penelitian lokasi dan waktu penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, uji validitas dan
reliabilitas, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan pre-experimental one-group pretest-posttest design. Menurut
Sugiyono 2013 bahwa hasil penelitian pre-experimen merupakan variabel dependen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan
sampel tidak dipilih secara random. Desain ini merupakan teknik untuk mengetahui efek sebelum dan sesudah perlakuan. Maka dalam penelitian ini
sebelum perlakuan subyek penelitian terlebih dahulu diberikan pre-test tes awal dan diakhir perlakuan diberi post-test tes akhir.
Tujuan penggunaan desain ini adalah mengukur peningkatan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga
Nyarumkop, Kal-Bar antara sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiantial learning, dan
menganalisis seberapa efektif implementasi pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop,
Kal-Bar. Desain penelitian yang digunakan akan digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut.