2. Signifikansi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter
penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIIB SMP
St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 20152016 antara sebelum dan sesudah implementasi.
Untuk menguji hipotesis penelitian yaitu efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning digunakan uji T Wilcoxon. Hasil uji T sampel berpasangan untuk mengetahui efektivitas pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial pada siswa kelas
VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 20152016 tampak pada Tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4. 2 Uji T Berpasangan Pretest-Posttest Karakter Penerimaan Diri dan Sosial
Siswa Kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-Bar tahun ajaran 20152016
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Pretest 21
42 76
63.24 6.964
Posttest 21
60 79
66.81 4.966
Valid N listwise
21
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
posttest – pretest Negative
Ranks 6
a
6.83 41.00
Positive Ranks 13
b
11.46 149.00
Ties 2
c
Total 21
a. posttest pretest
b. posttest pretest c. posttest = pretest
Peningkatan hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning dihitung melalui SPSS.16 dengan rumus Two Related Sample Test Wilcoxon menghasilkan mean atau rata-rata dari 21 siswa, sebelum
adanya perlakuan pretest nilainya yaitu 63,24 dan sesudah adanya perlakuan posttest nilainya berubah menjadi 66,81. Sehingga, dapat
dikatakan adanya peningkatan bila ditinjau dari selisih rata-rata yakni 3,57. Artinya, bila dilihat dari perhitungan antara pretest dan posttest, memang
Test Statistics
b
posttest –
pretest Z
-2.178
a
Asymp. Sig. 2- tailed
.029 a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
terlihat adanya perbedaanperubahan angka maka ada dampak yang signifikan. Kemudian bila dilihat dari standar deviasi untuk pretest yaitu
6,964 dan posttest yaitu 4,966. Hal ini dapat memberikan arti bahwa titik data individu jauh dari nilai rata-rata. Kemudian jika dilihat dari sisi nilai
maksimun pretest dan posttest juga mengalami kenaikan sebanyak 3 angka. Ini menandakan adanya kenaikan dari sisi nilai maksimum pretest
dan posttest. Artinya, bila dilihat dari perhitungan statistika memang terlihat adanya perbedaanperubahan angka maka dapat disimpulkan ada
dampak yang signifikan. Meskipun demikian, perhitungan perlu dilanjutkan untuk mengetahui signifikansi peningkatannya.
Perhitungan dengan rumus Two Related Sample Test Wilcoxon, memperoleh: nilai mean rank dan sum of ranks dari kelompok negative
ranks, positive ranks, dan ties. Negative ranks artinya sampel dengan nilai kelompok
kedua posttest
lebih rendah
dari nilai
kelompok pertama pretest. Pada Tabel 4.2 Terlihat bahwa ada 6 nilai dari kelompok kedua lebih rendah dari nilai kelompok pertama
postpre=6. Sedangkan positive ranks adalah sampel dengan nilai kelompok kedua posttest lebih tinggi dari nilai kelompok pertama
pretest. Tampak pada Tabel 4.2 bahwa ada 13 nilai dari kelompok kedua yang lebih tinggi dari nilai kelompok pertama postpre=13. Sementara
itu, ties adalah nilai kelompok kedua posttest sama besarnya dengan nilai kelompok pertama pretest. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa ada 2
nilai dari kelompok kedua yang sama besarnya dengan nilai kelompok
pertama post=pre=2. Simbol N menunjukkan jumlahnya, Mean Rank adalah peringkat rata-ratanya dan sum of ranks adalah jumlah dari
peringkatnya. Hasil perhitungan Two Related Sample Test Wilcoxon memperoleh,
nilai Z sebesar -2,178, dengan p value Asymp. Sig 2 tailed sebesar 0,029 di mana lebih besar dari batas kritis penelitian yakni 0,05 0,0290,05.
Artinya, keputusan hipotesis adalah adalah Ho ditolak. Jadi, pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning secara signifikan efektif meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop, Kal-
Bar.
3. Peningkatan hasil pendidikan karakter penerimaan diri dan sosial