29
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar
serta materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi dan ditindaklanjuti oleh masing-masing
guru. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan evaluasi hasil belajar, evaluasi proses pelaksanaan
pembelajaran, dan evaluasi rencana pembelajaran BSNP, 2006: 22. RPP adalah rancangan pembelajaran yang akan diterapkan guru dalam
pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan dari RPP ini seorang guru diharapkan bisa
menerapkan pembelajaran secara terprogram baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan. RPP juga harus memiliki daya terap yang tinggi.
Secara teknis rencana pembelajaran minimal mencakup komponen- komponen sebagai berikut:
1. Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar. 2. Tujuan pembelajaran.
3. Materi pembelajaran. 4. Pendekatan dan metode pembelajaran.
5. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran. 6. Alat dan sumber belajar.
30
7. Evaluasi pembelajaran. Langkah-langkah yang patut dilakukan guru dalam menyusun RPP
menurut Muslich adalah: 1. Ambillah satu unit pembelajaran dalam silabus yang akan diterapkan dalam
pembelajaran. 2. Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit
trsebut. 3. Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.
4. Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator tersebut. 5. Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran
tersebut. 6. Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. 7. Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan
pembelajaran. 8. Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran menjadi lebih dari satu
pertemuan. Pembagian dari setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satuan tujuan pembelajaran atau sifat tipe jenis materi pembelajaran.
9. Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari dua jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu
pertemuan. Pembagian dari setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satu tujuan pembelajaran atau sifat tipe jenis materi pertemuan.
31
10. Sebutkan sumber media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran secara konkret dan untuk setiap bagian unit pertemuan.
11. Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penilaian yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika bentuk instrumen berbentuk tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana rambu-rambu
penilaiannya dan atau kunci jawabannya. Jika penilaiannya berbentuk proses, susunlah rubriknya dan indikator masing-masingnya.
2.2.3.2 Bahan Ajar Pembelajaran Sastra di SMA
Masalah yang kita hadapi sekarang adalah menentukan bagaimana pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan yang maksimal untuk pendidikan
secara utuh Rahmanto, 1988: 16. Untuk itu bahan ajar yang akan disampaikan hendaknya mencakup:
1. Membantu keterampilan berbahasa Mengikutsertakan pengajaran sastra dalam kurikulum berarti akan
membantu siswa berlatih keterampilan membaca dan mungkin ditambah sedikit keterampilan menyimak, wicara, dan menulis yang masing-masing erat
hubungannya. 2. Meningkatkan pengetahuan budaya
Setiap karya sastra selalu menghadirkan “sesuatu” dan kerap menyajikan banyak hal yang apabila dihayati benar-benar akan semakin
menambah pengetahuan yang menghayatinya. Suatu bentuk pegnetahuan
32
khusus yang harus selalu dipupuk dalam masyarakat adalah pengetahuan tentang budaya yang dimilikinya.
3. Mengembangkan cipta dan rasa Penting sekali kiranya memandang pengajaran sebagai proses
pengembangan individu secara keseluruhan. Oleh karenanya, hendaknya kecakapan itu dikembangkan secara harmonis. Dalam hal pengajaran sastra,
kecakapan yang perlu dikembangkan adalah kecakapan yang bersifat indra, yang bersifat penalaran, yang bersifat afektif, yang bersifat sosial.
4. Menunjang pembentukan watak Dalam hal ini hendaknya mampu membina perasaan siswa agar
menjadi lebih tajam. Hal lain yang bisa disumbangkan adalah memberikan bantuan dalam usaha mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa.
Selanjutnya, Rahmanto 1988: 26 – 33 menjelaskan berdasarkan
pendapatnya mengenai tiga aspek yang mempertimbangkan jika ingin memilih bahan pengajaran sastra, yaitu sebagai berikut:
1 Bahasa Agar pengajaran sastra berhasil, guru perlu mengembangkan
keterampilan khusus untuk memilih bahan pengajaran sastra yang bahasanya sesuai dengan tingkat penguasaan peserta didik. Aspek kebahasaan dalam
sastra ini tidak hanya ditentukan oleh masalah-masalah yang dibahas, tetapi juga faktor-faktor lain seperti: cara penulisan yang dipakai si pengarang, ciri-
ciri karya sastra pada waktu penulisan karya itu, dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang.
33
2 Psikologi Dalam menulis bahan pengajaran sastra, tahap-tahap perkembangan
psikologi perlu diperhatikan karena sangat besar pengaruhnya terhadap minat dan keengganan peserta didik dalam segala hal. Tahap perkembangan
psikologis ini juga sangat besar pengaruhnya terhadap daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerjasama, dan kemungkinan pemahaman
situasi atau pemecahan problem yang dihadapi. Berikut ini pengelompokan berdasarkan tahap-tahap perkembangan
psikologis peserta didik: a.
Tahap pengkhayal 8 sampai 9 tahun Pada tahap ini imajinasi anak belum banyak diisi hal-hal nyata
tetapi masih penuh dengan berbagai macam fantasi kekanakan. b.
Tahap romantik 10 sampai 12 tahun Pada tahap ini anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan
mengarah ke realitas. Meski pandangannya tentang dunia ini masih sangat sederhana, tapi pada tahap ini anak telah menyenangi cerita-cerita
kepahlawanan, petualangan dan bahkan kejahatan. c.
Tahap realistik 13 sampai 16 tahun Sampai tahap ini anak-anak sudah benar-benar terlepas dari dunia
fantasi dan sangat berminat pada realitas atau apa yang benar-benar terjadi. Mereka terus berusaha mengetahui dan siap mengikuti dengan
teliti fakta-fakta untuk memahami masalah-masalah dalam kehidupan yang nyata.
34
d. Tahap generalisasi umur 16 tahun dan selanjutnya
Pada tahap ini anak sudah tidak lagi hanya berminat pada hal-hal praktis saja tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-konsep
abstrak dengan menganalisis suatu fenomena. Dengan menganalisis fenomena, mereka berusaha menemukan dan merumuskan penyebab
utama fenomena itu yang kadang-kadang mengarah ke pemikiran filsafati untuk menentukan keputusan-keputusan moral.
3 Latar Belakang Budaya
Biasanya peserta didik akan mudah tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang yang erat hubungannya dengan latar belakang kehidupan
mereka, terutama bila karya sastra itu menghadirkan tokoh yang berasal dari lingkungan mereka dan mempunyai kesamaan dengan mereka atau dengan
orang-orang di sekitar mereka. Di masa lalu peserta didik terpaksa mempelajari karya sastra dengan latar belakang budaya yang tidak dikenalnya, maka harus
ada kesadaran bahwa karya sastra hendaknya menghadirkan sesuatu yang erat hubungannya dengan kehidupan peserta didik dan peserta didik hendaknya
terlebih dahulu memahami budayanya sebelum mencoba mengetahui budaya lain.
Lewat karya sastra yang dibacanya, asalkan para guru dapat memilihkan bahan bacaan dengan tepat, peserta didik akan dapat mengenal budaya asing
yang lain dibanding dengan budaya mereka sendiri.
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini disajikan metodologi penelitian. Metodologi yang digunakan meliputi: jenis penelitian, subjek penelitian, sumber data, data
penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis. Penelitian ini akan menguraikan mengenai, tokoh, alur, latar, tema, sudut pandang, dan bahasa.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hal ini didasarkan pada data dalam penelitian ini yang berupa teks tulis, yaitu cerpen yang diambil dari
buku kumpulan cerpen Ibu Pergi ke Surga karya Sitor Situmorang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis.
3.2 Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah salah satu cerpen dalam kumpulan cerpen Ibu Pergi ke Surga karya Sitor Situmorang yang berjudul Ibu Pergi ke
Surga. Penelitian ini menganalisis unsur intrinsik cerpen dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA kelas X semester I.