Alur Plot Unsur Intrinsik Cerpen .1 Tokoh

14 Teknik pelukisan tokoh seperti di atas bersifat sederhan dan cenderung ekonomis. Hal inilah kelebihan teknik analitis tersebut. Pengarang dengan cepat dan singkat dapat mendeskripsikan kedirian tokoh ceritanya. b. Teknik Dramatik Penampilan tokoh cerita dalam teknik dramatik, artinya mirip dengan yang ditampilkan pada drama, dilakukan secara tak langsung. Artinya, pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan juga melalui peristiwa yang terjadi.

2.2.2.3 Alur Plot

Alur plot merupakan unsur terpenting, bahkan tidak sedikit orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting di antara berbagai unsur fiksi lain. Secara tradisional, orang sering menyamakan alur plot dengan istilah alur atau jalan cerita. Penyamaan antara alur plot dengan jalan cerita atau mendefinisikan alur plot sebagai jalan cerita sebenarnya kurang tepat. Alur plot memang mengandung unsur jalan cerita, tepatnya peristiwa demi peristiwa yang susul- menyusul, namun ia lebih dari sekedar rangkaian peristiwa Nurgiyantoro, 2009: 111. 15 Walau cerita rekaan berbagai ragam coraknya, ada pola-pola tertentu yang hampir selalu terdapat di dalam sebuah cerita rekaan, Sudjiman, 1988: 30 – 36, struktur umum alur dapatlah digambarkan sebagai berikut: a. Tahap awal Tahap awal beginning sering dikenal dengan tahap perkenalan. Tahap ini berisi sejumlah informasi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap berikutnya. Tahap ini juga masih dibagi menjadi tiga, yaitu paparan exposition, rangsangan incitingmoment, gawatan rising action Sudjiman, 1988: 30. 1 Paparan exposition Paparan biasanya merupakan fungsi utama awal suatu cerita Sudjiman, 1988: 32. Tentu saja bukan informasi selengkapnya yang diberikan, melainkan keterangan sekadarnya untuk memudahkan pembaca mengikuti kisah selanjutnya. Selain itu, situasi yang digambarkan pada awal harus membuka kemungkinan cerita itu berkembang. 2 Rangsangan inciting moment Rangsangan adalah peristiwa yang mengawali timbulnya gawatan Sudjiman, 1988: 32. Rangsangan sering ditimbulkan oleh masuknya seorang tokoh baru yang berlaku sebagai katalisator. Namun, tidak ada patokan tentang panjang paparan, kapan disusul oleh rangsangan, dan beberapa lama sesudah itu sampai pada gawatan. 16 3 Gawatan rising action Konflik-konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin mencekam dan menegangkan. Konflik-konflik, pertentangan-pertentangan, benturan-benturan antar kepentingan, masalah, dan tokoh yang mengarah ke klimaks semakin tak dapat dihindari. b. Tahap tengah Tahap tengah middle sering disebut dengan tahap pertikaian. Tahap ini menampilkan pertentangan yang sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya, menjadi semakin meningkat dan menegangkan. Tahap ini juga dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap tikaian conflict, tahap rumitan complication, tahap kimaks. 1 Tikaian conflict Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua kekuatan yang bertentangan Sudjiman, 1988: 42; satu diantaranya diwakili oleh manusia atau pribadi yang biasanya menjadi protagonis dalam cerita. Protagonis itu dapat dari kekuatan alam, masyarakat, dan orang tua atau tokoh lain. 2 Tahap rumitan complication Perkembangan dari gejala mulai tikaian menuju ke klimaks cerita disebut rumitan Sudjiman, 1988: 34. Tanpa rumitan yang 17 memadai, tikaian akan lambat. Oleh karena itu, penciptaan dan cara mengendalikan rumitan menunjukkan kemahiran pengarang. 3 Tahap klimaks Klimaks tercapai apabila rumitan mencapai puncak kehebatan Sudjiman, 1988: 41. Konflik-konflik atau pertentangan yang terjadi atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik puncak. c. Tahap akhir end Tahap akhir end sering disebut juga dengan tahap peleraian. Tahap ini menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks. Jadi, bagian ini berisi bagaimana kesudahan cerita atau menyarankan pada hal bagaimanakah akhir sebuah cerita. Tahap ini juga dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap leraian falling action, dan tahap selesaian denouement. 1 Tahap leraian Leraian yang menunjukkan perkembangan peristiwa ke arah selesaian. Dalam menghadapi tikaian ada kalanya diturunkan orang atau barang yang muncul dengan tiba-tiba dan memberikan pemecahan atau jalan keluar atas kesulitan itu Sudjiman, 1988: 35. 2 Tahap selesaian Selesaian bukan penyelesaian masalah yang dihadapi tokoh cerita. Selesaian adalah bagian akhir atau penutup cerita Sudjiman, 1988: 35-36. Selesaian dapat mengandung penyelesaian masalah yang 18 menyenangkan atau menyedihkan, penyelesaian dalam keadaan yang penuh ketidakpastian, ketidakjelasan, atau ketidakpahaman.

2.2.2.4 Latar Setting

Dokumen yang terkait

Analisis intrinsik cerpen ``Ibu Pergi Ke Surga`` karya Sitor Situmorang dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA kelas X semester 1

0 14 96

Unsur intrinsik cerpen ``Hanya Nol Koma Dua`` karya Liliek Septiyanti dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA - USD Repository

0 3 84

UNSUR INTRINSIK CERPEN “TAKSI” KARYA DONNA WIDJAJANTO DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP KELAS IX SEMESTER 1

0 5 181

Unsur intrinsik cerpen `monumen` karya NH. Dini dan implementasinya dalam pembelajaran cerpen di SMP kelas IX semester 1 - USD Repository

1 5 117

Analisis unsur intrinsik karya sastra dalam film Denias: Senandung Di Atas Awan dan implementasinya dalam pembelajaran di SMA kelas X - USD Repository

0 0 128

Unsur intrinsik cerpen ``Maling`` karya Kiswondo dan implementasinya dalam pembelajaran di SMA kelas X semester I - USD Repository

0 8 149

ANALISIS STRUKTURAL CERPEN “KARTU POS DARI SURGA” KARYA AGUS NOOR DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN CERPEN DI SMA

0 0 103

Unsur intrinsik cerpen ``Tukang Semir dan Anjingnya`` karya Suheri dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA - USD Repository

0 5 117

UNSUR INTRINSIK CERPEN “DOA SANG IBU” KARYA IRZAM CHANIAGO DODDY DAN IMPLEMENTASINYA DALAM BENTUK SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS X SEMESTER I SKRIPSI

0 14 110

Struktur puisi ``Sajak Ibu`` karya Wiji Thukul dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA kelas X semester 1 - USD Repository

0 0 134