pada realitas. Mereka terus berusaha meneliti fakta-fakta untuk memahami masalah-masalah dalam kehidupan nyata. Tahap terakhir adalah tahap generalisasi
16 tahun dan selanjutnya. Pada tahap ini anak sudah tidak berminat lagi pada hal-hal praktis saja tetapi berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak
dengan menganalisis suatu fenomena yang kadang-kadang mengarah ke pemikiran filsafati untuk menentukan keputusan-keputusan moral.
Ketiga latar belakang budaya, biasanya siswa akan mudah tertarik pada karya-karya dengan latar belakang kehidupan mereka. Guru hendaknya
memahami apa yang diminati oleh siswa, sehingga dapat menyajikan suatu karya sastra yang tidak terlalu menuntut gambaran di luar jangkauan kemampuan
pembayangan yang dimiliki oleh para siswa. Bahan pengajaran sangat penting bagi siswa. Agar siswa dapat belajar
dengan baik maka bahan yang disajikan haruslah tepat. Menurut Imron via Rinastuty, 2006:18 kriteria pengajaran yang baik haruslah mempertimbangkan
faktor-faktor berikut: a.
Cukup menarik. Apabila bahan pengajaran menarik hal ini akan dapat menggugah rasa ingin tahu siswa dan menimbulkan hasrat belajar.
b. Isinya relevan dengan tujuan belajar sehingga tujuan belajar dapat
tercapai. c.
Mempunyai sekuensi atau urutan penyajian dari yang sederhana hingga yang kompleks.
d. Memuat informasi yang dibutuhkan.
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul “Analisis Unsur Fisik dan Unsur Batin dalam Puisi Seonggok Jagung Karya W. S. Rendra dan Implementasinya Dalam
Pembelajarn Sastra di SMA” termasuk jenis penelitian kualitatif. Menurut Moleong 2007: 6, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini
termasuk penelitian kualitatif karena peneliti menguraikan data berupa kata-kata, kalimat, dan paragraf, bukan berupa angka-angka.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Kata struktural mempunyai arti kesatuan yang terdiri atas bagian-
bagian yang saling berkaitan dalam memberi makna Waluyo, 1992: 93. Pendekatan struktural dilakukan sebagai dasar pengkajian unsur dalam karya
sastra. Unsur yang dianalisis dalam puisi “Seonggok Jagung” adalah unsur batin yang terkandung dalam puisi tersebut.
3.1 Data dan Sumber Data Penelitian
Data penelitian ini diambil dari kumpulan puisi Rendra yang berjudul “Potret Pembangunan dalam Puisi”. Kumpulan puisi tersebut diterbitkan pada
Tahun 1980 oleh Penerbit Lembaga Studi Pembangunan. Sumber data dalam penelitian ini berupa puisi karya W. S. Rendra yang
berjudul “Seonggok Jagung”.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Yudiono 1988: 14 metode dapat diartikan sebagai cara kerja untuk memahami suatu objek yang menjadi sasaran penelitian. Metode dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya Nawawi, 1990: 73. Dalam penelitian ini puisi
“Seonggok Jagung” merupakan sumber faktanya. Dengan metode ini peneliti ingin mengalisis data
yang berupa unsur fisik dan unsur batin yang terkandung dalam puisi tersebut, yang diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data.
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Studi Teks