Pengimajinasianpencitraan Analisis Unsur Fisik Puisi “Seonggok Jagung” .1 Diksi pemilihan kata

Baris kedua berbunyi “sang pemuda melihat.... “ dengan membaca baris tersebut, pembaca seakan-akan ikut melihat apa yang dilihat oleh pemuda tersebut. Dalam hal ini, penyair ingin mengatakan perasaannya bahwa betapa tidak adilnya dunia pendidikan bangsa kita. Melalui apa yang dilihat pemuda itu, penyair menyampaikan bahwa dipagi hari, para wanita dengan gendongannya ke pasar dan gadis-gadis menumbuk jagung. Secara tidak langsung penyair ingin mengatakan, seharusnya di pagi hari para wanita berada di rumah mengurus suami dan anak mereka. Begitu pula dengan gadis-gadis yang menumbuk jagung seharusnya di pagi hari mereka pergi ke sekolah. Bait ketiga: Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda. Ia siap menggarap jagung Ia melihat kemungkinan otak dan tangan siap bekerja. Bait di atas menyebabkan pembaca seakan-akan melihat seonggok jagung dan seorang pemuda di kamar yang siap menggarap jagung. Bait kelima dan bait keenam: Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda tammat S.L.A. Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa. Hanya ada seonggok jagung di kamarnya. Ia memandang jagung itu dan melihat dirinya terlunta-lunta. Ia melihat dirinya ditendang dari discotique. Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalage. Ia melihat saingannya naik sepeda motor. Ia melihat nomor-nomor lotre. Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal. Seonggok jagung di kamar tidak menyangkut pada akal tidak akan menolong. Pada kedua bait di atas, penyair mengajak pembaca untuk melihat keadaan seorang pemuda di kamar. Pembaca seakan-akan melihat seorang pemuda yang sedang meratapi nasibnya yang tidak seberuntung temannya. Pemuda tersebut hanya bisa memandang dirinya yang miskin dan gagal melanjutkan sekolah, dan pemuda itu hanya memiliki seonggok jagung di kamar. Pada bait ke empat, bait tujuh, dan bait ke delapan puisi Seonggok Jagung tidak terdapat imajinasi penglihatan. Penyair menunjukkan imajinasi penglihatan pada bait kesatu sampai bait keenam. Berdasarkan uraian di atas, dalam penulisan puisinya, Rendra menggunakan kata yang bervariasi untuk menimbulkan efek visual atau imaginasi visual. Kata-kata yang dimaksud umumnya kata benda seperti jagung, kamar, sumur, dapur, seorang pemuda, petani, gadis-gadis, dan para wanita. Pada umumnya kata benda tersebut melakukan aktivitas yang dapat diamati atau menunjukkan sifat tertentu. b Imaginasi auditory pendengaran Imajinasi pendengaran merupakan citraan yang mengajak pembaca seolah-olah mendengar apa yang dikatakan penyair. Pelukisan imaginasi auditory pada puisi “Seonggok Jagung” hanya terdapat pada bait kedelapan, sedangkan pada bait pertama hingga bait ketujuh tidak terdapat imajinasi pendengaran. Berikut penjelasannya. Bait ke delapan: Aku bertanya: Apakah gunanya pendidikan bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing di tengah kenyataan persoalannya ? Apakah gunanya pendidikan bila hanya mendorong seseorang menjadi layang-layang di ibu kota kikuk pulang ke daerahnya ? Apakah gunanya seseorang belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran, atau apa saja, bila pada akhirnya, ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata: “Di sini aku merasa asing dan sepi ” Baris ke 1 bait di atas, berbunyi “Aku bertanya”. Pada baris ke 13 berbunyi “ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:”. Kedua baris tersebut membuat pembaca seolah-olah ikut mendengar pertanyaan penyair dan perkataan seseorang. Pertanyaan dan perkataan yang dimaksud sangat jelas disebutkan pada baris ke 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan baris ke 14. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam menampilkan citra pendengaran, penyair menggunakan tokoh yang dapat bersuara. Tokoh yang terdapat dalam puisi tersebut yaitu, tokoh aku dan seseorang pemudah yang ingin melanjutkan pendidikannya. c Imaginasi alfactory penciuman Imaginasi alfactory adalah citraan yang menyebabkan pembaca seolah-olah dapat mencium suatu bau. Pelukisan imajinasi alfactory pada puisi “Seonggok Jagung” hanya terdapat pada bait kedua, sedangkan pada bait 1, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 tidak terdapat imajinasi penciuman. Berikut penjelasanya. Bait kedua baris 16 dan 17: Di dalam udara murni tercium bau kuwe jagung Baris ke 17 bait di atas, “tercium kuwe jagung” membuat pembaca seakan-akan ikut mencium bau kue jagung. Hal tersebut diperkuat dengan baris ke 16 bahwa kue jagung aromanya tercium melalui udara murni. d Imaginasi kinaestetik gerak Imaginasi kinaestetik adalah citraan gerak yang membuat pembaca seakan-akan melakukan gerakan seperti yang dimaksudkan oleh penyair. Pelukisan imajinasi tersebut pada puisi “Seonggok Jagung” hanya terdapat pada bait kedua. Pada bait 1, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 tidak terdapat imajinasi gerak. Berikut penjelasanya. Bait kedua baris ke 11, 12, dan 13: gadis-gadis bercanda sambil menumbuk jagung menjadi maisena Baris puisi di atas, membuat pembaca seakan-akan ikut mengerakkan tangan menumbuk jagung sambil bercanda.

4.2.3 Kata konkret

Untuk membangkitkan imaji pembaca, kata-kata harus diperkonkretkan. Maksudnya ialah bahwa kata-kata itu dapat menyaran kepada arti yang menyeluruh. Seperti halnya pengimajinasian, kata yang diperkonkret juga erat hubungannya dengan penggunaan kiasan dan lambang Waluyo, 1987:81. Dalam puisi “Seonggok Jagung”, penyair sudah memberikan gambaran yang membuat pembaca bisa memahami maksud penyair. Pengkonkretan kata oleh penyair terdapat pada bait 2, 5, 6, 7, dan bait 8. Bait 1, 3, dan bait 4 tidak terdapat kota konkret karena kata-kata yang digunakan penyair sederhana dan bisa dimengerti oleh pembaca. Untuk memperkonkret gambaran masyarakat yang tidak bekerja dan tidak bersekolah oleh penyair, terdapat pada bait kedua .......................... sang pemuda melihat ladang ia melihat petani; ia melihat panen; dan suatu hari subuh, para wanita dengan gendongan pergi ke pasar ......................... Dan ia juga melihat suatu pagi hari di dekat sumur gadis-gadis bercanda sambil menumbuk jagung Ungkapan penyair pada bait tersebut cukup jelas menggambar bahwa masyarakat di desa itu khususnya wanita pergi ke pasar, seharusnya yang mencari nafkah adalah suami mereka. Selain itu juga para gadis-gadis menumbuk jagung, seharusnya para gadis tersebut pergi ke sekolah. Pengkonkretan tersebut diperkuat dengan kata-kata suatu hari subuh, suatu pagi hari. Untuk memperkonkret gambaran seorang pemuda yang gagal melanjutkan pendidikannya karena keterbatasan biaya, penyair menulis pada bait kelima

Dokumen yang terkait

GAYA KATA DALAM KUMPULAN PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA W.S. RENDRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA Gaya Kata dalam Kumpulan Puisi Doa Untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA (Kajian Stilisti

0 6 29

GAYA KATA DALAM KUMPULAN PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA W.S. RENDRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA Gaya Kata dalam Kumpulan Puisi Doa Untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA (Kajian Stilisti

0 6 13

PENDAHULUAN Citra Perempuan Dalam Kumpulan Puisi Blues Untuk Bonnie Karya W.S. Rendra: Tinjauan Feminisme Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di SMA.

1 9 7

UNSUR-UNSUR KRIMINALITAS NOVEL DI ATAS MAHLIGAI CINTA KARYA SRI ROKHATI : TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Unsur-Unsur Kriminalitas Novel Di Atas Mahligai Cinta Karya Sri Rokhati : Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di S

0 2 14

PENDAHULUAN Unsur-Unsur Kriminalitas Novel Di Atas Mahligai Cinta Karya Sri Rokhati : Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMA.

0 6 43

UNSUR-UNSUR KRIMINALITAS NOVEL DI ATAS MAHLIGAI CINTA KARYA SRI ROKHATI : TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Unsur-Unsur Kriminalitas Novel Di Atas Mahligai Cinta Karya Sri Rokhati : Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di S

0 1 19

Kritik sosial dalam kumpulan puisi potret pembangunan dalam puisi karya W.S Rendra dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA kelas X.

0 2 213

Analisis unsur fisik dan unsur batin puisi `Seonggok Jagung` karya W.S. Rendra dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA

23 153 116

Analisis unsur fisik dan batin pada puis

0 1 2

Unsur intrinsik cerpen ``Tukang Semir dan Anjingnya`` karya Suheri dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA - USD Repository

0 5 117