Pembentukan Sel Biofilm Pengendalian Sel Biofilm Patogen dengan Senyawa Antimikroba Bacillus

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU 3.4 Optimasi pH dan Penambahan NaCl dalam Pengendalian Sel Bakteri Patogen dengan Senyawa Antimikroba Bacillus cereus DA 5.2.3 3.4.1 Optimasi pH dan Penambahan NaCl Pengoptimasian pH produksi senyawa antimikroba dilakukan dengan preparasi media SWC cair. Disediakan erlenmeyer sebanyak 5 buah. Ke dalam erlenmeyer dimasukkan media SWC cair sebanyak 40 ml. Ke dalam media ditetesi HCl 0,1 N dan NaOH 0,1 N untuk mendapatkan pH 5, 6, 7, 8, dan 9 yang diukur dengan pHmeter. Dari masing-masing Erlenmeyer dipipet sebanyak 9 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi steril, kemudian dimasukkan NaCl sebanyak 0,1 g, 0,2 g, 0,3 g, kemudian ditsreilkan. Satu tabung tidak ditambahkan NaCl sebagai kontrol. Sebanyak 1 ml suspensi bakteri Bacillus cereus DA 5.2.3 dengan konsentrasi 10 8 CFUml diinokulasikan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang berisi media SWC steril. Kemudian digoyang pada waterbath shaker 120 rpm pada suhu 28 o C selama 21 jam. Kultur Bacillus cereus DA 5.2.3 dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm pada suhu 4 o C selama 15 menit. Selanjutnya dilakukan penyaringan senyawa antimikroba dengan kertas saring 0,22 µm sehingga diperoleh senyawa antimikroba Bacillus cereus DA 5.2.3. Kertas cakram ditetesi masing-masing dengan senyawa antimikroba sebanyak 30µ L, kemudian kertas cakram diletakkan pada media MHA pada masing-masing cawan petri yang telah diinokulasi kultur bakteri patogen E.coli, Salmonella sp., Staphylococcus aureus dengan kepadatan 10 8 CFUml. Pengamatan aktivitas senyawa antimikroba dilakukan setelah diinkubasi pada suhu 28 o C selama 24 jam dengan menghitung diameter zona hambat yang terbentuk.

3.5 Pembentukan Sel Biofilm

Lempeng Stainless Stell SS dipotong seluas 1 cm 2 , dicuci dengan deterjen Rinso pada bak sonikator kemudian dibilas dengan akuades lalu disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit, tekanan 1 atm, suhu 121 ºC. Lempeng ini digunakan untuk bahan pelekatan biofilm. Masing-masing isolat bakteri patogen ditumbuhkan pada 100 ml media SWC cair dengan konsentrasi sel 10 6 CFUml pada pH 7, dalam labu erlenmeyer 500 ml kemudian digoyang pada kecepatan 120 rpm water bath shaker pada suhu ruang ± 28 ºC selama 24 jam. Ke enam Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU lempeng SS dimasukkan ke masing-masing media pengkulturan tersebut. Pembentukan biofilm dilihat pada hari ke 1 dan 3 hari

3.6 Pengendalian Sel Biofilm Patogen dengan Senyawa Antimikroba Bacillus

cereus DA 5.2.3 3.6.1 Produksi Senyawa Antimikroba Bacillus cereus DA 5.2.3 Kultur Bacillus cereus DA 5.2.3 murni berumur 24 jam diinokulasikan ke dalam 100 ml media SWC cair dengan kondisi pH dan penambahan NaCl yang optimum dari perlakuan sebelumnya dan diinkubasi di atas water bath shaker dengan kecepatan 120 rpm. Pengambilan sampel dilakukan setelah 21 jam dengan mengambil 10 ml kultur kemudian dimasukkan ke tabung sentrifus. Suspensi bakteri tersebut disentrifus dengan kecepatan 10000 rpm dengan suhu 4 o C selama 15 menit. Supernatan bebas sel yang diduga mengandung senyawa antimikroba diambil untuk perlakuan selanjutnya. 3.6.2 Uji Aktivitas Senyawa Antimikroba Terhadap Biofilm Bakteri Patogen Supernatan bebas sel dari media produksi diambil, kemudian dilakukan uji terhadap biofilm bakteri patogen. Sebanyak 5 ml supernatan bebas sel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 ml steril. Sebanyak 2 buah lempeng SS bakteri uji dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dibiarkan selama 1 jam sambil digoyang diatas water bath shaker. Lempeng diangkat kemudian dibilas dengan akuades steril sebanyak 3 kali. Dimasukkan ke dalam 9 ml larutan garam fisiologis yang ditambah dengan 0,5 gram manik-manik kaca glass bead kemudian dihomogenkan dengan vortek selama 2 menit untuk melepas biofilm. Diambil 1 ml suspensi biofilm kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan garam fisiologis steril untuk pengenceran berseri. Sebanyak 1 ml kultur disebar pada media PCA kemudian dilakukan penghitungan. Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN