Elektrolisis H Elektrolisis H

42 secara voltametri siklik. Mennurut Evans et al 1993 dan Lund Hummerich 2001 dalam Riyanto 2013: 94, voltametri siklik merupakan teknik yang banyak digunakan untuk mendapatkan informasi tentang reaksi elektrokimia.

1. Elektrolisis H

2 O dengan Elektroda Stainless Steel Proses elektrolisis pertama yang diakukan yaitu elektrolisis air dengan elektroda stainless steel pada media pare. Voltamogram hasil elektrolisis air dengan elektroda stainless steel ditunjukkan oleh Gambar 9 pada lampiran, dari voltamogram tersebut diperoleh besar potensial dan arus di puncak katodik hasil pengujian yang dapat dilihat pada Tabel 6 di lampiran. Berdasarkan data hasil pada Tabel 6, maka efesiensi produksi gas hidrogen dan overpotensial pada elektrolisis air dalam media pare dengan elektroda stainless steel dapat ditentukan. Nilai efisiensi produksi gas hidrogen dapat ditentukan dengan persamaan 13 dan nilai overpotensial dapat ditentukan dengan persamaan 14. Setelah dilakukan perhitungan dengan persamaan tersebut, maka nilai efisiensi produksi gas hidrogen dan overpotensial dari hasil perhitungan dialurkan dalam grafik dibawah ini: 43 Gambar 9. Grafik Efisiensi Produksi dan Overpotensial Hasil Elektrolisis dengan Elektroda Stainless Steel Berdasarkan grafik pada Gambar 9, efisiensi produksi gas hidrogen pada proses elektrolisis air dalam media bubuk pare dengan elektroda stainless steel yang paling baik ditunjukkan pada sampel 1 yaitu elektrolisis tanpa penambahan media pare. Sampel 1 menunjukkan produksi gas hidrogen paling besar yaitu 100 dengan arus sebesar -0,2243 mA. Besarnya arus yang dihasilkan dari proses elektrolisis air sebanding dengan besarnya gas hidrogen yang dihasilkan. Sesuai dengan Hukum Faraday pertama yang menyatakan bahwa massa zat yang terbentuk pada masing-masing elektroda sebanding dengan kuat arusarus listrik yang mengalir pada suatu elektrolisis. Akan tetapi, proses elektrolisis air tanpa penambahan media pada sampel 1 tersebut membutuhkan energi yang cukup besar karena overpotensial yang dihasilkan yaitu 0,099 Volt. Overpotensial berbanding lurus dengan energi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, besarnya overpotensial dari hasil perhitungan menunjukkan besarnya energi yang dibutuhkan. Overpotensial diperoleh dari selisih potensial hasil percobaan dengan 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 0.2 0.4 0.6 0.8 1 O ve rp o ten si al V E fi si e n si Pro d u ksi Konsentrasi Media Pare EFISIENSI OVERPOTENSIAL 44 potensial teori E H 2 OH 2 = - 0,828 V. Semakin kecil nilai overpotensial yang dihasilkan pada proses produksi gas hidrogen, maka semakin kecil pula energi yang dibutuhkan dalam proses produksi gas hidrogen tersebut. Walaupun demikian, kondisi optimum elektrolisis air dengan elektroda stainless steel ditunjukkan oleh sampel 1 karena memiliki efisiensi produksi gas hidrogen yang paling besar dan overpotensial yang paling kecil. Penambahan media pare mengakibatkan proses elektrolisis air dengan elektroda stainless steel menjadi terhambat. Hal ini ditunjukkan oleh produksi gas hidrogen tanpa penambahan media pare yang lebih besar jika dibandingkan produksi gas hidrogen dengan penambahan media pare. Meneurut Riyanto 2013: 155 senyawa organik dapat terjerap di permukaan elektroda padat, dalam beberapa kasus proses penyerapan dapat menyebabkan kerusakan molekul. Proses elektrolisis air menjadi terhambat dikarenakan terjadinya covering di sekitar permukaan elektroda. Covering di permukaan elektroda mengakibatkan permukaan aktif elektroda semakin berkurang sehingga produksi gas hidrogen menjadi berkurang. Semakin sedikit produksi gas hidrogen pada proses elektrolisis dengan penambahan media pare menunjukkan semakin banyak media yang menempel pada permukaan elektroda. Produksi gas hidrogen paling sedikit yaitu 19,53 dengan arus sebesar -0,0438 mA yang ditunjukkan oleh sampel 9 dengan penambahan 0,8 media pare. Sampel 9 menunjukkan kondisi optimum terjadinya covering. 45

2. Elektrolisis H