diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan
dari RIM yang merupakan rekan utama BlackBerry.
163
B. Persamaan Kesempatan dan Perlakuan Terhadap Perusahaan Multinasional
Prinsip National Treatment mengatur tentang perlakuan yang sama antara penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri di suatu wilayah
teritori negara tertentu.
164
Prinsip National Treatment terdapat dalam Pasal III GATT. Perlakuan nasional yang saling menguntungkan Mutual National
Treatment menawarkan hak - hak penuh untuk masuk dan berdirinya investasi asing berdasarkan pada perlakuan nasional untuk semua individu dan badan
hukum yang terlibat dalam aktivitas bisnis lintas batas territorial dari negara- negara anggota suatu organisasi integrasi ekonomi kawasan tertentu.
165
Prinsip ini berlaku luas. Prinsip ini juga berlaku terhadap semua macam pajak dan pungutan-pungutan lainnya. Berlaku pula terhadap perundang -
undangan, pengaturan dan persyaratan - persyaratan hukum yang mempengaruhi Perlakuan
nasional ini membentuk satu rejim bersama untuk perizinan dan masuknya investor dari negara-negara anggota.
163
Ilham Wijaya, Perusahaan Multinasional
dalam http:sigitbim.blogspot.com diakses tanggal 11 Juli 2014
164
Nindyo Pramono, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2006, hlm 160.
165
Sentosa Sembiring, Op.Cit, Hlm 87.
Universitas Sumatera Utara
penjualan, pembelian, pengangkutan, distribusi atau penggunaan produk - produk di pasar dalam negeri
166
Prinsip National Treatment merupakan suatu kewajiban dalam General Agreement on Trade in Services GATS yang mana negara-negara secara
eksplisit harus menrapkan prinsip ini terhadap jasa-jasa atau kegiatan jasa-jasa tertentu. Oleh karena itulah prinsip National Treatment atau perlakuan nasional
ini pada umumnya merupakan hasil dari negosiasi atau perundingan diantara negara - negara anggota.
Jiwa dari prinsip National Treatment adalah adanya perlakuan sama oleh suatu negara baik terhadap kepentingannya sendiri maupun terhadap kepentingan
negara lain. Prinsip National Treatment ini menghindari diterapkannya peraturan - peraturan yang menerapkan peraturan-peraturan yang menerapkan perlakuan
diskriminatif yang ditujukan sebagai alat untuk memberikan proteksi terhadap produk-produk buatan dalam negeri
167
166
Huala Adolf, Hukum Perdagangan Internasional, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006, hlm 112
Persaingan yang adil antara produk impor dan produk dalam negeri maka terjadi perbaikan kinerja pada produksi dalam
negeri untuk lebih efisien sehingga dapat bersaing dengan produk impor, sedangkan bagi konsumen hal ini akan lebih menguntungkan karena
memungkinkan konsumen memperoleh barang yang lebih baik dan harga yang lebih wajar. Dalam perspektif lain disebutkan bahwa justru tindakan yang
demikian dapat menyebabkan kurangnya minat investor untuk mengambil keputusan bisnis yang lebih bebas Dirjen GATT memberikan illustrative list yang
berisi gambaran tentang tindakan persyaratan penanaman modal yang dilarang
167
Mahmul Siregar, Hukum Investasi Bahan Kuliah, Medan, 27 Januari 2009, hlm 37.
Universitas Sumatera Utara
terdapat dua ukuran untuk menyatakan suatu persyaratan penanaman modal melanggar ketentuan Article III.4 GATT 1994 yaitu persyaratan penggunaan
komponen buatan dalam negeri local content requirement dan persyaratan keseimbangan perdagangan trade balancing requirement
Perlakuan sama dalam konteks National Treatment pada Undang - Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal adalah jaminan adanya perlakuan
yang sama dari pemerintah baik terhadap penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri yang tertuang dalam Pasal 4 ayat 2 sebagai
berikut : 2 Dalam menetapkan kebijakan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 1,
Pemerintah : a.
Memberi perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional;
b. Menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha, dan keamanan berusaha
bagi penanam modal sejak proses pengurusan perizinan sampai dengan berakhirnya kegiatan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang - undangan; dan c.
Membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi
Perlakuan sama yang diinginkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal tersebut dibatasi oleh kepentingan nasional. Salah satu
bentuk kepentingan nasional tersebut dicantumkan langsung dalam Pasal 4 ayat 2 c. Dengan kata lain perlakuan sama antara asing dan domestik tidak berlaku
Universitas Sumatera Utara
dalam hal kepentingan nasional menghendaki adanya perlindungan terhadap usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi.
National Treatment dalam perlakuan antara asing dan domestik masih membenarkan adanya penerapan syarat - syarat investasi yang berbeda antara
penanaman modal asing dan domestik, sepanjang penerapan syarat yang berbeda tersebut sejalan dengan Specific of Commitment SoC yang menjadi komitmen
sebuah negara.
168
Penerapan prinsip perlakuan sama juga dibedakan berdasarkan fase kegiatan penanaman modal. Perlakuan sama pada prinsipnya diterapkan pada fase
post estabilishment stage atau pada kategori brown investment field. Maksudnya perlakuan sama diberikan setelah investor masih dapat dikenal syarat-syarat yang
pada dasarnya berbeda antara asing dan domestik, misalnya syarat pemilikan modal, syarat dan pembatasan bidang usaha, dan performance requirement
lainnya. Dengan kata lain, penerapan prinsip perlakuan sama National Treatment masih memberikan ruang pada pemerintah host country untuk
memberikan perlindungan kepada investor domestik terutama dengan menggunakan SoC.
1. Perlakuan sama berdasarkan prinsip nasional Most Favoured Nation
Prinsip Most Favoured Nation merupakan prinsip yang memberikan kesetaraan atau perlakuan sama antara penanaman modal asing yang lain yang
masuk ke suatu wilayah teritori suatu negara tertentu.
169
168
Ibid, hlm 98.
Prinsip Most Favoured Nation ini termuat dalam Pasal I GATT. Most Favoured Nation merupakan
169
Nindyo Pramono, Op.Cit, Hlm 160
Universitas Sumatera Utara
implementasi dari larangan perlakuan diskriminasi. Dalam konteks yang sangat umum di bidang perdagangan barang, Most Favoured Nation merefleksikan
ketentuan tentang pemberian konsensi kepada suatu negara mitra dagang harus berlaku pula bagi semua negara.
170
Di dalam perjanjian-perjanjian bilateral, multilateral prinsip ini selalu dituangkan untuk menarik masuknya penanaman modal asing ke wilayah negara
tertentu. Perlakuan Most Favoured Nation MFN untuk para investor dari negara- negara bukan anggota biasanya tidak tersedia. Perlakuan nasional kombinasi
menawarkan hak penuh untuk masuk dan berdirinya investasi asing sesudah dan sebelum masuk berdasarkan pada perlakuan nasional atau MFN yang lebih
baik
171
Para investor dari negara-negara anggota mendapat hak dan perlakuan yang sama untuk mengakses semua keperluan sebagaimana diperoleh oleh para
investor dalam negeri ataupun investor dari negara-negara berkembang. Perlakuan nasional kombinasi tidak tersedia buat para investor dari negara-negara bukan
anggota. Perlakuan nasional kombinasi menyarankan pilihan-pilihan kebijakan untuk mengikuti model perlakuan nasionalMFN sepenuhnya, membuka
kesempatan masuk, dan berdirinya investasi asing dari para investor dari negara- negara yang terikat perjanjian berdasarkan pada keadaan yang lebih baik dari dua
standar yang digunakan ini. Investor hanya dilarang untuk masuk ke industri - Hanya dihilangkan hak-hak untuk memasuki industri yang masuk dalam
daftar negatif negative lists untuk investasi asing. Tujuannya adalah untuk memperluas hak - hak masuk dan berdirinya investasi asing.
170
Mahmul Siregar, Op.cit, Hlm 63
171
Sentosa Sembiring, Op.cit, Hlm 87.
Universitas Sumatera Utara
industri yang termasuk dalam daftar negatif. Keberadaan daftar negatif untuk pengecualian beberapa industri memberi tekanan bahwa industri strategis tertentu
berada diluar jangkauan liberalisasi Pada intinya, semua negara harus diperlakukan atas dasar yang sama dan
semua negara menikmati keuntungan dari suatu kebijaksanaan perdagangan. Namun demikian, dalam pelaksanaannya prinsip ini mendapat pengecualian-
pengecualiannya, khususnya dalam menyangkut kepentingan negara sedang berkembang. Jadi berdasarkan prinsip ini, suatu negara anggota pada pokoknya
dapat menuntut untuk diperlakuan sama terhadap produk impor dan ekspornya di negara - negara anggota lain.
172
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal juga mengatur tentang penerapan perlakuan sama dalam pengertian the most favoured
nations, sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 6 ayat 1 yakni pemerintah memberikan perlakuan yang sama kepada semua penanam modal yang berasal
dari negara manapun yang melakukan kegiatan penanaman modal di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan. Artinya, pada
prinsipnya pemerintah Indonesia tidak akan memberikan perlakuan khusus atau perlakuan yang lebih baik terhadap satu investor dari negara tertentu
dibandingkan dengan investor dari negara lainnya Penerapan prinsip the most favoured nations ini dalam Undang-Undang
No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal mengandung pengecualian yakni pada Pasal 6 ayat 2 bahwa perlakuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak
172
Huala Adolf, Op.Cit, Hlm 109.
Universitas Sumatera Utara
berlaku bagi penanam modal dari suatu negara yang memperoleh hak istimewa berdasarkan perjanjian dengan Indonesia. Dalam penjelasan Pasal 6 ayat 2
disebutkan pengertian hak istimewa tersebut sebagai kesatuan kepabeanan, wilayah perdagangan bebas, pasar bersama common market, kesatuan moneter,
kelembagaan yang sejenis, dan perjanjian antara pemerintah Indonesia dan pemerintah asing yang bersifat bilateral, regional, atau multilateral yang berkaitan
dengan hak istimewa tertentu dalam penyelenggaraan penanaman modal Prinsip non diskriminasi selalu diidentikkan dengan ketentuan - ketentuan
mengenai National Treatment NT dan Most Favoured Nations MFN. Penerapan kedua prinsip ini adalah masalah yang sangat sensitif karena beberapa
hal yakni:
173
1. Masalah ini terpaut langsung dengan eksistensi kedaulatan sebuah negara
untuk mengatur investor dan investor asing yang berada di wilayah hukum mereka;
2. Masalah ini berkaitan langsung dengan kemampuan sebuah negara untuk
melindungi investor dan investasi domestik mereka; 3.
Terkait langsung dengan pencapaian target-target pembangunan yang ditetapkan oleh host country.
Prinsip perlakuan sama atau non discriminatory principle didasarkan atas alasan bahwa host country dengan menggunakan argumen - argumen tertentu
yang dapat dipertanggungjawabkan sering mendapat perlakuan yang berbeda atau diskriminasi kepada penanaman modal asing. Prinsip perlakuan sama merupakan
173
Mahmul Siregar, Op.cit, hlm 81.
Universitas Sumatera Utara
pintu masuk yang paling strategis untuk memberikan hak yang lebih besar pada MNC. Prinsip perlakuan sama yang luas akan mengakibatkan kehilangan
keleluasaan negara-negara berkembang dalam menerapkan syarat - syarat tertentu yang dibebankan kepada investor asing yang akan masuk.
Padahal persyaratan-persyaratan tersebut sangat diperlukan negara berkembang dalam upaya mereka memanfaatkan investasi asing secara optimal
bagi pembangunan nasional mereka. Misalnya untuk keperluan pembangunan teknologi melalui persyaratan alih teknologi, untuk meningkatkan kualitas SDM
melalui pembatasan tenaga asing untuk didampingi oleh tenaga lokal dengan ketentuan tenaga asing dan kewajiban tenaga asing untuk didampingi oleh tenaga
lokal dengan ketentuan tenaga asing harus mentransfer pengetahuan dan skillnya kepada tenaga lokal, persyaratan daerah berusaha untuk memastikan pemerataan
pembangunan dan percepatan pembangunan infrastruktur di daerah - daerah, persyaratan partisipasi modal dan pembatasan waktu dengan tujuan untuk
membagi kesejahteraan melalui keuntungan untuk membagi kesejahteraan melalui keuntungan kepada pengusaha nasional dan untuk memastikan bahwa pada suatu
saat pengusaha nasional menjadi mayoritas dalam usaha yang bersangkutan, demikian juga persyaratan divestasi. Jika persyaratan tersebut dihilangkan
perusahaan MNC akan menjadi lebih leluasa dan memperoleh hak - hak baru yang dilindungi dalam kerangka hukum internasional
174
Prinsip National Treatment dan prinsip most favoured national merupakan prinsip sentral dibandingkan dengan prinsip - prinsip lainnya dalam GATT.
174
Ibid., hlm 82
Universitas Sumatera Utara
Dalam sistem GATT, prinsip National Treatment dan prinsip most favoured national menjamin tidak adanya tindakan diskriminatif diterapkan oleh negara -
negara anggota. Kedua prinsip ini menjadi prinsip pada pengaturan bidang - bidang perdagangan yang lahir dalam perjanjian putaran Uruguay. Kedua prinsip
ini juga berlaku dalam General Agreement on Trade in Service GATS. Dalam GATS, negara - negara anggota WTO diwajibkan untuk memberlakukan
perlakuan yang sama terhadap jasa - jasa atau para pemberi jasa dari suatu negara dengan negara lainnya
175
C. Perlindungan Terhadap Perusahaan Multinasional Melalui Pemberlakuan Prinsip Perlakuan Sama