Jenis-jenis Penjualan TINJAUAN PUSTAKA
Apabila perusahaan melakukan penjualan dengan kredit, perusahaan memiliki piutang. Semakin besar proporsi dan
jumlah penjualan kredit, semakin besar pula piutang yang dimiliki oleh perusahaan. Selain adanya kebiasaan konsumen
atau pelanggan
dalam pelunasan
hutangnya yang
mempengaruhi besar kecilnya piutang perusahaan, ada pula karena faktor dari perekonomian dan pengaruh dari kebijakan
oleh perusahaan mengenai sistem perkreditan yang diberikan kepada pelanggan tersebut.
Faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan
dalam kebijaksanaan perkreditan tersebut menurut Husnan Suad
1995:36 adalah standar kredit atau kualitas langganan yang akan diperkenankan memperoleh kredit, lama waktu pemberian
kredit dan potongan tunai cash discount serta persyaratan yang lainnya. Ketiga faktor tersebut akan menentukan berapa
besar jumlah barang yang akan dimiliki oleh perusahaan, berapa lama juga piutang tersebut diharapkan akan secara total
terkumpul, dan berapa besar proporsi piutang yang tidak terbayar atau tidak sesuai dengan kebijakan yang diterapkan
oleh perusahaan. Penjualan kredit dapat menimbulkan resiko yang berupa
piutang tak tertagih. Oleh karena itu sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan
kredit oleh para langganan perlulah kita mengadakan evaluasi resiko kredit dari para langganan tersebut. Dalam menilai resiko
kredit tersebut dapat digunakan prinsip 5C menurut Bambang Riyanto 1997:78-79 adalah :
a. Character Karakter Pada konteks ini pengertian character dikaitkan
dengan kejujuran, tanggung jawab, integritas dan konsistensi pelanggan dalam memenuhi kewajibannya.
Faktor ini sangat penting, karena setiap transaksi kredit mengandung kesanggupan untuk membayar.
b. Capacity Kapasitas Kapasitas
merupakan pendapat
subyektif mengenai kemampuan dari langganan. Ini diukur dengan
record di waktu yang lalu, dilengkapi dengan observasi fisik pada pabrik atau toko dari langganan.
c. Capital Kapital Kapital dapat diukur dari posisi finansiil perusahaan
secara umum, dimana hal ini ditunjukkan oleh analisa rasio finansiil, yang khususnya ditekan pada “tangible net
worth” dari perusahaan.
d. Collateral Kolateral Kolateral dapat dicerminkan dari aktiva
langganan yang
diikatkandijadikan jaminan
bagi keamanan kredit yang diberikan kepada langganan
tersebut. Tentu saja jaminan ini dianggap bernilai relatif seimbang dengan nilai kredit.
e. Condition Kondisi Kondisi merupakan pengaruh langsung dari trend
ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan atau perkembangan khusus dalam suatu
bidang ekonomi tertentu seperti munculnya penanaman modal asing, perubahan daya beli pasar, dan
sebagainya. Hal itu mungkin mempunyai efek terhadap kemampuan langganan untuk memenuhi kewajiban.
3. Penjualan Konsinyasi Penjualan konsinyasi disebut juga dengan penjualan
titipan, pihak yang menyerahkan barang pemilik disebut consignor atau pengamanat. Sedangkan pihak yang menerima
titipan barang tersebut disebut consignee atau komisioner. Menurut Hadori Yunus dan Harnanto 2000: 141
, penjualan konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana salah
satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah
barang kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi tertentu.
Terdapat berbagai macam alasan yang memicu para pelaku usaha dalam menggunakan metode penjualan
konsinyasi. Penjualan konsinyasi ini digunakan dalam dunia usaha dikarenakan mempunyai berbagai macam keuntungan
yang akan diperoleh bagi pihak yang mengunakannya. Bagi pihak pengamanat consignor terdapat berbagai
macam keuntungan yang didapat contohnya: a. Konsinyasi
merupakan salah
satu strategi
dari perusahaan untuk dapat memperluas pasarnya.
b. Pengamanat dapat mengendalikan harga jual atas barang-barang yang beredar dipasaran.
c. Dapat mengurangi resiko dari kerugian yang lebih kecil apabila komisioner menderita pailit bangkrut.
Bagi pihak komisioner consignee perjanjian konsinyasi lebih menguntungkan dari pada membeli sendiri barang yang
akan dijualnya hal ini dikarenakan karena: a. Sebagai komisioner perjanjian ini dapat mengurangi
modal kerja yang dikeluarkan. b. Resiko akibat dari fluktuasi harga dapat dihindarkan.
c. Barang yang rusak atau kuno dapat dikembalikan kepada pengamanat
4. Penjualan Leasing Leasing merupakan pembayaran atas pembelian secara
kredit namun pembayaran tidak dilakukan kepada perusahaan melainkan kepada lembaga leasing yang ditunjuk oleh
perusahaan. Menurut Suad Husnan 1995:96, penjualan leasing adalah suatu cara dimana perusahaan bisa
menggunakan suatu aktiva tanpa harus membelinya atau merupakan suatu bentuk persewaaan dengan jangka waktu
tertentu. Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan
dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli
barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah
disepakati bersama Soekardi, 1990:16. Secara umum beberapa segi keuntungan leasing
menurut Soekardi 1990 : 24-26 adalah: a. Penghematan modal
Adanya pembiayaan melalui leasing, maka lessee bisa mendapatkan dana untuk membeli peralatan atau
mesin untuk proses produksi. Dengan demikian lessee
bisa memanfaatkan modal yang sudah ada untuk keperluan lain.
b. Sangat fleksibel Leasing bisa lebih fleksibel dibanding dengan kredit
dari bank. Fleksibilitas ini meliputi : struktur kontrak, besarnya pembayaran rental, jangka waktu pembayaran,
serta nilai sisanya.
c. Sebagai sumber dana Leasing merupakan salah satu sumber dana bagi
perusahaan-perusahaan industri maupun perusahaan komersil. Mekanisme untuk memperoleh dana yaitu
dengan melalui sale and lease back atas asset yang sudah dimiliki lessee.
d. Dokumentasinya sangat sederhana Leasing biasanya menggunakan dokumentasi yang
sudah standart. Adalah simple bagi lessee untuk melakukan transaksi leasing yang berikutnya dengan
mengikuti dokumentasi yang sudah ada dibanding dengan merundingkan pinjaman baru dari bank.
e. On atau off balance sheet Sesuai dengan kebutuhannya, leasing dapat
dibukukan dengan menggunkan on atau off balance sheet. Namun di Indonesia untuk keperluan
perhitungan pajak digunakan off balance sheet.
f. Menguntungkan cash flow Fleksibilitas dalam penentuan besarnya rental
sangat menguntungkan cash flow. Untuk suatu investasi di mana pendapatan penjualan diperoleh secara
musiman atau juga di mana keuntungan baru bisa diperoleh pada masa-masa akhir investasi maka
besarnya rental
juga bisa
disesuaikan dengan
kemampuan cash flow yang ada. Ini bisa mencegah timbulnya gejolak-gejolak kekosongan dana di dalam kas
perusahaan.
g. Menahan pengaruh inflasi Dalam keadaan inflasi, lessee mengeluarkan biaya
rental yang sama, dengan demikian nilai riil dari rental tersebut telah berkurang. Bisa dikatakan juga bahwa
lesse membayar hari ini dengan perhitungan nilai mata uang terakhir.
h. Sarana kredit jangka panjang dan jangka menengah Terutama di Indonesia, saat ini dirasakan sangat
sulit untuk mendapatkan dana pinjaman rupiah untuk jangka menengah dan jangka panjang. Untuk mengatasi
hal tersebut, leasing merupakan salah satu alternatif yang bisa memenuhi kebutuhan ini.
i. Berbagai biaya dapat dikelompokkan dalam satu paket Misalnya, biaya pengiriman, biaya pemasangan,
dan biaya premi asuransi. Semua biaya tersebut dapat digabung menjadi satu dengan harga barang untuk
kemudian diamortasi sepanjang leasing.